Anda di halaman 1dari 14

ACCOUNTABILITY K3

SUBDIT KESELAMATAN PERTAMBANGAN


DIREKTORAT TEKNIK MINERAL DAN BATUBARA
JAKARTA
DAFTAR ISI

I. PENDAHULUAN ................................................……….. 2

II. RESPONSIBILITY DAN ACCOUNTABILITY............................. 3

A. Pengertian ....................................................................……… 3
B. Kepala Teknik Tambang .......................................................... 4
C. Pengawas ……….........................................................……….. 4
D. Tanggung Jawab Pengawas Yang Accountable/Terukur ….. 5

III. FUNGSI DAN PERANAN PENGAWAS...................…. 6

A. Permasalah Umum Supervisi ................................................... 6


B. Fungsi Supervisor..........................................................……… 6
C. Peranan Supervisor ………….........................................…..... 6
D. Wewenang Pengawas …………. ............................................. 7

IV. SEPULUH KUNCI SUPERVISI K3 ........................... 8

1
BAB I PENDAHULUAN

Seorang pengawas adalah penghubung antara pihak manajemen dengan para


operator/pekerja yang melakukan tugas produksi di lapangan, maka pengawas harus menyadari
fungsinya dan harus mampu menggerakkan para operator/pekerja menuju tujuan perusahaan
sesuai dengan kebijaksanaan perusahaan.
Secara umum kebijaksanaan perusahaan adalah bekerja seefektif dan seefisien mungkin
untuk dapat menghasilkan produksi yang tinggi namun tetap aman. Oleh karena itu pengawas
adalah seseorang pemimpin pada lini bawah yang bertanggung jawab atas dilaksanakannnya
dan ditataatinya peraturan perundangundangan keselamtan dan kesehatan kerja pada suatu
tempat kerja di wilayah kegiatan usaha pertambangan yang menjadi tanggung jawabnya.
Alasan mengapa pengawas merupakan kunci dalam pelaksanaan keselamatan dan
kesehatan kerja adalah :
 pengawas selalu berada di tempat kerja dan sangat mengetahui keadaan di lapangan
 sangat mengetahui sifat dan kemampuan bawahan
 memiliki paling banyak kesempatan untuk menghilangkan kondisi yang tidak aman
 memiliki paling banyak kesempatan untuk menghilangkan tingkah laku yang tidak baik
dari segi keselamatan dan kesehatan kerja
 mengetahui kasus kecelakaan atau kejadian berbahaya yang pernah terjadi sebelumnya
di tempat kerja tersebut
 mengetahui metode kerja untuk menjaga keselamtan dan kesehatan kerja
 bertanggung jawab akan jaminan keselamatan dan kesehatan kerja bawahannya.
Untuk itu, usaha menjaga keselamatan dan kesehatan kerja bagi seorang pengawas tidak
harus merupakan pekerjaan yang tidak berkaitan dengan tugas pokok tetapi harus terpadu dengan
tugas pokok. Dengan demikian keselamatan kerja dapat meningkatkan efisiensi kerja,
mengurangi kehilangan-kehilangan kerugian yang diakibatkan oleh biaya yang timbul karena
adanya kecelakaan, pada akhirnya secara global dapat meningkatkan keuntungan.

2
BAB II. RESPONSIBILITY DAN ACCOUNTABILITY

A. PENGERTIAN
RESPONSIBILITY (= tanggung jawab ) : keadaan wajib menanggung segala sesuatunya.
(Kamus Besar Bahasa Indonesia)
ACCOUNTABILITY : keadaan untuk dipertanggung jawabkan ; keadaan dapat dimintai
pertanggungan jawab (Kamus Inggris -Indonesia, John M. Echols dan Hasan Shadili)
Jadi orang yang accountable adalah orang yang responsible (bertanggung jawab) terhadap
apa yang mereka kerjakan dan kinerjanya dapat dihitung dengan cara merinci pekerjaan yang
tadinya bersifat kualitas/tidak dapat dihitung (intangible) menjadi dapat dihitung secara
kuantitas (tangible), sehingga kinerja dari suatu kegiatan dapat dinilai dengan angka
angka/prosentase.
RESPONSIBILITY PENGAWAS adalah keadaan dimana seorang pengawas menjalankan
kewajiban-kewajiban yang ditugaskan kepadanya dan bertanggung jawab terhadap
atasannya.
ACCOUNTABILITY PENGAWAS adalah keadaan dimana seorang pengawas menjalankan
kewajiban yang terinci dan bersifat tangible (dapat dihitung) dan dapat dimintai pertanggung
jawaban atas terlaksananya serta ditaatinya kewajiban kewajiban yang ditugaskan kepadanya
dan dapat dikenakan sanksi huhum.
RESPONSIBILITY/ACCOUNTIBILITY seseorang pengawas baik pengawas operasional
maupun pengawas teknis adalah keadaan dimana seseorang pengawas menjamin dan
bertanggung jawab atau dapat dimintai pertanggungan jawab atas terlaksananya serta
ditaatinya peraturan perundang undangan keselamatan dan kesehatan kerja pada kegiatan
usaha pertambangan yang menjadi tanggung jawabnya.
kewajiban ini harus dipertanggung jawabkan kepada atasannya langsung, selanjutnya kepada
penanggung jawab akhir yaitu Kepala Teknik Tambang.

B. KEPALA TEKNIK TAMBANG


Kepala Teknik tambang adalah orang yang ditunjuk perusahaan dan disyahkan oleh
Kepala Pelaksana Inspeksi Tambang untuk bertanggung jawab atas terlaksananya serta
ditaatinya peraturan perundang-undangan Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada suatu
kegiatan usaha pertambangan umum diwilayah yang menjadi tanggung jawabnya.

3
C. PENGAWAS
Dalam Keputusan Menteri Pertambangan dan Energi No. 555.K/26/M.PE/1995
tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pertambangan Umum Pasal 11, 12, 13, dan 14
dijelaskan bahwa :
 Kepala Teknik Tambang dalam melakukan tugas dan fungsinya di bidang Keselamatan
dan Kesehatan Kerja pada pekerjaan di tambang, permesinan dan pelistrikan serta
peralatannnya dibantu oleh petugas yang bertanggung jawab atas unit organisasi
perusahaan yang bersangkutan.
 Apabila pengusaha belum mengangkat petugas yang bertanggung jawab atas init
organisasi, maka Kepala Teknik Tambang dapat menunjuk atau mengangkat petugas
tersebut.
 Petugas tersebut dalam melaksanakan tugasnnya disebut sebgai pengawas operasional
atau pengawas teknis dan bertanggung jawab kepada Kepala Teknik Tambang.

1. Kewajiban pengawas operasional :


 Bertanggung jawab kepada Kepala Teknik Tambang untuk keselamatan semua
pekerja tambang yang menjadi bawahannya
 Melaksakan inspeksi, pemeriksaan dan pengujian
 Bertanggung jawab atas keselamatan, kesehatan dan kesejahteraan dari semua orang
yang ditugaskan kepadanya
 Membuat dan menandatangani laporan-laporan pemeriksaan, inspeksi dan pengujian.

2. Kewajiban Pengawas Teknis :


 Bertanggung jawab kepada Kepala Teknik Tambang untuk keselamatan pemasangan
dan pekerjaan serta pemeliharaan yang benar dari semua peralatan yang menjadi
tugasnya.
 Mengawasi dan memeriksa semua permesinan dan kelistrikan dalam ruang lingkup
yang menjadi tanggung jawabnya
 Menjamin bahwa selalu dilaksanakan penyelidikan, pemeriksaan dan pengujian dari
pekerjaan permesinban dan kelistrikan serta peralatan.
 Membuat dan menndatangani laporan penyelidikan, pemeriksaan, dan pengujian.
 melaksanakan penyelidikan dan pengujian pada semua permesinan dan peralatan
sebelum digunakan, setelah dipasang, dipasang kembali atau diperbaiki.
 Merencanakan dan menekankan dilaksakannya jadwal pemeliharaan yang telah
direncanakan serta semua perbaikan permesinan tambang, pengangkutan, pembuat
jalan dan semua mesin-mesin lainnya yang diperguanakan.

Sebagai seorang pengawas pekerjaan tersebut harus dapat acccountable (terukur),


untuk dapat terukur maka harus diperinci/ didetailkan lagi agar kenerja dari seorang
4
pengawas dapat terukur/dapat dinilai. Sebagai salah satu contoh pada kepmen
555.K/26/M.PE/1995 yaitu pemeriksaan tambang untuk memastikan kondisi kerja aman
maka pengawas harus melakukan pemeriksaan minimal sebagai berikut :
 Dalam setiap gilir kerja penggalian bahan galian harus memeriksa sekurang-kurangnya
sartu kali setiap tempat kerja dimana seseorang bekerja dan setiap jalan atau lintasan
dimana seseorang menggunakannya selama gilir kerja tersebut.
 Dalam setiap gilir kerja harus memeriksa setiap tempat sebelum peledakan dilakukan
 Setiap hari kerja memeriksa jalan masuk atau tangga yang dipergunakan pada hari itu.
 semua permuka kerja, front kerja, tanggul, lerengkerja serta pelaksanaan dari pekerjaan
memperbaiki, jika diperlukan.
 setiap pekerjaan persiapan pelaksanaan peledakan serta keadaan peralatan dan kendaraan
yang digunakan di tempat itu
 pemeriksaan alat pengangkut, jalan jalan tambang, pengaman permesinan dan tempat
tempat yang tidak aman.
 mengambil tindakan yang diperlukan apabila ditemukan kondisi tidak aman dan tindakan
tidak aman.

D. TANGGUNGJAWAB PENGAWAS YANG ACCOUNTABLE /TERUKUR :


Pengawasan bidang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) agar dapat terukur
kinerjanya, maka harus disusun program pengawasan secara jelas, antara lain seperti :
1. Rinci tahapan pekerjaan pengawasan K3 yang akan dilaksanakan
2. Buat jadwal pengawasan dengan baik
3. Waktu /lamanya pengawasan
4. Buat petunjuk (guidelines) pengawasan
5. Aspek atau bagian yang wajib diperiksa. (check list)
6. Tentukan daerah yang akan diawasi
7. Evaluasi kuantitas pengawasan, daftar hadir dan prosentase ketaatan terhadap K3
8. Tentukan siapa yang bertanggung jawab melakukan pengawasan
9. Tentukan standar evaluasi
10. Pelaporan dan arsip.
Dengan demikian pekerjaan pengawasan yang semula tidak dapat diukur kinerjanya
menjadi terukur dalam bentuk angka atau prosentase kegiatan pengawasan dan kepedulian
karyawan terhadap K3

5
BAB III. FUNGSI DAN PERANAN PENGAWAS

Pengawas adalah ujung tombak dalam usaha meniadakan tindakan tidak aman dan
menciptakan suatu kondisi kerja yang aman bagi para karyawan. Beberapa aspek penting yang
perlu diketahui oleh pengawas adalah :

A. Permasalahan Umum supervisi


1. Supervisory Responsibility/accountability
Tanggung jawab/pertanggungan jawab pengawas tidak jelas atau kadang-kadang sudah
jelas tetapi supervisor sendiri yang kurang bertanggung jawab. Oleh karena itu harus jelas
tanggung jawabnya apa, standar evaluasi dari tanggung jawab tersebut dan sanksi apabila
melalaikan tanggung jawab.

2. Supervisory Skill
Seorang pengawas terampil/ dan terlatih akan cepat melihat kondisi tidak aman pada
daerah tempat kerjanya atau tindakan tidak aman yang dilakukan bawahannya dan akan
cepat melaporkan atau melakukan tindakan preventive untuk mencegah terjadinya
kecelakaan. Untuk menjadi pengawas yang terampil dalam K3 harus dibekali
pengetahuan yang cukup tentang K3

B. Fungsi Supervisor
Fungsi pengawas(supervisor) adalah sebagai penghubung, mediator antara manajemen
dengan karyawan di lapangan, maka pengawas harus mampu menggerakkan para karyawan
yang menjadi bawahannya menuju tujuan perusahaan. memotivasi mereka agar tetap selalu
produktif dan bekerja dengan aman.

C. Peranan supervisor
1. Production Oriented
Pengawas harus beroreintasi produksi dengan cara menggerakkan bawahannya untuk
kerja produktif dan menjadi contoh bahwa dia sendiri bekerja secara produktif maka
penilaian atasan anda baik. Untuk dapat melakukan itu maka perlu dilakukan hal sebagai
berikut :
➢ Latar belakang pendidikan karyawan
➢ Perencanaan kerja dan pengawasan
➢ Pelaksanaan pekerjaan tersebut harus diorganisir dengan baik
➢ Pelaksanaan pekerjaan harus dikontrol
➢ laporan harus dibuat dengan baik

6
2. Employee Oriented
Bawahan adalah segalanya, karena dengan bawahan yang bekerja produktif dan
aman maka atasan pengawas tersebut akan menilai bahwa pekerjaannya baik. untuk dapat
melakukan tersebut perlu diperhatikan hal hal sebagai berikut ;
➢ subordinate :
 understanding others
mengetahui kebutuhan bawahan dan atasan, saling mempercayai, dan tidak
apriori.
 looking after subordinates
mengetahui dimana bawahan berada, apa yang sedang dilakukan, kondisi tempat
kerja dan alat yang dipakai.
mengembangkan dan melaksanakan komunikasi kontrol terhadap bawahan, pada
akhir shift menghitung jumlah karyawannya, mengetahui apakah karyawan
terlatih untuk pekerjaan yang ditugaskan, bersertifikat untuk kendaraan atau
pekerjaan yang ditugaskan, memiliki ketrampilan yang cukup untuk tugasnya, dan
memberikan karyawannya : peralatan yang diperlukan pelatihan, pengarahan .
➢ advisor dan instructor
memberikan bimbingan, nasehat, pelatihan, pengarahan, koreksi.
➢ superior
loyal, komunikasi, sensitivenes
➢ peers
kerjasama, terbuka, saling mendukung, komunikatif
3. Safety Oriented
Pekerjaan baik produksi meningkat tinggi tetapi tidak aman atau terjadi
kecelakaan maka penilaian atasan anda buruk, maka semua pekerjaan harus berorentasi
terhadap safety. Untuk dapat menjadi pengawas yang safety oriented harus mempunyai :
basic safety phylosophy, safety and health policy, safety responsibility baik management
maupun supervision..

D. Wewenang supervisor
 mengatur anak buah
 mengatur pekerjaan
 mengawasi pelaksanaan pekerjaan
 menegur bawahan
 menilai bawahan

7
BAB IV. SEPULUH KUNCI SUPERVISI K3

Keadaan di tempat kerja dapat terjadi perubahan pada setiap saat. Oleh karena itu tugas
supervisor/pengawas adalah melakukan tindakan untuk menyesuaikan dengan perubahan
tersebut, dan jika terjadi kelainan dengan segera mengambil langkah untuk mengatasinya.
Seorang pengawas selalu harus ada di tempat kerja dan mengawasi keadaan sarana prodiuksi
termasuk mesin, suasana tempat kerja dan metode produksi. Tugas pengawas sangat penting.
Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa “pengawas berfungsi sebagai kunci keselamatan dan
kesehatan kerja. Untuk mengendalikan keselamatan dan kesehatan kerja di tempat kerja
ada 10 kunci yang menjadi kawajiban bagi pengawas dalam melaksanakan tugas sehari-hari
yaitu :

1. Penentuan Tata Pelaksanaan Kerja (Standar Operasi)


Untuk memproduksi dengan mutu yang tinggi dalam jumlah lebih banyak dengan
biaya yang rendah dikerjakan secara aman dan sehat, maka metode operasi perlu
distandarisasi terlebih dahulu. Hal ini dimaksudkan untuk memperoleh pengertian dan
kerjasama dari seluruh karyawan di tempat kerja, agar dapat ditaati dan dilaksanakan sebaik
mungkin. Untuk mendapat kepastian atau jaminan keselamatan dan kesehatan kerja, maka
terlebih dahulu perlu diperkirakan kemungkinan bahaya yang akan timbul sebelum memulai
operasi, dan penentuan tata pelaksanaan kerja termasuk tindakan-tindakan keselamatan dan
kesehatan kerja. Mengenai pekerjaan yang bersifat tidakrutin seperti perbaikan dan inspeksi,
juga perlu ditentukan tata pelaksanakan kegiatan. Penentuan tata pelaksanaan kerja adalah
merupakan hal-hal yang sangat mendasar dan bertujuan untuk menghilangkan tindakan yang
berbahaya di tempat kerja.

2. Perbaikan Metode Kerja


Pengawas harus selalu memperhatikan apakah metode kerja/metode operasi
berbahaya atau mengganggu dan berusaha memperbaiki metode yang sedang digunakan agar
dapat memperoleh hasil yang lebih baik.
Ditempat produksi memungkinkan terjadi perpindahan (perubahan baik manusianya
maupun peralatannya. Di dalam perubahan tersebut dapat menimbulkan masalah yang tidak
di duga sebelumnya. Meskipun tidak ada masalah namun diperlukan peninjauan kembali dan
usaha untuk meningkatkan keadaan yang lebih baik agar dapat mencapai target yang telah
8
ditetapkan, oleh sebab itu para pengawas perlu menguasai metode-metode untuk
memperbaiki cara kerja sehingga dapat membimbing bawahannya bila terjadsi masalah yang
tidak diingimkan.
Untuk memperbaiki keadaan di tempat kerja berdasarkan pengalaman sebelumnya
dengan cara mengikuti tata pelaksanaan sebagai berikut :

 mencari hal-hal yang merlu diperbaiki (menyadari masalah dan bertanya-tanya


sendiri).
 Menganalisa metode sekarang : berdasarkan fakta (memahami keadaan ).
 Mencari masalah : sesuai dengan standar (mengetahui hal-hal yang menjadiu masalah
 Mempertimbangkan cara mengatasinya : mendengar pendapat orang-orang yang
berkaitan (meneliti cara mengatasi)
 Menerapkan metode baru : mempertimbangkan hasil pelaksanaan (menganalisa
hasil)

3. Penempatan Pekerja yang Tepat


Seorang pengawas harus melakukan hal-hal berikut dalam penempatan pekerja :
 Mengetahui kebutuhan pekerjaan
 Mengetahui ciri-ciri pekerja dan membagi tugas sesuai ciri-ciri tersebut.
 Menanggapi keinginan pekerja sebisa mungkin
 Bila perlu mengusulkan pemindahan/perubahan penempatan pekerja kepada atasan.

4. Pembinaan dan Pengawasan Dalam Menjalankan Tugas


Pengawasan berarti mendorong semangat bawahan melaksanakan tugas dalam arti
yang luas dan langsung memimpin dan membina bawahan melakukan tugas dilapangan dan
secara langsung mengatur bahan, sarana, mesin dan peralatan di tempat kerja.
beberapa tugas dan tanggung jawab pengawas dalam hubungannya dengan
pemmbunaan dan pengawasan bidang Keselamatan dan Kesehatan Kerja :
 Menyempurnakan “standar pelaksanaan pekerjaan secara selamat dan sehat dan
menyuruh bawahan untuk mentaatinya.
 Menyempurnakan “Daftar pemeriksaan secara sukarela” dan menyuruh bawahan
untuk memeriksa
 Mengetahui siapa yang memerlukan pemeriksaan suasana kerja serta hasil
pemeriksaan tersebut
 Menyempurnakan “standar pemusnahan dan pembersihan “ dan menyuruh
bawahannya mentatai standar tersebut.

9
 Melakukan penempatan pekerja setelah mempertimbangkan kualifikasi dan
kemampuan pekerja masing-masing
 Melakukan pembinaan/pelatihan mengenai keselamatan dan kesehatan kerja”
 Menjalankan kegiatan kegiatan untuk meningkatkan kesadaran bawahan mengenai
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
 Membuat ketentuan-ketentuan untuk mengatasi keadaan darurat atau bila ditemukan
kelainan dan menyuruh bawahan memahami ketentuan tersebut
 Memelihara kesehatan bawahannya
 Memasang petunjuk dan tanda-tanda di tempat kerja, yang diharuskan peraturan.

5. Peningkatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja


Untuk meningkatkan keselamatan dan Kerja perlu mengambil langkah sebagai berikut :
 Peningkatan keselamatan sarana mesin
 Peningkatan keselamatan sarana listrik
 Peningkatan mencegash kebakaran oleh karena ledakan
 Peningkatan tingkat keselamatan sarana angkutan
 Peningkatan keselamatan akibat terjatuh dan bahaya jatuhan

6. Pemeliharaan syarat lingkungan kerja


Hal-hal pokok dalam pelaksanaan kerapihan dan kebersihan adalah sebagai berikut :
 Menyesuaikan arah pengaliran pekerjaan dan lay out sarana upaya menghilangkan
pekerjaan pengangkutan yang tidak dibutuhkan
 Tempat penyimpanan dan cara penyimpanan baik barang-barang
 Ditentukan koridor, pintu masuk/keluar serta pintu darurat dan selalu memelihara
keadaan tempat-tempat tersebut.
 Diletakkan wadah untuk mengumpulkan barang-barang yang tidak diperlukan
ditempat kerja. Barang yang dimasukkan wadah tersebut dikumpulkan secara berkala.
 Untuk setiap tempat kerja tentukan wilayah penanggung jawab untuk masing- masing
wilayah.
 dilakukan pemeriksaan untuk memeriksa kerapihan dan kebersihan dilaksanakan.

7. Pemeriksaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja


a. Membuat rencana pemeriksaan
Bila seorang pengawas membuat rencana pemeriksaan , maka perlu
memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
 Kapan (intensitas pemeriksaan) : ditentukan waktu dan lamanya

10
 Siapa (pelaku pemeriksaan) : ditentukan siapa yang memeriksa
 Apa (apa yang diperiksa) : sarana produksi, mesin, peralkatan, tempat kerja
peralatan keselamatan kerja, gerakan /tindakan pekerja
 Bagaimana (metode pemeriksaan): apakah secara visual,dengan menggunakan
peralatan

b. Hal-hal yang diperhatikan pada waktu pemeriksaan


Pada waktu melakukan pemeriksaan keselamatan dan kesehatan kerja perlu diperhatikan
hal-hal sebagai berikut :
 membuat para pekerja ditempat kerja memahami pentingnya pemeriksaan dan
diminta bekerjasama
 Menghindarkan sikap atau cara yang mencari kesalahan
 Pemeriksa memberi contoh baik dari segi berpakaian dan sikap
 Bila telah terjadi kecelakaan sebelumnya, maka perlu di cek apakah penyebab
kecelakaan tersebut sudah tidak ada lagi
 memeriksa apakah kondisinya yang tidak aman
 Apabila ditemukan kondisi tidak aman atau tindakan tidak aman maka perlu di
periksa penyebab dasarnya dan dilakukan tindakan pencegahan
 Tidak diperbolehkan mengutamakan kemudahan pekerjaan dari pada keselamatan
 Secara teliti memeriksa keadaan mesin dan sarana yang biasanya dianggap sepele.
 memberikan tegoran apabila ditemukan hal-hal yang bersifat salah dan memberikan
pujian apabila pekerja melakukan tindakan yang memperhatikan keselamatan

c. Pembuatan check list


Untuk mempermudah pemeriksaan dan mencegah terlupakannya hal-hal yang perlu
diperiksa harus dibuatkan check list

8. Penyelesaian pada waktu ditemukan kelainan dan waktu terjadinya kecelakaan


Bila terjadi keadaan yang menyimpang dari standar, keadaan demikian disebut
sebagai ketidak sesuaian atau ditemukan masalah, kedaan yang demikian bila dibiarkan akan
mengakibatkan terjadi kecelakaan.
Contoh kelainan adalah :
a. Kondisi tidak aman :
 sarana dan peralatan keselamatan dari mesin yang rusak atau kapasitas menurun
 penutup pelindung, jeruji dan instalasi yang rusak, dilepaskan atau dibiarkan setelah
dipindahkan
11
 petunjuk meteran bergoyang melewati batas normal
 ditemukan kelainan dengan suara, getaran, suhu dan kecepatan mesin yang sedang
dioperasikan. dll.
b. Tindakkan tidak aman :
 bekerja dengan tidak menggunakan alat pelindung diri yang disyaratkan
 dalam kerja kelompok dilakukam pekerjaan secara tidak disiplin
 tetap menggunakan sarana produksi yang rusak, dll.

9. Peningkatan kesadaran keselamatan dan kesehatan kerja


Membuat para pekerja memahami dan mentaati ketentuan-ketentuan untuk menjaga
keselamatan dan kesehatan kerja adala hal yang sangat penting agar dapat menyelamatkan
jiwa dan kesehatan. Supaya para pekerja terbiasa mentaati ketentuan ketentuan tersebut perlu
meningkatkan kesadaran mereka melalui berbagai cara.
beberapa metode untuk meningkatkan kesadaran :
 metode tool box meeting
 memanfaatkan sistem usulan keselamatan dan kesehatan kerja
 memanfaatkan sistem piket keselamatan dan kesehatanm kerja
 memanfaatkan apel pagi
 menentukan hari kesaelamatan dan kesehatan kerja
 meningkatkan kesadaran melalui lomba keselamatan dan kesehatan kerja
 memenfaatkan sistem pennghargaan keselamatan dan kesehatan kerja
 memanfaatkan poster dan semboyan

10. Kreativitas untuk mencegah kecelakaan kerja


Mengembangkan kreativitas para pekerja untuk mengatasi masalah keselamatan dan
kesehatan kerja, selain secara langsung dapat memperoleh hasil yang baik tetapi juga dapat
meningkatkan kesadaran para pekerja.
Kreativitas merupakan metode baru yang dikembangkan berdasarkan pengalaman dan
pengetahuan yang dimiliki para pekerja. Cara untuk meningkatkan kreativitas para pekerja
untuk mencegah kecelakaan kerja dengan cara :

a. Menciptakan suasana kerja yang baik untuk meningkatkan kreativitas :


 masalah yang diperoleh melalui program yang dilakukan selama ini (misalnya
pemeriksaan sukarela, pemeriksaan roda serta laporan kasus-kasus yang hampir
celaka ) dicatat sebagai data.
12
 tema secara perorangan atau perkelompok agar dibahas dan dibuat usul perbaikan
 memuji ide atau usulan baik

b. Memahamii situasi secara bersama


Pengawas dapat memperoleh hasil baik melalui usaha bawahan untuk melakukan
pekerjaan maupun meningkatkan keselamatan tetapi tidak berarti bawahan saja yang
berusaha melinkan berusaha bersama-sama.

c. Membina daya kreativitas


Beberapa jenis kemampuan kreatif yang diharapkan dapat ditingkatkan :
 kemampuan menyadari masalah dan mencari faktor masalah dalam pekerjaan
(kemampuan mencari masalah)
 kemampuan memanfaatkan pengetahuan dasar dan menerapkannya (kemampuan
menerapkan)
 cara berpikir secara lunak, siap mengganti cara lama dengan cara baru (kemampuan
berpikir)
 berdasarkan petunjuk baru, menciptakan ide baru (kemampuan imajianasi)
 kemampuan mengusulkan ide dan menyusun ide (kemampuan menyusun)
 kemampuan menyusun agar ide baru dapat digunakan secara nyata (kemampuan
menyempurnakan)

13

Anda mungkin juga menyukai