Anda di halaman 1dari 32

BAB II TINJAUAN UMUM

II.1 Profil Sumur XN


Sumur XN masuk dalam kawasan darat Struktur Metro yang terletak di
Desa Blimbing Kecamatan Kesamben Kabupaten Jombang Jawa Timur. Prospek
area ini berada diantara Kabupaten Jombang dan Mojokerto, sekitar 30 km arah
barat Lapangan Wunut. Secara geografis lapangan ini terletak pada koordinat Lat
7° 28’ 2,21”S Long 112° 23’ 11,74”E. Lokasi lapangan XN dapat dilihat pada
gambar II.1.

Sumur XN

Gambar II. 1 Lokasi lapangan XN

II.2 Teori Dasar


Pada operasi pemboran umumnya peralatan yang digunakan dibagi-bagi ke
dalam beberapa sistem. Pada sistem peralatan bor putar ini memiliki beberapa
fungsi utama yang mendukung dalam kegiatan operasi pemboran, secara garis
besar dapat dibagi menjadi lima sistem peralatan utama (Rubiandini, 2012), yaitu:
a. Sistem Pengangkat (Hoisting System)
b. Sistem Pemutar (Rotating System)
c. Sistem Sirkulasi (Circulating System)
d. Sistem Daya (Power System)
e. Sistem pencegah semburan liar (Blowout Preventer System)

Analisis kapasitas rig pada pemboran eksplorasi sumur XN lapangan YZ


Rizki Yoga Marsyamni
Rig berfungsi sebagai penyangga peralatan- peralatan pemboran. Rig juga
harus mampu menyangga berat dari keseluruhan drill string maupun casing string
yang ada selama operasi pemboran berlangasung. Perlengkapan dari Rig seperti
substructure, prime mover, drawwork, wireline system, mud pump serta
perlengkapan lain yang mencakup kebutuhan kegiatan pemboran.
Dalam pemilihan jenis Rig yang akan digunakan mengacu pada ke lima
sistem diatas yang dibutuhkan dalam pemboran suatu lapangan.

II.2.1.Jenis Rig
Rig merupakan gabungan dari Derrick dan Substructure. Dalam dunia
pemboran ada bebarapa jenis Rig yang digunakan baik di darat (Onshore) maupun
di laut (Offfhore). Menurut jenisnya dibagi menjadi 2 bagian besar yaitu Cable
Tool Rig dan Rotary Rig (Yang umum digunakan). Sedangkan berdasarkan
kedudukannya dapat dibedakan menjadi Standard Rig (Fixed) dan Portable Rig
(Moveable). Dari kategori-kategori diatas dapat dijelaskan pada gambar berikut:

Gambar II. 2 Klasifikasi rig (Adams & Charrier, 1985)

Analisis kapasitas rig pada pemboran eksplorasi sumur XN lapangan YZ


Rizki Yoga Marsyamni
II.2.1.1. Cable Tool Rig
Rig ini merupakan jenis rig yang pertama kali digunakan dalam sejarah
pengeboran minyak bumi. Cable tool rig pernah digunakan untuk mengebor
sekitar 20 % dari sumur di Amerika Tengah sampai dengan tahun 1961.
Kelemahan Rig jenis ini hanya dapat digunakan untuk pemboran sampai
kedalaman 5.000 ft. Sekarang cable tool rig sudah jarang digunakan. Contoh
gambar pemboran menggunakan cable tool rig dapa dilihat pada gambar berikut.

Gambar II. 3 Cable tool rig (Adams & Charrier, 1985)

II.2.1.2. Land Rig


Yang termasuk land rig antara lain standard rig, truck yang dilengkapi
dengan derrick, atau komponen rig.

a. Standard derrick
Tipe rotary rig yang dahulu sering digunakan adalah standard derrick.
Standard derrick dipasang pada kedudukan rig (cellar) sebelum pengeboran, dan
kemudian dapat dibongkar dan dipindahkan ke lokasi pemboran berikutnya. Rig

Analisis kapasitas rig pada pemboran eksplorasi sumur XN lapangan YZ


Rizki Yoga Marsyamni
jenis ini juga dapat digunakan dalam kegiatan work over. Berbeda dengan cable
tool rig, standard derrick dapat didesain kekuatan dan ketinggiannya sesuai
dengan yang diperlukan operasi pemboran. Ketinggian derrick diperlukan dalam
pemasangan joint-joint casing ataupun pipa-pipa panjang yang terdiri atas 2, 3,
atau 4 joint drill pipe. Contoh pemboran dengan standard derrick dapat dilihat
pada gambar dibawah ini.

Gambar II. 4 Standard derrick (Adams & Charrier, 1985)

b. Portable Rig
Rig ini umumnya dibawa dengan mengunakan satu unit truk khusus.
Penggunaan Rig ini biasanya untuk pengeboran dangkal atau kegiatan workover.
Rig jenis ini dapat digunakan untuk pemboran hingga kedalaman 10.000 ft dan
dapat dioperasikan hingga 24 jam. Karena skala penggunan yang lebih kecil
dibanding land rig biaya sewa rig ini cukup murah dibanding conventional rig
(Rubiandini, 2012). Rig ini memiliki kemudahan dalam Rig up dan Rig down
karena hanya membutuhkan waktu singkat dan juga sangat mudah untuk
memindahkan dari satu sumur ke sumur lain seperti terlihat pada gambar berikut:

Analisis kapasitas rig pada pemboran eksplorasi sumur XN lapangan YZ


Rizki Yoga Marsyamni
Gambar II. 5 Portable rig (Adams & Charrier, 1985)

II.2.1.3. Conventional Rig


Rig ini memiliki komponen-komponen yang besar sehingga tidak dapat
dibawa dalam satu truk. Rig jenis ini waktu untuk memindahkannya dari satu
tempat ke tempat yang lain. Conventional rig memiliki variasi kedalaman 6.000
sampai 35.000 ft serta dapat dioperasikan selama 24 jam. Contoh conventional rig
dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Gambar II. 6 Conventional rig (Aboekasan, 2013)

Analisis kapasitas rig pada pemboran eksplorasi sumur XN lapangan YZ


Rizki Yoga Marsyamni
II.2.1.4. Marine Rig
Marine Rig merupakan Rig yang digunakan di laut/ offshore. Rig ini dibagi
dalam beberapa kategori yaitu:
a. Barge Rig
Rig ini biasa digunakan pada kedalaman perairan yang dangkal antara 8- 20
ft seperti sungai dan laut dangkal. Barge ditarik ke lokasi dan dipancangkan ke
dasar air dan setelah pengeboran selesai dapat dipindahkan ke lokasi berikutnya.
Contoh penggunaan barge rig dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Gambar II. 7 Swamp barge rig (Adams & Charrier, 1985)

b. Jackup Rig
Rig jackup memungkinkan pemakaian yang luas di laut untuk pemboran
eksplorasi. Secara prinsip komponen-komponennya sama seperti unit tipe barge,
dan mempunyai 3 sampai 5 kaki-kaki yang menunjang vessel. Rig ini memiliki
kapal yang stand by untuk maksud keamanan. Keistimewaan dari jackup ini
adalah kaki-kakinya yang bisa dinaikturunkan . Setiap kaki bisa ditanamkan atau
ditambatkan ke suatu tempat yang bisa menunjang pada dasar laut
Rig ini dirancang untuk kedalaman minimum air 13 - 25 ft dan maksimum
pada kondisi khusus, yaitu antara 250 - 350 ft. Maksimum kedalaman operasi
ditentukan oleh kondisi cuaca, misalnya suatu jackup yang didesain untuk
kedalaman operasi maksimum 300 ft, mempunyai batasan operasi antara 203 -

Analisis kapasitas rig pada pemboran eksplorasi sumur XN lapangan YZ


Rizki Yoga Marsyamni
210 ft. Contoh penggunaan jackup rig dapat dilihat pada gambar dibawah ini

Gambar II. 8 Jackup rig (Adams & Charrier, 1985)

c. Platform Rig
Rig jenis ini biasa digunakan untuk mengebor beberapa lubang sumur di
lepas pantai. Beberapa sumur dibor secara miring (directional) dari satu plafrom
menuju target reservoir produktif. Pertimbangan penggunaan platform rig ini
adalah faktor biaya. Hal ini lebih murah jika dibandingkan dengan membuat satu
sumur vertikal dalam satu lubang. Contoh dari platform rig dapat dilihat pada
gambar dibawah ini.

Gambar II. 9 Platform rig (NOV, 2018)

10

Analisis kapasitas rig pada pemboran eksplorasi sumur XN lapangan YZ


Rizki Yoga Marsyamni
d. Semisubmersible Rig
Semisubmersible rig merupakan suatu vessel khusus yang dirancang
penggunaannya di lepas pantai. Disebut semisubmersible karena rig ini
merupakan rig yang mengapung (Flooded atau Ballasted) yang menggunakan hull
atau semacam kaki.
Rig ini dapat didirikan dengan menggunakan tali mooring dan jangkar
agar posisinya mengapung dan tetap berada diatas permukaan laut. Dengan
menggunakan Thruster (semacam baling-baling) yang berada disekelilingnya, dan
Ballast Control System, sistem ini dijalankan dengan menggunakan komputer
sehingga rig ini mampu mengatur posisinya secara dinamis dan pada level diatas
air sesuai keinginan. Rig jenis ini sering dipakai jika Jack Up Rig tidak mampu
menjangkau permukaan dasar laut. Karena jenis rig ini sangat stabil, maka sering
dipakai pada lokasi yang berombak besar dan memiliki cuaca buruk, dan pada
kedalaman 90 hingga 750 meter. Contoh dari semisubmersible rig dapat dilihat
pada gambar di bawah ini.

Gambar II. 10 Semisubmersible rig (Adams & Charrier, 1985)

11

Analisis kapasitas rig pada pemboran eksplorasi sumur XN lapangan YZ


Rizki Yoga Marsyamni
e. Drill ship Rig
Dalam usaha pengeboran di laut yang terlalu dalam, penggunaan rig yang
ditunjang dari dasar tidak bisa dilakukan. Karena itu kemudian dilakukan
pengeboran dengan menggunakan drill ship atau kapal pengeboran. Rig ini tidak
dibatasi oleh kedalaman air dalam pengoperasiannya. Contoh drill ship rig dapat
dilihat pada gambar dibawah ini.

Gambar II. 11 Drill ship rig (Adams & Charrier, 1985)

II.2.2. Hoisting System


Hoisting System merupakan bagian yang vital dari rig component. Hoisting
system ini menyediakan fasilitas dalam menaikkan dan menurunkan rangkaian
drill string, casing string, dan perlengkapan di bawah permukaan lainnya.
Kegiatan yang rutin saat menggunakan peralatan hoisting system antara lain
seperti menyambung rangkaian drill pipe (making connection) saat pemboran
berlangsung untuk penebusan yang semakin dalam, dan juga mencabut serta
menurunkan string (tripping out dan tripping in). komponen ini dibagi menjadi
beberapa bagian besar antara lain:

II.2.2.1. Struktur Penyangga


Merupakan bagian dari rig yang berada di atas permukaan. Bagian- bagian
dari struktur penyangga tersebut antara lain sebagai berikut:

12

Analisis kapasitas rig pada pemboran eksplorasi sumur XN lapangan YZ


Rizki Yoga Marsyamni
a. Menara pemboran (Derrick)
Fungsi dari Menara pemboran adalah menyediakan ruang ketinggian
vertikal yang diperlukan untuk mencabut pipa dari atau menurunkan ke sumur.
Semakin tinggi derrick, semakin panjang rangkaian pipa yang dapat ditangani,
sehingga semakin cepat pipa yang panjang dapat dimasukkan atau dikeluarkan
dari lubang bor. Panjang pipa yang umum digunakan adalah berkisar antara 27
dan 30 ft. terdapat dua tipe utama dari menara pemboran yaitu tipe standar
(derrick) dan Tipe Portable (Mast).

b. Substructure
Merupakan konstruksi kerangka baja sebagai platform yang dipasang
langsung diatas titik bor fungsinya adalah memberikan ruang kerja bagi pekerja di
atas dan dibawah lantai bor. Penyesuaian ketinggian substructure ini bergantung
pada jenis rig dan ketinggian Blow out preventer. Substructure ini harus mampu
menahan beban dari menara pemboran dan peralatan diatasnya serta drillstring
yang ada didalam lubang bor yang digantungkan pada substructure.

c. Lantai Bor (Rig Floor)


Fungsi Utama dari Rig Floor antara lain:
 Tempat didudukkannya Drawwork
 Sebagai tempat dari Pressure Control Valve
 Tempat kerja utama bagi Driller dan Roughneck

Skema dari lantai bor dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Gambar II. 12 Lantai bor (Rubiandini, 2012)

13

Analisis kapasitas rig pada pemboran eksplorasi sumur XN lapangan YZ


Rizki Yoga Marsyamni
Bagian utama yang terdapat pada lantai bor antara lain:
 Rotary Table: Peralatan yang berfungsi untuk memutar dan menggantung
drill string (drill pipe, drill collar dsb.) yang memutar bit di dasar sumur.
 Rotary Drive: Peralatan yang berfungsi untuk meneruskan daya dari
drawwork ke rotary table.
 Drawwork: mekanisme hoisting system pada rotary drilling rig.
 Driller console: Panel Pusat kendali dari rotary drilling rig. Panel ini
digunakan untuk mengontrol proses yang terjadi dalam setiap
sub-bagian-bagian utama (Seperti: Mud pump, Pump Pressure, Rotary
Torque, Rotary Speed, Tong Torque, Weight Indicator).

Peralatan tambahan lainnya yang berada di lantai bor antara lain:


 Drillpipe tong: Peralatan berupa kunci besar yang dipakai untuk
menyambung dan melepas bagian- bagian drill string. Peralatan ini terletak
di lantai bor.
 Mouse hole: Lubang di samping rotary table di lantai rig untuk penempatan
sementara drill pipe, untuk disambungkan ke kelly.
 Rat hole: Lubang di samping derirck atau mast di rig floor untuk
meletakkan kelly pada saat triping in maupun triping out.
 Dog House: Ruangan kecil tempat kerja bagi driller dan tempat menyimpan
peralatan-peralatan kecil.
 Pipe Ramp (V ramp) : Lereng miring disisi atas substructure dimana pipa
diletakkan sebelum diangkat ke rig floor.
 Catwalk: Jembatan di antara pipe rack di dasar pipe ram di samping rig
dimana pipa diletakkan sebelum ke pipe ram.

II.2.2.2. Block and Tackle


Block dan tackle terdiri dari:
 Crown block: katrol-katrol yang diam terletak di atas mast atau derrick.
 Travelling block: katrol-katrol yang bergerak tempat melilitkan drilling line.
travelling block bergerak naik dan turun sambil tergantung di bawah crown
block dan di atas rig floor

14

Analisis kapasitas rig pada pemboran eksplorasi sumur XN lapangan YZ


Rizki Yoga Marsyamni
 Drilling line: Tali kawat baja yang berfungsi menghubungkan semua
komponen dalam hoisting system. Tali ini dililitkan secara bergantian
melalui katrol pada crown block dan traveling block kemudian digulung di
dalam drawwork. Skema dari block and tackle dapat dilihat pada gambar
berikut ini.

Gambar II. 13 Block and tackle (Rubiandini, 2012)

II.2.2.3. Drawwork
Merupakan rumah gulungan dari Drilling line dan juga tempat Driller
mengatur operasi pemboran. Drawwork dihubungkan dengan prime mover
sebagai sumber tenaga. Skema dari drawwork dapat dilihat pada gambar berikut

Gambar II. 14 Drawwork (Rubiandini, 2012)

15

Analisis kapasitas rig pada pemboran eksplorasi sumur XN lapangan YZ


Rizki Yoga Marsyamni
Desain dan konstruksi dari drawwork bergantung dari besarnya beban
terbesar yang harus dilayani dan dinyatakan dalam satuan Horse Power (HP).
Letak dari Drawwork berada di atas Rig Floor dan didekat dari Rotary Table.
Komponen dari Drawwork terdiri dari:

 Drum: merupakan rumah dari gulungan kabel pemboran.


 Brake System: terdiri dari main mechanical brake dan auxiliary brake
yang masing masing memiliki fungsi sebagai rem mekanis utama dan
rem hidrolik yang berfungsi untuk memperlambat maupun
menghentikan gerakan kabel bor.
 Rotary Drive: Berfungsi untuk menereruskan tenaga dari Drawwork ke
Rotary Table.
 Cat Head: berfungsi untuk mengangkat beban ringan pada rig floor.
 Drilling Line: Gulungan kabel utama yang digunakan untuk menarik
dan menurunkan beban yang digantungkan pada Hook seperti cabut
pasang drill string dan menurunkan peralatan saat fishing job.

II.2.2.4. Mekanisme Kerja Peralatan Sistem Angkat


Mekanisme kerja peralatan sistem angkat dibagi menjadi dua, yaitu pada
saat kegiatan pemboran berlangsung dan pada saat menaikkan dan menurunkan
peralatan baik drill string maupun casing (round trip).
Saat kegiatan pemboran berlangsung Prime Mover memberikan daya
kepada drawwork untuk menahan atau menyangga rangkaian drill string yang
digantungkan pada hook lalu ditahan dengan kabel pemboran yang tersambung
pada travelling block. Travelling block bekerja naik turun untuk menyesuaikan
kegiatan pemboran yang sedang berlangsung. Beban vertikal maksimal harus
dihitung untuk mengetahui daya yang dibutuhkan drawwork. Beban ini juga
ditahan oleh menara akibat adanya kabel pemboran pada crown block.
Pada saat Round trip, beban rangkaian casing yang ada ditahan oleh hook
pada travelling block. Travelling block yang bergerak naik turun bersamaan
dengan bergeraknya drilling line yang dikontrol pada drawwork. Tenaga dari
drawwork sendiri dihasilkan oleh prime mover.

16

Analisis kapasitas rig pada pemboran eksplorasi sumur XN lapangan YZ


Rizki Yoga Marsyamni
II.2.2.5. Beban yang bekerja pada Drawwork
Pada sistem angkat ini dihitung beban yang bekerja pada drawwork dilihat
dari beban yang harus ditanggung oleh menara saat menaikkan dan menurunkan
rangkaian drill string maupun casing string. Persamaan yang digunakan adalah
sebagai berikut (Bourgoyne, Millheim, & Chenevert, 1984):

Wtotal =Wvertikal + Tf + Td + Wblock + Wdrag (II.1)


Dimana:
Wvertikal : Beban vertikal terberat, lb
Tf : Tegangan pada Fastline, lb
T : Tegangan pada Deadline, lb
Wblock : Berat pada Hook Block, lb
Wdrag :Beban Drag, lb

a. Beban Vertikal
Beban vertikal merupakan beban yang meliputi berat drill string maupun
casing string serta berat dari block grup.
 Berat drill string
Berat drill string dihitung berdasarkan pada beban terberat tiap trayek
pemboran, dan dapat dihitung dengan persamaan:

WDrill String = Wtotal DP + Wtotal DC + Wtotal BHA (II.2)


Dimana:
Wtotal DP : Berat total drill pipe, lb
Wtotal DC : Berat total drill collar, lb
Wtotal BHA : Berat total BHA, lb

 Berat rangkaian Casing String

WCasing string = Wnom casing x Lcasing (II.3)

Dimana:
Wnom casing : Berat nominal casing, lb/ft
Lcasing : Panjang casing, ft

Berat Drill string maupun casing di dalam lumpur (Buoyancy Effect) dapat
dihitung dengan:

17

Analisis kapasitas rig pada pemboran eksplorasi sumur XN lapangan YZ


Rizki Yoga Marsyamni
Wl = Wstring x (1-0,015 x ρ) (II.4)
Dimana:
Wstring : Berat drill string atau casing string di udara, lb
ρ : Densitas Lumpur, ppg

b. Berat Block Group


Block grup merupakan penyambung utama drawwork dengan drill string
maupun casing dalam sistem pengangkat. Berat block group dapat diperkirakan
dengan melihat kapasitas dari travelling block.

Tabel II. 1 Estimasi beban travelling block (Adams & Charrier, 1985)
Travelling Block Capacity, ton Asssembly weight, lb
100 6.000
150 9.000
250 12.000
350 19.000
500 28.000
650 35.000
750 48.000

c. Tegangan pada Kabel Pemboran


Perhitungan pada tegangan kabel pemboran dibagi menjadi dua yaitu
tegangan Fastline (Tf) dan tegangan Deadline (Td) dengan persamaan sebagai
berikut:

Tf = (II.5)

Sedangkan besarnya tegangan Deadline (Td) dapat dihitung dengan


persamaan:

Td = (II.6)

Dimana:
HL : Hook Load, lb

18

Analisis kapasitas rig pada pemboran eksplorasi sumur XN lapangan YZ


Rizki Yoga Marsyamni
N : Banyaknya String
EF : Faktor efisiensi
K : Line and sheaves efficiency coefficient, (0,9615)

Tabel II. 2 Block and tackle efficiency factor (Adams & Charrier, 1985)
Number of Line Strung Efficiency Factor
6 0,874
8 0,842
10 0,811
12 0,782

II.2.2.6. Perhitungan Horse Power (HP) pada Sistem Angkat


Perhitungan besarnya Horse power pada sistem angkat dapat ditentukan
dengan menghitung besarnya Horse power yang diperlukan pada drawwork ,
besarnya HP input yang harus diberikan prime mover kepada drawwork dan juga
efisiensi kerja dari drawwork. Besarnya horse power yang diperlukan pada
drawwork dalam sistem pengangkatan dapat dihitung menggunakan persamaan
sebagai berikut:

HP Drawwork = (II.7)

Dimana:
Wtotal : Berat rangkaian string terberat, lb
Vh : Kecepatan naik turun travelling block, ft/min
Ef : Efisiensi Faktor (Berkisar 80% - 90%)

Sedangkan besarnya HP input yang harus diberikan prime mover kepada


drawwork adalah:

HP Prime mover = (II.8)

Dimana,
Ef : Efisiensi Faktor Prime Mover

19

Analisis kapasitas rig pada pemboran eksplorasi sumur XN lapangan YZ


Rizki Yoga Marsyamni
II.2.3. Rotating System
Rotating System merupakan semua peralatan yang digunakan untuk
menyalurkan putaran dari rotary table ataupun top drive ke rangkaian pipa bor.
Peralatan pada sistem putar ini dibagi menjadi tiga bagian utama yaitu peralatan
putar (Rotary assembly), rangkaian pipa bor, dan peralatan – peralatan khusus.

II.2.3.1. Peralatan Putar


Peralatan putar dalam sistem pemboran antara lain:
a. Rotary Table
Merupakan peralatan yang berfungsi untuk mentrasmisikan gerakan putar
kepada rangkaian drill string melalui Kelly bushing dan kelly. Rotary table juga
memiliki fungsi untuk menahan rangkaian drill string pada saat penyambungan
dan pelepasan (making connection).

b. Rotary Drive
Merupakan peralatan yang berfungsi untuk meneruskan daya dari drawwork
ke rotary table.

c. Master Bushing
Merupakan alat yang berfungsi sebagai penempatan kelly bushing dan
rotary slip.
d. Kelly Bushing
Kelly bushing berfungsi untuk meneruskan transmisi gaya putar dari rotary
table ke kelly dan seterusnya hingga ke rangkaian pipa bor. Alat ini terletak di
dalam master bushing. Diameter dari Kelly bushing berbentuk empat persegi atau
hexagonal.

e. Rotary slip
Alat ini berfungsi sebagai penggantung rangkaian pipa bor pada saat
dilakukan penyambungan atau pelepasan dari rangkaian pipa bor agar rangkaian
pipa bor tidak jatuh ke dalam lubang bor. Rotary slip ini memiliki gerigi yang
dapat mencengkram drill string secara erat dalam waktu penyambungan.

20

Analisis kapasitas rig pada pemboran eksplorasi sumur XN lapangan YZ


Rizki Yoga Marsyamni
f. Top Drive
Top Drive merupakan teknologi yang digunakan dalam pemboran
khususnya dalam hoisting dan rotary system dengan menggunakan putaran motor
dari dalam top drive sehingga tidak perlu menggunakan rotary table. Adanya
lintasan khusus dari top drive untuk sistem pengangkatan. Top drive terletak di
bawah hook dan berfungsi untuk memberikan tenaga angkat, putar dan sebagai
alat sirkulasi. Alat ini sudah umum digunakan dalam pemboran di zaman
sekarang.

II.2.3.2. Rangkaian Pipa Bor


Rangkaian pipa bor merupakan semua peralatan yang bergerak dimulai dari
swivel hingga Drill bit. Peralatan- peralatan tersebut antara lain:
a. Swivel
Merupakan peralatan yang terletak paling atas dari sistem putar, swivel
berfungsi sebagai penahan beban dari drill string yang berputar. Alat ini
merupakan penghubung dari bagian statis dan bergerak. Swivel juga merupakan
bagian yang menghubungkan peraatan circulating system di permukaan dan
rotating system.

b. Kelly
Kelly adalah rangkaian pipa yang pertama di bawah swivel. Bentuk
potongan dari kelly dapat berupa segi empat atau persegi enam sehingga akan
mempermudah rotary table untuk memutar rangkain di bawahnya. Torsi
ditransmisikan ke kelly melalui kelly bushing, yang terletak di dalam master
bushing dari rotary table.

c. Drill Pipe
Merupakan rangkaian pipa bor terpanjang dalam satu rangkaian. Drill pipe
memiliki fungsi:
 Menghubungkan Kelly dengan drill collar dan dril bit
 Memberikan rangkaian panjang pipa bor sehingga dapat menebus formasi
yang lebih dalam

21

Analisis kapasitas rig pada pemboran eksplorasi sumur XN lapangan YZ


Rizki Yoga Marsyamni
 Meneruskan putaran dari rotary table ke mata bor
 Meneruskan aliran lumpur dari swivel ke mata bor

Tabel II. 3 Ukuran drill pipe (Rabia, 2010)


Range Length, ft
1 18 sampai 22
2 27 sampai 30
3 38 sampai 45

d. Heavy Weight Drill Pipe


Merupakan jenis dari drill pipe yang memiliki dinding lebih tebal dengan
berat 2 hingga 3 kali lebih besar daripada drill pipe standar. Kegunaan HWDP
antara lain:
 Mengurangi kerusakan pipa dengan adanya zona transisi.
 Mengurangi penggunaan drill collar.
 Menghemat biaya directional drilling, mengurangi torsi, dan
kecenderungan perubahan kemiringan.

e. Drill Collar
Pipa baja penyambung yang memiliki dinding tebal serta memiliki
kekakuan yang lebih baik dibanding drill pipe. Fungsi utamanya adalah untuk
menambah beban yang terpusat pada bit.

f. Drill Bit
Bit merupakan bagian paling ujung dari rangkaian drill string yang
bersentuhan langsung dengan formasi. Fungsi utamanya adalah menghancurkan
batuan sehingga dapat memperdalam formasi yang ditembus. Jenis jenis dari Drill
bitt antara lain seperti Drag Bit, Diamond Bit, Rolling Cutter bit, Tungsten
Carbide Insert bit, Polycristaline Diamond Compact Bit (PDC), dll.

II.2.3.3. Peralatan – Peralatan Khusus


Specialized downhole tools biasaya dipasangkan pada rangkaian pipa bor

22

Analisis kapasitas rig pada pemboran eksplorasi sumur XN lapangan YZ


Rizki Yoga Marsyamni
yang salah satunya berfungi sebagai pengontrol kerja bit, antara lain yaitu
stabilizer, rotary reamer, shock absorber, square drill collar, knuckle joint, bent
sub, dan whipestock.

II.2.3.4. Mekanisme Kerja Sistem Putar


Mekanisme kerja peralatan sistem putar bermula dari besarnya daya yang
diberikan dari prime mover kepada drawwork, besarnya daya yang diterima oleh
drawwork dipergunakan untuk memutar rotary table di lantai bor. Putaran dari
rotary rable akan diteruskan ke master bushing. Master bushing akan memutar
Kelly bushing yang menyebabkan Kelly berputar. Berputarnya Kelly akan
dialirkan hingga ke bit melalui drill string.

II.2.3.5. Revolution Per Minute (RPM)


Pada peralatan sistem putar, perlu diperhatikan RPM yang digunakan
untuk menebus formasi. RPM juga tidak boleh melebihi batas dari RPM kritis
rangkaian, hal tersebut dapat menyebabkan patahnya rangkaian drill string.
Penentuan RPM kritis dari rangkaian dapat menggunakan persamaan
sebagai berikut (Rabia, 2010):

(II.9)

Dimana:
RPM : Revolution per Minute, rpm
L : Panjang satu pipa, inch
D : Diameter luar pipa, inch
d : Diameter dalam pipa, inch

II.2.3.6. Torsi
Torsi yang mampu memutar bit dalam pemboran menggunakan metode
rotary (rotary table) dibatasi oleh:
 Torsi maksimal yang dapat dilakukan oleh rotary table
 Kekuatan torsi pada sambungan
 Kekuatan torsi pada bagian pipa yang tipis

23

Analisis kapasitas rig pada pemboran eksplorasi sumur XN lapangan YZ


Rizki Yoga Marsyamni
Berdasarkan API RP 7G dalam kondisi pemboran yang sedang berlangsung
dihitung torsi maksimal yang dapat ditanggung oleh pipa dalam kondisi tertarik
(tensile) adalah:


(II.10)

Untuk mencari nilai torsi diperlukan nilai J yang dapat menggunakan


persamaan sebagai berikut:

(II.11)

Dimana
J : Polar Moment of yield Inertia
Ym : Minimum Unit Yield Strength, psi
P : Weight carried, lb
A : Cross Sectional Area, inch2
D : Outside Diameter, inch
d : Inside Diameter, inch

II.2.3.7. Perhitungan Horse Power Sistem Putar


Perhitungan Horse power sistem putar kita akan melihat besar daya yang
dibutuhkan rotary table. Perhitungan besarnya horse power dapat menggunakan
persamaan sebagai berikut (Bahagiarti K, 2008):

(II.12)

Dimana
HP : Horse Power
T : Torsi, lb-ft
N : Kecepatan putar, RPM

Secara teori dikembangkan persamaan empiris untuk memperkirakan


besarnya Horse power yang dibutuhkan dalam sistem putar dapat menggunakan
persamaan sebagai berikut (Adams & Charrier, 1985):

24

Analisis kapasitas rig pada pemboran eksplorasi sumur XN lapangan YZ


Rizki Yoga Marsyamni
(II.13)

Dimana F (faktor torsi) merupakan sebuah faktor tak berdimensi yang


tergantung pada berat dari rangkaian drill string, WOB (Weight on Bit), dan friksi
pada lubang bor. Besarnya faktor torsi dalah sebagai berikut

 1,5 : Untuk lubang dangkal <10.000 ft dengan drill string ringan


 1,75 : Untuk sumur kondisi menengah dengan kedalaman antara 10.000
ft s.d. 15.000 ft
 2,0 : Untuk sumur dalam dengan drill string berat

II.2.4. Circulating System


Fungsi utama dari circulating system adalah untuk mengalirkan lumpur
pemboran ke dasar lubang bor melalui drill string lalu akan mengangkut sisa-sisa
serbuk bor (cutting) naik ke permukaan melalui annulus. Apabila serbuk bor tidak
diangkat maka akan terjadi penumpukan di dasar lubang yang dapat menyebabkan
stuck pipe. Fungsi lainnya dari sirkulasi lumpur ini adalah untuk menjaga tekanan
hidrostatik kolom fluida di dalam lubang bor agar mencegah masuknya fluida
formasi ke dalam lubang bor. Berikut merupakan urutan dari sistem sirkulasi
lumpur pemboran:

 Dari steel tank/ mud tank ke mud pump.


 Dari mud pump ke high-pressure surface connection dan ke drillstring.
 Dari drillstring ke bit.
 Dari nozzle bit ke atas ke annulus lubang dengan drillstring sampai ke
permukaan.
 Masuk ke contaminant-removal equipment dan kembali ke suction tank

Peralatan utama yang digunakan dalam sirkulasi lumpur antara lain:

II.2.4.1. Mud Pump


Merupakan pompa yang digunakan untuk mengalirkan fluida lumpur ke
dalam lubang bor. Pompa yang biasa digunakan adalah jenis pompa piston/ torak

25

Analisis kapasitas rig pada pemboran eksplorasi sumur XN lapangan YZ


Rizki Yoga Marsyamni
(Reciprocating pump). Pompa jenis ini dipilih karena memiliki efisiensi mekanik
maupun volumetrik yang besar dan juga stabil. Ada dua tipe pompa piston yang
sering digunakan yaitu pompa berjenis Triplex dan Duplex.

II.2.4.2. Mud Pit


Mud pit adalah Suatu kolam tempat lumpur sebelum disirkulasikan. Sistem
pit dan susunan dari peralatan yang menangani lumpur di atas pit dirancang atas
pertimbangan drilling engineer. Biasanya rig mempunyai dua atau tiga pit dengan
ukuran lebar 8 - 12 ft, panjang 20 - 40 ft dan tinggi 6 - 12 ft. Volumenya berkisar
antara 200 - 600 bbl.

II.2.4.3. Mud Mixing Equipment


Merupakan peralatan yang berfungsi untuk mencampurkan bahan-bahan
atau zat additive yang ada dalam lumpur pemboran dengan menggunakan Mixing
hooper. Contoh mixing hooper dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Gambar II. 15 Mixing hooper (Rubiandini, 2012)

II.2.4.4. Contaminant Removal


Peralatan yang digunakan untuk membersihkan fluida pemboran yang
mengalir keluar dari lubang bor melalui flowline agar nantinya dapat digunakan
dan disirkulasikan kembali. Peralatan-peralatan tersebut antara lain:
 Mud gas separator, berfungsi untuk memisahkan gas- gas dari fluida
pemboran.

26

Analisis kapasitas rig pada pemboran eksplorasi sumur XN lapangan YZ


Rizki Yoga Marsyamni
 Shale shacker, berfungsi untuk memisahkan cutting berukuran besar dari
fluida pemboran.
 Degasser, berfungsi untuk memisahkan gas-gas dari fluida pemboran
secara terus menerus.
 Desander, berfungsi untuk memisahkan pasir dari fluida pemboran.
 Desilter, berfungsi untuk memisahkan partikel partikel yang ukurannya
lebih kecil dari pasir.

II.2.4.5. Mekanisme kerja Circulating system


Mekanisme kerja dari sirkulasi lumpur pemboran diawali dari proses
pencampuran bahan- bahan lumpur serta additive. Setelah itu akan ditempatkan
pada mud pit. kemudian lumpur yang sudah jadi tersebut akan disirkulasikan
menggunakan pompa lumpur melalui discharge line, lalu menuju stand pipe. Dari
stand pipe akan dialirkan ke swivel melalui rotary hose. Dari swivel lumpur
masuk melalui Kelly lalu dilanjutkan menuju rangkaian drill string lalu akan
keluar melalui nozzle yang terdapat pada bit. Lumpur tersebut akan membersihkan
dasar lubang bor dan mengangkat cutting melalui annulus hingga ke permukaan.
Di permukaan lumpur yang bercampur dengan cutting akan masuk ke flow
line menuju contaminant removal area. Pada area ini lumpur akan dibersihkan
dari gas yang ikut terlarut, cutting berukuran besar, pasir, dan cutting berukuran
kecil. Setelah melalui contaminant removal area maka selanjutnya akan kembali
di treatment agar lumpur bisa digunakan lagi untuk sirkulasi lumpur selanjutnya.

II.2.4.6. Perhitungan debit pompa lumpur


Dalam memenuhi kebutuhan sirkulasi lumpur terdapat dua jenis pompa
yang sering digunakan yaitu pompa triplex yang bekerja secara single acting dan
pompa duplex yang bekerja secara double acting. Untuk mengetahui displacement
dari kedua jenis pompa tersebut dapat menggunakan persamaan sebagai berikut:

Untuk pompa triplex:


(II.14)

Untuk pompa duplex:

27

Analisis kapasitas rig pada pemboran eksplorasi sumur XN lapangan YZ


Rizki Yoga Marsyamni
(II.15)

Dimana:
Q : Debit pompa, Gal/min
L : Panjang stroke, in
D : Diameter dalam Liner, in
d : diameter luar rod, in
SPM : Stroke per Minute
Eff : Volumetric efficiency, %

Nilai efisiensi volumetrik dari pompa triplex sebesar 95% dan pada pompa
duplex sebesar 90%. Untuk efisiensi mekanik, kedua pompa tersebut memiliki
nilai sebesar 85%.

II.2.4.7. Pressure Loss


Pressure loss atau kehilangan tekanan dalam sirkulasi lumpur pasti akan
selalu terjadi. Ini disebabkan oleh adanya friksi di sepanjang system. Mulai dari
surface connection drill string ,drill bit, annulus dril collar dan annulus drill pipe.
Dari analisa pressure loss di sepanjang sirkulasi lumpur ini dapat diperkirakan
berapa besaran tekanan minimum pompa yang harus disediakan untuk
mengalirkan lumpur pemboran. Dengan kata lain dapat memperkirakan kapasitas
pompa (rate dan horse power) yang dibutuhkan dalam pemboran suatu sumur.

a. Mencari Kecepatan Sirkulasi


Rate sirkulasi dibagi menjadi 2 bagian yaitu rate sirkulasi di dalam drill
string dan di annulus (Rubiandini, 2012). Untuk mencari rate sirkulasi (V) dapat
menggunakan persamaan:

Di dalam Drill string:

(II.16)

Di Annulus:

(II.17)

28

Analisis kapasitas rig pada pemboran eksplorasi sumur XN lapangan YZ


Rizki Yoga Marsyamni
Dimana
V : Rate sirkulasi, ft/min
Q : Debit pompa, gpm
D : Diameter dalam drill string, inch
Dh : Diameter lubang bor, inch
ODp : Diameter luar drill string, inch

b. Mencari Kecepatan Kritis Sirkulasi


Kecepatan kritis sirkulasi (Vc) merupakan kecepatan kritis dari lumpur pemboran.
Dapat dicari dengan menggunakan persamaan power low model.

Di dalam Drill string:

Vc = ( ) ( ) (II.18)

Di dalam Annulus:

Vc =( ) ( ) (II.19)

Dimana:
ρ : Densitas lumpur, ppg
K : Consistency index
n : Power low Index
Vc : Kecepatan kritis sirkulasi, ft/min

Dari 2 data rate aliran diatas , dapat diketahui jenis aliran masing masing
section. Apabila nilai V>VC maka aliran yang terjadi adalah Turbulen, sedangkan
apabila V<VC maka aliran yang terjadi adalah Laminer.

c. Pressure Loss Sepanjang Sistem Sirkulasi


Setelah mengetahui jenis aliran dari tiap section, dapat dihitung pressure
lossnya di tiap section tersebut. Perhitungan pressure loss dibagi menjadi 3 bagian
yaitu surface conection, pipe and annular , dan pressure loss across the bit
(Rubiandini, 2012). Untuk rumus yang dipakai dapat menggunakan persamaan

29

Analisis kapasitas rig pada pemboran eksplorasi sumur XN lapangan YZ


Rizki Yoga Marsyamni
sebagai berikut:
Untuk Surface Connection
(II.20)

Untuk Pipe Flow


 Jika aliran laminar (V<Vc):

P=( ) (II.21)

 Jika aliran Turbulen (V>Vc):


( )
P= (II.22)

Untuk Annular Flow


 Jika Aliran Laminar (V<Vc):

P=( ) (II.23)

 Jika Aliran Turbulen (V>Vc):


( )
P= (II.24)

Dimana
Dh : Hole Diameter, inch
K : Consistency Index
L : Panjang tiap section,ft
OD : Outside Diameter, inch
P : Pressure Loss, psi
PV : Plastic Viscosity, cp

d. Pressure Loss Across the Bit


Pressure loss terbesar terjadi pada nozzle bit. Dapat dicari dengan
menggunakan persamaan sebagai berikut:
Luas Area Nozzle:

An = (II.25)

30

Analisis kapasitas rig pada pemboran eksplorasi sumur XN lapangan YZ


Rizki Yoga Marsyamni
Dimana
An : Luas area Nozzle, inch2
Dn : Diameter Nozzle, inch

Pressure loss pada Bit:

P Bit = (II.26)

e. Menghitung Pressure Loss total


Pressure loss total dapat dihitung dengan menjumlahkan pressure loss
sepanjang sistem sirkulasi. Dapat menggunakan persamaan sebagai berikut:
(II.27)

II.2.4.8. Menghitung Horse Power yang Diperlukan


Horse power yang diperlukan dalam sistem sirkulasi dapat dihitung
berdasarkan pada section dengan pressure loss terbesar. Persamaan yang
digunakan adalah sebagai berikut (Adams & Charrier, 1985):

HP pompa = (II.28)

Dimana
Ptotal : Total Pressure, psi
Q : Flowrate Pompa, gpm

II.2.5. BOP system


Fungsi utama dari Blowout prevention system adalah menutup lubang bor
ketika terjadi “kick”. Kick merupakan masuknya fluida dari formasi ke dalam
sumur secara tiba-tiba. Kick terjadi apabila tekanan hidrostatik lumpur pemboran
lebih kecil dari tekanan formasi. umumnya ini terjadi apabila pemboran memasuki
daerah abnormal pressure. Kick harus diatasi sesegera mungkin agar tidak
terjadi peristiwa blowout. Blowout merupakan suatu aliran fluida formasi yang tak
terkendalikan yang naik sampai ke permukaan. Blowout biasanya diawali dengan
adanya “kick”. Penggunaan tipe dan rating pressure BOP yang sesuai dapat
meminimalisir terjadianya peristiwa blowout (Schlumberger, 2014).

31

Analisis kapasitas rig pada pemboran eksplorasi sumur XN lapangan YZ


Rizki Yoga Marsyamni
Gambar II. 16 Diagram blowout preventer (Rubiandini, 2012)

II.2.5.1. BOP Stack


Ditempatkan pada kepala casing atau kepala sumur langsung dibawah
rotary table pada lantai bor. Didalam BOP stack terdapat katup penyekat yang
dapat menutup sumur ketika kondisi kick. BOP stack dikontrol oleh Driller
melalui control panel di lantai bor. Contoh BOP stack dapat dilihat pada gambar
dibawah ini.

Gambar II. 17 BOP Stack (Aboekasan, 2013)

Bagian-bagian BOP stack antara lain sebagai berikut (Schlumberger, 2014):

32

Analisis kapasitas rig pada pemboran eksplorasi sumur XN lapangan YZ


Rizki Yoga Marsyamni
a. Annular preventer
Annular BOP didesain untuk menutup di sekeliling lubang sumur dengan
berbagai jenis ukuran dan bentuk peralatan yang sedang diturunkan ke dalam
lubang bor. Sehingga annular BOP ini dapat menutup annulus disekitar drillpipe,
drill colar dan casing, juga dapat mengisolasi sumur dalam kondisi open hole.
Annular preventer berupa master valve yang umumnya ditutup pertama kali bila
sumur mengalami kick, karena fleksibelnya karet penutup untuk mengisolasi
lubang bor.

b. Pipe ram preventer


Pipe ram digunakan untuk menutup lubang bor pada waktu rangkaian pipa
bor barada dalam lubang.

c. Drilling Spool
Drilling spool terletak di antara preventer. Drilling Spools berfungsi
sebagai tempat pemasangan choke line (yang mensirkulasikan “kick” keluar dari
lubang bor) dan kill line (yang memompakan lumpur berat). Ram preventer pada
sisa-sisanya mempunyai “cutlets” yang digunakan untuk maksud yang sama.

d. Blind Ram Preventer


Digunakan untuk menutup lubang bor pada waktu rangkaian pipa bor tidak
berada dalam lubang bor.

e. Casing Head
Merupakan alat tambahan pada bagian atas casing yang berfungsi sebagai
fondasi BOP stack.

II.2.5.2. Accumulator
Fungsi dari accumulator adalah untuk menutup BOP stack saat terjadi
keadaan darurat. Accumulator bekerja secara hidrolik untuk membuka/menutup
Ram BOP, Annular BOP, HCR valve, dan beberapa peralatan hidrolik lainnya.
Mekanisme kerja dari accumulator adalah dengan mengaktifkan kontrol pada

33

Analisis kapasitas rig pada pemboran eksplorasi sumur XN lapangan YZ


Rizki Yoga Marsyamni
accumulator unit atau pada remote panel yang terletak pada lantai bor saat terjadi
kick. Accumulator biasanya ditempatkan pada jarak sekitar 100 meter dari rig
(untuk alasan keamanan). Contoh accumulator dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar II. 18 Accumulator Unit (Aboekasan, 2013)

II.2.5.3. Supporting System


Supporting System terdiri atas 2 bagian utama yaitu:
a. Back Pressure Manifold
Back Pressure Manifold merupakan suatu kumpulan fitting dengan
beberapa outlet yang dikendalikan secara manual dan atau otomatis. Bekerja pada
BOP Stack dengan “High Pressure Line”, disebut “Choke line”. Bila dihidupkan,
choke manifold membantu menjaga back pressure dalam lubang bor untuk
mencegah terjadinya intrusi fluida formasi. Lumpur bor dapat dialirkan dari BOP
stack ke sejumlah valve (yang membatasi aliran dan langsung ke reserve pits),
mud-gas separator atau mud conditioning area. Back pressure dijaga sampai
lubang bor dapat dikontrol kembali.
Contoh penggunaan back pressure manifold ini biasanya dalam metode
well control dengan menggunakan volumetric method umumnya kondisi tersebut
dilakukan akibat pompa lumpur mati/ sedang bermasalah sehingga dibutuhkan
cara lain untuk tetap dapat mengatasi kick yang terjadi, salah satunya dengan
volumetric method ini. Contoh gambar back pressure manifold dapat dilihat pada
gambar dibawah ini.

34

Analisis kapasitas rig pada pemboran eksplorasi sumur XN lapangan YZ


Rizki Yoga Marsyamni
Gambar II. 19 Back Pressure Manifold

b. Kill line
Kill Line bekerja pada BOP Stack biasanya berlawanan dengan choke
manifold (dan choke line). Lumpur berat dapat dipompakan melalui Kill Line ke
dalam lumpur bor sampai tekanan hidrostatik lumpur dapat mengimbangi tekanan
formasi.

II.2.6. Persentase Penggunaan Peralatan pada Komponen Rig

Setelah semua harga kebutuhan operasi di berbagai tiap sistem pemboran


diperoleh, maka harus dihitung persentase penggunaan dari tiap komponen rig
terhadap kebutuhan pemboran. perhitungan tersebut dapat dilakukan dengan
menggunakan persamaan sebagai berikut:

% Penggunaan = (II.29)

Penggunaan konponen peralatan harus lebih kecil dari kapasitas yang


tersedia pada rig. Apabila persentase penggunaan melebihi dari 100% maka
penggunaan rig tersebut sangat berisiko baik dalam pengoperasian dan keamanan
dari pemboran. dengan kata lain rig tersebut tidak layak untuk digunakan pada
operasi pemboran tersebut

35

Analisis kapasitas rig pada pemboran eksplorasi sumur XN lapangan YZ


Rizki Yoga Marsyamni

Anda mungkin juga menyukai