Anda di halaman 1dari 2

Elvan (2009) menyatakan bahwa untuk mengubah suatu perilaku maka perlu dilakukannya

proses yang bertujuan untuk mengubah kesadaran dan perilaku dengan pengetahuan ke arah
yang lebih baik sehingga dapat mencapai kehidupan yang lebih baik. Keyakinan seseorang
terhadap kesehatan terbentuk oleh variabel intelektual yang terdiri dari pengetahuan tentang
berbagai fungsi tubuh dan penyakit. Kemampuan kognitif akan membentuk cara berfikir
seseorang termasuk kemampuan untuk memahami faktor-faktor yang berhubungan dengan
penyakit dan menggunakan pengetahuan tentang kesehatan untuk menjaga kesehatannya
(Bagus, 2009)

Notoatmodjo (2007), faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku kesehatan salah satunya


adalah dari niat seseorang untuk bertindak sehubungan dengan kesehatan atau perawatan
kesehatan lainnya (behaviour intention).

Kondisi tersebut disebabkan adanya faktor-faktor lain yang turut mempengaruhi upaya
pencegahan DBD, antara lain tingkat sosial ekonomi, faktor budaya, dan lain-lain.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Wuryaningsih (2008) di
Kota Kediri. Wuryaningsih (2008) melakukan penelitian tentang hubungan antara
pengetahuan dan persepsi dengan perilaku masyarakat dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk
Demam Berdarah Dengue (PSN DBD) di Kota Kediri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan perilaku masyarakat dalam PSN
DBD, hal ini dibuktikan dari hasil uji statistik (β=0,132; p=0.000 dan CI 95%=0,077–0,186).
Artinya bahwa setiap kenaikan 1 nilai pengetahuan PSN DBD akan dapat meningkatkan nilai
perilaku PSN DBD sebesar 0,132 (Wuryaningsih, 2008).

Pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan
terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui pancaindera manusia, yakni
indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan
manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2009).

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk
tindakan seseorang (overt behavior). Tanpa pengetahuan seseorang tidak mempunyai dasar
untuk mengambil keputusan dan menentukan tindakan terhadap masalah yang dihadapi.
Pengetahuan merupakan proses kognitif dari seseorang atau individu untuk memberikan arti
terhadap lingkungan, sehingga masing-masing individu memberikan arti sendiri-sendiri
terhadap stimuli yang diterima walaupun stimuli itu sama (Notoatmodjo, 2010).

Fishbein dan Ajzen dalam Ancok (2005) menyatakan bahwa sikap positif atau negative yang
terbentuk dalam diri seseorang tergantung dari segi manfaat atau tidaknya komponen
pengetahuan, makin banyak manfaat yang diketahui semakin positif pula sikap yang
terbentuk
Perempuan lebih menganggap demam berdarah sebagai masalah yang penting karena dari sisi
ekonomi, emosi, dan dampak terhadap kesehatan keluarga. Perempuan lebih perhatian dari
pada laki-laki tentang penanganan sampah rumah tangga dan pembuangan genangan air
(Perez-Guerra et al, 2009).

Dari pengamatan lingkungan, jentik lebih banyak ditemukan di dalam mmah, namun perlu
dicermati bahwa di luar rumah penduduk temyata terdapat berbagai macam benda yang dapat
menampung genangan air hujan dan menjadi tempat perkembangan jentik nyamuk. Kondisi
ini dapat menjadi risiko penularan DBD di wilayah pemukiman padat penduduk seperti di
daerah perkotaan karena radius terbang nyamuk Aedes yang infektif mampu menjangkau
jarak hingga 100 meter (Hasyimi & Soekirno, 2004). Pengendalian habitat vektor di luar
mmah dapat dilakukan secara serentak dengan kerja sama antara pemerintah desa, tokoh
masyarakat dan tenaga kesehatan. Studi Suarez et al. (2005) menunjukkan bahwa pencegahan
demam berdarah bukan mempakan masalah yang dapat dipecahkan sendiri melainkan sebagai
suatu kerja sama dari setiap rumah tangga, anggota komunitas yang lain dan pemerintah.

Bandura (1986) cit Bartholomew et al. (2006) menyatakan bahwa individu memiliki
kepercayaan sendiri yang memungkinkan mereka untuk mengolah informasi yang mereka
terima dari luar berdasarkan pikiran, perasaan dan tindakan, apa yang orang di sekitamya
pikirkan, percayai, rasakan, mempengaruhi cara mereka herperilaku. Kepercayaan dan sikap
sangat penting untuk mendukung terbentuknya perilaku yang diharapkan. Health belief
model menjelaskan bahwa individu bam akan melakukan upaya pencegahan berdasarkan
persepsi keseriusan penyakit dan pertimbangan manfaat upaya pencegahan yang dianjurkan.

Anda mungkin juga menyukai