Anda di halaman 1dari 15

 

BAB IV

DATA DAN ANALISA

4.1 Hasil Perancangan

Berikut ini adalah hasil perancangan universal gas sensor menggunakan

analog gas detector gas MQ-2 dan arduino uno r3 ditampilkan pada LCD 16x2.

Gambar 4.1 menampilkan adalah hasil perancangan dari alat yang telah dibuat.

Gambar 4.1 Alat detector gas

65 
 
 

Dan pada gambar 4.2 menampilkan kompone-komponen yang terpasang pada


alat detector gas.

Gambar 4.2 Komponen dan rangkaian alat detector gas

Kemudian pada gambar 4.3 adalah penampakan alat detector gas jika dilihat dari
sisi sebelah atas.

Gambar 4.3 Pandangan sisi atas alat gas detector

66 
 
 

Dan pada gambar 4.4 dapat dilihat penampakan dari sisi bagian bawah alat
detector gas.

Gambar 4.4 Pandangan sisi bawah alat detector gas

Serta gambar 4.5 adalah tampilan alat dari sisi kanan alat detector gas.

Gambar 4.5 Pandangan sisi kanan alat detector gas

4.2 Hasil Pengujian

Pengujian yang dilakukan pada tugas akhir ini meliputi :

A. Pengujian pengukuran catu daya

B. Pengujian dan pengukuran power supply

C. Pengujian dan pengukuran sensor gas MQ-2

D. Pengujian rangkaian bar LED dan buzzer

67 
 
 

4.3 Pengujian catu daya

Pada sistem detector gas membutuhkan daya listrik untuk dapat beroperasi

dimana sebagian besar komponen didalamnya seperti sensor , LCD beroperasi

pada tengangan 5V secara konstant hal ini bertujuan agar komponen dapat bekerja

secara maksimal sehingga dapat memberikan hitungan digital yang akurat untuk

sinyal input analog.

Oleh karena itu pada sistem detector gas ini dilengkapi dengan capacity

regulator dengan mengacu pada gambar 3.7 untuk menstabilkan tegangan sesuai

dengan harapan sebesar 5V. Pengujian rangkaian catu daya dapat dilihat pada

gambar dibawah ini.

  Gambar 4.6 Rangkaian catu daya LM 7805

Catu daya berfungsi meregulasi tegangan output dari power supply ke

berbagai blok sistem rangkaian sesuai dengan kebutuhan. Pengukuran dilakukan

dengan mengukur output pada IC regulator dengan menggunakan alat ukur

multimeter digital yang dihubungkan dengan kaki input untuk mengukur input

68 
 
 

tegangan dan kaki output untuk mengukur tegangan output dari IC LM 7805 .

Adapun data hasil pengujian catu daya adalah sebagai berikut :

Tabel 4.1 Pengukuran rangkaian catu daya

IC Tegangan Pengukuran Tegangan Perhitungan


Regulator Input Output
Σ Simpangan

1 2 3 Rata-Rata

LM 7805 12 V 4.85 V 5.00 4.92 4.92 V 0.016

Dari hasil pengukuran dengan multimeter digital di dapat nilai tegangan pada

output IC LM 7805 sebesar 4.92 V. Dan gambar 4.7 adalah foto pengujian

menggunakan multimeter digital.

Gambar 4.7 Pengukuran IC LM 7805 menggunakan multimeter digital

Tegangan keluaran tanpa beban yang diukur pada keluaran IC LM 7805,

dimana ideal tegangan keluaran dari IC LM 7805 adalah tepat 5 volt, tetapi karena

ada unsur ketidak sempurnaan produk, maka toleransi penyimpangan sebesar.

5.00 4.92
100% 0.016%
5.00

69 
 
 

Sehingga dapat dikatakan bahwa IC LM 7805 masih memberikan hasil

yang stabil. Dimana pengukuran tersebut dilakukan dalam tiga waktu yang

berbeda. Pengukuran I dilakukan pukul 10.00, pengukuran II pada pukul 14.00

dan pengukuran III pada pukul 17.00. Dari hasil pengukuran tidak terdapat

perbedaan yang terlalu jauh, maka tegangan yang dibutuhkan terpenuhi , sehingga

sistem dapat digunakan sesuai dengan kebutuhan.

4.4 Pengujian Power Supply

Power supply yang digunakan untuk sumber tegangan pada alat ini

menggunakan adaptor merk D-link dengan sistem socket dimana alat ini bekerja

pada tegangan 220-240V , 50 Hz dengan output yang dihasilkan sebesar 12 V.

Dan power supply yang digunakan pada alat ini ditunjukkan pada gambar 4.8

dibawah ini.

Gambar 4.8 Power supply 12 V

Dalam pengujian rangkaian catu daya dc alat ukur yang digunakan untuk

mengukur besaran tegangan digunakan Multimeter digital, ini dilakukan untuk

70 
 
 

mengetahui apakah rangkaian catu daya dapat menghasilkan tegangan sesuai yang

diharapkan, yaitu sebesar 12V. Pengujian power supply dapat dilihat pada tabel

4.8 dibawah ini.

Tabel 4.2 Pengukuran power supply 12V

Pengukuran ke- Vout


(Volt)

1 12.59

2 12.59

3 12.59

4 12.59

5 12.59

Σ Rata-rata 12.59

Dan gambar 4.9 menunjukkan foto pengujian menggunakan multimeter digital

Gambar 4.9 Pengukuran power supply menggunakan multimeter digital

71 
 
 

4.5 Pengujian Sensor MQ-2

Langkah awal untuk mendapatkan data hasil pengujian adalah

memposisikan potensiometer ke 5 KΩ karena pada rancangan alat ini

menggunakan potensiometer 10 KΩ. Sebelum melakukan pengujian untuk

mendapatkan nilai ppm yang ditampilkan pada LCD 16x2, maka harus dilakukan

terlebih dahulu pengujian awal dengan menggunakan data sheet sensor MQ2

sebagai acuan dasar untuk mendapatkan rumus persamaan nilai ppm yang akan

dimasukkan dalam program arduino. Berdasarkan data sheet yang ada maka

didapatkan hasil pengujian yang ditampilkan pada tabel berikut :

Tabel 4.3 Pengujian nilai ADC berdasarkan data sheet sensor gas MQ-2

RL ADC Vout Rs Rs/Ro PPM Keterangan

5 KΩ 400 2V 7500 KΩ 750 0-200 Clean Air

5 KΩ 855 4.1 V 1097 KΩ 1.4 500 LPG

5 KΩ 910 4.4 V 681 KΩ 0.9 805 LPG

5 KΩ 943 4.6 V 435 KΩ 0.58 2000 LPG

Berdasarkan Table 4.3 diatas maka dapat dibuat grafiknya sebagai berikut :

Gambar 4.10 Grafik sensitivitas sensor (Rs/Ro) terhadap konsentrasi gas (ppm)

72 
 
 

Dari grafik 4.10 dapat dilihat bahwa nilai hambatan akan turun seiring naiknya

konsentrasi gas yang diberikan dan secara otomatis tegangan output akan naik.

Sesuai pada data sheet yang tesedia maka untuk nilai RL yang akan

digunakan adalah 5 KΩ, nilai resistansi yang menghasilkan 1000 ppm untuk udara

bersih (clean air) pada saat pengkalibrasian sensor. Pada rangkaian sensor

(Gambar 2.6) untuk nilai Rs pada hasil pengujian tersebut menggunakan

persamaan (4.1) :

………………………………………………… (4.1)

Sedangkan untuk nilai Ro didapatkan dari persamaan (4.2) :

Mengacu pada grafik (Grafik 2.1) di udara bersih (clean air) bahwa Ro adalah

nilai resistansi 1000 ppm pada udara bersih maka :

…………………………. (4.2)

4.5.1 ADC (Analog Digital Converter)

Teknik untuk menginterfacekan ADC dengan mikrocontroler adalah ADC

diopersikan dengan mode free running sehingga data digital hasil conversi ADC

(output yang di gunakan untuk persamaan ppm). Setelah di ketahui data output

ADC maka dapat dihitung besarnya tegangan input ADC dengan rumus yang

diberikan oleh persamaan (4.3) berikut ini :

………………………………………….. (4.3)

Sedangkan nilai ADC yang didapatkan dari hasil pengujian diatas

menggunakan range maximum nilai ADC 10 bit arduino dimana nilai ini setara

dengan range PPM sensor MQ-2 : 200-5000 ppm untuk gas LPG. Sehingga untuk

persamaan perbandingan bilamana nilai ADC terbaca maka untuk menentukan

73 
 
 

nilai ppm dapat menggunakan persamaan berikut ini dengan menggunakan hasil

pengujian diatas :

1 1
… … … … … … … … … … … … … …. 4.4
2 1 2 1

Dengan menggunakan persamaan diatas maka nilai yang akan ditampilkan

pada LCD 16x2 adalah nilai ADC yang telah dikonversikan ke nilai PPM. Setelah

rumus persamaan konversi ADC ke PPM di dapat maka dilakukanlah pengujian

kedua yang mana hasil pengukuran dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.4 Pengujian jarak deteksi terhadap konsentrasi gas

No Jarak deteksi (cm) Konsentrasi gas (ppm)

1 1 2363

2 3 1933

3 4 1635

4 6 1279

5 7 1009

6 8 910

7 9 855

8 10 645

9 12 450

10 15 280

74 
 
 

Berdasarkan table 4.4 diatas maka dapat dibuat grafiknya sebagai berikut :

Grafik hubungan jarak deteksi (cm) 
dengan konsentrasi gas (ppm)
2500

2000

1500
Grafik hubungan jarak 
deteksi (cm) dengan 
1000
konsentrasi gas (ppm)
500

0
0 5 10 15 20

Gambar 4.11 Grafik hubungan jarak deteksi (cm) terhadap konsentrasi gas (ppm)

Dan pada table 4.5 menunjukkan karakteristik tegangan terhadap konsentrasi gas.

Tabel 4.5 Karakteristik tegangan terhadap konsentrasi gas

No Konsentrasi gas Tegangan output sensor (vout)

ppm Pengujian 1 (V) Pengujian 2 (V)

1 1009 4.9 5.0

2 910 4.4 4.4

3 855 4.1 4.1

4 645 3.1 3.1

5 450 2.1 2.1

6 280 1.3 1.3

75 
 
 

Dari table 4.5 dapat dibuat grafik karakteristik sensor terhadap tegangan

Hubungan tegangan terhadap 
konsentrasi gas
6

Hubungan tegangan 
3
terhadap 
konsentrasi gas
2

0
0 500 1000 1500

Gambar 4.12 Grafik hubungan tegangan (V) terhadap konsentrasi gas (ppm)

Melalui grafik pada gambar 4.12 di atas, dapat dilihat bahwa grafik yang

terbentuk berbanding terbalik antara jarak sensor terhadap gas LPG yang

terdeteksi. Semakin dekat sistem sensor terhadap rangsangan, maka semakin

tinggi konsentrasi yang terdeteksi. Sebaliknya, semakin jauh sistem terhadap

rangsangan, maka semakin kecil pula konsentrasi yang terdeteksi oleh sistem

sensor. Hal ini menunjukkan bahwa sistem sensor ini lebih sensitif apabila

didekatkan dengan sumber rangsangan. Proses pengujian ini menggunakan gas

LPG tabung kecil untuk isi ulang kompor gas portable dengan cara

menyemprotkan gas tersebut pada sensor gas. dan dari table 4.5 menunjukkan

semakin tinggi nilai konsentrasi gas maka nilai tegangan output sensor akan

semakin tinggi pula.

76 
 
 

4.6 Bar LED & Buzzer

Pada alat detector gas ini dilengkapi dengan bar LED 10 pin. Yang

digunakan sebagai level indikator kandungan gas yang terdeteksi oleh sensor ,

dalam sistem kerjanya bar LED ini bekerja berdasarkan skala kandungan gas yang

terdeteksi berkisar pada batas atas 600 ppm sampai dengan batas bawah 200 ppm

sehingga pada saat ppm gas melebihi angka 600 maka bar LED akan tetap

menyala keseluruhan hingga kandungan ppm gas berkurang mencapai angka 600

yang diikuti level bar LED yang ikut turun pada sebagaimana hal ini telah diatur

pada program mikrokontroller , khusus pada batas 200 ppm akan dianggap 0 atau

udara bersih sesuai pada data sheet sensor bahwa deteksi untuk konsentrasi gas

antara 200-5000 ppm. Dan berikut adalah coding skala bar LED pada alat detektor

gas.

Sedangkan untuk buzzer digunakan sebagai indikator alarm apabila

terdeteksi gas, yang mana dalam perancangannya digabungkan dengan barLED

tertinggi level 10 sebagai penanda. alarm akan terus berbunyi hingga kadar ppm

gas kembali ke nilai 0 diikuti bar LED warna merah yang ikut padam. Untuk

pengujian bar LED dan buzzer ditunjukkan pada table 4.6 dibawah ini :

77 
 
 

Tabel 4.6 Pengujian bar LED dan buzzer

No Konsentrasi gas No Kondisi

(ppm) LED Bar LED Buzzer

1 < 600 1-10 Nyala  Bunyi

2 600 1- Nyala  Bunyi 


9,10
3 550 1- Nyala  Bunyi 
8,10
4 500 1- Nyala  Bunyi 
7,10
5 450 1- Nyala  Bunyi 
6,10
6 400 1- Nyala  Bunyi 
5,10
7 350 1- Nyala  Bunyi 
4,10
8 300 1- Nyala  Bunyi 
3,10
9 < 250 1- Nyala Bunyi 
2,10

10 0 >200 1-10 Mati Mati 

Dari hasil pengujian tersebut dapat dilihat bar LED dan buzzer akan

langsung menyala pada saat terdeteksi gas, tetapi pada kondisi konsentrasi gas

mulai menurun nyala bar LED akan ikut berdasarkan skala konsetrasi gas yang

telah diatur pada program. Tetapi untuk buzzer akan terus berbunyi sampai

konsentrasi gas kembali ke kondisi awal.

78 
 
 

Dan dapat dilihat pada gambar 4.13 dibawah ini untuk rangkaian bar LED

dan buzzer.

Gambar 4.13 Bar LED dan buzzer

79 
 

Anda mungkin juga menyukai