Anda di halaman 1dari 13

Mardlatillah O. V. P.

VI. A
Penjaskes
NARKOBA

Jenis Jenis Narkoba


Narkoba adalah singkatan dari Narkotika, Psikotropika dan Bahan Adiktif lain.
ketiganya disebut juga dengan istilah Napza. Makna keduanya sama. Hanya
penyebutannya saja berbeda. Istilah Narkoba biasanya digunakan oleh Institusi penegak
hukum, seperti, polisi, BNN jaksa dan hakim,  Sedangkan istilah napza biasanya
digunakan oleh para praktisi kesehatan dan juga rehabilitasi. Namun, ketiganya tetap
merujuk pada 3 jenis zat yang sama. Narkoba dikonsumsi dengan cara bermacam
macam. Beberapa jenis narkoba dikonsumsi dengan cara dihisap, ada yang disuntikkan,
serta diminum seperti pil. Meskipun cara memakainya berbeda, efeknya tetap sama,
obat obatan terlarang membuat kecanduan atau ketergantungan serta merusak fungsi
saraf, otak dan tubuh.

Pengertian Narkoba
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa narkoba adalah kepanjangan dari
Narkotika, Psikotropika dan Bahan Adiktif. Adapun definisi macam macam narkoba
tersebut adalah sebagai berikut;

1. Pengertian Narkotika adalah zat atau obat yang dapat menyebabkan perubahan


atau penurunan kesadaran, hilang rasa, mengurangi atau menghilangkan rasa
nyeri dan menimbulkan ketergantungan. Baik itu yang berasal dari tanaman
ataupun tanaman, sintetis maupun semi sintetis.Contoh Narkotika; Papaver,
morfina, opium, kokaina, ekgonina dan ganja (tanaman) dll.
2. Pengertian Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis
bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada
susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental
dan perilaku.Contoh Psikotropika; Ekstasi, LSD, Amphetamine dll.
3. Bahan Adiktif lainnya adalah zat-zat atau bahan lain non-narkotika dan
psikotropika yang memiliki pengaruh pada kinerja otak dan dapat menimbulkan
ketergantungan.Contoh Bahan Adiktif ; Contoh Narkoba Jenis Bahan
Adiktif: Alkohol, Thinner, Lem Kayu dll.
Jenis – Jenis Narkoba

Setiap jenis narkoba mempunyai level dan golongannya masing-masing sesuai


yang diatur oleh pemerintah. Itu karena tidak semua narkotika dan psikotropika dilarang
penggunaanya. Utama dibidang kedokteran dan pengembangan pengetahuan. Adapun
menurut UU No. 5 Tahun 1997 dan UU No.22 Tahun 1997. Jenis narkotika dan
psikotropika yang termasuk dalam Golongan I termasuk jenis zat berkategori Ilegal.
Oleh karena itu siapapun yang menggunakan, memiliki, memproduksi,
mendsitribusikan apalagi mengedarkan jenis jenis zat golongan 1, dapat dikenakan
pidana sesuai hukum yang berlaku.
Adapun Narkoba golongan 2 (II) adalah narkoba yang memiliki khasiat di
pengobatan, dapat digunakan untuk pengobatan atau terapi namun sebagai pilihan
terakhir. Golongan II juga dapat digunakan untuk pengembangan ilmu pengetahuan.
Narkotika golongan ini masih memiliki potensi tinggi mengakibatkan ketergantungan.
Sementara itu, Narkoba golongan 3 (III) adalah jenis narkoba yang berkhasiat dalam
pengobatan / terapi dan dapat digunakan juga untuk pengembangan ilmu pengetahuan.
Narkoba golongan ini hanya mempunyai potensi ringan untuk mengakibatkan
ketergantungan.
1. Jenis Jenis Narkotika
a. Golongan I :  ganja, heroin, kokain, morfin, opium, Tembakau gorila,
DMT, MDPV dll
b. Golongan II : benzetidin, betametadol, petidin dan turunannya dll
c. Golongan III : kodein dan turunannya, metadon, naltrexon dll
2.  Jenis Jenis Psikotropika
a. Golongan I : MDMA/ekstasi, LSD dan STP dll
b. Golongan II : amfetamin, metilfenidat atau ritalin. Dll
c. Golongan III :(umibal, buprenorsina, pentobarbital, Flunitrazepam dan
sebagainya
d. Golongan IV : nitrazepam, Aminorex , dumolid, diazepam dan lain
3. Jenis- Jenis Bahan Adiktif
Alkohol, Nikotin dan bahan lain yang memabukan, Thinner dan zat lain yang
dihirup memabukan, seperti penghapus cair, cat, aseton, lem kayu dll.

Macam – Macam Narkoba


Berdasarkan data dari detikcom, terdapat 644 jenis narkoba yang beredar di
dunia. Dari jumlah tersebut, 43 jenis jenis narkoba baru telah dimasukkan dalam
Permenkes No. 2 Tahun 2017 tentang perubahan penggolongan narkotika. Di sisi yang
lain terdapat 65 jenis narkoba baru lainnya yang beredar di Indonesia. Jadi, terdapat 23
jenis narkoba baru yang belum tertulis di Permenkes.
Macam-macam narkoba dan gambarnya telah diatur dalam Permenkes No. 2
Tahun 2017. Jenis-jenis narkoba yang paling banyak dipakai di Indonesia adalah shabu,
ekstasi, ganja, heroin, kokain, morfin, opium, kokain, dan putauw. Jenis jenis tersebut
juga paling banyak beredar di Indonesia.
1. Ganja atau Marijuana
Ganja juga dikenal dengan nama marijuana atau cimeng, berasal dari tanaman
dengan nama yang sama. Semua bagian dari tanaman tersebut menimbulkan efek candu
dan merusak otak. Biasanya yang dikonsumsi adalah bagian bunga, batang, biji, dan
daun yang dikeringkan.
Obat terlarang  berwarna agak kehijauan dan agak lembab ini dikonsumsi
dengan cara dimasukan ke dalam lintingan rokok sebagai pengganti tembakau. Selain
itu, beberapa pengguna memilih memasukkannya ke dalam Bong atau Pipa. Tujuan
penggunaan bong adalah memisahkan asap dan uap. Alat tersebut akan mengumpulkan
uap dan asapnya akan dibuang.
Efek yang ditimbulkan dari ganja adalah agresif dan denyut nadi lebih cepat.
Selain itu, pengguna ganja biasanya sulit mengingat kejadian, sensitif, gelisah, dan
mengalami gangguan tidur. Pengguna juga akan sering berhalusinasi  saat memakai
ganja, hingga akhirnya mengalami kerusakan mental. Adapun bagi ibu hamil,
penggunaan ganja dapat memengaruhi perkembangan otak bayi. Sementara itu, asap
ganja juga memberikan efek gangguan pernapasan, seperti iritasi paru-paru. Dalam
jangka waktu yang lama juga dapat menyebabkan penyakit jantung.
 
2. Heroin atau Putauw

Obat-obatan terlarang ini berbentuk bubuk. Nama lainnya adalah putauw, bedak,


dan etep. Heroin yang belum dicampuri apa pun rasanya pahit. Beberapa pengguna
mencampurnya dengan gula, susu bubuk, dan kina agar tidak terlalu pahit. Heroin
dikonsumsi dengan dihisap atau memasukkan bubuk tersebut pada rokok. Cara lainnya
dengan menyuntikkan ke tubuh. Bubuk heroin dicairkan lalu dimasukkan ke alat suntik.
Biasanya, pengguna menyuntikkan di pembuluh darah, otot, atau di bawah kulit.
Setelah heroin masuk ke otak, akan berubah menjadi morfin yang menyebabkan
sensasi kegembiraan. Di sisi yang lain, tubuh akan merasakan demam, mulut kering,
mual, gatal, dan denyut jantung lambat. Seperti jenis jenis narkoba lainnya, heroin juga
memberikan efek kerusakan otak permanen. Beberapa penelitian mengatakan, heroin
memberikan efek kerusakan struktur fisik dan fisiologis otak. Hal itu memengaruhi
tanggapan terhadap stres serta perilaku pengguna. Kerusakan lainnya terjadi pada
kurangnya asupan oksigen pada otak dan infeksi katup jantung.
 
3. Kokain atau Cocaine

Kokaina atau kokain adalah senyawa sintetis yang dapat memicu atau
mengahancurkan metabolisme sel menjadi berkali-kali lipat lebih cepat. Serbuk kristal
putih ini berasal dari tumbuhan koka (Erythroxylon coca) yang banyak tumbuh di
wilayah Amerika Selatan. seperti Bolivia, Peru, Kolombia dan Brazilia). Kemudian,
hasil dari tumbuhan tersebut dicampur dan diolah dengan zat kimia tertentu sehingga
menjadi kokain yang memiliki daya adiktif kuat. Kokain sebetulnya dipergunakan untuk
anestetik lokal, Khususnya untuk pembedahan, tenggorokan mada dan hidung. Karena
ia mempunyai efek Vasokonstriksif atau penyempitan pembuluh darah yang akan
mengurangi darah mengalir ke suatu bagian tubuh.
Kokain terdiri dari 2 bentuk, yakni: kokain free base dan kokain hidroklorid dan
diklasifikasikan ke dalam jenis narkotika, sama seperti heroin dan morfin karena efek
adiktif barang tersebut. Nama jalanan dari kokain adalah coke, koka, charlie, srepet,
happy dust, snow dll. dan biasa digunakan dengan cara dibagi setumpuk kokain tersebut
kedalam beberapa bagian secara lurus diatas permukaan datar (kaca dll). Kemudian
dihirup menggunakan alat seperti sedotan atau dibakar bersama tembakau.
4. LSD (Lysergyc Acid Diethylamide )

LSD atau disebut juga Lysergyc Acid Diethylamide adalah jenis narkotika


sintetis yang terbuat dari saripati ergot. Ergot adalah sejenis tumbuhan biji bijian
semacam beras atau gandum yang terserang penyakit jamur. Ergot kemudian diolah
menjadi LSD. LSD dapat ditemukan dalam bentuk pil dan dijual dalam
bentuk mikrodot (tablet kecil), gelatin dan kapsul. Kadang LSD juga dijual dalam
bentuk cair, Biasanya obat berbahaya ini dipakai dengan cara ditelan atau lewat mukosa
oral memakai kertas yang telah diresapi LSD dosis 100-300 mikrogram. Selepas LSD
tersebut digunakan. Pemakan akan merasakan efek LSD yang
disebut “Tripping” selama 6-8 jam plus 2-6 jam offset atau penurunan. Efek tripping
adalah situasi dimana si pemakai akan merasakan peningkatan energi dan sulit tidur. Ia
akan berhalusinasi seperti mendengar suara atau melihat suatu sosok, merasakan
tembok bernafas, gambar bergerak, benda berubah-rubah atau morphing dan
sebagainya. Selama triffing tersebut berlangsung. Pemakai berhalusinasi melalui
perjalanan dengan gambaran yang membahagiakan yang membuat bahagia dan santai ,
atau, Sebaliknya. Si pemakai akan berhalusinasi dengan gambaran buruk hingga
membuat putus asa dan dihinggapi rasa takut yang tinggi.

5. Sabu- Sabu atau Meth

Sabu (shabu) adalah jenis narkoba yang paling banyak ditemukan di Indonesia.


Nama lainnya adalah meth,metamfetamin, kristal, kapur, dan es. Bentuknya putih, tidak
berbau, dan rasanya pahit. Shabu dikonsumsi dengan cara dimakan, dimasukkan ke
dalam rokok, dihisap, atau disuntikkan ke tubuh dengan dilarutkan dalam air terlebih
dahulu. Para pengguna yang memakai shabu dengan cara disuntikkan dan dicampur
pada rokok lebih cepat efeknya pada otak daripada pemakaian dengan cara lain. Oleh
karena itu, pengguna ingin menyuntikkan dan menghisapnya berkali-kali. Mereka
memakai narkoba, khususnya shabu,  karena depresi akibat hal-hal tertentu dalam
hidupnya, seperti masalah pekerjaan atau keluarga. Pasalnya, shabu
memberikan dopamine sehingga meningkatkan rasa senang dan membuat lebih
bersemangat. Namun, kesenangan semu itu tidak sebanding dengan efeknya. Shabu
mengakibatkan insomnia, hilang nafsu makan, sikap tergesa-gesa, denyut jantung yang
lebih cepat daripada orang normal, serta tekanan darah tinggi. Efek jangka panjang
shabu adalah kerusakan permanen pada otak. Shabu memberikan efek negatif pada
mikrogelia. Sel-sel mikrogelia yang seharusnya menyerang sel rusak, menjadi berbalik
menyerang sel-sel yang sehat. Kerusakan otak ini pun mengakibatkan strok parah.
 
6. Ekstasi atau Inex / MDMA

Salah satu jenis obat-obatan terlarang jenis psikotropika adalah ekstasi. Jenis ini


menimbulkan efek kesadaran indra yang lebih peka. Oleh karena itu, orang yang sedang
mengonsumsinya akan sangat peka terhadap sentuhan dan lebih atraktif. Beberapa
orang mengonsumsinya dengan disertai hubungan seks atau berjoget di diskotek.
Ekstasi menimbulkan efek euforia, bahagia, rasa cinta, lebih terbuka sehingga bisa
bercerita semua hal, dan peningkatan kesadaran indra. Pada jangka panjang, ekstasi
menimbulkan halusinasi yang berlebihan sehingga tidak bisa membedakan dunia nyata
dan fantasi.
 
7. Morfin atau Morphine

Morfin merupakan getah opium yang dicampur dan diolah dengan zat-zat kimia
tertentu yang mempunyai daya analgesik kuat berbentuk kristal, tidak berbau serta
memiliki warna putih dan berubah menjadi kecoklatan. Dalam dunia kedokteran,
Morfin biasanya digunakan untuk pembiusan dalam operasi (pembedahan) untuk
penghilang rasa sakit. Efek Morfin sangat cepat dan dapat menimbulkan rasa anti sosial
tinggi dan enggan bersosialisasi. Pada tarap yang lebih parah pemakai akan kehilangan
kepercayaan dirinya sehingga ia akan membentuk dunianya sendiri, menutup diri dan
menganggap bahwa lingkungannya adalah musuh.
 
8. Metadon

Metadon adalah narkotik sintetis yang memiliki efek kuat seperti putaw (heroin)
atau morfin. Namun tidak memiliki efek sedatif yang kuat. Metadon biasanya
digunakan pada pengobatan untuk pemulihan pengguna heroin. Metadon digunakan
agar pecandu heroin tidak mengalami gejala putus zat atau yang biasa disebut Sakaw
ketika proses pemulihan.  Metadon yang berbentuk cairan digunakan dengan takaran
yang berbeda antara satu pasien dengan pasien lainnya. Takaran tersebut disesuaikan
dengan berat badan, metabolisme tubuh dan tingkat kecanduan seseorang terhadap
putaw. Kemudian takaran dikurangi tahap demi tahap selama jangka waktu tertentu.
Metadon sendiri memiliki efek- efek yang beberapa diantaranya adalah: Mual, muntah,
sembelit, penurunan gairah seksual, kelelahan dan gigi busuk.
9. Hasis 

Hasis adalah nama umum dari seluruh tanaman genus Cannabis, walaupun


istilah tersebut sering digunakan untuk merujuk hanya untuk jenis Cannabis diolah
untuk industri (non-obat) digunakan. Industri rami memiliki banyak menggunakan,
termasuk kertas, tekstil, plastik biodegradable, kesehatan, makanan, dan bahan bakar.
Ini adalah salah satu yang paling cepat berkembang biomasses dikenal, dan salah satu
dari awal dijinakkan tanaman diketahui. Penyalahgunaan juga berjalan paralel dengan
"Green Future" tujuan yang menjadi semakin populer. Hasis memerlukan sedikit atau
tidak sama sekali pestisida dan herbisida, mengotrol erosi tanah, dan memproduksi
oksigen. Selain itu, hasis dapat digunakan untuk menggantikan banyak produk
berpotensi merusak, seperti pohon kertas (pengolahan yang menggunakan bleaches dan
bahan kimia beracun, dan kontribusi ke deforestasi), kosmetik, dan plastik, yang
sebagian besar adalah minyak bumi berbasis dan tidak mudah rusak.

10. Opium

Opium, apiun, atau candu (slang Bahasa Inggris: poppy) adalah getah bahan


baku narkotika yang diperoleh dari buah candu (Papaver somniferum L. atau P.
paeoniflorum) yang belum matang. Opium merupakan tanaman semusim yang hanya
bisa dibudidayakan di pegunungan kawasan subtropis. Tinggi tanaman hanya sekitar
satu meter. Daunnya jorong dengan tepi bergerigi. Bunga opium bertangkai panjang dan
keluar dari ujung ranting. Satu tangkai hanya terdiri dari satu bunga dengan kuntum
bermahkota putih, ungu, dengan pangkal putih serta merah cerah. Bunga opium sangat
indah hingga beberapa spesies Papaver lazim dijadikan tanaman hias. Buah opium
berupa bulatan sebesar bola pingpong bewarna hijau.

11. Petidin

Petidin (pethidine) atau meperidin hidroklorida adalah anti nyeri yang termasuk
dalam golongan narkotika. Obat ini biasanya diaplikasikan untuk menghilangkan nyeri
yang bersifat sedang sampai berat terutama pada saat selesai operasi atau pada saat
proses kelahiran. Obat ini menimbulkan efek pada susunan saraf pusat dan otot polos
sehingga selain berperan sebagai antinyeri, petidin juga dapat digunakan untuk sedasi.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa petidin dapat mengurangi spasme otot polos,
konstipasi dan menekan refleks batuk.

12. Naltrexone

Naltrexone adalah obat yang digunakan untuk mencegah mencegah orang-orang


yang telah kecanduan obat-obatan tertentu (opiat) dari mengkonsumsinya kembali. Hal
ini digunakan sebagai bagian dari program perawatan lengkap untuk penyalahgunaan
obat (misalnya, pemantauan kepatuhan, konseling, kontrak perilaku, perubahan gaya
hidup). Obat ini tidak boleh digunakan pada orang yang saat ini sedang mengkonsumsi
opiat, termasuk metadon. Jika dikonsumsi bersamaan dengan obat opiate dapat
menyebabkan gejala sakau.

13. Valium

Valium adalah nama obat paten atau nama dagang dari obat diazepam.
Diazepam terkenal sebagai obat penenang dan banyak digunakan untuk penderita
gangguan psikis dan pasien epilepsi (kejang). Obat ini termasuk obat yang harus
digunakan secara hati-hati karena efek sampingnya dapat menyebabkan napas seseorang
berhenti. Diazepam termasuk obat kerja sentral yakni obat yang bekerja langsung di
otak. Diazepam bekerja dengan cara meningkatkan efek dari GABA, yakni zat
komunikasi antarsel saraf di otak yang berfungsi membawa efek inhibisi (efek
menghampat suatu respon atau rangsangan). Diazepam juga diketahui bekerja di bagian
otak yang berfungsi menimbulkan efek tenang.

14. Rohypnol

Rohypnol atau nama lainnya Flunitrazepam adalah obat jenis benzodiazepin untuk


mengobati keluhan tidur dan dalam frekuensi yang jarang sebagai obat bius. Obat ini
sering dideskripsikan dalam pemerkosaan walaupun sebenarnya jarang dipakai.
15. Mogadon

Nitrazepam (nama dagang Alodorm, Dumolid, Mogadon, dan lainnya)


adalah obat tidur dari kelas benzodiazepin yang digunakan untuk meringankan
serangan kecemasan dan insomnia. Obat ini hanya boleh digunakan dalam dalam jangka
waktu yang pendek. Obat ini bersifat sedatif (menenangkan), amnestik (memicu rasa
lupa), dan antikonvulsan.

16. Amfetamin

Amfetamin adalah obat yang bisa digunakan untuk mengobati gangguan


hiperaktif atau disebut juga dengan attention deficit hyperactivity disorder (ADHD).
Obat yang masuk ke dalam kelompok stimulan sistem saraf pusat ini mampu
menurunkan tingkat kegelisahan dan meningkatkan daya konsentrasi pada pasien yang
terlalu aktif, impulsif, mudah terganggu konsentrasinya, atau sulit untuk fokus dalam
waktu yang lama.
Amfetamin juga bisa digunakan untuk mengobati narkolepsi atau gangguan tidur
yang mengakibatkan penderita tidur secara tiba-tiba tanpa mengenal waktu dan tempat.
Selain gangguan hiperaktif dan narkolepsi, obat ini juga bisa digunakan oleh penderita
obesitas dalam menurunkan berat badan.

Efek Samping dari Narkoba bagi Pengguna


Macam-macam narkoba tentu saja memilki bermacam efek yang berbeda pula. Ada
beberapa jenis jenis narkoba yang membuat penggunanya berhalusinasi tinggi, tenang
atau kecanduan. Berikut efek- efek narkoba terhadap pemakainya :
1. Halusinogen 
Halusinonen adalah efek dimana si pemakai berhalusinasi tinggi dan kuat. Ia
berada dalam alamnya sendiri dengan bermacam halusinasinya. Seperti, melihat
sosok benda atau hal yang sebetulnya tidak nyata. Merasakan perubahan benda-
benda disekitarnya. Melayang, terbang, berjalan-jalan dan lain sebagainya.
2. Stimulan
Stimulan adalah efek dimana narkoba dapat mempercepat kinerja jantung dan
otak. Efek stimulan pada narkoba membuat si pemakai seperti memiliki tenaga
eksta. Ia tidak mudah lelah dan selalu merasa gembira.
3. Depresan
Depresan adalah efek dimana narkoba menekan aktivitas fungsional tubuh dan
sistem saraf. Sehingga si pemakai narkoba dengan efek depresan akan merasa
tenang, tertidur atau pingsan.
4. Adiktif
Efek narkoba jenis ini mengibatkan si pemakai menjadi pecandu. Kandungan zat
dalam narkoba berefek adiktif ini dapat memutuskan saraf otak dan membuat si
pemakai merasa ingin dan terus ingin memakai zat-zat tersebut.

Anda mungkin juga menyukai