NIM : 173306010118
- (Kurasa aku sudah lebih baik. Terima kasih sudah datang ya, teman-teman)” Seulas
senyum terpancar dari rona wajah David. (Seulas = Sedikit)
- "Terima kasih Jardon, cepatlah bertindak, kalau tidak nanti sekolah kita bisa porak-
poranda seperti Gedung Putih!" Pinta David penuh semangat.( porak-poranda = cerai
berai)
Kata Konkret
- David memasrahkan diri. Ia kembali melihat derasnya hujan yang membasahi
bangunan-bangunan tinggi di luar sana.
- Kau tahu? Dia kerap mengenakan pakaian panjang dan kerudung kebesaran, kostum
yang aneh sekali.
- Dedaunan kering berguguran di sepanjang jalan trotoar menuju halte bus. Kota New
York begitu hangat siang ini
- Kerudungnya berkibar terhembus angin yang juga menerbangkan dedaunan kering
yang mengotori
- Sepeda itu dikayuh pelan oleh David. Perasaannya trotoar.
Kata Serapan
- semua warga Amerika mem-black list umat muslim
- teman sekelasnya yang terkenal dengan julukan The next Miss World, pun tak pernah
ia hiraukan
Kata Nama Diri dan Sebutan Khas
- Nico said that she is a terrorist
- ayah angkatnya, Rushel Marthin, seorang pastur
- tapi kata dokter aku belum boleh pulang
2. Analisis Kalimat
David terperangah, sosok wanita berwajah cerah itu terus menunduk. Matanya yang
bening biru, hidungnya yang mancung, serta alisnya yang tebal dan menyatu
membuat David diam terpaku.
Kalimat Tanya
- “mereka kenapa?’’
- “begitu,ya?”
Kalimat Perintah
3. Analisis Paragraf
Paragraf deduktif
- Mereka berdua masih terdiam, padahal di antara dua manusia berbeda ras itu seperti
ingin sekali saling sapa dan berucap. Mereka tak kuasa dan tetap memilih diam. Lalu
tiba-tiba, seorang guru laki-laki berumur empat puluh tahunan masuk ke kelas.
- David terlihat salah tingkah. Ia bingung harus berkata apalagi untuk memulai
pembicaraan yang lain dengan Maryam, dan akhirnya ia pun menyerah, lalu duduk
kembali di bangkunya. Sementara Maryam begitu takjub dengan kebaikan David.
Baru kali itu ia merasakan kebaikan seorang lelaki kepadanya. Jam pelajaran
berikutnya sudah dimulai lagi, mereka saling berdiam-diri memperhatikan materi
yanssg diajarkan guru di depan kelas. Lama terasa pelajaran saat itu. Lalu, saat yang
ditunggu-tunggu akhirnya tiba juga, jam pulang sekolah.
- Angin berhembus kencang di atas gedung itu, kerudung Maryam berkibar. Rambut
David bergerak-gerak tertiup angin. David menunduk, sebegitukah nasib cintanya?
Setelah mencoba untuk mengikuti budaya Dubai yang tak boleh menyentuhnya sama
sekali, sekarang Maryam memintanya tak boleh berinteraksi lagi, hanya rasa cinta
saja yang boleh mereka berdua lakukan. “Cinta macam apa ini?” David terus
menunduk dan berbisik.