PENDAHULUAN
RSUD menentukan isi, jumalh dan jenis asesmen awal pada disiplin medis dan
keperawatan yang meliputi pemeriksaan fisik, riwayat kesehatan, asesmen pasien dari
aspek biologis, psikologis, social, cultural dan spiritual yang dilakukan pada unit rawat jalan,
unit rawat inap, dan unit gawat darurat. Isi minimal asesmen awala antara lain:
1. Status fisik
2. Psiko-sosial-spiritual
3. Ekonomi
4. Riwayat kesehatan pasien
5. Riwayat alergi
6. Asesmen nyeri
7. Resiko jatuh
8. Asesmen fungsional
9. Resikon nutritional
10. Kebutuhan edukasi
11. Perencanaan pemulangan pasien (discharget planning)
BAB III
KEBIJAKAN
A. KEBIJAKAN UMUM
1. Isi, jumlah dan jenis dari asesmen awal dalam disiplin medis dan keperawatan
terdiri dari tiga proses utama yaitu:
a. Pengumpulan informasi dan data mengenai status fisik, psikologis, social,
spiritual, ekonomi, asesmen nyeri, resiko jatuh, asesmen fungsional, resiko
nutritional, kebutuhan edukasi, perencanaan pemulangan pasien (discharge
planning) dan riwayat alegi serta riwayat kesehatan pasien
b. Analisa data dan informasi termasuk hasil tes laboratorium dan pencitraan
diagnostic (Imaging diagnostic) untuk mengidentifikasi kebutuhan perawatan
kesehatan pasien
c. Pengembanhgan rencana perawatan untuk memenuhi kebutuhan psien yang
telah diidentifikasi.
2. Asesmen pasien terdiri dari asesmen awal, asesmen ulang dan asesmen tambahan
untuk menentukan kebutuhan pasien.
3. Ahli kesehatan yang melakukan asesmen memenuhi kualifikasi yang ditetapkan
oleh RSUD. dalam melaksanakan asesmen awal, asesmen ulang dan asesmen
tambahan. Yang termasuk ahli kesehatan adalah dokter umum, dokter spesialis dan
para medis
4. Semua pasien yang diasesmen ulang berdasar interfal tertentu sesuai kondisi dan
pengobatan yang diterimanya untuk mengetahui respon pasien terhadap
pengobatannya interfal dapat ditetapkan dalam ukuran hari sesuai dengan kondisi
pasien
5. Semua hasil asesmen harus diinformasikan kepada pasien dan atau kelurga pasien
6. Semua ahasil asesmen harus dianalisi dan diintegrasikan serta didokumentasikan
dalam rekam medis RSUD.
B. KEBIJAKA KHUSUS
1. Untuk pasien populasi tertentu dilakukan asesmen tambahan dengan melakukan
asesmen keperawatan individual khusus resiko jatuh untuk:
a. Anak-anak
b. Dewasa
c. Geriatric
2. Asesmen awal keperawatan lengkap untuk rawat jalan dilakukan hanya saat
pertama kali pasien dating, untuk perawatan pada pertemuan berikutnya dilakukan
lanjutan perawatan yang dituliskan pada CPPT.
3. Asesemen awal keperawatan lengkap gawat darurat, umum ataupun gigi dan mulut
disetiap saat pasien dating
4. Asesmen awal keperawatan lengkap rawat inap dilakukan pertama kali pasien
dating untuk melengkapi hasil asesmen awal keperawatan rawat jalan atau gawat
darurat. Selanjutnya dialkukan asesmen lanjutan dan asesmen ulang metode IAR
dan dituliskan pada CPPT
5. Asesmen awal medis lengkap dilakukan pada unit rawat jalan saat pertama kali
pasien dating kemudian asesmen lanjutan dan asesmen ulang. Pada kunjungan
berikutnya dilakukan asesmen ulang medis lengkap untuk pasien dengan penyakit
akut (setelah satu bulan) dan pasien dengan penyakit kronis (setela 3 bulan).
6. Asesmen awal medis lengkap rawat inap dilakukan jika asesmen awal rawat jalan
belum dilakukan jika sudah diteruskan dengan asesmen lanjutan dan asesmen
ulang.
7. Asesmen awal medis lengkap gawat darurat dilakukan setiap kali pasien datang
dengan menggunankan triase dental untuk pasien dengan keluhan gigi dan mulut,
dan triase umum untukmpasien dengan keluhan lain. Asesmen ulang dilakukan
untuk memantau perkembangan pasien selama ada di unit gawat darurat kurang
dari 24 jam.
BAB IV
TATA LAKSANA
A. ASESMEN KEPERAWATAN UNIT RAWAT JALAN, UNIT RAWAT INAP DAN UNIT
GAWAT DARURAT MELIPUTI:
1. Melakukan “five momen”, cuci tangan
2. Memperkenalkan diri pada pasien
3. Mengidentifikasi pasien dilanjutankan dengan anamneses secara umum mengenai
keluhan utama pasien, menanyakan kondisi yang menyangkut psikologi budaya/
ekonomi (status pernikahan, riwat kebiasaan, hambatan fisik keyakinan dan nilai-
nilai pribadi pasien, bahasa yang digunakan, ekonomi).
4. Asesmen nyeri berdasarkan keluhan utama pasien menggunakan bahasa awam,
memeriksa status fungsional, pemeriksaan fisik, menanyakan golongan darah,
riwayat penyakit, riwayat alergi.
5. Asesmen resiko jatuh yang dibedakan usia, anak-anak, dewasa dan geriatric
6. Melakukan pengisian CPPT keperawatan dengan metode IAR
1. Mengumpulkan data dan informasi (huruf I) pada SOAP adalah S-Subjektif dan
O-Objektif
2. Analisis data dan informasi (huruf A) untuk melakukan analisis terhadap
informas yang menghasilkan diagnosis, masalah, dan kondisi, untuk
mengidentifikasi kebutuhan pasien. Pada SOAP adalah A-Asesmen
3. Membuat rencana (huruf R), yaitu menyusun solusi untuk mengatasi/
memperbaiki kelainan kesehatan sesuai butir B. pelaksanana R adalah untuk
memenuhi kebutuhan pasien yang telah teridentifikasi. Pada SOAP ada P-Plann
8. Asesmen awal dilakukan secara lengkap pada unit rawat jalan, rawat inap termasuk
gawat darurat
9. Asesmen ulang diteruskan pada unit gawat darurat setelah pasien dipindahkan ke
unit rawat inap atau diteruskan ke unit rawat jalan
10 Asesmen ulang dilakukan pada semua unit perawatan sesuai kondisi pasien pada
asesmen awal
6. Asesmen nyeri;
13. Semua hasil temuan dari hasil asesmen apabila ada observasi klinis, konsultasi,
dan hasil pengobatan, didokumentasikan pada rekam medis, dicantumkan tanggal
dan waktu pemeriksaan serta ditandatangani oleh dokter pemeriksa;
14. Melakukan pengisian CPPT (catatan perkembangan pasien terintegrasi) bagian
medis dengan metode IAR
a. Mengumpulkan data dan informasi (huruf I) pada SOAP adalah S–Subyektif
dan O- Obyektif;
b. Analisis data dan informasi (huruf A), yaitu melakukan analisis terhadap
informasi yang menghasilkan diagnosis, masalah, dan kondisi, untuk
mengidentifikasi kebutuhan pasien. Pada SOAP adalah A-Asesmen;
c. Membuat Rencana (huruf R), yaitu menyusun solusi untuk
mengatasi/memperbaiki kelainan kesehatan sesuai butir b. Pelaksanaan R
adalah untuk memenuhi kebutuhan pasien yang telah teridentifikasi. Pada
SOAP adalah P–Plan;
15. Asesmen awal dilakukan secara lengkap saat pada setiap pasien yang datang di
unit gawat darurat, bahkan apabila pasien tersebut sudah pernah datang ke unit
tersebut sebelumnya;
16. Asesmen lanjutan pada unit gawat darurat dilakukan setelah pasien dipindahkan
ke unit rawat inap atau di teruskan ke unit rawat jalan;
17. Asesmen ulang dilakukan pada semua unit perawatan sesuai kondisi pasien pada
asesmen awal
D. ASESMEN NUTRISIONAL
Skrining dilakukan oleh perawat dengan menanyakan beberapa pertanyaan dari
“malnutrition screening tools” sebagai berikut :
1 Apakah pasien tampak kurus?
a. Ya 0
Tidak 1
2 Apakah terdapat penurunan berat badan selama 1 bulan
terakhir? (berdasarkan penilaian objektif data berat badan
bila ada ATAU penilaian subjektif orangtua pasien ATAU
untuk bayi , 1 tahun: berat badan tidak naik selama 3
bulan terakhir)
a. Ya 0
Tidak 1
3 Apakah terdapat salah satu dari kondisi berikut?
● diare ≥ 5 kali per hari dan atau muntah . 3 kali per hari
dalam seminggu terakhir
● asupan makan berkurang selama 1 minggu terakhir
a. Y 0
a 1
Tidak
4
Apakah terdapat penyakir atau keadaan yang
mengakibatkan pasien beresiko mengalami malnutrisi?
(diare kronik, tersangka penyakit jantung bawaan,
tersangka infeksi HIV, tersangka kanker, pernyakit hati
kronik, penyakit ginjal kronik, TB paru, luka bakar luas,
kelainan anatomi daerah mulut yang menyebabkan
kesulitan makan, trauma, kelainan metabolic bawaan,
retardasi mental, keterlambatan perkembangan, lain-lain
……………………………………………………………..
0
Ya
2
Tidak
skor 0 : risiko rendah rujuk klinik gizi (Dietisen)
Perawatan rutin: ulangi skrining pada pasien di rumah sakit (tiap minggu), pada pasien
rawat jalan (tiap bulan), masyarakat umum dengan usia > 75 (tiap tahun).
Jika asupan adekuat, ulangi skrining : pasien di rumah sakit (tiap minggu), pada
pasien rawat jalan (tiap bulan), masyarakat umum (tiap 2-3 bulan).
Jika tidak adekuat, rencanakan strategi untuk perbaikan dan peningkatan asupan
nutrisi, pantau dan kaji ulang program pemberian nutrisi secara teratur
3. Risiko tinggi Tatalaksana:
Rujuk ke ahli gizi
Perbaiki dan tingkatkan asupan nutrisi
Pantau dan kaji ulang program pemberian nutrisi: Pada pasien di rumah sakit (tiap
minggu), pada pasien rawat jalan (tiap bulan), masyarakat umum (tiap bulan).
Untuk semua kategori:
Atasi penyakit yang mendasari dan berikan saran dalam pemilihan jenis makanan
Catat katagori risiko malnutrisi
Catat kebutuhan akan diet khusus dan ikuti kebijakan setempat
Setiap pasien yang berisiko jatuh di rawat jalan akan dilakukan asesmen
ulang pasien jatuh oleh perawat yang bertanggung jawab
Penilaian awal risiko pasien jatuh dengan melakukan pengamatan cara
berjalan pasien saat akan duduk di kursi, apakah pasien tampak tidak
seimbang (sempoyongan / limbung) dan apakah pasien memegang
pinggiran kursi atau meja atau benda lain sebagi penopang saat akan
duduk
c. Apabila hasil penilaian masuk kategori risiko tinggi maka akan dilakukan
tindakan pencegahan risiko jatuh berikut ini :
● Kalungkan pita kuning
● Edukasi pengantar untuk memapah pasien sampai ruangan pelayanan yang
dituju
● Apabila kondisi pasien tidak memungkinkan untuk dipapah, disediakan kursi
roda untuk mengantarkan pasien ke ruangan pelayanan
● beritahukan kepada pengantar untuk tidak meninggalkan pasien sendirian di
ruang tunggu
● apabila pasien datang sendiri tanpa pengantar, antarkan pasien oleh
petugas kesehatan / satpam sampai di ruang tunggu pelayanan dan
beritahukan kondisi pasien ke perawat untuk mendapatkan perhatian
khusus
● perawat memberi tanda stiker kuning di kolom riwayat penyakit pasien
● pasien yang mempunyai risiko jatuh ditempatkan di ruang tunggu dengan
mempunyai tempat duduk are prioritas yang diberi tanda stiker kuning pada
kursi ruang tunggu yang telah disediakan
● pada kunjungan selanjutnya dilakukan asesmen ulang dan hasilnya sudah
tidak berisiko maka tanda kuning pada kolom riwayat penyakit dicoret dan di
paraf oleh perawat yang bertanggung jawab
2. Asesmen risiko jatuh menggunakan instrument berupa Morse Fall Scale (MFS)
untuk mengidentifikasi pasien dewasa yang berisiko jatuh. Untuk penilaian pasien
anak menggunakan Scoring Humpty Dumpty. Sedangkan untuk pasien geriatri
menggunakan Ontario Modified Stratify-Sidney Scoring
F. ASESMEN NYERI
1. Melakukan “five moment” cuci tangan
2. Memperkenalkan diri kepada pasien
3. Mengidentifikasi pasien dilanjutkan dengan anamnesa secara umum mengenai
keluhan utama pasien, menanyakan kondisi yang menyangkut psikososial-budaya-
ekonomi (status pernikahan, riwayat kebiasaan, hambatan fisik, keyakinan dan nilai-
nilai pribadi pasien, bahasa yang digunakan, ekonomi)
4. Asesmen nyeri berdasarkan keluhan utama pasien, menggunakan bahasa awam
Instruksi: pasien akan ditanya mengenai intensitas nyeri yang dirasakan dan
dilambangkan dengan angka antara 0 – 10
a) 0 = Tidak nyeri
Mengumpulkan data dan informasi (huruf I) pada SOAP adalah S–Subyektif dan
O- Obyektif.
Analisis data dan informasi (huruf A) , yaitu melakukan analisis terhadap
informasi yang menghasilkan diagnosis, masalah, dan kondisi, untuk
mengidentifikasi kebutuhan pasien. Pada SOAP adalah A-Asesmen.
Membuat Rencana (huruf R), yaitu menyusun solusi untuk
mengatasi/memperbaiki kelainan kesehatan sesuai butir b . Pelaksanaan R
adalah untuk memenuhi kebutuhan pasien yang telah teridentifikasi. Pada SOAP
adalah P–Plan.
8. Asesmen awal dilakukan secara lengkap saat pasien pertama kali datang.
9. Pada unit rawat jalan dan rawat inap dilakukan assesmen lanjutan untuk mendukung
diagnosis dan mengevaluasi hasil perawatan.
10. Asesmen ulang dilakukan pada semua unit perawatan sesuai kondisi pasien pada
asesmen awal.
11. Asesmen awal dilakukan secara lengkap saat pasien pertama kali datang.
12. Pada unit rawat jalan dan rawat inap dilakukan assesmen lanjutan untuk mendukung
diagnosis dan mengevaluasi hasil perawatan.
13. Asesmen ulang dilakukan pada semua unit perawatan sesuai kondisi pasien pada
asesmen awal.
BAB V
DOKUMENTASI