Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Al - INSYIRAH
KETENTUAN REZKI DARI ALLAH
“Ditujukan untuk memenuhi tugas”
Mata Kuliah : Tafsir
Dosen : M. Sadam Idris, MP.d
Jurusan : Tarbiyah - PAI (II-C)
Di susun Oleh
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat Nya penyusunan
makalah ini dapat diselesaikan.Makalah ini merupakan makalah Tafsir yang
membahas “Q.s Al – Quraisy & Q.s Al Insyirah ”.Secara khusus pembahasan
dalam makalah ini diatur sedemikian rupa sehingga materi yang disampaikan
sesuai dengan mata kuliah. Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit
hambatan yang kami hadapi. Namun kami menyadari bahwa kelancaran dalam
penyusunan makalah ini tidak lain berkat bantuan, dorongan dan bimbingan orang
tua, sehingga kendala-kendala yang kami hadapi teratasi . oleh karena itu kami
mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Dosen mata kuliah Tafsir Bapak M Saddam Idris, M.Pd yang telah
memberikan tugas, petunjuk, kepada kami sehingga kami termotivasi dan
menyelesaikan tugas makalah ini.
2. Orang tua, teman dan kerabat yang telah turut membantu, membimbing, dan
mengatasi berbagai kesulitan sehingga tugas makalah ini selesai.
i
Tanjung Pura, Mei 2019
Tim Penyusun
DAFTAR IS
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang.....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................................................1
C. Tujuan Pembahasan.............................................................................................1
BAB II......................................................................................................................2
PEMBAHASAN......................................................................................................2
A. Surah Al – Quraisy...............................................................................................2
B. Surah al-Insyirah..................................................................................................5
C. Keterkaitan Isi Kandungan Surah al-Quraisy dan al-Insyirah tentang
Ketentuan Rezeki Allah SWT............................................................................9
D. Menerapkan Isi Kandungan Surah al-Quraisy dan al-Insyirah tentang
Ketentuan Rezeki Allah SWT., dalam Kehidupan.........................................10
BAB III..................................................................................................................11
PENUTUP..............................................................................................................11
A. Kesimpulan.........................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................12
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Pembahasan
1
3. Untuk mengetahui menerapkan isi kandungan surah al-Quraisy dan al-
Insyirah tentang ketentuan rezeki Allah SWT., dalam kehidupan?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Surah Al – Quraisy
Artinya
Tafsiran Ayat
2
bepergian pada musim dingin ke Yaman dan musim panas ke Syam yakni
Syiria, dan Lebanon. 1
3
Kata rihlah terambil dari kata rahala yang berarti pergi ke tempat yang
relatif jauh. Rihlah adalah kepergian atau perjalanan yang cukup jauh, yang
dimaksud adalah perjalanan dagang kaum Quraisy yang mereka lakukan dua
kali dalam setahun yaitu pada musim dan musim panas. Perjalanan dagang ini
pertama kali oleh kakek Nabi SAW, Hasyim Ibnu ‘Abd Manaf. Ini
disebabkan karena sebelum itu apabila penduduk Mekah mengalami kesulitan
pangan, pemimpin rumah tangga membawa keluarga mereka ke suatu tempat
tertentu dan membangun kemah buat mereka di sana untuk tinggal sampai
mereka mati kelaparan. Ini mereka istilahkan dengan al-I’tifar.
Ketika itu ada salah satu keluarga Bani Makhzum yang bermaksud
melakukan hal tersebut tetapi beritanya didengar oleh Hasyim, maka beliau
menyampaikan kepada suku Quraisy tentang peristiwa itu dan kemudian
beliau meminta mereka bergotong royong untuk saling membantu. Dari
sinilah kemudian mereka bersepakat untuk melakukan perdagangan dengan
keuntungan yang dibagi rata. Apa yang diperoleh si kaya, diperoleh dalam
kadar yang sama oleh orang miskin. Sikap bergotong royong inilah yang
menjadikan perjalanan dagang itu diabadikan oleh surah ini.3
Inti dari ayat ke-3 dan ke-4 adalah Allah mengingatkan orang Quraisy
supaya bersyukur dengan rezeki yang diberikan dengan cara memanfaatkan
sesuai dengan yang diperintahkan Allah. Karena jaminan keamanan yang
mereka peroleh saat perjalanan itu dan karena keuntungan materil yang
mereka raih itu bersumber dari Alloh SWT maka hendaklah mereka yakni
kaum Quraisy penduduk Mekah itu menyembah Tuhan Pemelihara dan
Pemilik rumah ini yakni Ka’bah yang telah memungkinkan mereka meraih
kedua manfaat sekaligus. Yuhan itulah yang telah memberi makan mereka
setelah lapar atau untuk menghilangkan rasa lapar yang mereka derita,
padahal mereka tinggal di lembah yang tidak bertanaman dan memberi
mereka rasa aman dari ketakutan sedangkan penduduk di sekitar mereka
banyak yang sering kali saling merampok dan membunuh.
3
M.Quraisy Syihab, Tafsir al-Misbah,(Jakarta: lentera hati, 2002), hlm.560
4
Masyarakat Mekah mengakui wujud Alloh dan menyatakan diri
pengikut ajaran Nabi Ibrohim AS. Sehingga seharusnya mereka mengesakan
Alloh, karena itulah inti ajarannya, akan tetapi hal ini bertentangan dengan
realitas yang terjadi di masyarakat Mekah. Alloh pada ayat diatas ditunjuk
dengan kalimat “Pemilik rumah ini” yakni Ka’bah. Hal ini digunakan untuk
mengingatkan mereka bahwa kehormatan yang mereka dapatkan di tengah
masyarakat sekitar, serta rasa aman dan jaminan perjalanan itu disebabkan
karena mereka adalah penduduk kota dimana rumah Alloh itu ada.
Dua hal yang disebut oleh ayat terakhir surat ini yaitu kesejahteraan
yang dicapai dengan tersedianya pangan (pertubuhan ekonomi) serta jaminan
(stabilitas) keamanan merupakan dua hal yang sangat penting bagi
kebahagiaan masyarakat. Kedua hal ini jugalah yang dimohonkan oleh Nabi
Ibrahim ketika berkunjung ke Mekah yakni dengan do’a beliau:
ِ ت َمنْ آ َمنَ ِم ْن ُه ْم بِاهَّللِ ق أَ ْهلَهُ ِمنَ الثَّ َم َرا ْ اج َع ْل َه َذا بَلَدًا آ ِمنًا َو
ْ ار ُز ْ َوإِ ْذ قَا َل إِ ْب َرا ِهي ُم َر ِّب
صي ُرِ ْس ا ْل َم ِ ضطَ ُّرهُ إِلَى َع َذا
َ ب النَّا ِر َوبِئ ْ َاآلخ ِر قَا َل َو َمنْ َكفَ َر فَأ ُ َمتِّ ُعهُ قَلِيال ثُ َّم أ
ِ َوا ْليَ ْو ِم
B. Surah al-Insyirah
5
2. dan Kami telah menghilangkan daripadamu bebanmu,
3. yang memberatkan punggungmu ?
4. dan Kami tinggikan bagimu sebutan (nama)mu,
5. karena Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan,
6. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.
7. Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah
dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain,4
8. dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap.
Pada ayat 2-3, Allah SWT., berfirman, “Dan Kami pun telah
menurunkan bebanmu darimu, yang memberatkan punggungmu.” Orang
yang memiliki rasa tanggung jawab pasti berusaha untuk dapat
melaksanakan tugas yang diamanahkan kepadanya. Nabi Muhammad
4
Abd. Bin Muhammad, Tafsir Ibnu Katsir, (Jakarta: Pustaka Imam Syafi’i, 2008), hlm.378
6
Saw., adalah contoh orang yang memiliki rasa tanggung jawab besar.
Tugas dakwah yang diamanahkan kepada beliau ternyata berat, sekan-
akan membuat tulang punggung menjadi bungkuk memikulnya. Selama
kurang lebih 3 tahun berdakwah secara sembunyi-sembunyi, beliau
memperoleh pengikut 39 orang. Itu banyak berasal dari orang-orang yang
lemah. Beban berat ini dijawab oleh Allah SWT., denagn memberikan
rasa ringan.
5
M. Quraisy Syihab, Tafsir Al-Mishbah, Pesan, Kesan dean Keserasian Al-Qur’an.
(Tanggerang: Lentera Hati,2002), hlm. 32
7
itu membuat beliau terharu dan menangis di atas al-Qaswa (nama unta
kesayangan beliau).
6
M. Quraisy Syihab, Tafsir Al-Mishbah, Pesan, Kesan dean Keserasian Al-Qur’an,
(Tanggerang: Lentera Hati,2002), hlm. 33-33
8
Menjelang turunnya surah ad-Dhuha, Rasulullah Saw sangat
gelisah dan bimbang, karena lama tidak mendapatkan wahyu lagi dari
Allah. Sedangkan ketika turunnya surat ini, kegelisahan dan
kekhawatiran tersebut telah hilang. Beliau merasakan kelapangan dada
dan jiwa yang tenang. Oleh karena itu pada awal surat ini Allah
mengingatkan beliau tentang anugerah tersebut.
يَ ْفقَهُوا قَوْ لِي َواحْ لُلْ ُع ْق َدةً ِم ْن لِ َسانِي ص ْد ِري] َويَسِّرْ لِي أَ ْم ِري
َ َربِّ ا ْش َرحْ لِي
Artinya :
7
A. Mustafa Al-Maraghi, TafsirAl Maragi, ( PT. Karya Toha Putra Semarang, 1989) , hlm.
68-70
9
Ya Rabbku, lapangkanlah untukku dadaku, dan mudahkanlah untukku
urusanku, dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku, supaya mereka
mengerti perkataanku
8
M. Quraisy Syihab, Tafsir Al-Mishbah, Pesan, Kesan dean Keserasian Al-Qur’an,
(Tanggerang: Lentera Hati,2002), hlm. 39
10
Dalam ayat ke-5 dan ke-6, Allah menyatakan bahwa jika engkau
telah mengetahui dan menyadari betapa besar anugrah Allah itu maka
dengan demikian, menjadi jelas pula bagimu wahai Nabi agung bahwa
sesungguhnya bersama atau sesaat sesudah kesulitan ada kemudahan
yang besar, sesungguhnya setelah kemudahan ada kesulitan yang besar.
Ayat 5 dan 6 disini sesuai jalannya dengan isyarat yang dikandung dalam
firman Allah:
صي ٌر َ َ َذلِ َك بِأَنَّ هَّللا َ يُولِ ُج اللَّ ْي َل فِي النَّ َها ِر َويُولِ ُج النَّ َها َر فِي اللَّ ْي ِل َوأَنَّ هَّللا
ِ َس ِمي ٌع ب
ست َْو َد َع َها ْ ض إِال َعلَى هَّللا ِ ِر ْزقُ َها َويَ ْعلَ ُم ُم
ْ ستَقَ َّرهَا َو ُم ِ األر
ْ َو َما ِمنْ دَابَّ ٍة فِي
ٍ ُك ٌّل فِي ِكتَا
ب ُمبِي ٍن
11
“Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah
yang memberi rezkinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu
dan tempat penyimpanannya. semuanya tertulis dalam kitab yang nyata
(Lauh Mahfuzh).”
2. Keduanya berisi tentangrezeki yang diberikan Allah SWT., kepada hamba-
Nya sangat banyak macamnya. Dalam surah al-Quraisy, dijelaskan bahwa
rezeki Allah SWT., ada yang berupa harta hasil perniagaan, makanan, rasa
aman, dan dijauhkan dari rasa cemas. Adapun dalam surah al-Insyirah,
disebutkan beberapa rezeki Allah SWT., antara lain sikap lapang dada
(sabar) dalam berdakwah, diringankan dari beban yang terasa berat dalam
berdakwah, diangkatnya nama Nabi Muhammad Saw., dan kemudahan-
kemudahan yang diberikan Allah SWT.
3. Dalam surah al-Quraisy dijelaskan bahwa rezeki Allah SWT., akan
diperoleh dengan usaha yang dilakukan manusia, seperti berdagang.
Adapun dalam surah al-Insyirah, terdapat perintah memanfaatkan waktu.
Waktu sangat berharga bagi manusia. Dengan demikian, manusia wajib
berusaha mencari rezeki Allah SWT., untuk memnuhi kebutuhannya.
12
1. Memanfaatkan waktu sebaik-baiknya untuk kegiatan yang bermanfaat dan
berdaya guna sesuai petunjuk agama;
2. Tidak bermalasan-malasan sehingga waktu tidak terbuang sia-sia;
3. Berusaha dengan sungguh-sungguh dalam mencari rezeki Allah SWT.;
4. Menjaga diri agar tidak melanggar norma agama saat berusaha sehingga
hasil yang diperoleh halal dan diridhoi Allah SWT.;
5. Mensyukuri hasil yang diperoleh sesuai petunjuk agama;
6. Memanfaatkan hasil yang diperoleh sebaik-baiknya untuk kepentingan
agama dan manusia; dan
7. Menggunakan hasil yang diperoleh sesuai ketentuan agama.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Surat Quraisy adalah surah Makiyyah yang tujuan utama surah Quraisy
adalah mengingatkan suku yang paling berpengaruh di Mekah (Suku
Quraisy) tentang betapa besar nikmat Alloh yang mestinya mereka syukuri
dengan jalan mengabdi kepada Tuhan Yang Maha Esa, tanpa
mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apapun, sedangkan tema utama surah
Al Insyiroh adalah penenangan hati Nabi Muhammad saw.menyangkut masa
lalu dan masa datang beliau, serta tuntutan untuk berusaha sekuat tenaga dan
penuh optimisme.
Kedua surat tesebut diatas berisi tentang rezeki yang diberikan Allah
kepada makhluknya banyak macamnya. QS. Quraisy menjelaskan rezeki dari
Allah tentang harta perniagaaan, makanan, rasa aman dan jauh dari rasa
cemas. Sedangkan QS. Al-Insyirah menjelaskan beberpaa rezeki dari Allah
13
adalah bersikap lapang dada (sabar) dalm berdakwah, diringankan dari beban
yang berat dan kemudahan yang diberikan kepada Naabi Muhammad.
Pesan lain dari surah Quraisy yaitu menjelaskan rezeki dari Allah akan
diperoleh dengan usaha manusia seperti bertani, berdagang, pegawai, buruh
dsb. Sedangkan QS Al-Insyirah menjelaskan manusia harus pandai
memanfaatkan waktu untuk mencari rezeki guna memenuhi kebutuhan
hidupnya.
Oleh karenanya sebagai ummat Islam yang bertaqwa maka hendaknya kita
menjalankan segala perintah dan larangan Alloh, apalagi peintah Alloh yang
sudah tercantum di surah Al-Qur’an seperti QS. Al-Insyiroh dan Quraisy
maka tidak ada alasan lain selain mendengarkan dan mengamalkan
14
DAFTAR PUSTAKA
T. Ibrahim dan H. Darsono, Pemahaman Al-Qur’an dan Hadis untuk Kelas VIII
Madrasah Tsanawiyah, Solo, PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri, 2013.
Bin Muhammad, Abd, Tafsir Ibnu Katsir, Jakarta: Pustaka Imam Syafi’i, 2008
Mustafa al-Maraghi, Ahmad, TafsirAl Maragi, Karya Toha Putra Semarang, 1989
15