Makalah k3l Fix Dinar
Makalah k3l Fix Dinar
Segala puja dan puji penulis curahkan kepada Allah SWT yang telah
memberikan penulis kemudahan sehingga dapat menyelesaikan makalah ini. Kalimat
syukur selalu penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa sebab tanpa
pertolongan-Nya penulis tidak dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih sangat jauh dari sempurna. Untuk
itu kepada dosen pembimbing saya minta masukannya demi perbaikan pembuatan
makalah ini di masa yang akan datang.
1. Bapak Harlian Kadir, ST., MT selaku Dosen Pembimbing K3L, yang telah
memberikan kepercayaannya kepada penulis yang selalu memberikan
dukungan dan bimbingan
2. Teman-teman kelas 1 D4 – Proses Manufaktur yang telah memberikan
dorongan dan bantuan
3. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini
Penulis
i
Daftar Isi
KATA PENGANTAR.............................................................................................................i
Daftar Isi................................................................................................................................ii
Daftar Gambar......................................................................................................................iv
BAB 1......................................................................................................................................1
PENDAHULUAN..................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................................2
1.3 Tujuan........................................................................................................................2
1.4 Manfaat......................................................................................................................2
BAB II.....................................................................................................................................3
LANDASAN TEORI..............................................................................................................3
2.1 Penangkal Petir.........................................................................................................3
2.2 Dasar Hukum K3 Listrik..........................................................................................5
2.3 Tujuan K3 Listrik.....................................................................................................7
2.4 PUIL Instalasi Listrik terhadap Penangkal Petir...................................................7
BAB III.................................................................................................................................12
PEMBAHASAN...................................................................................................................12
3.1 Hakikat Petir...........................................................................................................12
3.4 Konstruksi Penangkal Petir...................................................................................14
3.5 Mengaplikasikan Perangkat Proteksi Penangkal Petir........................................17
3.6 Bahaya dan Ancaman Sambaran Petir.................................................................18
3.7 Instalasi Listik.........................................................................................................21
3.8 Standard Operational Procedur (SOP)....................................................................24
3.9 Alat Pelindung Diri (APD)......................................................................................26
BAB IV..................................................................................................................................33
IDENTIFIKASI BAHAYA.................................................................................................33
4.1 Identifikasi Bahaya.................................................................................................33
ii
4.2 Bahaya Kejut Listrik..............................................................................................35
4.3 Bahaya Radiasi........................................................................................................36
4.4 Bahaya Petir............................................................................................................36
4.5 Contoh Kecelakaan.................................................................................................36
4.6 Cara Pencegahan dan Penanggulangan................................................................38
BAB V...................................................................................................................................40
PENUTUP............................................................................................................................40
5.1 Kesimpulan..............................................................................................................40
5.2 Saran........................................................................................................................40
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................41
iii
Daftar Gambar
iv
BAB 1
PENDAHULUAN
1
Instalasi penangkal petir serta pembumian (Grounding) tidak terlepas dari
adanya aturan aturan yang terkait dengan aspek-aspek Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (K3) yang harus pula diperhatikan. Oleh karena itu, penulis
mencoba membuat makalah mengenai materi ini selain tugas Mata Kuliah yang
diberikan oleh dosen yang bersangkutan, penulis merasa bertanggung jawab dan
harus mengetahui, hal-hal yang mendasar menganai Keselamatan dan Kesehatan
kerja terkait dalam pengerjaan Instalasi penangkal petir dan grounding.
3
4
dab Ameresium 241 karena kedua bahan ini mampu menghamburkan ion
radiasinya yang dapat menetralkan muatan listrik awan.
Maka manfaat lain hamburan ion radiasi tersebut akan menambah
muatan pada ujung finial/splitzer, bila mana awan yang bermuatan besar
tidak mampu di netralkan zat radiasi kemudian menyambar maka akan
cenderung mengenai penangkal petir ini. Keberadaan penangkal petir jenis
ini telah dilarang pemakaiannya karena dianggap dapat mengganggu
kesehatan manusia
1
https://pakarpetir.co.id/pasang-penangkal-petir-elektrostatis/
6
sama kepada semua pelaku usaha untuk ikut serta dalam usaha di bidang
ketenagalistrikan;
D. bahwa penyediaan tenaga listrik perlu senantiasa memperhati-kan
kelestarian fungsi lingkungan hidup, konservasi energi dan diversifikasi
energi sebagaimana digariskan dalam kebijakan energi nasional,
keselamatan umum, tata ruang wilayah, dan pemanfaatan sebesar-
besarnya barang dan jasa produksi dalam negeri yang kompetitif dan
menghasilkan nilai tambah agar dapat menghasilkan pengembangan
industri ketenagalistrikan nasional;
E. bahwa ada wilayah tertentu yang berada pada tahap pem-bangunan yang
berbeda dan bahwa sebagian anggota masyarakat berada pada tingkat
perekonomian yang belum mapan sehingga kepentingan masyarakat
tersebut perlu dilindungi;
F. bahwa hak, kewajiban, dan tanggung jawab dalam penyediaan dan
pemanfaatan tenaga listrik perlu dilaksanakan dengan baik;
bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam
huruf a, huruf b, huruf c, huruf d, huruf e, dan huruf f, Undang-undang
Nomor 15 Tahun 1985 tentang Ketenagalistrikan tidak sesuai lagi dengan
perkembangan ketenagalistrikan sehingga perlu membentuk Undang-undang
tentang Ketenagalistrikan yang baru.
2.3 Tujuan K3 Listrik
Tujuan K3 Listrik diantaranya adalah sebagai berikut :
2.3.1 Menjamin kehandalan instalasi listrik sesuai tujuan penggunaannya.
2.3.2 Mencegah timbulnya bahaya akibat listrik seperti:
A. Bahaya sentuhan langsung.
B. Bahaya sentuhan tidak langsung.
C. Bahaya kebakaran
2.4 PUIL Instalasi Listrik terhadap Penangkal Petir
PUIL (Persyaratan Umum Instalasi Listrik) adalah peraturan yang
mengandung rekomendasi atau persyaratan wajib yang harus dijadikan
8
pedoman instalasi listrik, PUIL ini juga memberikan suatu standard dalam
insltalasi penangkal petir
2.7.1 Persyaratan
Proteksi instalasi listrik yang dihubungkan dengan penghantar
saluran udara tegangan rendah (bila diperlukan) harus memenuhi ketentuan
sebagai berikut :
A. Penempatan arester pada saluran udara dilaksanakan sebagai berikut
Arester sedapat mungkin dipasang pada titik percabangan, dan
pada ujung-ujung saluran yang panjang, baik saluran utama maupun
saluran cabang. Jarak antara arester yang satu dan yang lain tidak
boleh melebihi 1000 meter dan di daerah banyak petir, jaraknya tidak
boleh lebih dari 500 meter.
Untuk mendapatkan efek proteksi yang baik dari arester, maka arester
tersebut harus dibumikan melalui penghantar pembumi yang sependek-
pendeknya, dan dengan resistans pembumian sekecil mungkin.
Elektrode bumi yang sudah ada, misalnya instalasi penangkal petir dan
jaringan pipa air minum dari logam yang ditanam yang masih digunakan dan
memenuhi syarat, dapat dipakai untuk pembumian arester.
Arester 2yang dipasang pada saluran udara tegangan rendah digunakan
untuk membatasi tegangan lebih, dan pada prinsipnya terdiri atas rangkaian
2
Arrester adalah suatu alat yang berfungsi untuk melindungi instalasi listrik, peralatan listrik, alat
elektronik saat terjadi lonjakan tegangan atau tegangan lebih (Over Voltage)
10
seri celah proteksi, tahanan tidak linear dan elemen proteksi. Dengan
pemasangan arester maka tegangan lebih impuls akibat petir secara aman akan
disalurkan ke bumi.
3.6.1 Bahaya Akibat Sambaran Petir
Pengamanan terhadap suatu bangunan atau objek dari
sambaran petir pada prinsipnya adalah sebagai penyedia sarana untuk
menghantarkan arus petir yang mengarah ke bangunan yang akan akan
lindungi tanpa melalui struktur bangunan yang bukan merupakan bagian
dari sistem proteksi petir atau instalasi penangkal petir, yang tentunya
harus sesuai dengan standart pemasangan instalasinya. Ada 2 jenis
kerusakan yang di sebabkan sambaran petir, yaitu :
1. Kerusakan Thermis, kerusakan yang menyebabkan timbulnya
kebakaran.
2. Kerusakan Mekanis, kerusakan yang menyebabkan struktur
bangunan retak, rusaknya peralatan elektronik bahkan
menyebabkan kematian.
A. Sambaran Petir Langsung Melalui Bangunan
Sambaran petir yang langsung mengenai struktur bangunan rumah,
kantor dan gedung, akan sangat membahayakan bangunan tersebut beserta
seluruh isinya karena dapat menimbulkan kebakaran, kerusakan perangkat
elektronik atau bahkan korban jiwa.
B. Sambaran Petir Melalui Jaringan Listrik
Bahaya sambaran petir yang mengenai sesuatu di luar area bangunan
tetapi berdampak pada jaringan listrik di dalam bangunan tersebut, hal ini
karena sistem jaringan distribusi listrik/PLN memakai kabel udara terbuka
dan letaknya sangat tinggi, bilamana ada petir yang menyambar pada
kabel terbuka ini maka arus petirakan tersalurkan ke pemakai langsung.
Cara penanganannya adalah dengan cara memasang
perangkat arrester sebagai pengaman tegangan lebih (over voltage).
11
PEMBAHASAN
”Syarat yang harus terpenuhi sehingga petir dapat terjadi yaitu adanya
panas matahari yang menguapkan air, terdapat partikel mengambang
di udara yang biasanya dari garam laut atau polutan industri, dan
kelembapan suatu daerah”4.
3
https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/internet
4
https://www.itb.ac.id/news/read/57093/home/mengenal-petir-dan-manfaatnya-bagi-kehidupan-di-
bumi
33
13
Sistem yang ada pada perangkat penangkal petir ini adalah grounding
sistem ini membantu untuk mengalirkan arus listrik yang terjadi akibat
sambaran petir dapat diarilkan kedalam tanah tanpa mengakibatkan kerusakan
besar atas apa yang telah dilewatinya.
3.3 Grounding
Grounding adalah suatu skema atau tujuan untuk meniadakan beda
potensial yang diakibatkan dari adanya aliran listrik dengan cara
menyalurkannya kedalam tanah dengan menggunakan kabel sebagai
medianya atau yang biasa disebut dengan kabel grounding. Metode ini
digunakan dalam berbagai macam perangkat listrik statis (AC) seperti
penangkal petir, instalasi listrik, instalasi gardu listrik, dan lain sebagainya.
5
https://infopromodiskon.com/news/detail/188/fungsi-grounding-pada-instalasi-listrik-dan-
elektronik.html
14
6
http://elektronika-dasar.web.id/nilai-resistansi-grounding-yang-baik/
15
A. Pastikan Fungsi pemanas udara di dalam panel bekerja dengan baik, hal
ini untuk menghindari kandungan air di udara atau kelembaban yang
berlebihan dalam terminasi panel yang akan mengakibatkan loncatan
arus antar Phase, Pastikan kembali kontrol pengaman panel dan trafo
berfungsi dengan baik bila perlu lakukan simulasi kecil sebelumnya.
B. Pengoperasian Panel Tegangan menengah membutuhkan operating
person yang sudah berpengalaman, guna menghindari kecerobohan.
3.8.2 Transformator
Transformator adalah alat untuk menurunkan atau menaikkan
tegangan. Dan berikut adalah perawatannya :
A. Pastikan pemberian pengaman luar Transformator, misalnya
pemberian pagar pelindung agar hanya orang orang tertentu yang
bisa memiliki akses masuk.
B. Pastikan pergantian udara didalam ruang Transformator berjalan
dengan baik.
C. Selalu beri tanda peringatan bahwa area disekitar Transformator
berbahaya.
3.8.3 Panel LVMDP
LVMDP adalah kependekan dari Low Voltage Main Distribution
Panel, artinya panel ini bekerja pada tegangan rendah dan berfungsi sebagai
pembagi utama pembagian daya instalasi diseluruh gedung dan sekitar.
Berikut cara perawatan dalam panel :
A. Pastikan pergantian udara di ruang panel LVMDP berjalanlancar,
untuk mengurangi efek kenaikkan temperatur padakomponen panel.
B. Selalu beri tanda peringatan bahwa area sekitar panel
berbahaya.Perawatan rutin dengan melakukan pembersihan pada
komponen-komponen panel.( maksimal 3 bulan sekali).
C. Pengamanan ruang panel, sehingga hanya orang- orang tertentuyang
26
7
La, Baida .“Aspek K3 Pada Perencanaan, Pemasangan, Pemeliharaan Instalasi Listrik, Sistem
Penangkal Petir dan Pembumian”. Jurnal Keselamatan, Kesehatan Kerja Dan Regulasi 2018
27
33
34
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
K3 listrik sangat penting untuk ditaati dan dipahami dalam
perencanaan instalasi listrik maupun penangkal petir, hal ini ditunjukkan agar
dapat terciptanya zero accident. SOP perawatan sangat berpengaruh besar
dalam perancangan instalasi penangkal petir ini.
Bahaya apabila petir mengenai suatu jaringan listrik atau gedung
adalah alat-alat kelistrikannya akan mengalami kerusakan apabila tidk
dilengkapi dengan grounding system.
Cara pemasangan penangkal petir pada suatu gedung adalah:
a. Pemsangan grounding
b. Memasang kabel penyalur
c. Pemasangan head terminal
Pembumian (Grounding) merupakan sistem pengaman terhadap
perangkatperangkat yang menggunakan listrik sebagai sumber tenaga, dari
lonjakan listrik, petir, dll. Tujuan utama adanya grounding adalah untuk
menciptakan sebuah jalur yang low impedance (tahanan rendah) terhadap
permukaan bumi untuk gelombanglistrik dan transient voltage suatu
pekerjaan, harus mengutamakan K3, salah satu diantaranya adalah dengan
menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) saat melakukan suatu pekerjaan.
Kewajiban menggunakan APD itu sendiri telah disepakati oleh pemerintah
5.2 Saran
Gunakan selalu APD pada saat bekerja dan taati peraturan / SOP yang
sudah ditetapkan agar pekerjaan menjadi terasa aman dan nyaman.
40
41
DAFTAR PUSTAKA