Anda di halaman 1dari 70

WORKSHOP SISTEM MANAJEMEN DOKUMEN

AKREDITASI (SISMADAK) DAN SISTEM DATA


TEKNOLOGI INFORMASI SESUAI SNARS ED 1

dr. Nico A. Lumenta, K.Nefro, MM, MHKes


Komisi Akreditasi Rumah Sakit
Fakultas Kedokteran Univ Kristen Indonesia,
1970
Konsultan Nefrologi
Perhimpunan Nefrologi Indonesia, 1982
Magister Manajemen
Sekolah Tinggi Manajemen PPM Jakarta, 1994
Lahir : Magister Hukum Kesehatan
Magelang
5 Nov 1943 Univ Katolik Soegijapranata Semarang, 2013

Free Powerpoint Templates


Page 2
Ketua Bidang Lit Bang – Mutu – Man Risiko KARS th 2014-2018
Ketua Komite Etik-Disiplin KARS th 2014-2017, 2017-2020
Koordinator Konsilor KARS sejak 2016
Komite Nasional Keselamatan Pasien RS – Kem Kes th 2012-2015,
2016-2018, 2018-2021 Wakil Ketua KNKP
Ketua Komite Keselamatan Pasien RS (KKPRS) – PERSI 2005-2012
Ketua IKPRS-Institut Keselamatan Pasien RS th 2005-2012, 2012-
2015, 2015-2018. KKPRS diubah namanya menjadi IKPRS.
Advisory Council Asia Pacific, Joint Commission International,
sejak 2009
Kelompok Staf Medis Penyakit Dalam – Ginjal Hipertensi RS
Mediros, Jakarta, sejak 1996
Free Powerpoint Templates
Page 3
Surveyor KARS sejak 1995. Konsilor KARS sejak 2012.
PJ SubPokja Model Akreditasi Baru, Pokja Penyempurnaan Akreditasi RS, DitJen
Bina Yan Med, DepKes, 2010-2011
Direktur Medik RS PGI Cikini, 1981 – 1982
Direktur Ketua RS PGI Cikini Jakarta 1982-1993
Dekan Fak Kedokteran UKI 1988-1991
Sekretaris Jenderal PERSI Pusat 1988–1990, 1990–1993, 1993–1996
Sekretaris IRSJAM 1986 – 1988
Kepala Bagian Ilmu Penyakit Dalam FK-UKI, Jakarta, 1992 – 1995
Kepala Renal Unit (Unit Ginjal) RS.PGI Cikini, 1973 – 1981
Sekretaris I & Seksi Ilmiah Pengurus Pusat PERNEFRI, 1983
Ketua Komite Medik RS Mediros, 1995 – 2013
Penghargaan :
*Kadarman Award utk Patient Safety*, 2007, Sekolah Tinggi PPM.
*Inisiator & Motivator Keselamatan Pasien RS di Indonesia*, 2018, Komisi
Akreditasi Rumah Sakit.
Free Powerpoint Templates
Page 4
Regulatory Framework

1. Undang-Undang No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit


2. Undang-undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
3. Undang-undang No. 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran
4. Peraturan Menteri Kesehatan No. 1691/MENKES/PER/VIII/2011 Tentang
Keselamatan Pasien Rumah Sakit
5. Peraturan Menteri Kesehatan No. 11 Th 2017 Tentang Keselamatan Pasien
6. Peraturan Menteri Kesehatan No. 251/MENKES/SK/VII/2012 Tentang Komite
Keselamatan Pasien Rumah Sakit
7. Keputusan HK.02.02 / MENKES/ 535/ 2016 Ttg Komite Nasional Keselamatan
Pasien Rumah Sakit
8. KepMen no HK.01.07/MENKES/321/2018 Ttg Komite Nasional Keselamatan Pasien
(KepMen no
HK.01.07/MENKES/321/2018
(2018 – 2021)
Ttg Komite Nasional
Keselamatan Pasien,
25 Juni 2018)
SURAT KEPUTUSAN
PERHIMPUNAN RUMAH SAKIT SELURUH INDONESIA
NOMOR : 001/SK/PP.PERSI/XI/2018
TENTANG
PENGURUS PUSAT DAN MAKERSI PUSAT
PERIODE TAHUN 2018 - 2021

Institut
Keselamatan
Pasien Rumah
Sakit – PERSI
2018-2021
-2,400 years ago -
“Primum, non nocere”
(“First, do no harm”)

Hippocrates
(460-335 BC).
(Schellekens, W : Patient Safety Conference,
European Union Presidency Luxembourg, 4 – 5 April 2005)
Laporan
Institute of Medicine - IOM
TO ERR IS HUMAN
Building a Safer Health System

RS - RS AE Mati Pasien Pasien Mati sb


(>50% krn RS di US tsb lain
ME) : Admisi :Mati sb
/year AE
(Extrapolasi)

Di 2.9 % 6.6 % 44,000 - KLL :


Colorado - 43,458
& 33.6 juta
Utah(1992) 98,000 -Cancer :
42,297
Di New 3.7 % 13.6 % !!!
York(1984) Estimasi -AIDS :
biaya: $17 - 16,516
$50 milyar
(Kohn LT, Corrigan JM, Donaldson MS, eds. To err is human: building
a safer health system. Washington, D.C.: National Academy Press, 2000.)
“JUMBO JET UNITS”

(98.000 pasien mati / tahun)

D A L A M 1 TAHUN
SETIAP HARI
!
1 PESAWAT JUMBO JET
BERPENUMPANG 268 ORANG
J A T U H !!! (Pasien !!)

(.....and die .....!!)


Sejak 2006 : Workshop UU.N0.44 TH.2009
Keselamatan Pasien & Tentang Rumah Sakit :
Manajemen Risiko Klinis, telah Keselamatan Pasien
diikuti hampir 1900 Staf RS wajib dilaksanakan oleh
(Dr, Perawat, dll) dari + 250 Rumah Sakit
2000 : To err is human. Rumah Sakit seluruh Indonesia
Building a safer health
system

Jakarta Declaration
WHO SEAR Patient Safety
2001 :Crossing the 1 Juni 2005, PERSI Workshop on
Quality Chasm: A membentuk badan “ Patients for Patient Safety”
nasional : KKPRS Jakarta, Hotel Four Seasons, 19
New Health System
July 2007
for the 21st Century 2017 :
PMK 34/2017
ttg Akreditasi
RS

2000 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2011

2011 :
PMK 1691/2011
ttg KPRS
21 Agustus 2005 Pencanangan
Gerakan Keselamatan Pasien
2008 : 2017 :
oleh Menteri Kesehatan RI,
Keselamatan Pasien PMK 11/2017 ttg
di Jakarta
RS telah mulai di
Keselamatan
2004, 27 Oktober : WHO Akreditasi oleh
Pasien
memimpin gerakan KARS
keselamatan pasien
dengan membentuk : 2006, KKI : Standar
World Alliance for Kompetensi Dokter :
Patient Safety, sekarang Keselamatan Pasien
“WHO Patient Safety”
Pencanangan
Gerakan Keselamatan Pasien Rumah Sakit
Di Indonesia, 21 Agustus 2005
Thematic Framework
Patient Safety and Quality of Care

1. Leadership Governance and Policy


2. Health Care Workforce
3. Measurement, Reporting & Learning
4. Patient & Family Engagement
5. Safety & Quality Culture
6. Infrastructure & Technology

(Dhingra-Kumar, N, Global Overview on Patient Safety and Quality


Improvement, WHO-HQ, 2016)
Manajemen Risiko dalam Perspektif Akreditasi SNARS

UU 44/2009 ttg
Manajemen Pelayanan RS, Peraturan
Per UU an
Risiko RS Fokus Pasien lainnya
Risiko Klinis (Patient Centered
& Non klinis Care)
Regulasi :
• Kebijakan
• Pedoman,
• Panduan
II. Standar
Manajemen • SPO
III. SKP Pelayanan • Program
IV. ProgNas Indikator :
• Ind. Area
I. Standar Pasien Klinis
pelayanan
Keluarga • Ind Klinis
berfokus pd • Ind SKP
pasien
• Ind Upaya
Manajemen
Dokumen
Implementasi
KARS Dr.Nico Lumenta (Nico A. Lumenta, 2014)
TataKelola Rumah Sakit dlm perspektif SNARS Edisi 1

PASIEN UU 44/2009 ttg


RS, Peraturan
Per UU an
Quality & Safety lainnya

Sistem Pelayanan Regulasi :


Std Yan

PCC
• Kebijakan
Fokus Pasien Klinis • Pedoman,
ARK, HPK, Asuhan Pasien / Patient Care • Panduan
AP, PAP, • SPO
PAB, PKPO • Program
MKE Indikator :
Sistem • Ind. Area
Standar Manajemen Klinis
Manajemen • Ind Klinis
PMKP, PPI, • Ind SKP
TKRS, MFK, • Ind Upaya
KKS, MIRM Manajemen
Sasaran KP
ProgNas Dokumen
KARS Implementasi
Pelayanan
Manajemen
Fokus Pasien
Risiko RS
(Patient Centered
Risiko Klinis
Care)

“Safety is a
fundamental principle
Etik
of patient care and a
critical component of
• Mutu Quality Management.”
4 Fondasi Kebutuhan
• Patient
PPA Asuhan pasien Pasien
Safety (World Alliance for Patient
• Asuhan Medis
Safety, Forward Programme,
• Asuhan Keperawatan
EBM WHO, 2004)
• Asuhan Gizi
• Asuhan Obat VBM • Evidence Based Medicine
• Value Based Medicine
KARS
(Nico A Lumenta & Adib A Yahya, 2012)
(KPC)

KNC KTD,
Sentinel
KTC
Figure 1: Venn diagram representing Institute of Medicine terminology

All episodes of care

All Errors
All Adverse Events

Preventable (Adverse Events


(Near Non Error)
Miss) Adverse Events
(Unpreventable
AE)
Negligent
Adverse Events

(Gray,A :Adverse events and the National Health Service, an economic


perspective, report to the National Patient Safety Agency , November 2003)
Pola SEMI-A

I. Baca dengan Cermat, Berulang dan Komprehensif :


SEMI-A
S = Standar
E = Elemen Penilaian
M= Maksud & Tujuan
I = Instrumen
A= Acuan ke Peraturan PerUUan, Etika Profesi, Standar
Profesi, Standar Internasional.
II. Setelah memahami SEMI-A maka tentukan substansinya :
1) Apa yang : Harus/Wajib ada atau dilakukan - Must have/do
2) Apa yang : Bila ada akan lebih baik - Nice to have/do
3) Adakah Interlink / Horizontal ke Std-EP lain.
Keselamatan Pasien Rumah Sakit dalam SNARS Ed 1
• Standar PMKP 1 : RS mempunyai Komite/Tim atau bentuk organisasi lainnya yg kompeten utk
mengelola kegiatan Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien (PMKP) sesuai dgn
peraturan perUUan
• Standar PMKP 2 : RS mempunyai referensi terkini ttg peningkatan mutu dan keselamatan
pasien (KP) berdasar atas ilmu pengetahuan dan informasi terkini serta perkembangan
konsep peningkatan mutu dan KP.
• Standar PMKP 3 : RS mempunyai program pelatihan peningkatan mutu dan KP untuk
pimpinan RS serta semua staf yang terlibat dalam pengumpulan, analisis, dan validasi data
mutu.
• Standar PMKP 7 : Pengumpulan data merupakan salah satu kegiatan program peningkatan
mutu dan KP untuk mendukung asuhan pasien serta manajemen RS lebih baik.
• Standar PMKP 7.1 : Analisis data merupakan salah satu kegiatan program peningkatan mutu
serta KP untuk mendukung asuhan pasien dan manajemen RS.
1/6
Keselamatan Pasien Rumah Sakit dalam SNARS Ed 1

• Standar PMKP 9 : RS menetapkan sistem pelaporan insiden keselamatan (IKP) pasien baik
internal maupun eksternal.
• Standar PMKP 9.1 : RS telah menetapkan jenis kejadian sentinel, serta melaporkan dan
melakukan analisis akar masalah (root cause analysis-RCA).
• Standar PMKP 9.2 : RS menetapkan regulasi utk melakukan analisis data KTD dan mengambil
langkah tindak lanjut.
• Standar PMKP 9.3 : RS menetapkan regulasi untuk analisis kejadian nyaris cedera (KNC) dan
kejadian tidak cedera (KTC).
• Standar PMKP 10 : Ada pengukuran dan evaluasi budaya KP.
• Standar PMKP 11 : Peningkatan mutu dan KP dicapai dan dipertahankan.
• Standar PMKP 12 : Program manajemen risiko berkelanjutan digunakan untuk melakukan
identifikasi dan mengurangi cedera serta mengurangi risiko lain terhadap KP dan staf.
2/6
Keselamatan Pasien Rumah Sakit dalam SNARS Ed 1
• Standar TKRS 1.2 : RS memiliki misi, rencana strategis, rencana kerja, program peningkatan
mutu dan KP, pengawasan mutu pendidikan, serta laporan akuntabilitas representasi pemilik.
• Standar TKRS 1.3 : Pemilik dan atau representasi pemilik memberi persetujuan program
peningkatan mutu dan KP RS, menerima laporan pelaksanaan program secara berkala, dan
memberi respons thd laporan yg disampaikan.
• Standar TKRS 4 : Direktur RS merencanakan, mengembangkan, serta melaksanakan program
peningkatan mutu dan KP.
• Standar TKRS 4.1 : Direktur RS memberikan laporan pelaksanaan program peningkatan mutu
dan KP kpd pemilik atau representasi pemilik sesuai dgn regulasi RS.
• Standar TKRS 5 : Direktur RS memprioritaskan proses di RS yg akan diukur, program
peningkatan mutu dan KP yg akan diterapkan, serta bgm mengukur keberhasilan dlm upaya
di seluruh RS ini.
• Standar TKRS 6.1 : Kontrak dan perjanjian lainnya dievaluasi sbg bgn dari program
peningkatan mutu dan KP RS. 3/6
Keselamatan Pasien Rumah Sakit dalam SNARS Ed 1
• Standar TKRS 7 : Direktur RS membuat keputusan terkait pengadaan dan penggunaan SD dengan
mempertimbangkan mutu dan keselamatan.
• Standar TKRS 7.1 : Direktur RS mencari dan menggunakan data, informasi ttg rantai distribusi obat,
serta perbekalan farmasi yg aman utk melindungi pasien dan staf dari produk yg berasal dari pasar
gelap, palsu, terkontaminasi, atau cacat.
• Standar TKRS 11 : Kepala Unit pelayanan meningkatkan mutu dan KP dgn berpartisipasi dlm
program peningkatan mutu dan KP RS, melakukan monitoring, serta meningkatkan asuhan pasien
yg spesifik berlaku di unitnya.
• Standar TKRS 11.1 : Kepala Unit Pelayanan Klinis memilih serta menerapkan penilaian mutu dan KP
secara spesifik thd cakupan pelayanan yg diberikan oleh unit pelayanan tsb, juga menyediakan data
dan informasi dari hasil kegiatan tsb yg dapat dipergunakan utk melakukan evaluasi dokter,
perawat, dan staf klinis pemberi asuhan lainnya yg memberikan asuhan pasien di unit pelayanan tsb.
• Standar TKRS 13 : Direktur RS menciptakan dan mendukung budaya keselamatan di seluruh area RS
sesuai dengan peraturan perUUan.
• Standar TKRS 13.1 : Direktur RS melaksanakan, melakukan monitor, dan mengambil tindakan untuk
memperbaiki program budaya keselamatan di seluruh area RS. 4/6
Keselamatan Pasien Rumah Sakit dalam SNARS Ed 1
• Standar SKP.1 : RS menetapkan regulasi utk menjamin ketepatan (akurasi) identifikasi pasien.
• Standar SKP.2 : RS menetapkan regulasi utk melaksanakan proses meningkatkan efektivitas
komunikasi verbal dan atau komunikasi melalui telpon antar-PPA.
• Standar SKP.2.1 : RS menetapkan regulasi utk proses pelaporan hasil pemeriksaaan diagnostik kritis.
• Standar SKP.2.2 : RS menetapkan dan melakanakan proses komunikasi “serah terima” (hand over).
• Standar SKP.3 : RS menetapkan regulasi utk melaksanakan proses meningkatkan keamanan thd obat2
yg perlu diwaspadai.
• Standar SKP.3.1 : RS menetapkan regulasi utk melaksanakan proses mengelola penggunaan elektrolit
konsentrat.
• Standar SKP.4 : RS memastikan Tepat-Lokasi, Tepat-Prosedur, dan Tepat-Pasien sebelum menjalani
tindakan dan atau prosedur.
• Standar SKP.4.1 : RS memastikan dilaksanakannya proses Time-out di kamar operasi atau ruang
tindakan sebelum operasi dimulai.
• Standar SKP.5 : RS menetapkan regulasi utk menggunakan dan melaksanakan evidence-based hand
hygiene guidlines utk menurunkan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan
• Standar SKP.6 : RS melaksanakan upaya mengurangi risiko cedera akibat pasien jatuh. 5/6
Keselamatan Pasien Rumah Sakit dalam SNARS Ed 1

• Bab Pencegahan & Pengendalian Infeksi (PPI) : 28 standar


• Bab Manajemen Fasilitas & Keselamatan (MFK) : 24 standar
• Standar MFK 4 : RS mempunyai program pengelolaan keselamatan dan keamanan melalui
penyediaan fasilitas fisik dan menciptakan lingkungan yg aman bagi pasien, keluarga,
pengunjung, dan staf.

6/6
3

Kerangka Kerja Komprehensif


Keselamatan Pasien Rumah Sakit
(Comprehensive Framework)

(Sumber : KKPRS, SNARS, WHO, IOM, NPSA)


KERANGKA KERJA KOMPREHENSIF KESELAMATAN PASIEN.
Hosp Risk Mgt
Clinical Risk Mgt

Risiko IKP Risiko

3.
1. Upaya Umum Upaya Khusus 2.
Pelaporan (Baru)
(Klasik) IKP
Keselamatan Keselamatan
Diagnostik Pasien
Pasien Solusi

4.
Taksonomi Keselamatan Pasien
Definisi, Sistematika, Klasifikasi
Upaya Khusus (Baru) Keselamatan Pasien
2.
* 7 LANGKAH MENUJU KESELAMATAN PASIEN RS

* 7 STANDAR KESELAMATAN PASIEN RS & AKREDITASI RS

* 6 SASARAN KESELAMATAN PASIEN RUMAH SAKIT

* 8 ELEMEN ASUHAN PASIEN TERINTEGRASI

* WHO – PATIENT SAFETY – 13 ACTION AREAS


Upaya Khusus (Baru) Keselamatan Pasien
2.
* 7 LANGKAH MENUJU KESELAMATAN PASIEN RS
1. Bangun kesadaran akan nilai Keselamatan Pasien, 2. Pimpin dan dukung staf
anda, 3. Integrasikan aktivitas risiko, 4. Kembangkan sistem pelaporan, 5. Libatkan
dan berkomunikasi dengan pasien, 6. Belajar dan berbagi pengalaman tentang KP,
7. Cegah cedera melalui implementasi sistem KP

* 7 STANDAR KESELAMATAN PASIEN RS & AKREDITASI RS


I. Hak pasien, II. Mendidik pasien dan keluarga, III. Keselamatan pasien dan
Asuhan Berkesinambungan, IV. Penggunaan metoda peningkatan kinerja, utk
melakukan evaluasi & meningkatkan KP, V. Peran kepemimpinan dalam
meningkatkan KP, VI. Mendidik staf tentang KP, VII. Komunikasi merupakan kunci
bagi staf untuk mencapai KP

* 6 SASARAN KESELAMATAN PASIEN RUMAH SAKIT


1. Mengidentifikasi pasien dengan benar, 2. Meningkatkan komunikasi yang efektif,
3. Meningkatkan keamanan obat-obatan yang harus diwaspadai, 4. Memastikan
lokasi pembedahan yang benar, prosedur yang benar, pembedahan pada pasien
yang benar, 5. Mengurangi risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan, 6. Mengurangi
risiko cedera pasien akibat terjatuh.
Upaya Khusus (Baru) Keselamatan Pasien
2.
* 8 ELEMEN ASUHAN PASIEN TERINTEGRASI
1. Patient Engagement & Empowerment, 2. DPJP sbg Clinical Leader,
3. PPA sbg Tim, Kolaborasi Interprofesional, 4. CPPT–Catatan
Perkembangan Pasien Terintegrasi, 5. Kolaborasi Edukasi Pasien, 6.
Manajer Pelayanan Pasien / Case Manager, 7. Integrated Clinical Pathway,
8. Integrated Discharge Planning

* WHO – PATIENT SAFETY – 13 ACTION AREAS


1) Global Patient Safety Challenge, 2) Patients for PS, 3) Research for
PS, 4) International, Classification for PS, 5) Reporting and Learning
PS, 6) Solutions for PS, 7)High 5s, 8)Technology for PS, 9)
Knowledge Management on PS, 10) Eliminate central line-associated
bloodstream infections, 11) Education for Safer Care, 12) The
Safety Prize, 13) Medical Checklist
DASAR
UU. No 44 th 2009 Tentang Rumah Sakit

Pasal 43 :

1. RS wajib menerapkan Standar Keselamatan Pasien


2. Standar Keselamatan Pasien dilaksanakan melalui pelaporan insiden,
menganalisa & menetapkan pemecahan masalah dlm rangka menurunkan
angka KTD
3. RS melaporkan kegiatan ayat 2 kepada komite yang membidangi keselamatan
pasien yang ditetapkan Menteri
4. Pelaporan IKP pd ayat 2 dibuat secara anonim & ditujukan utk mengkoreksi
sistem dlm rangka meningkatkan keselamatan pasien
5. Ketentuan lebih lanjut mengenai keselamatan pasien ayat 1 & ayat 2
Peraturan Menteri
DASAR
UU. No 44 th 2009 Tentang Rumah Sakit

Pasal 43 :
(1) Rumah Sakit wajib menerapkan standar keselamatan pasien.
(2) Standar keselamatan pasien sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan melalui pelaporan
insiden, menganalisa, dan menetapkan pemecahan masalah dalam rangka menurunkan angka kejadian
yang tidak diharapkan.
(3) Rumah Sakit melaporkan kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) kepada komite yang
membidangi keselamatan pasien yang ditetapkan oleh Menteri.
(4) Pelaporan insiden keselamatan pasien sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dibuat secara anonim
dan ditujukan untuk mengkoreksi sistem dalam rangka meningkatkan keselamatan pasien.
(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai standar keselamatan pasien sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dan ayat (2) diatur dengan Peraturan Menteri.
PMK 11 th 2017 tentang Keselamatan Pasien

Pasal 19
(1)Fasilitas pelayanan kesehatan harus melakukan pelaporan Insiden, secara online atau tertulis
kepada Komite Nasional Keselamatan Pasien sesuai dengan format laporan tercantum pada
Formulir 2 dan Formulir 3 Peraturan Menteri ini.
(2) Pelaporan Insiden sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan setelah dilakukan
analisis, serta mendapatkan rekomendasi dan solusi dari tim Keselamatan Pasien fasilitas
pelayanan kesehatan.
(3) Pelaporan insiden sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditujukan untuk menurunkan
insiden dan mengoreksi sistem dalam rangka meningkatkan Keselamatan Pasien dan tidak
untuk menyalahkan orang (non blaming).
(4) Pelaporan insiden sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus dijamin keamanannya,
bersifat rahasia, anonim (tanpa identitas), dan tidak mudah diakses oleh orang yang tidak
berhak.
Standar PMKP 9
Rumah sakit menetapkan sistem pelaporan insiden keselamatan pasien baik
internal maupun eksternal.
Elemen Penilaian PMKP 9
1. Rumah sakit menetapkan regulasi sistem pelaporan insiden internal dan eksternal sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang meliputi butir a) sampai dengan g) pada maksud dan tujuan.
(R)
2. Ada bukti unit kerja telah melaporkan insiden keselamatan pasien. (D,W);
3. Rumah sakit mengintegrasikan pelaporan kejadian dan pengukuran mutu agar solusi serta
perbaikan yang dilakukan terintegrasi. (D,W)
4. Ada bukti rumah sakit telah melaporan insiden keselamatan pasien setiap 6 bulan kepada
representasi pemilik dan bila ada kejadian sentinel telah dilaporkan di setiap kejadian. (lihat juga
TKRS 4.1). (D,W)
5. Ada bukti rumah sakit telah melaporkan insiden keselamatan pasien kepada Komite Nasional
Keselamatan Pasien sesuai dengan peraturan perundang-undangan. (D,W)
Rumah sakit perlu menetapkan sistem pelaporan insiden antara
lain meliputi
a) regulasi;
b) alur pelaporan,
c) formulir pelaporan;
d) prosedur pelaporan;
e) insiden yang harus dilaporkan, yaitu kejadian yang sudah terjadi, potensial terjadi,
ataupun yang nyaris terjadi;
f) siapa saja yang membuat laporan;
g) batas waktu pelaporan
Standar PMKP 9.1
Rumah sakit telah menetapkan jenis kejadian sentinel, serta melaporkan
dan melakukan analisis akar masalah (root cause analysis).

Elemen Penilaian PMKP 9.1


1. Pimpinan rumah sakit menetapkan regulasi jenis kejadian sentinel sekurang-
kurangnya seperti diuraikan pada butir a) sampai dengan f) pada Maksud dan Tujuan.
(lihat juga PMKP 9 EP1). (R)
2. Rumah sakit telah melakukan RCA/AAM setiap ada kejadian sentinel di rumah sakit
dan tidak melewati waktu 45 hari terhitung sejak terjadi kejadian atau sejak diberi tahu
tentang terdapat kejadian. (D,W)
3. Ada bukti rencana tindaklanjut dan pelaksanaan langkah-langkah sesuai dengan hasil
AAM/RCA. (D,O,W)
Setiap rumah sakit menetapkan definisi operasional kejadian sentinel paling sedikit meliputi:
a) kematian yang tidak diduga, termasuk, dan tidak tidak terbatas hanya
– kematian yang tidak berhubungan dengan perjalanan penyakit pasien atau kondisi pasien (contoh,
kematian setelah infeksi pascaoperasi atau emboli paru-paru);
– kematian bayi aterm;
– bunuh diri.
b) kehilangan permanen fungsi yang tidak terkait dengan penyakit pasien atau kondisi pasien;
c) operasi salah tempat, salah prosedur, dan salah pasien;
d) terjangkit penyakit kronik atau penyakit fatal akibat transfusi darah atau produk darah atau transplantasi
organ atau jaringan ;
e) penculikan anak termasuk bayi atau anak termasuk bayi dikirim ke rumah bukan rumah orangtuanya;
f) perkosaan, kekejaman di tempat kerja seperti penyerangan (berakibat kematian atau kehilangan fungsi secara
permanen), atau pembunuhan (yang isengaja) atas pasien, anggota staf, dokter, mahasiswa kedokteran,
siswa latihan, serta pengunjung atau vendor/pihak ketiga ketika berada dalam lingkungan rumah sakit. (lihat
juga KKS 8.2)
Standar PMKP 9.2
Rumah sakit menetapkan regulasi untuk melakukan analisis data KTD dan mengambil langkah
tindaklanjut.
Elemen Penilaian PMKP 9.2
1. Rumah sakit mempunyai regulasi jenis kejadian yang tidak diharapkan, proses pelaporan, dan
analisisnya. (lihat juga PMKP 9 EP 1). (R)
2. Semua reaksi transfusi yang sudah dikonfirmasi jika sesuai yang didefinisikan untuk rumah
sakit, sudah dianalisis. (lihat juga PAP 3.3). (D,W)
3. Semua kejadian serius akibat efek samping obat (adverse drug event) jika sesuai dan
sebagaimana yang didefinisikan oleh rumah sakit sudah dianalisis (lihat juga PKPO 7). (D,W)
4. Semua kesalahan pengobatan (medication error) yang signifikan jika sesuai dan sebagaimana
yang didefinisikan oleh rumah sakit sudah dianalisis. (lihat juga PKPO 7.1). (D,W)
5. Semua perbedaan besar (discrepancy) antara diagnosis praoperasi dan diagnosis pascaoperasi
sudah dianalisis. (lihat juga PAB 7.2). (D,W)
6. Efek samping atau pola efek samping selama sedasi moderat atau mendalam dan pemakaian
anestesi sudah dianalisis. (lihat juga PAB 3.2 dan PAB 5). (D,W)
7. Semua kejadian lain yang ditetapkan oleh rumah sakit sesuai dengan butir f) pada maksud dan
tujuan sudah dianalisis. (D,W)
Langkah 1:
Klik menu
“Laporan IKP”
Langkah 2:
Klik tanda + untuk
menambahkan/melakukan
pendataan baru
Data hanya bisa tersimpan
kalau akun untuk Bridging
dengan SIKARS adalah valid.
Silakan cek konfigurasinya di
menu “Sistem -> Konfigurasi”

Langkah 3:
Klik tombol “Submit”
untuk menyimpan
data
(38 hal)
(49 hal)
SISTEM PELAPORAN
INSIDEN KESELAMATAN PASIEN
DI RUMAH SAKIT

Sekretariat Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit


Tahun 2019
SISTEMATIKA

Pendahuluan
1

2 Pelaporan Insiden Keselamatan Pasien RS

Evaluasi E- Reporting & Tantangan


3

46
Laporan Insiden Keselamatan Pasien

Laporan Insiden RS (Internal)


Pelaporan secara tertulis setiap kejadian nyaris cedera (KNC) atau kejadian tidak
diharapkan (KTD) atau kejadian tidak cedera (KTC) atau kondisi potensial cedera
(KPC) yang menimpa pasien.
Laporan Insiden keselamatan pasien ke KNKP (Eksternal)
Pelaporan secara anonim dan elektronik ke KKPRS setiap Kejadian Tidak
diharapkan (KTD) atau Kejadian Tidak Cedera (KTC) atau sentinel event yang
terjadi pada PASIEN dan telah dilakukan analisa penyebab, rekomendasi dan
solusinya
PENGUATAN e - Reporting

LATAR BELAKANG
UU RS No. 44 th 2009
TUJUAN
PMK 11 tahun 2017 Umum : menurunkan MANFAAT
tentang Keselamatan insiden & meningkatkan
Pasien mutu 1. Diperolehnya peta
KMK no Khusus : bagi RS nasional angka insiden
HK.01.07/Menkes/321 Terlaksananya sistem 2. Pembelajaran
thn 2018 tentang KNKP pelaporan, mengeta- 3. Penetapan langkah –
Pedoman Keselamatan hui akar masalah langkah praktis
Pasien RS dan Pelaporan Keselamatan Pasien
Pelaporan IKP Eksternal via website
Rumah Sakit

Membuat laporan dengan membuka alamat web aplikasi patient


safety
Menggunakan username dan password yang sudah diberikan.
Mengisi formulir sesuai dengan data yang sesungguhnya dan
dapat dipertanggungjawabkan
Menyimpan data yang telah dilaporkan
Menjaga kerahasiaan data, username dan password
Data laporan yang diberikan sepenuhnya menjadi tanggung
jawab RS
Sistem Pelaporan IKPRS
• Akses website KKPRS yaitu : http://www.yankes.kemkes.go.id
(Shortcut : http://sirs.yankes.kemkes.go.id/sp2rs/p_safety)
• Klik banner Patient Safety
• Setelah tampilan terdapat 2 isian yang harus diperhatikan yaitu:
username dan password
• Username yaitu nomor kode registrasi RS
• Password diberikan oleh Kementerian Kesehatan dengan
mengajukan permintaan secara resmi ke Kemkes melalui email
yanmedikwat@gmail.com
Sistem Pelaporan IKPRS

*Lapor IKP ke :
http://sirs.yan
kes.kemkes.g
o.id/sp2rs/logi
n.html.
(SE 10 Sept 2019)

*Username &
Password
minta ke:
patientsafetyk
emkes@gmail
.com
(SE 10 Sept 2019)
Permohonan Username dan Password
Kepada Sekretariat Komite Keselamatan Pasien RS
Subdit Pelayanan Medik dan Keperawatan
Ruang 409 Lantai 4 Gedung B Kementerian Kesehatan RI
Di Jakarta

Email :
yanmedikwat@gmail.com
dan dibalas paling lambat 2 x *Username &
24 jam (hari kerja) Password
minta ke:
Contact Person : patientsafetyk
dr Wita 08118403372 emkes@gmail
dr Tety 082113011676 .com
(SE 10 Sept 2019)

52
www.yankes.kemkes.go.id
551
561
4. EVALUASI PELAPORAN INSIDEN KPRS Ujicoba E-Reporting di 40 RS (2015)

RS Rujukan Nasional Provinsi

RS Kelas A 12 2

RS Kelas B 2 14

RS Kelas C -- 4

Jumlah 14 20

+ 6 RS Vertikal UPT KEMKES

1 Maret 2015
Launching saat Rakerkesnas
Di Jakarta
Sudah disosialisasikan untuk Bekerjasama dengan
rs rujukan regional terpilih dan KKPRS dan KARS dalam
disampaikan ke Dinas Propinsi keharusan semua RS
se Indonesia melakukan e -reporting
Evaluasi Data
Insiden Keselamatan Pasien RS secara online

2015 2016

Dari data tahun 2015 yang bisa Dari data tahun 2016 yang bisa diolah terkait
diolah terkait keselamatan pasien keselamatan pasien ada 588 Insiden dari 668 laporan
ada 189 Insiden dari 289 laporan insiden yang masuk sampai dengan Desember 2016

2017 2018

tahun 2017 terdapat 1647 tahun 2018 (januari sd Juni 2018 terdapat 1135 lap) ,
laporan yang diolah 1494 laporan yg dpt diolah 1093

Yang melaporkan : 150 RS Jumlah RS yang teregistrasi : 2805 RS


BERDASARKAN JUMLAH RS PER TAHUN

100
Data Januari-Juli 2018
90

80

70

60

94
50

40 65

30
44
20

14
10

0
2015 2016 2017 2018

Jumlah RS Total = 147 RS


Jml RS yang melapor dibandingkan
1% jumlah seluruh RS pada propinsi tsb

1%

4%
3% 5%
2%

7%
5%
4% 3% 2%
6% 1%
8%
3%
1,22
%
3%
64
PERBAIKAN E-REPORTING
• Administrasi password ; jika lupa tidak tersedia fitur lupa
password, sementara meminta reset password harus secara
resmi
• Entry data ; menambahkan button kirim, saat ini hanya
tersedia button simpan yang lgsg mengirimkan data ke pusat
dan batal
• Fitur lain yang perlu dikembangkan di laman website Kemkes
misalnya feedback untuk RS, Dinas Kesehatan, link dengan
KARS dsbnya
PMK 11/2017 tentang
Keselamatan Pasien
ALUR PELAPORAN INSIDEN KESELAMATAN PASIEN

YANG PERTAMA DIREKTUR


MENGETAHUI
KEJADIAN /
KEPALA UNIT TKPRS RS KNKP KEMKES
PELAPOR

LAPORAN
KEJADIAN KEJADIAN

ANALISA LAPORAN
KEJADIAN
IKPRS
LAPORAN LAPORAN
IKPRS IKPRS
IKPRS
TINDAKAN
BANTUAN ANALISA /
GRADING
REGRADING

BIRU / MERAH /
HIJAU KUNING
1.PETA IINSIDEN KEBIJAKAN
2.SOLUSI UMUM KESEHATAN
RCA
INVESTIGASI
SEDERHANA

REKOMENDASI REKOMENDAS KEBIJAKAN


I

PEMBELAJARAN / REDESAIN SISTEM


Bila Keselamatan Pasien tidak dijadikan
“Sahabat” Rumah Sakit, cepat atau
lambat dia akan berbalik menjadi
“Musuh” Rumah Sakit.
(Nico Lumenta, 2008)
Asuhan Pasien : “DNA of Care”
Profesional Pemberi Asuhan perlu memiliki DNA of Care

Safety

Quality

Culture

(Hardy, P : Patient voice and DNA of Care, ISQua Conference, London, 2017)
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai