Anda di halaman 1dari 3

PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

Peran Budaya dalam Memperkuat Kelembagaan Masyarakat

Dosen Pengampu : Prof., Dr. Nadiroh, M.Pd.

Nama : Oktavia Ariyanti

NIM : 1402617064

Prodi : Pendidikan Geografi

Fakultas : Ilmu Sosial

PERAN MASYARAKAT DALAM MEMERTAHANKAN BUDAYA LOKAL


DARI BUDAYA BARAT
Indonesia memiliki berbagai macam suku, etnis, maupun ras yang
terbentang wilayahnya dari bagian barat Indonesia (Sabang) hingga bagian
timur Indonesia (Merauke). Dari berbagai perbedaan dari tiap wilayah
khususnya suku, msyarakat Indonesia tetap menjunjung tinggi rasa
persatuan dan kesatuan yakni NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia).

Pada keutuhan negara kepulauan yang luas ini, tentunya terdapat


berbagai goncangan maupun gejolak dari faktor internal dan faktor eksternal.
Faktor internal yang memengaruhi ialah adanya steriotipe maupun
etnosentrisme, tentunya hingga kini masih marak di beberapa wilayah. Faktor
eksternal yang memengaruhi adalah budaya barat yang mulai marak
berkembangan di Indonesia terutama kaum remaja. Dilansir dari artikel
“Peran Keluarga dalam Menerapkan Nilai Budaya Suku Sasak dalam
Memelihara Lingkungan”

Mengapa hal tersebut terjadi? Hal tersebut terjadi karena kini batas
informasi antar negara sudah tidak ada. Sehingga, tak banyak dari
masyarakat Indonesia sendiri lebih condong ke dunia barat atau biasa
disebut Westernisasi. Akibatnya, masyarakat yang sudah kebarat – baratan
pun mulai menyingkirkan kebudayaannya. Sehingga budaya lokal pun mulai
terlesengkar karena masuknya budaya barat yang disambut antusias oleh
masyarakat Indonesia.

Menurut Taylor, budaya adalah suatu kebutuhan yang meliputi


pengetahuan, kepercayaan, seni, kesusilaan, hukum, adat istiadat serta
kesanggupan dan kebiasaan lainnya yang dipelajari oleh manusia sebagai
anggota masyarakat. Namun, disisi lain perkembangan internet juga memiliki
dampak positif bagi desa wisata, karena dari potensi desa wisata tersebut
banyak wisatawan domestik maupun mancanegara datang ke desa tersebut
untuk mengeksplorasi wilayah tersebut. Sehingga, desa wisata tersebut
memiliki pendapatan devisa dari wisatawan mancanegara.

Walaupun perkembangan budaya barat sangat mendominasi wilayah


bagian timur terutama Indonesia, maka perlu adanya sikap selektif dalam
penerimaan budaya baru. Tentunya para masyarakat turut andil dalam
menyelektif perubahan atau perkembangan budaya dari luar, agar tidak
menggeser budaya lokal. Tak hanya peran masyarakat, namun pemuka adat
juga memiliki peran penting dalam penyaluran budaya kepada penerus atau
remaja – remaja di suku tersebut. Sehingga, budaya lokal tetap pada masa
keemasannya yang diteruskan oleh remaja tersebut.

Jadi, dari ulasan yang telah disampaikan bahwa persatuan dan


keutuhan NKRI harus tetap terjaga terutama budaya daerah yang kian hari
tergerus adanya budaya barat. Oleh karena itu, perlu adanya sikap selektif
dalam penerimaan budaya baru sehingga budaya lama tidak hilang. Tak
hanya dalam faktor dunia luar namun di dalamnya juga, seperti di Indonesia
banyak ragam suku, ras, dan bahasa yang menyatupadukan perbedaan
tersebut dalam satu buah landasan negara yakni Pancasila. Pancasila sendiri
berguna untuk memersatukan perbedaan – perbedaan di atas bumi
Indonesia. Sehingga, perlu adanya tindakan toleransi antar umat beragama
atau suku agar budaya yang telah diturunkan secara turun menurun tetap
terjaga dan tidak ada lagi perilaku etnosentrisme atau steriotipe di wilayah
NKRI.

Sumber : Nadiroh, “Peran Keluarga dalam Menerapkan Nilai Budaya Suku


Sasak dalam Memelihara
Lingkungan”,http://journal.unj.ac.id/unj/index.php/jgg/article/view/3516/2520,
pada tanggal 26 Agustus 2017 pukul 21.26

Anda mungkin juga menyukai