Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keperawatan jiwa adalah proses interpersonal yang berupaya untuk

meningkatkan dan mempertahankan perilaku yang mengkonstribusi pada

fungsi yang terintegrasi. Pasien atau sistem klien dapat berupa individu,

keluarga, kelompok, organisasi atau komunitas. ANA (American Nurses

Association) mendifinisikan keperawatan kesehatan jiwa sebagai suatu bidang

spesialisasi praktik keperawatan yang menerapkan teori perilaku manusia

sebagai ilmunya dan menggunakan diri yang bermanfaat sebagai kiatnya

(Stuart, 2002 ).

Kesehatan jiwa tidak hanya terkait dengan gangguan jiwa. Ada

beberapa aspek yang mempengaruhi kesehatan jiwa, misalnya saja kualitas

SDM dalam menguasai emosional. Lalu aspek sosial yakni kejadian di

lingkungan yang berdampak pada gangguan jiwa seperti tindakan kekerasan

dan, merasa tidak nyaman. Selain itu juga aspek gangguan jiwa itu sendiri.

Berdasarkan survey kesehatan mental rumah tangga (SKMRT) tahun 1995,

setiap 1.000 anggota rumah tangga terdapat 185 orang mengalami gangguan

jiwa ( 2 http: // www. masarie.wordpress.com/2007/12/04/kesehatan

jiwa/tanggal 14 juni 2008).

Dampak dari stikma, perlakukan salah, dskriminasi dan pelayanan

yang minimal membuat penyakit jiwa menjadi berkembang, kronis dan sulit

1
sembuh. Penderita jadi tidak produktif sama sekali. Laporan WHO

menunjukkan tentang DALY (Disability Ajusted Live Year), instrumen untuk

mengukur beban kesehatan menunjukkan bahwa gangguan depresi berat

menepati urutan ke 3 dan proyeksikan pada tahun 2020 nanti dipercaya

menjadi nomor 1. (Keliat dkk, 2006).

Dampak perkembangan jaman dan pembangunan dewasa ini juga

menjadi faktor peningkatan permasalahan kesehatan yang ada, menjadikan

banyaknya masalah kesehatan fisik juga masalah kesehatan mental spiritual.

Dan pada akhir-akhir ini penderita gangguan jiwa makin meningkat,

kebanyakan penderita gangguan jiwa terjadi karena perilaku kekerasan baik

dalam rumah tangga ataupun yang lainnya.

Proses keperawatan pada klien dengan masalah kesehatan jiwa

merupakan tantangan yang unik karena masalah kesehatan jiwa mungkin tidak

dapat dilihat langsung, seperti pada masalah kesehatan fisik yang

memperlihatkan bermacam gejala dan disebabkan berbagai hal. Kejadian masa

lalu yang sama dengan kejadian saat ini, tetapi mungkin muncul gejala yang

berbeda. Banyak klien dengan masalah kesehatan jiwa tidak dapat

menceritakan masalahnya bahkan mungkin menceritakan hal yang berbeda

dan kontradiksi. Kemampuan mereka untuk berperan dalam menyelesaikan

masalah juga bervariasi (Keliat, 2002).

Hasil pengamatan dan pencarian data oleh penulis dalam satu bulan di

bulan Desember tahun 2010, jumlah pasien yang dirawat diruang Gatotkaca

(VI) RSJ dr. Amino Gondohutomo Semarang mencapai 49 orang laki-laki

2
dengan lama perawatan rata-rata 28 hari. Dari jumlah tersebut didapatkan data

41 % yang mengalami PK, 37 % mengalami halusinasi, 12 % mengalami

harga diri rendah, 4 % mengalami menarik diri dan 6 % yang mengalami

waham

Salah satu dari masalah kesehatan mental tersebut diatas yaitu

terjadinya gangguan jiwa, perilaku kekerasan. Perilaku kekerasan adalah

kondisi maladaptif seseorang dalam merespon terhadap marah. Kegagalan

yang menimbulkan frustasi dapat menimbulkan respon pasif dan melarikan

diri atau respon melawan dan menentang. Respon melawan dan menentang

merupakan respon maladaptif yaitu agresif kekerasan.

Alasan penulis memilih perilaku kekerasan karena selain kasus ini

banyak ditemukan di RSJD. Dr. Amino Gondohutomo Semarang, kasus ini

juga merupakan masalah keperawatan jiwa yang menguji keberanian kita

untuk dapat melakukan tindakan keperawatan kepada klien dengan gangguan

jiwa, perilaku kekerasan.

B. Tujuan

1. Tujuan umum

Untuk dapat memberikan asuhan keperawatan jiwa dengan resiko perilaku

kekerasan.

2. Tujuan khusus

a. Mendeskripsikan pengkajian pada klien dengan perilaku kekerasan.

b. Mendeskripsikan masalah keperawatan pada klien dengan perilaku

kekerasan.

3
c. Mendeskripsikan diagnosa keperawatan pada klien dengan perilaku

kekerasan.

d. Mendeskripsikan rencana keperawatan pada klien dengan perilaku

kekerasan.

e. Mendeskripsikan implementasi keperawatan pada klien dengan

perilaku kekerasan.

f. Mampu mengevaluasi asuhan keperawatan pada klien dengan perilaku

kekerasan.

C. Metode Penulisan

Penulisan makalah yaitu dengan menggambarkan masalah yang terjadi

dan didapat pada saat melaksanakan asuhan keperawatan. Adapun tehnik

pengumpulan data yang digunakan adalah :

1. Wawancara

Yaitu melakukan tanya jawab langsung ke klien, perawat dan dokter serta

tim kesehatan lainnya.

2. Observasi partisipasi aktif

Yaitu mengadakan pengawasan langsung terhadap klien serta melakukan

asuhan keperawatan sesuai dengan permasalahan yang dihadapi.

3. Studi kepustakaan

Mempelajari literatur yang berhubungan dengan perilaku kekerasan.

4. Studi dokumentasi

Pengumpulan data dengan mempelajari catatan medik dan hasil

pemeriksaan yang ada.

4
D. Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan makalah adalah sebagai berikut :

BAB I Pendahuluan meliputi latar belakang masalah, tujuan penulisan,

metode penulisan dan sistematika penulisan makalah

BAB II Tinjauan teori meliputi pengertian, penyebab, tanda dan gejala,

mekanisme koping, faktor predisposisi, faktor presitipasi, rentang

respon, pohon masalah, diagnosa keperawatan.

BAB III Tinjauan kasus meliputi pengkajian, analisa data, pohon masalah,

diagnosa keperawatan, rencana keperawatan, implementasi dan

evaluasi keperawatan.

BAB IV Pembahasan

BAB V Penutup meliputi kesimpulan dan saran.

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai