2.1.1 Pengertian Limbah Limbah merupakan semua buangan yang dihasilkan oleh aktivitas manusia dan hewan yang berbentuk padat, lumpur (sludge), cair maupun gas yang dibuang karena tidak dibutuhkan atau tidak diinginkan lagi. Walaupun dianggap sudah tidak berguna dan tidak dikehendaki, namun bahan tersebut kadang-kadang masih dapat dimanfaatkan kembali dan dijadikan bahan baku (Damanhuri dan Padmi, 2010). Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri maupun domestik (rumah tangga, yang lebih dikenal sebagai sampah), yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karena tidak memilki nilai ekonomis (Fanggi dkk, 2015). Limbah adalah benda yang tidak terpakai, tidak diinginkan dan dibuang atau sesuatu yang tidak digunakan, tidak disenangi ataupun yang berasal dari kegiatan manusia serta tidak terjadi dengan sendirinya (Mubarak dan Chayatin, 2009). Selanjutnya dikatakan bahwa limbah merupakan material sisa yang sudah tidak dipakai, tidak disenangi atau sesuatu yang harus dibuang, yang umumnya berasal dari kegiatan yang dilakukan oleh manusia (Widarti dkk, 2015). Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun, dalam Pasal 1 angka 1 disebutkan bahwa limbah adalah sisa usaha/atau kegiatan. Jadi, limbah adalah bahan sisa yang dihasilkan dari suatu kegiatan dan proses produksi, baik pada skala rumah rumah tangga, industri, pertambangan, dan sebagainya. Sedangkan menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 81 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Dan Sampah Sejenis, yaitu: yang dimaksud dengan Limbah Rumah Tangga adalah sampah yang berasal dari kegiatan sehari- hari dalam rumah tangga yang tidak termasuk tinja dan sampah spesifik (Pasal 1 angka 1 PP No 81 Tahun 2012).
2.1.2 Pembagian Limbah
Limbah padat organik rumah tangga terdiri dari limbah organik dan anorganik. Limbah organik berasal dari bahan organik di alam, seperti tumbu-tumbuhan dan hewan (Teti, 2009). Dalam ilmu kesehatan lingkungan, pembagian limbah sering diklasifikasikan dari cara di atas sehingga limbah dibedakan menjadi : 1. Limbah organik (garbage) ialah bahan atau sisa pengolahan yang membusuk misalnya limbah dari dapur, restoran, hotel dan sebagainya. Dengan demikian pengelolaannya menghendaki kecepatan, baik dalam pengumpulan maupun dalam pembuangannya. Bagi lingkungan limbah ini relatif kurang berbahaya karena dapat terurai dengan sempurna menjadi zat-zat anorganik yang berguna bagi fotosintesa tumbuhan. Hanya saja orang harus mengangkut dan membuangnya di tempat yang aman, dengan kecepatan yang lebih dari pada kecepatan membusuknya di dalam keadaan cuaca daerah tropis (Kamal, 2009). 2. Limbah anorganik adalah limbah yang dihasilkan dari bahan-bahan non-hayati, baik berupa produk sintetik maupun hasil proses teknologi pengolahan bahan tambang. Limbah anorganik dibedakan menjadi: limbah logam dan produk-produk olahannya, limbah plastik, limbah kertas, limbah kaca dan keramik, limbah detergen. Sementara sebagian lainnya hanya dapat diuraikan dalam waktu yang lama. Limbah jenis ini pada tingkat rumah tangga misalnya botol plastik, botol gelas, tas plastik, dan kaleng (Nisandi, 2007). 3. limbah yang berbentuk abu atau debu (Ashes) ialah segala jenis abu, misalnya yang terjadi sebagai akibat hasil pembakaran kayu, batu bata, sisa pembakaran rumah dan industri. Sampah seperti ini tentunya tidak membusuk, tetapi dapat dimanfaatkan untuk mendatarkan tanah atau penimbunan. Selama tidak mengandung zat beracun, maka abu inipun tidak terlalu berbahaya terhadap lingkungan dan masyarakat. 4. limbah binatang (Dead Animal) ialah segala jenis bangkai binatang baik yang besar maupun kecil yang mati karena alam, ditabrak kendaraan atau dibuang orang, seperti sapi, kuda, dan tikus. 5. limbah jalan (Street Sweeping) ialah segala jenis sampah yang berserakan di jalan karena dibuang, atau sampah yang berasal dari pembersihan jalan yang terdiri dari campuran bermacam-macam sampah, daun-daunan, kertas, plastik, pecahan kaca, besi, dan debu. 6. Limbah industri (Industrial Waste) ialah benda-benda padat sisa yang merupakan sampah hasil industri, misalnya kaleng dengan potongan-potongannya yang tidak dapat digunakan lagi (Kamal, 2009).
2.1.3 Pengertian Limbah Padat Organik Rumah Tangga
Limbah padat organik rumah tangga merupakan limbah yang dihasilkan dari kegiatan atau lingkungan rumah tangga atau sering disebut dengan istilah limbah domestik (Damanhuri dan Padmi, 2010). Limbah padat organik rumah tangga dapat digunakan sebagai bahan dasar dalam pengomposan. Dalam proses pengomposan, limbah organik akan mengalami pembusukan atau penguraian oleh mikroba atau jasad renik seperti bakteri, jamur dan sebagainya. Pada proses penguraian dibutuhkan kondisi lingkungan yang optimal agar semakin cepat atau semakin baik mutu komposnya (Ardiningtyas, 2013).
2.1.4 Karakteristik Limbah Padat Organik Rumah Tangga
Adapun karakteristik limbah adalah berukuran mikro, dinamis, berdampak luas (penyebarannya), berdampak jangka panjang (antar generasi). Secara umum jenis limbah adalah sebagai berikut : 1. Limbah yang mengalami perubahan secara alami (mudah terurai), yaitu limbah yang dapat mengalami dekomposisi oleh bakteri dan jamur, seperti daun-daun, dan sisa makanan. 2. Limbah yang tidak atau sangat lambat mengalami perubahan secara alami (tidak mudah terurai), yaitu seperti: plastik, kaca, kaleng, dan limbah sejenisnya (Said, 2011). Selain komposisi, maka karakteristik lain yang biasa ditampilkan dalam penanganan limbah adalah karakteritik fisika dan kimia. Karakteristik sampah dapat dikelompokkan menurut sifat-sifatnya, seperti : a. Karakteristik fisika: yang paling penting adalah densitas, kadar air, kadar volatil, kadar abu, nilai kalor, distribusi ukuran b. Karakteristik kimia: khususnya yang menggambarkan susunan kimia sampah tersebut yang terdiri dari unsur C, N, O, P, H, S, dsb (Damanhuri dan Padmi, 2010). Berdasarkan sifat limbah yang telah disebutkan di atas, apabila dilihat dari wujudnya maka limbah padat organik juga dapat dikelompokkan berdasarkan wujudnya, yaitu : 1. Limbah padat berwujud yang sersifat kering, tidak dapat berpindah kecuali ada yang memindahkannya. Misalnya sisa makanan, sayuran, potongan kayu, sobekan kertas, sampah dan plastik. 2. Limbah cair yang berwujud cair yakni limbah yang larut dalam air. Misalnya air bekas mencuci pakaian, dan air bekas pencelupan pewarna pakaian dan sebagainya (Suharto, 2010).