Anda di halaman 1dari 4

IBU

(Mustofa Bisri)
Kaulah gua
teduh
Tempatku bertapa bersamamu
Sekian lama

Kaulah kawah,
darimana aku meluncur dengan perkasa
Kaulah bumi …
Yang tergelar lembut bagiku
Melepas lelah dan nestapa

Gunung yang menjaga mimpiku


siang dan malam
Mata air yang tak berhenti mengalir
Membasahi dahagaku
Telaga tempatku bermain,
berenang, dan menyelam

Kaulah ibu, laut dan langit


Yang menjaga lurus horisonku
Kaulah ibu, mentari dan rembulan
Yang mengawal perjalananku
Mencari jejak sorga
di telapak kakimu

(Tuhan,
aku bersaksi
Ibuku telah melaksanakan amanatmu
Menyampaikan kasih sayang-Mu,
maka kasihilah ibuku
Seperti kau mengasihi,
Kekasih-kekasihMu
Amin)
NYANYIAN KEMERDEKAAN
karya Ahmadun Yosi Herfanda

Hanya kau yang kupilih, kemerdekaan


di antara pahit manisnya isi dunia
Akankah kaubiarkan aku duduk berduka
memandang saudaraku,bunda tercintaku
dipasung orang asing itu?
Mulutnya yang kelu
tak mampu lagi menyebut namamu

Berabad-abad kau terlelap,


bagai laut kehilangan ombak
Burung-burung yang semula
Bebas di hutannya
Digiring ke sangkar-sangkar
tak bebas mengucapkan kicaunya

Hanya kau yang kupilih,


Darah dan degup jantungmu
Hanya kau yang kupilih
Diantara pahit manisnya isi dunia

Orang asing itu berabad-abad


Memujamu di negerinya
Namun di negriku
Mereka berikan belenggu-belenggu
Maka bangkitlah Sutomo
Bangkitlah Wahidin Sudirohusodo
Bangkitlah Kihajar Dewantara
Bangkitlah semua dada yang terluka
Bergenggam tanganlah dengan saudaramu
Eratkan genggaman tangan itu atas namaku
Kekuatan yang memancar dari genggaman itu
Suaramu sayup di udara
Membangunkanku dari mimpi siang yang celaka
Hanya kau yang kupilih kemerdekaan
Diantara pahit-manisnya isi dunia
Berikan degup jantungmu
Otot-otot dan derap langkahmu
Biar kuterjang pintu-pintu terkunci itu
Dan mendobraknya atas namamu

Terlalu pengap
Udara yang tak tertiup
Dari rahimmu
Jantungku hampir tumpas
Karena racunnya.
(matahari yang kita tunggu,
akhirnya bersinar juga
di langit kita)
MONGISIDI
Karya: Subagio Sastrowardoyo

Aku adalah dia yang dibesarkan dengan dongeng di dada bunda

Aku adalah dia yang takut gerak bayang di malam gelam

Aku adalah dia yang meniru bapak mengisap pipa dekat meja

Aku adalah dia yang menggenggam jadi seniman melukis keindahan

Aku adalah dia yang menangis terharu mendengar lagu merdeka

Aku adalah dia yang turut dengan barisan pemberontak ke garis pertempuran

Aku adalah dia yang memimpin pasukan gerilya membebaskan kota

Aku adalah dia yang disanjung kawan sebagai pahlawan bangsa

Aku adalah dia yang terperangkap siasat musuh karena pengkianatan

Aku adalah dia yang digiring sebagai hewan di muka regu eksekusi

Aku adalah dia yang berteriak merdeka sebelum ditembak mati

Aku adalah dia, ingat, aku adalah dia

Anda mungkin juga menyukai