Anda di halaman 1dari 12

BAB I

LAPORAN KASUS
1. IDENTITAS

Nama : Ny. D

Umur : 76 Tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Alamat : Rejoso,Nganjuk

Pekerjaan : IRT

Agama : Islam

Suku : Jawa

Tgl. Berobat : 07-1-2019

No. Register : 18422156

Ruang MRS : Bugenville

2. ANAMNESA

Keluhan Utama:

Benjolan di pergelangan tangan kiri

Riwayat Penyakit Sekarang:

Pasien datang ke Poli Onkologi RSUD Nganjuk dengan keluhan benjolan di


pergelangan tangan kiri sejak 3 bulan yang lalu,sebelumnya terkena luka bakar dan saat
sembuh dari luka bakar digaruk oleh pasien dan muncul benjolan kecil. Benjolan
semakin membesar dalam 3 bulan ini dan menyebabkan tidak bisa menggunakan tangan
kirinya. Pus(+), darah(+), bau(+), bengkak(+), pusing(-), mual(-), muntah(-), demam(-),
BAB(+) dbn, BAK(+) dbn.

Riwayat penyakit dahulu :

Hipertensi(-), Diabetes melitus(-), Alergi obat(-),Combutio(+) ±1 tahun yang lalu.

Riwayat penyakit keluarga : tidak ada

1
3. PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan Umum

Kesadaran: compos mentis

GCS: 456

Tanda Vital

Tensi : 110/70 mmHg

Nadi : 70 x/menit reguler

Pernafasan : 20 x/menit

Suhu : 36,5o C

Kepala

Bentuk : normocephali

Rambut : warna hitam, distribusi merata.

Mata

Sklera Ikterik : -/-

Conjuctiva Anemis : -/-

Telinga

Bentuk : normotia

Secret : -/-

Mulut

Bibir : kering dan tidak sianosis(-)

Leher

Trakea lurus di tengah, tidak teraba pembesaran KGB, JVP normal, edema(-)

2
Paru

Suara nafas vesikuler(+/+), rhonchi -/-, wheezing -/-

Jantung

Auskultasi: Bunyi jantung I dan II reguler, murmur(-), gallop(-)

Abdomen

Inspeksi : abdomen cembung rata, tidak tampak adanya massa

Palpasi : teraba lemas, tidak ada defence muskular

Perkusi : timpani(+)

Auskultasi : bising usus(+) normal

Extremitas

Akral hangat(+), edema(-),ditemukan massa di wrist sinistra ±5cm (color(+), rubor(+),


dolor(+))

4. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan penunjang dilakukan untuk mendukung diagnosis. Pemeriksaan yang
dilakukan adalah:

4.1. Elektrokardiografi (EKG)

Frekuensi Heart Rate : 72 x/menit

Regularitas : Reguler

Gelombang P : Normal

Interval P-R : Normal

Gelombang QRS : Normal

3
4.3 Foto Thorax

Hasil pemeriksaan dari foto thorax :

- Cor : ukuran membesar

- Pulmo : corakan broncovasculer normal

- Sinus Costophrenicus kanan dan kiri tajam

- Diafragma normal

Kesimpulan :

Cardiomegali

4.4. Pemeriksaan laboratorium tanggal 7-1-2019 data dari Poli Onkologi

4
5. RESUME
Pasien datang ke Poli Onkologi RSUD Nganjuk dengan keluhan benjolan di
pergelangan tangan kiri sejak 3 bbulan yang lalu,sebelumnya terkena luka bakar dan
saat sembuh dari luka bakar digaruk oleh pasien dan muncul benjolan kecil. Benjolan
semakin membesar dalam 3 bulan ini dan menyebabkan tidak bisa menggunakan tangan
kirinya. Pus(+), darah(+), bau(+), bengkak(+), pusing(-), mual(-), muntah(-), demam(-),
BAB(+) dbn, BAK(+) dbn. Riwayat penyakit dahulu : Hipertensi(-), Diabetes melitus
(-), Alergi obat(-), Combutio(+) ±1 tahun yang lalu.

Dari pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran compos mentis GCS:456.


Kepala/leher dalam batas normal,thorak/cor/pilmo dalam batas normal, abdomen dalam
batas normal, ektremitas akral hangat(+), edema(-),ditemukan massa di wrist sinistra
±5cm (color(+), rubor(+), dolor(+)). Hasil PA di dapatkan squamous cell carcinoma.
Hasil laborat didapatkan leukosit,limfosit,trombosit,dan laju endap darah
meningkat,sedangkan MPV menurun. Hasil foto thorak didapatkan kardiomegali.

6. DIAGNOSIS AWAL
Squamos Cell Carcinoma
7. DIAGNOSIS BANDING
- Squamos Cell Carcinoma
- Basal Cell Carcinoma
- Kutaneus Granuloma
8. DIAGNOSIS AKHIR
Squamos Cell Carcinoma et causa Combustio
9. PENATALAKSANAAN

Penatalaksanaan di Bugenvile
1. Infus RL 20 tpm
2. Inj. Santagesik 3x1 ampul
3. Inj. Ranitidine 2x1 ampul
4. Pro Amputasi rabu,9-1-2019

5
10. RIWAYAT PERKEMBANGAN PASIEN

Tanggal 9-1-2019

Pk. 07.00

S : Bennjolan di pergelangan tangan kiri, nyeri(-)

O : KU : Cukup

GCS : 456

TD : 110/80 mmHg

N : 80 x/ menit

RR : 20 x/ menit

T : 36,5 0C

A/I/C/D : -/-/-/-

Cor : S1S2 tunggal, gallop (-), murmur (-)

Pulmo : ves/ves, RH (-), WH (-)

Abdomen : Bising usus (+) Normal,flat(+)

Ektremitas : Akral hangat kering merah. Pergelangan tangan kiri terbalut

kassa,massa(+).

A : Squamos Cell Carcinoma

P : Op hari ini.

Terapi post op :

Inf. RL 1000cc/ 24 jam 20 Tpm

Inf. D5 500 cc/ 24 jam 20 Tpm

Inj. Abacim 3 x 1 gram

Inj. Ranitidine 2 x 1amp

Inj. Santagesik 3 x1 amp

Diet MB

6
Tanggal 10-1-2019

Pk. 07.00

S : post op H+1,keluhan lengan terasa berat.

O : KU : Cukup

GCS : 456

TD : 110/70 mmHg

N : 80 x/ menit

RR : 20 x/ menit

T : 36,5 0C

A/I/C/D : -/-/-/-

Cor : S1S2 tunggal, gallop (-), murmur (-)

Pulmo : ves/ves, RH (-), WH (-)

Abdomen : Bising usus (+) Normal,

Ektremitas : Akral hangat kering merah,lengan kiri terbalut kassa,luka

tidak mrembes

A : Squamos Cell Carcinoma H+1

P : Inf. RL 1000cc/ 24 jam 20 Tpm

Inf. D5 500 cc/ 24 jam 20 Tpm

Inj. Abacim 3 x 1 gram

Inj. Santagesik 3 x1 amp

Diet MB

Tanggal 11-1-2019

Pk. 07.00

S : post op H+2,tidak ada keluhan

7
O : KU : Cukup

GCS : 456

TD : 110/80 mmHg

N : 80 x/ menit

RR : 19 x/ menit

T : 36,5 0C

A/I/C/D : -/-/-/-

Cor : S1S2 tunggal, gallop (-), murmur (-)

Pulmo : ves/ves, RH (-), WH (-)

Abdomen : Bising usus (+) Normal,flat (+)

Ektremitas : Akral hangat kering merah

A : Squamos Cell Carcinoma H+2

P : rawat luka

ACC KRS

Cefadroxil 2 x 500 mg

Asam mefenamat 3 x 500 mg

Vit c 3 x 100 mg

8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

1. Definisi Squamos Cell Carsinoma


Karsinoma sel skuamosa (KSS) adalah neoplasma maligna yang berasal dari
keratinosit suprabasal epidermis. Neoplasma ini merupakan jenis neoplasma non
melanoma kedua terbanyak setelah karsinoma sel basal.1,2
2. Epidemiologi Squamos Cell Carsinoma
Insidensi pasti KSS sampai saat ini belum terdokumentasi oleh National Cancer
Institute, tetapi diperkirakan terjadi satu kasus tiap 1000 penduduk di Amerika. 1
Karsinoma ini meningkat insidensinya di daerah yang lebih banyak paparan sinar
matahari, bahkan mencapai 200–300 kasus tiap 100.000 penduduk di Australia.3
3. Etiologi Squamos Cell Carsinoma
Usia di atas 40 tahun, paparan sinar matahari, pengaruh zat-zat karsinogenik (tar,
arsen, hidrokarbon polisiklik aromatik, parafin), merokok, trauma kronik dan/atau luka
bakar pada kulit, radiasi sinar peng-ion1–3 serta ulkus Marjolin4–6 adalah berbagai faktor
predisposisi yang telah diketahui untuk terjadinya KSS.
Ulkus Marjolin adalah lesi maligna yang berasal dari jaringan parut akibat trauma
bakar, osteomielitis kronik, inflamasi kronik atau fistula kronik. 4,5,7 Tipe ulkus ini jarang
terjadi, biasanya tumbuh progresif pada luka yang tidak kunjung sembuh, yang disertai
trauma kronik dan terutama parut luka bakar.5 Ulkus Marjolin tidak jarang berkembang
menjadi KSS meskipun memerlukan waktu yang cukup lama.4,7,8
4. Patofisiologi Squamos Cell Carsinoma
Keratosis aktinik adalah prekursor utama karsinoma sel skuamosa. Keratosis aktinik
dan karsinoma sel skuamosa merupakan proses penyakit yang sama pada tahap evolusi
yang berbeda, dengan transformasi neoplastik dari keratinosit epidermal yang umumnya
dipicu oleh radiasi UV. Ketika sel-sel berkembang biak, mereka dapat meluas ke dalam
dermis, pada titik mana mereka disebut karsinoma sel skuamosa.15 Faktor risiko utama
lainnya untuk karsinoma sel skuamosa kulit termasuk kulit yang sakit atau terluka kronis
(misalnya, borok, saluran sinus), paparan terhadap iodisasi atau radiasi UV,
imunosupresi, dan xeroderma pigmentosa.14
5. Gambaran Klinis Squamos Cell Carsinoma
Gambaran lesi kulit KSS pada umumnya berupa nodul yang mengalami ulserasi atau
berupa suatu plak/papul verukosa yang menunjukkan tanda-tanda kornifikasi dan/atau

9
hiperkeratosis.1,2 Lesi ini biasanya terletak pada daerah yang mengalami paparan sinar
matahari.1–3 Berbeda dengan gambaran klinis KSS pada umumnya, lesi kulit KSS yang
berkembang dari ulkus Marjolin terletak pada luka yang tidak segera menyembuh, selalu
mengalami trauma kronik, atau parut luka bakar.4,5,7,8
6. Klasifikasi Squamos Cell Carsinoma
Karsinoma sel skuamosa dapat diklasifikasi secara klinis menggunakan sistim TNM
(Tumor, Nodul, Metastasis).1,2,10 Lesi KSS pada penderita secara klinis memenuhi kriteria
T-3 (diameter tumor lebih dari 3 cm), N-2 (dijumpai keterlibatan kelenjar limfe bilateral
tetapi masih mobile) serta M-0 (metastasis belum jelas). Klasifikasi metastasis pada
penderita masih dalam batas M-0, tetapi sangat patut diduga hal ini mungkin sudah
merupakan M-1 (metastasis jauh) karena bukti akan adanya metastasis jauh, pada saat
kasus ini dilaporkan, belum diusut tuntas karena penderita belum diperiksa lebih lanjut.
7. Diagnosa Squamos Cell Carsinoma
Pengambilan sampel jaringan awal untuk diagnosis dugaan kanker kulit
nonmelanoma biasanya dilakukan dengan menggunakan teknik mencukur jika lesi
meningkat, atau menggunakan biopsi punch 2 sampai 4 mm pada kulit yang paling
abnormal. Eksisi lengkap dapat menjadi prosedur diagnostik awal yang sesuai untuk
tumor yang lebih kecil. Tumor berpigmen atau yang menimbulkan kecurigaan klinis
melanoma harus selalu dievaluasi menggunakan teknik ketebalan penuh. Sitologi
eksfoliatif dapat dipertimbangkan untuk evaluasi dugaan karsinoma sel basal pada pasien
yang bahkan biopsi punch 2 mm tidak sesuai.16
8. Tatalaksana Squamos Cell Carsinoma
Baku emas tatalaksana KSS adalah Mohs micrographic surgery.3 Teknik bedah ini
dilaporkan sebagai metode terbaik untuk lesi yang berdiameter lebih dari 1 cm, yang
mengalami rekurensi atau lesi yang bertempat pada bagian tubuh yang sulit. 1,3,13
Elektroda dan kuret atau cryotherapy dapat dipertimbangkan untuk lebih kecil, lesi
berisiko rendah. Karena karsinoma sel skuamosa biasanya sensitif terhadap radioterapi,
opsi perawatan ini direkomendasikan untuk Tumor di daerah berisiko tinggi, sulit
dioperasi dan menawarkan hasil kosmetik yang menguntungkan sejak dini. Dan
radioterapi biasanya tidak dipertimbangkanuntuk pasien yang lebih muda dari 55 tahun.17
Kombinasi bedah Mohs dengan limfadenektomi sentinel merupakan pilihan terbaik
untuk KSS yang memiliki risiko metastasis tinggi.13 Eksisi luas merupakan teknik
konvensional yang cukup efektif. Eksisi dianjurkan untuk mengambil batas minimal 4
mm dari tepi lesi KSS atau 6 mm bila tumor berdiameter 2 cm atau lebih, stadium dua ke

10
atas pada kriteria Broders, ditemukan bukti invasi jaringan subkutis atau bila lesi
bertempat pada area tubuh yang memiliki risiko tinggi metastasis.13
Kemoterapi primer diindikasikan pada kasus dengan metastasis jauh, inoperable atau
penderita yang gagal diterapi dengan pembedahan dan radioterapi. Saat ini terdapat
kecendrungan untuk menggunakan neoadjuvant kemoterapi sebelum pembedahan ataupun
radioterapi untuk mengurangi volume tumor dan optimalisasi penyembuhan. Remisi jangka
panjang dapat dicapai terutama bila neoadjuvant dikombinasikan dengan pembedahan dan
radioterapi. 2,3

9. Prognosis
Gambaran histo-PA, klasifikasi TNM dan tingkat rekurensi merupakan faktor penentu
prognosis KSS.1,2 Faktor risiko rekurensi yang pernah dilaporkan di antaranya adalah;
diameter lesi lebih dari 2 cm, kedalaman lesi lebih dari 4 mm, keterlibatan tulang, otot,
serta saraf, lokasi pada telinga dan bibir, tumor berkembang dari jaringan parut,
klasifikasi Broders stadium-III atau IV, sel tumor yang berderajat diferensiasi buruk,
keadaan imunosupresi serta absennya infiltrat inflamasi pada lesi.1,2,4,8

11
DAFTAR PUSTAKA

1. Grossman D, Leffel DJ. Squamous Cell Carcinoma. In: Wolff K, Goldsmith LA, Katz
SI, Gilchrest BA, Leffell ASPJ, editors. Fitzpatrick`s Dermatology in General
Medicine. 7 ed. New York: McGraw-Hill; 2008. p. 1028–36.
2. Alam M, Ratner D. Cutaneous Squamous-Cell Carcinoma. NEJM 2001; 344: 975–83.
3. Leibovetch I, Huigol SC, Selva D, Hill D, Richards S, Paver R. Cutaneous squamous
cell carcinoma treated with Mohs micrographic surgery in Australia II. Perineural
Invasion. J Am Acad Dermatol 2005; 53: 261–6.
4. Kowal-Vern A, Chiswell BK. Burn Scar Neoplasm: a literature review and statistical
analysis. Burns 2005; 31: 403–13.
5. Ozek C, Cankayah R, Bilkay U, Cagdas A. Marjolin's ulcer arising in burns scar. J
Burns Care Rehabil 2001; 22: 384–9.
6. Gul U, Kilic A. Squamous cell carcinoma developing on burn scar. Ann Plast Surg
2006; 56: 406–8.
7. Soto-Dávalos BA, Cortés-Flores AO, Bandera-Delgado A, Luna-Ortiz K, Padilla-
Rosciano AE. Malignant neoplasm in burn scar: Marjolin's ulcer. Report of two cases
and review of the literature. Cir Cir 2008; 76: 323–5.
8. Jellouli-Elloumi A, Kochbati L, Dhraief S, Ben Romdhane K, Maalej M. Cancers
arising from burn scars:62 cases. Ann Dermatol Venereol 2003; 130: 413–6.
9. Panonsih RN, Indrastuti N. Ulkus Marjolin. Proceeding of the 12th PERDOSKI
National Conggress; 2008 July 2–5; Palembang-Indonesia.
10. Waldorf HA. Squamous Cell Carcinoma. In: Lebwohl MG, Heymann WR, Berth-
Jonesa J, Coulson I, editors. Treatment of Skin Disease. Comprehensive Therapeutic
Strategies. London: Mosby; 2002. p. 592–5.
11. McKee PH, Calonje E, Granter SR. Pathology of the Skin. In: McKee PH, Calonje E,
Granter SR, editors. Disorder of Pigmentation. 3 ed. Philadelphia: Elsevier Mosby;
2005. p. 1199–208.
12. Copcu E, Aktas A, Sisman N, Oztant Y. Thirty-one cases of Marjolin's ulcer. Clin
Exp Dermatol 2003; 28: 138–41.
13. Weisberg NK, Bertagnolli MM, Becker DS. Combined sentinel lymphadenectomy
and mohs micrographic surgery for high-risk cutaneous squamous cell carcinoma. J
Am Acad Dermatol 2000; 43: 483–8.
14. Alam M, Ratner D. Cutaneous squamous-cell carcinoma. N Engl J Med.
2001;344(13):975-983.
15. Cockerell CJ. Histopathology of incipient intraepidermal squamous cell carcinoma
(“actinic keratosis”). J Am Acad Dermatol. 2000;42(1 pt 2):11-17.
16. Dodson JM, DeSpain J, Hewett JE, Clark DP. Malignant potential of actinic keratoses
and the controversy over treatment. A patient-oriented perspective. Arch Dermatol.
1991;127(7):1029-1031
17. Martinez JC, Otley CC. The management of melanoma and nonmelanoma skin
cancer: a review for the primary care physician. Mayo Clin Proc. 2001;76(12):1253-
1265.

12

Anda mungkin juga menyukai