Anda di halaman 1dari 4

ANALISIS NOVEL INDONESIA

I. Identitas Novel
 Judul :Layar Terkembang
 Pengarang :Sutan Takdir Alisjahbana
 Tahun terbit :1937
 Tebal halaman :176 halaman
 Penerbit :Balai Pustaka

II. Sinopsis

Raden Wiriaatmadja memiliki dua orang anak gadis yang sifatnya sangat
berbeda, yaitu Tuti dan Maria. Anak pertamanya, Tuti, adalah seorang gadis yang
pembawaannya selalu serius sehingga gadis itu cenderung pendiam. Namun, ia
sangat perpendirian teguh dan aktif dalam berbagai organisasi wanita. Ia bahkan
aktif dalam memberikan orasi-orasi tentang persamaan hak kaum wanita. Pada
saat itu, semangat kaum wanita sedang bergelora sehingga mereka mulai
menuntut persamaan dengan kaum pria.
Anak keduanya adalah Maria. Ia memiliki sifat yang lincah, sangat periang
dan bicaranya ceplas-ceplos. Ia sangat mudah bergaul dan hidupnya selalu penuh
dengan keceriaan. Itulah sebabnya, semua orang yang berada di dekatnya pasti
akan menyenangi kehadirannya.
Pada suatu sore, kedua kakak beradik ini berjalan-jalan ke sebuah pasar
ikan. Ketika mereka sedang melihat ikan-ikan dalam akuarium, mereka berkenalan
dengan seorang pemuda tampan yang bernama Yusuf. Ia adalah seorang
mahasiswa kedokteran. Pada hari itu juga, Yusuf mengantarkan kedua gadis itu
sampai di rumah mereka.
Sejak pertemuan pertamanya, Yusuf selalu membayangkan Maria yang
sangat periang, lincah, dan suka berbicara ceplas-ceplos. Ia menaruh hati kepada
gadis itu. Wajah Maria selalu terbayang-bayang di matanya. Senyumnya dan
tingkahnya yang periang membuat pemuda itu merasa senang berada di
sampingnya.
Takdir kembali mempertemukan Yusuf dengan Maria dan kakaknya di
depan Hotel Des Indes. Dengan senang hati, Yusuf mengantarkan kedua kakak
beradik itu berjalan-jalan. Setelah pertemuan tersebut, Yusuf menjadi lebih sering
berkunjung ke rumah mereka. Beberapa waktu kemudian Yusuf dan Maria
sepakat menjalin hubungan cinta kasih.
Sementara itu, Tuti melihat hubungan cinta kasih adiknya sebenarnya
berkeinginan pula untuk memiliki seorang kekasih. Apalagi setelah ia menerima
surat cinta dari Supomo. Namun, karena pemuda itu bukanlah idamannya, ia
menolak cintanya. Sejak itu hari-harinya semakin disibukkkan dengan kegiatan
organisasi dan melakukan kegemarannya membaca buku sehingga ia sedikit
melupakan angan-angannya tentang seorang kekasih.
Pada suatu hari keluarga Raden Wiraatmadja dikejutkan oleh hasil
diagnosa dokter yang menyatakan bahwa Maria mengidap penyakit TBC.
Semakin hari kesehatan gadis itu semakin melemah sekalipun ia telah menjalani
perawatan intensif. Hal ini membuat Yusuf merasa sedih. Pemuda itu
mendampingi kekasih hatinya dengan setia. Namun, penyakit TBC yang diderita
Maria semakin hari semakin parah sehingga tak lama kemudian Maria pun
meninggal dunia. Sebelum ia menghembuskan nafasnya yang terakhir, ia
meminta kekasihnya untuk menerima kakaknya sebagai penggantinya.
Setelah Maria meninggal dunia, Tuti dan Yusuf menjalin hubungan kasih.
Mereka sepakat untuk menikah.

III. Analisis Unsur Instrinsik dan Ekstrinsik

A.Unsur Instrinsik
1.Tema
Roman ini memperkenalkan masalah wanita Indonesia yang mulai
merangkak pada pemikiran modern. Kaum wanita mulai bangkit untuk
memperjuangkan hak-haknya sebagai wanita, berwawasan luas, serta
bercita-cita mandiri. Masalah lain yang dipersoalkan dalam roman ini, yaitu
masalah kebudayaan barat dan timur. Juga termasuk masalah agama.
Roman ini menampilkan cinta kasih antara Yusuf, Maria, dan Tuti.

2.Plot
Tempat : Jakarta (di gedung akuarium,di jalan,di rumah Wiriatmaja,di
sekolah Maria.
Waktu : Tahun 30-an

4.Sudut pandang
Sudut pandang yang digunakan untuk menyusun novel ini ialah sudut
pandang orang ketiga.
5.Tokoh
a. Tuti
b. Maria
c. Wiriatmaja
d. Yusuf
e. Partadiharja
f. Sukamti

6.Penokohan/ Perwatakan/ Karakter


a. Tuti :Seorang yang tegas dan kukuh pendirian,
tadakmudah kagum terhadap sesuatu.
b. Maria :Seorang yang mudah kagum, suka memuji dan
rajin
c. Wiriatmaja :Seorang yang tegas, penyayang, dan taat dalam
agama
d. Yusuf : seorang yang baik,ramah.
e. Partadiharja : seorang yang ingin cita-citanya selalu terwujud,
keras kepala, dan kurang pengertian.
f. Sukamti : Seorang wanita yang tegas.
7.Amanat/ Pesan
 Cinta dan pengorbanan kadang selalu berjalan seiring.
 Dibalik kelebihan seseorang terdapat kelemahan.
B. Unsur Ekstrinsik
1. Unsur / Nilai Pendidikan
S.T Alisjahbana menempuh pendidikan His (1915-1921) kemudian
menempuh pendidkan kweekschool di Bukit Tinggi yang
kemudian dilanjutkan ke hogere kweekschool di Bandung.
Kemudian Takdir menjalani pendidikan di Fakultas sastra (1940-
1942). Pada tahun 1949 Takdir mendapat gelar Doctor Honoris
Causa untuk Ilmu bahasa dari Universitas Indonesia pada tahun
1987 mendapatkan gelar Doctor Honoris Causa untuk Ilmu sastra
dariUniversitas Sains Maalaysia.

2. Unsur / Nilai Ketuhann


Pandangan Sultan Takdir tersebut dikarenakan menurutnya
segala sifat-sifat Tuhan dalam Islam sangat terkemuka keesaan-
Nya. Tuhan dalam Islam yang amat abstrak itu dengan jelas
menggambarkan monoteisme Islam yang tiada berkompromi
sedikit juapun. Kepada Tuhan itulah tergantung segala sesuatu,
karena dalam kemahakuasaan-Nya, Tuhan menciptakan
segalanya dan mengatur segala sesuatu.
Kepada seluruh alam semesta diletakannya hukum-hukum-Nya,
kepada seluruh manusia diberikan-Nya kedudukan sebagai
khalifah, yaitu sebagai wakil- Nya di dunia mengatasi segala
mahkluk bahkan melebihi malaikat.

3. Unsur / Nilai Budaya


Sutan Takdir Alisyahbana (STA) adalah tokoh terkemuka dan
istimewa dalam sejarah kesusastraan dan pemikiran kebudayaan di
Indonesia. Dia menulis puisi, novel, esai-esai sastra, kitab
pengetahuan tatabahasa dan karangan-karangan ilmiah mengenai
falsafah, ilmu-ilmu sosial dan kemanusiaan. Menurut STA
perkataan budaya/kebudayaan dalam bahasa Indonesia/Melayu
sangat tepat oleh karena menghubungkan budaya dengan budi,
karena kata-kata ’budaya’ dibentuk dari kata ’budi’ dan ’daya’. Kata-
kata ’budi’ berarti pikiran, kesadaran disebabkan seseorang
berpikir, sedang kata ’daya’ artinya ialah kekuatan untuk
menghasilkan atau mencapai sesuatu. Jadi kata budaya atau
kebudayaan bisa diartikan pula sebagai sebuah kemampuan
menggunakan pikiran untuk menghasilkan atau menjelmakan nilai-
nilai yang baik yang dapat memajukan kehidupan.

IV. Penutup

A. Kesan
Novel ini sebenarnya novel karya sastra lama karena bahasa yang
dipakai agak sulit dipahami. Namun isinya cukup menarik dan
banyak pengalaman yang dapat dipetik dari novel ini diantaranya
dibalik kelebihan seseorang terdapat kelemahan.
B. Kelebihan dan Kekurangan
 Kelebihan / Keunggulan
Novel ini sudah terkenal sejak zaman dahulu dan pengarang
sudah mempunyai pengalaman mengarang novel karena
disebutkan bahwa pengarang tidak hanya mengarang karya
sastra fiksi, namun juga karya sastra nonfiksi, jadi dilihat dari
latar belakang pengarang dan dibuktikan dengan membaca
novel ini, novel ini menarik.
 Kekurangan / Kelemahan
Pertama,cover pada novel ini kurang menarik, karena biasanya
pembaca yang dilahat pertama kali adalah cover buku yang
akan dibacanya. Namun, karena pada novel ini covernya
kurang menarik jadi tidak begitu banyak orang yang berminat
membaca novel ini. Yang kedua, bahasa yang dipakai dalam
novel ini bahasa zaman dahulu sehingga agak sulit untuk
dimengerti dan dipahami.

Anda mungkin juga menyukai