Anda di halaman 1dari 12

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah tentang “”.

Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Ilmu Dasar
Keperawatan.Penulis menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan dalam
penulisan makalah ini, sehingga penulis mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.

Ambon, Maret 2019

Penulis

Kelompok 1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang........................................................................................1

1.2RumusanMasalah ...................................................................................1

1.3Tujuan Penulisan.....................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

2.1ModelKomunikasi...................................................................................3

2.2Sejarah Model Shannondan Weaver.......................................................3

2.3KelebihanDan Kekurangan Model Komunikasi Shannon Dan Weaver.7

BAB III ASUMSI KELOMPOK

3.1Asumsikelompok...................................................................................10

BAB IV PENUTUP

4.1Kesimpulan............................................................................................11

4.2Saran......................................................................................................11

DAFTARPUSTAKA ............................................................................................12
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Demam Dengue adalah penyakit yang disebabkan oleh virus famili
Flaviviridae dan disebarkan oleh nyamuk Aedes. Secara klinis Demam
Dengue (DD) dan demam berdarah Dengue (DBD). Di Indonesia kasus
DBD pertama kali dicurigai di Surabaya pada Tahun 1968. Di Jakarta,
kasus pertama dilaporkan pada tahun 1969. Pada tahun 1994 DBD telah
menyebar ke seluruh propinsi di daerah pedesaan.

Pada awal terjadinya wabah di suatu negara, distribusi umur


diperkirakan 50 sampai 100 juta kasus DBD per tahunnya dan 90% nya
menyerang anak-anak berusia di bawah 15 tahun. Namun pada wabah-
wabah selanjutnya, jumlah penderita yang digolongkan dalam golongan
usia dewasa dan muda juga meningkat. Saat ini DBD dapat menyerang
semua golongan usia. Rata-rata angka kematian pada kasus DBD
mencapai 5%
Virus dengue adalah anggota virus genus Flavivirus dan famili
Flaviviridae. Virus ini berukuran kecil dan memiliki single stranded RNA.
Ada empat serotipe virus Dengue yang disebut serotipe 1, 2, 3 dan 4
(DEN1, DEN2, DEN3, DEN4). Dari survei virologi penderita DBD yang
telah dilakukan di beberapa rumah sakit di Indonesia sejak tahun 1972
sampai dengan tahun 1995, keempat serotipe berhasil diisolasi baik dari
penderita DBD derajat ringan maupun berat. Selama 17 tahun, serotipe
yang mendominasi ialah serotipe 2 dan 3. Serotipe 3 dikaitkan dengan
kasus DBD berat.
1.2 Rumusan Masalah
1. Mengetahui apa itu DBD ?
2. Apa saja tanda dan gejala penyakit DBD ?
3. Pemeriksaan diagnostik apa saja yang dilakukan pada penyakit DBD?
4. Apa saja peran pererawat dalam mengatasi penyakit DBD ?
1.3. Tujuan Penulisan
BAB II
PEMBAHASAN

2.1.Defenisi DBD
Demam dengue / DF dan demam berdarah dengue / DBD (Dengue
Haemorrhagic Fever / DHF) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus
dengue dengan manifestasi klinis demam,nyeri otot atau nyeri sendi yang disertai
leukopeni,ruam,limfadenopati,trombositopenia dan ditesis homoragik.Pada DBD
terjadi perembesan plasma yang ditandai dengan hemokonsentrasi ( peningkatan
hematokrit ) atau penumpukan cairan dirongga tubuh.Sindrom renjata dengue
( Dengue shock syndrome ) adal demam berdarah dengue yang ditandai oleh
renjatan/shok.[ CITATION ami15 \l 1057 ]

Demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit menular yang disebabkan


oleh virus dengue yang dibawa oleh nyamuk. Demam berdarah DBD dulu disebut
penyakit “break-bone” karena kadang menyebabkan nyeri sendi dan otot di mana
tulang terasa retak.

Demam berdarah ringan menyebabkan demam tinggi, ruam, dan nyeri otot
dan sendi. Demam berdarah yang parah, atau juga dikenal sebagai dengue
hemorrhagic fever, dapat menyebabkan perdarahan serius, penurunan tekanan
darah yang tiba-tiba (shock), dan kematian.
2.2 Macam – macam gejala DBD
Terdapat tiga jenis demam dengue: demam berdarah klasik, dengue
hemorrhagic fever, dan dengue shock syndrome. Masing-masing memiliki
gejala yang berbeda.
 Gejala demam berdarah klasik
Gejala dari demam berdarah klasik biasanya diawali dengan demam
selama 4 hingga 7 hari setelah digigit oleh nyamuk yang terinfeksi, serta:
1. Demam tinggi, hingga 40 derajat C
2. Sakit kepala parah
3. Nyeri pada retro-orbital (bagian belakang mata)
4. Nyeri otot dan sendi parah
5. Mual dan muntah
6. Ruam
Ruam mungkin muncul di seluruh tubuh 3 sampai 4 hari setelah demam,
kemudian berkurang setelah 1 hingga 2 hari. Anda mungkin mengalami
ruam kedua beberapa hari kemudian.

 Gejala dengue hemorrhagic fever


Gejala dari dengue hemorrhagic fever meliputi semua gejala dari demam
berdarah klasik, ditambah:
1. Kerusakan pada pembuluh darah dan getah bening
2. Perdarahan dari hidung, gusi, atau di bawah kulit, menyebabkan
memar berwarna keunguan
Jenis penyakit dengue ini dapat menyebabkan kematian.

 Gejala dengue shock syndrome


Gejala dari dengue shock syndrome, jenis penyakit dengue yang paling
parah, meliputi semua gejala demam berdarah klasik dan dengue
hemorrhagic fever, ditambah:
1. Kebocoran di luar pembuluh darah
2. Perdarahan parah
3. Shock (tekanan darah sangat rendah)
Jenis penyakit ini biasanya terjadi pada anak-anak (dan beberapa orang
dewasa) yang mengalami infeksi dengue kedua kalinya. Jenis penyakit ini
sering kali fatal, terutama pada anak-anak dan dewasa muda.
Kemungkinan ada tanda-tanda dan gejala yang tidak disebutkan di atas. Bila Anda
memiliki kekhawatiran akan sebuah gejala tertentu, konsultasikanlah dengan
dokter Anda.
2.3 Faktor-faktor risiko
Ada banyak faktor yang meningkatkan risiko Anda terkena demam
berdarah DBD, yaitu:
 Tinggal atau berpergian ke area tropis. Berada di daerah tropis dan
subtropis meningkatkan risiko terkenanya virus yang menyebabkan
demam berdarah. Daerah yang berisiko tinggi adalah Asia
Tenggara, bagian barat Kepulauan Pasifik, Amerika Latin, dan
Karibia.
 Infeksi sebelumnya dengan virus demam dengue meningkatkan
risiko gejala yang serius jika Anda terinfeksi kembali.

2.4 Obat & Pengobatan

Informasi yang diberikan bukanlah pengganti nasihat medis. SELALU


konsultasikan pada dokter Anda.

Beberapa tes laboratorium dapat mendeteksi bukti virus dengue, namun


hasil tes biasanya keluar agak lama untuk segera memberi keputusan
pengobatan.

Bagaimana cara mengobati demam berdarah dengue?

Tidak ada penanganan spesifik untuk demam berdarah DBD, kebanyakan


pasien pulih dalam 2 minggu. Penting untuk menangani gejala-gejala
untuk menghindari komplikasi. Dokter biasanya merekomendasikan
pilihan pengobatan berikut:

 Istirahat yang banyak di tempat tidur


1. Minum banyak cairan
2. Minum obat untuk menurunkan demam. Paracetamol (Tylenol,
Panadol) dapat meringankan rasa sakit dan menurunkan
demam.
3. Hindari penghilang rasa sakit yang dapat meningkatkan
komplikasi perdarahan, seperti aspirin, ibuprofen (Advil,
Motrin) dan naproxen sodium (Aleve).
4. Untuk kasus yang lebih serius, demam berdarah dapat
menyebabkan shock atau hemorrhagic fever yang memerlukan
perhatian medis lebih.

 Pengobatan di rumah
Apa saja perubahan gaya hidup yang dapat dilakukan untuk
mencegah dan mengatasi demam berdarah dengue?
Anda dapat mengatasi demam berdarah dengue dengan perawatan
di rumah. Anda memerlukan hidrasi serta penanganan rasa sakit
yang baik. Berikut adalah gaya hidup dan pengobatan rumahan
yang dapat membantu Anda:
1. Tinggallah di tempat yang ber-AC.
2. Penting untuk menjaga rumah dari nyamuk terutama pada
malam hari.
3. Atur ulang kegiatan di luar ruangan.
4. Hindari berada di luar ruangan pada dini hari, senja, atau
malam hari, di mana banyak nyamuk di luar.
Gunakan pakaian pelindung.
5. Apabila Anda berada di daerah yang banyak nyamuk, gunakan
baju berlengan panjang, celana panjang, kaus kaki, dan sepatu.
6. Gunakan penangkal nyamuk.
7. Permethrin dapat dipakaikan ke pakaian, sepatu, alat kemah
Anda.
8. Anda juga dapat membeli pakaian yang mengandung
permethin.
9. Untuk kulit Anda, gunakan penangkal yang mengandung
paling sedikit 10% konsentrasi DEET.
Kurangi tempat tinggal nyamuk. Nyamuk yang membawa virus
dengue biasanya tinggal di dalam dan sekitar perumahan,
berkembang biak di genangan air, seperti ban mobil. Kurangi
habitat perkembangbiakan nyamuk untuk mengurangi populasi
nyamuk.
Bila ada pertanyaan, konsultasikanlah dengan dokter untuk solusi
terbaik masalah Anda.

2.5 Diagnosis Laboratorium

Pemeriksaan laboratorium meliputi pemeriksaan hematologi, hemotasis dan


imunoserologi. Pemeriksaan hematologi yang penting adalah hitung
trombosit (trombositopenia = 100.000/ μL) dan hematokrit (meningkat
sampai 20 %); disamping itu juga hitung leukosit (leukopenia). Pada sediaan
darah tepi sering dapat dijumpai peningkatan limfosit plasma biru, yang
walaupun tidak spesifik untuk virus Dengue tetapi bila jumlahnya
meningkat mendukung diagnosis.

Penyebab trombositopenia pada DBD masih kontroversial. Sebagian


peneliti mengatakan kemungkinan penyebabnya ialah trombopoiesis yang
menurun dan destruksi trombosit dalam darah yang meningkat. Peneliti lain
menemukan adanya gangguan fungsi trombosit mekanisme yang
menyebabkan peningkatan destruksi dan gangguan fungsi trombosit belum
diketahui dengan jelas. Ditemukannya kompleks imun pada permukaan
trombosit diduga sebagai penyebab agregasi trombosit yang kemudian akan
dimusnahkan oleh sistem retikuloendotelial khususnya dalam limpa dan
hati.

Pemeriksaan hemostasis yang penting pada awal sakit adalah uji bendungan
(uji Tourniquet). Pada stadium lebih lanjut penetapan D Dimer, dan masa
protrombin (Prothrombin time = PT) membantu memastikan sudah adanya
koagulasi intra vascular menyebar (Disseminated intra Vascular
Coagulation = DIC). Ada peneliti yang mengatakan bahwa pada penderita
DBD ditemukan peningkatan yang minimal kadar FDP, dan tidak
berhubungan dengan beratnya penyakit. Pada penderita dengan peningkatan
FDP, ditemukan masa tromboplastin parsial dan masa protrombin yang agak
memanjang. FDP yang meningkat disertai trombositopenia menunjukan
adanya proses koagulasi intravaskular, merupakan hal yang mengakibatkan
perdarahan tetapi belum membuktikan adanya DIC. Namun demikian DBD
dengan syok dan asisdosis berkepanjangan dapat mencetuskan DIC.

Sedangkan peneliti lain mengatakan bahwa pada semua kasus DBD


ditemukan manifestasi DIC tipe akut. Jadi jelaslah bahwa perjalanan
penykait DBD yang alami akan menyebabkan proses patofisiologi kompleks
dari berbagai sistem dalam tubuh penderita. Hal ini masih dapat menjadi
bahan yang cukup luas untuk melakukan penelitian mengenai patofisiologi
DBD.

Uji laboratorium yang sangat penting dilakukan untuk memastikan


diagnosis etiologi infeksi virus dengue meliputi pemeriksaan-pemeriksaan
dibawah ini:

Isolasi virus Dengue

Uji serologi :

 adanya kenaikan titer serum antibodi Dengue spesifik,


 adanya antigen virus spesifik atau RNA dalam jaringan atau serum.

Isolasi virus merupakan pendekatan yang paling menentukan, namun teknik


yang ada saat ini membutuhkan tingkat keahlian teknis dan perlengkapan
yang relatif tinggi. Uji serologi cukup mudah dan lebih cepat di lakukan,
namun reaksi silang antara antibodi Dengue dan Flavivirus lainnya dapat
menimbulkan hasil positif palsu. Selain itu, identifikasi akurat terhadapa
serotipe infeksi virus dengue belum dimungkinkan dengan metode serologi
pada umumnya.
Teknologi baru yang ada untuk melakukan uji laboratorium terhadap infeksi
Dengue meliputi imunohistokimia pada jaringan otopsi dan Polymerase
Chain reaction (PCR) untuk mendeteksi RNA virus dalam jaringan atau
serum. Dari suatu penelitian yang membandingkan antara pemeriksaan
serologi (Dengue Blot) dengan PCR didapatkan hasil sama baiknya.

2.6 Peran perawat dalam menangani penyakit DBD


1. Pemberi Asuhan Keperawatan
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan makalah tentang model komunikasi
shannon dan weafer maka dapat disimpulkan bahwa : Model komunikasi
adalah gambaran yang sederhana dari proses komunikasi yang
memperlihatkan kaitan antara satu komponen dengan komponen lainnya.
Ada tiga fungsi model komunikasi, pertama melukiskan suatu
proses,kedua menunjukan hubungan visual,dan ketiga membantu dalam
menemukan dan memperbaiki komunikasi.
Model Shannon dan Weaver mengasumsi bahwa sumber informasi
menghasilkan pesan untuk dikomunikasikan dari seperangkat pesan yang
dimungkinkan.

4.2 Saran
Semoga dengan adanya makalah ini mahasiswa lebih paham dan
lebih mengetatui tentang Model komunikasi menurut Shannon dan Weaver
.Serta menjadi bekal bagi mahasiswa di masa yang akan datang. Penulis
juga sangat mengharapkan segala saran dan kritikan dari para pembaca
agar penulis dapat lebih baik dalam pembuatan makalah selanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai