Anda di halaman 1dari 17

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Spesifikasi Alat

Berikut ini merupakan spesifikasi alat yang penulis buat :

1. Nama : Alat Kalibrator Suhu dengan Thermocouple dilengkapi

Mode Hold dan Thermohygrometer.

2. Jenis : Kalibrasi Suhu, Pengukuran Suhu dan Kelembaban

3. Range Suhu : 0˚C sampai 200˚C

4. Display : LCD karakter 16x2

5. Sensor : Thermocouple type-K dan DHT 11

6. Daya : ± 5 Volt DC

7. Dimensi : P = 11cm ; L = 9,5cm ; T = 3cm

Gambar 4. 1 Modul Alat Kalibrator Suhu

24
25

4.2 Standar Operasional Procedure Alat Kalibrator Suhu dengan

Thermocouple dilengkapi Mode Hold dan Thermohygrometer

1. SOP modul sebagai thermohygrometer

a. Siapkan modul dan nyalakan dengan menekan tombol ON/OFF ke posisi

ON.

b. Alat akan menyala, tekan tombol parameter convert sampai pada LCD

terbaca suhu dan kelembaban.

c. Tempatkan pada ruangan yang akan di ukur kelembabannya.

d. Lakukan pengukuran suhu, dan catat hasil dari pengukuran.

e. Jika alat telah selesai digunakan, matikan alat dengan menekan tombol

power ON/OFF ke posisi OFF.

2. SOP modul sebagai alat kalibrator suhu

a. Siapkan modul, thermometer, dan wadah/media yang digunakan untuk

proses kalibrasi.

b. Nyalakan alat dengan menekan tombol power ON/OFF ke posisi ON.

Alat akan menyala dan otomatis berada pada mode penampilan suhu.

c. Masukkan probe thermocouple dan thermometer ke dalam wadah/media.

d. Setting suhu yang akan di kalibrasi. Catat hasil dari pengukuran.

e. Lakukan pengulangan pengukuran pada masing-asing setting suhu.

f. Jika telah selesai digunakan, matikan alat dengan menekan tombol power

ON/OFF ke posisi OFF.


26

4.3 Pengujian Alat dan Hasil Pengujian

4.3.1 Pengujian Ketahanan Baterai

Berdasarkan penelitian dan uji coba alat baterai dengan output tegangan 5

volt, modul TA ini menggunakan baterai dengan tegangan sebesar 3,7 volt sehingga

diperlukan modul step up untuk menghasilkan tegangan output sebesar 5 volt pada

baterai charger. Setelah melakukan pengukuran ketahanan baterai didapat data

ketahanan baterai dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut :

Tabel 4. 1 Uji Ketahanan Baterai

Dioperasionalkan Waktu
No Awal Akhir Selisih
(menit)
(Volt) (Volt)
1 4,14 4,05 ±30 0,09
2 4,05 4,02 ±30 0,03
3 4,02 3,99 ±30 0,03
4 3,99 3,96 ±30 0,03
5 3,96 3,93 ±30 0,03
6 3,93 3,90 ±30 0,03
7 3,90 3,87 ±30 0,03

Berdasarkan Tabel 4.1 pengujian dilakukan sebanyak 7 kali yang dilakukan

setiap ±30 menit sekali pada saat modul dioperasionalkan. Baterai mengalami

penurunan tegangan sebesar 0,03 volt setiap 30 menit dan alat mampu bertahan

selama ±3 jam 30 menit. Memerlukan waktu pengisian baterai selama ±2,4 jam

sampai baterai terisi penuh dengan indikator LED berwarna merah pada saat baterai

di charge dan ketika baterai telah terisi penuh maka indikator LED akan berwarna

biru.

4.3.2 Pengujian Modul TA dengan Pembanding Kalibrator Suhu Ellab

ETS10

Untuk mendapatkan hasil berupa data yang akurat, maka penulis

memasukkan modul yang telah di buat ke Laboratorium Penelitian dan Pengujian


27

Terpadu Universitas Gajah Mada (LPPT UGM) untuk dilakukan proses kalibrasi.

Berikut ini adalah spesifikasi dari alat pembanding :

Spesifikasi :

1. Merek-Tipe-Probe : Ellab-ETS10

2. No. Sertifikat : S. 16 002 137

3. Ketelusuran : LK-032-IDN

4. Kapasitas : -80 s.d. 250

5. Resolusi : 0,01

6. Media Suhu : Thermobath dan Dry Block

7. Identitas Alat : Milik Laboratorium Penelitian da Pengujian

Terpadu Universitas Gajah Mada (LPPT UGM) jl. Kaliurang KM. 4

Sekip Utara Yogyakarta 55281, Telp/Fax (0274) 548348, 546868

Gambar 4. 2 Alat Kalibrasi Ellab-ETS10

Berikut adalah hasil pengujian suhu pada modul kalibrator yang penulis

buat dengan pembanding kalibrator suhu Ellab ETS10 :

Tabel 4. 2 Hasil pengujian modul dengan pembanding kalibrator suhu Ellab-


ETS10
28

Set Pembacaan
Koreksi Ketidakpastian Faktor
No. Suhu Termometer
(˚C) Cakupan
(˚C) Ellab-ETS10 Modul (˚C)
1 10 10,01 11,98 -1,97 0,37 2,01
2 20 19,98 21,39 -1,41 0,19 2,00
3 30 29,99 30,75 -0,76 0,27 2,00
4 40 39,99 40,39 -0,40 0,22 2,00
5 50 50,16 50,23 -0,07 0,08 1,98
6 60 59,99 60,16 -0,17 0,07 1,98
7 70 70,01 69,91 0,10 0,28 2,00
8 80 80,03 79,23 0,80 0,09 1,98
9 90 90,02 89,27 0,75 0,09 1,98
10 100 100,05 99,26 0,79 0,08 1,98
11 110 110,01 109,10 0,91 0,27 2,00
12 120 120,00 118,29 1,71 0,08 1,98
13 130 130,02 128,28 1,74 0,13 1,99
14 140 140,00 138,15 1,85 0,41 2,01
15 150 150,01 147,32 2,69 0,13 1,99
16 160 159,96 157,45 2,51 0,31 2,00
17 170 169,93 167,25 2,68 0,08 1,98
18 180 179,95 177,54 2,41 0,3 2,00
19 190 189,99 186,19 3,80 0,07 1,98
20 200 199,96 196,22 3,74 0,08 1,98
21 210 209,96 204,24 5,72 0,08 1,98
22 220 219,98 213,28 6,70 0,08 1,98
23 230 230,06 223,30 6,76 0,12 1,98
24 240 240,02 233,40 6,62 0,16 1,99
25 250 250,19 242,54 7,65 0,34 2,00

Tabel 4.2 merupakan hasil pengujian modul dengan pembanding kalibrator

suhu Ellab-ETS10. Pengujian dilakukan di Laboratorium Penelitian dan Pengujian

Terpadu Universitas Gajah Mada (LPPT UGM), dilakukan pengambilan data per

10 menit pada masing-masing suhu dan waktu 30 menit tiap pergantian suhu.

Dalam pengambilan data, penulis melakukan perbandingan dengan alat kalibrator

suhu Ellab-ETS10 agar modul TA dapat dipantau keakurasiannya. Pada hasil data

suhu didapatkan koreksi yang masih berada pada toleransi koreksi sebesar 1˚C pada

suhu 10˚C sampai 110˚C, dan hasil suhu yang berada diatas 110˚C sampai pada
29

suhu 250˚C pengujiannya melebihi toleransi koreksi, dimana semakin

bertambahnya suhu maka koreksi yang dihasilkan juga semakin naik dan hasil

ketidakpastian pengukurannya dinyatakan pada tingkat kepercayaan 95%, faktor

cakupan k = 2.

Berdasarkan data tersebut, maka modul TA yang penulis buat mampu

melakukan pengukuran sampai pada suhu 250˚C. Modul TA hanya bisa bekerja

pada suhu antara 10˚C sampai 110˚C, dan penggunaannya tidak direkomendasikan

pada suhu yang berada di atas 110˚C.

4.3.3 Pengujian Modul TA dengan Pembanding Thermometer Raksa

Berikut adalah hasil dari pengukuran dan perbandingan suhu pada alat

kalibrator yang penulis buat dengan thermometer raksa:

1. Pengujian pada suhu 10˚C

Hasil yang di dapatkan dalam pengujian dengan suhu 10˚C dapat dilihat

pada Tabel 4.3

Tabel 4. 3 Hasil pengujian pada suhu 10˚C

Set
Pembacaan Suhu
Suhu
Ke-
Termometer Gelas
(˚C) Modul (˚C)
(˚C)
1 10,10 9,00
2 10,19 9,00
3 10,10 9,00
4 10,10 9,00
5 10,10 9,00
6 10,00 9,00
10
7 10,00 9,00
8 10,00 9,00
9 10,00 9,00
10 10,00 9,00
11 10,10 9,00
12 10,00 9,00
30

13 10,10 9,00
14 10,00 9,00
15 10,00 9,00
16 10,00 9,00
17 10,10 9,00
18 10,10 9,00
19 10,10 9,00
20 10,00 9,00
21 10,00 9,00
22 10,10 9,00
23 10,19 10,00
24 10,19 10,00
25 10,00 9,00
26 10,00 9,00
27 10,00 9,00
28 10,00 9,00
29 10,00 9,00
30 10,00 9,00
Rata-rata (˚C) 10,05 9,07
Koreksi (˚C) 0,99
Error (%) 9,81
STDV (˚C) 1,36
Ua (˚C) 0,25

Tabel 4.3 merupakan hasil dari pengujian pada suhu 10˚C dengan media es

batu yang sudah mencair. Dari pengujian didapatkan hasil yang terbaca pada skala

thermometer gelas dengan koreksi sebesar 0,99˚C, error sebesar 9,81% dan

ketidakpastian pengukuran sebesar 0,25˚C.

2. Pengujian pada suhu 50˚C

Hasil yang di dapatkan dalam pengujian dengan suhu 50˚C dapat dilihat

pada tabel 4.4

Tabel 4. 4 Hasil pengujian pada suhu 50˚C

Set
Pembacaan Suhu
Suhu
Ke-
Termometer Gelas
(˚C) Modul (˚C)
(˚C)
50 1 50,11 50,00
31

2 50,11 50,00
3 50,11 50,00
4 50,11 50,00
5 50,11 50,00
6 50,11 50,00
7 50,11 50,00
8 50,11 50,00
9 50,11 50,00
10 50,11 50,00
11 50,10 50,00
12 50,11 50,00
13 50,31 50,00
14 50,31 50,00
15 50,31 50,00
16 50,21 50,00
17 50,31 50,00
18 50,21 50,00
19 50,31 50,00
20 50,11 50,00
21 50,11 50,00
22 50,21 50,00
23 50,31 50,00
24 50,21 50,00
25 50,31 49,00
26 50,31 50,00
27 50,21 50,00
28 50,21 49,00
29 50,21 49,00
30 50,21 49,00
Rata-rata (˚C) 50,19 49,87
Koreksi (˚C) 0,32
Error (%) 0,64
STDV (˚C) 1,66
Ua (˚C) 0,30

Tabel 4.4 merupakan hasil dari pengujian pada suhu 50˚C dengan media

magic com pada mode penghangat yang tutupnya dibiarkan setengah terbuka

sebagai penyedia sumber panas. Dari pengujian didapatkan hasil yang terbaca pada

skala thermometer gelas dengan koreksi sebesar 0,32˚C, error sebesar 0,64% dan

ketidakpastian pengukuran sebesar 0,30˚C.


32

3. Pengujian pada suhu 100˚C

Hasil yang di dapatkan dalam pengujian dengan suhu 100˚C dapat dilihat

pada tabel 4.5

Tabel 4. 5 Hasil pengujian pada suhu 100˚C

Set
Pembacaan Suhu
Suhu
Ke-
Termometer Gelas
(˚C) Modul (˚C)
(˚C)
1 100,13 98,00
2 100,13 98,00
3 100,13 98,00
4 100,13 98,00
5 100,23 98,00
6 100,23 98,00
7 100,13 98,00
8 99,34 98,00
9 100,23 98,00
10 100,23 98,00
11 100,13 98,00
12 100,13 98,00
13 100,13 98,00
14 100,13 98,00
15 100,23 98,00
100
16 100,13 98,00
17 100,13 98,00
18 100,13 98,00
19 100,23 98,00
20 100,13 98,00
21 100,13 98,00
22 100,13 98,00
23 100,13 98,00
24 100,13 98,00
25 100,23 98,00
26 100,13 98,00
27 100,13 98,00
28 100,13 98,00
29 100,13 98,00
30 100,13 98,00
Rata-rata (˚C) 100,13 98,00
Koreksi (˚C) 2,13
33

Error (%) 2,12


STDV (˚C) 0,00
Ua (˚C) 0,00

Tabel 4.5 merupakan hasil dari pengujian pada suhu 100˚C dengan media

magic com pada mode memasak sebagai penyedia sumber panas. Dari pengujian

didapatkan hasil yang terbaca pada skala thermometer gelas dengan koreksi sebesar

2,13˚C, error sebesar 2,12% dan ketidakpastian pengukuran sebesar 0,00˚C.

4.3.4 Pengujian Performance Modul TA

Hasil yang didapatkan dari pengujian suhu dingin dengan media

kulkas/lemari pendingin dengan range waktu 30 menit. Pengujian ini

dilakukan bertujuan untuk mengetahui bagaimana peforma kerja Modul TA

yang penulis buat.

Tabel 4. 6 Hasil pengujian performance Modul TA pada suhu dingin

Pembacaan Suhu Saat Pembacaan Suhu Saat


Pintu Kulkas Ditutup Pintu Kulkas Dibuka
Ke-
Suhu Suhu
Modul Modul
Thermohygro Thermohygro
1 11,38 9,8 12,18 12,7
2 11,28 8,9 9,30 10,5
3 10,29 8,5 11,28 10,7
4 10,39 8,4 11,18 10,0
5 10,39 8,5 11,28 10,5
Rata-rata 10,75 8,82 11,04 10,88
Koreksi 1,93 0,16
Error 0,18 0,01

Pengujian perfomance modul TA pada suhu dingin dilakukan sebanyak 5

kali pengambilan data dengan media kulkas/lemari pendingin dengan range waktu

30 menit. Sebelum sensor pada modul TA dan sensor pada Thermohygro

dimasukkan ke dalam media kulkas/lemari pendingin, suhu awal yang terbaca pada

modul TA sebesar 28,12˚C dan suhu awal yang terbaca pada Thermohygro sebesar
34

27,7˚C. Dari pengujian yang telah dilakukan pada saat pintu kulkas/lemari

pendingin dalam keadaan tertutup didapatkan hasil rata-rata pembacaan modul TA

sebesar 10,75˚C dan rata-rata pembacaan pada Thermohygro sebesar 8,82˚C dengan

koreksi pembacaan 1,93˚C dan error sebesar 0,18. Setelah pengambilan data

berlangsung selama 30 menit kemudian pintu kulkas/lemari pendingin dibuka dan

didapatkan hasil rata-rata pembacaan modul TA sebesar 11,04˚C dan rata-rata

pembacaan pada Thermohygro sebesar 10,88˚C dengan koreksi pembacaan 0,16˚C

dan error sebesar 0,01.

4.3.5 Pengujian Sensor Kelembaban dengan Hygrometer

1. Pengujian di Ruangan berukuran 3x3 meter (Normal)

Hasil yang di dapatkan dalam pengujian kelembaban di ruangan

berukuran 3x3 meter selama 30 menit pada pagi hari jam 07.00 WIB tanggal

8 November 2017. Hasil yang di dapatkan pada pengujian kelembaban di

ruangan berukuran 3x3 meter dapat dilihat pada Tabel 4.7

Tabel 4. 7 Hasil pengujian kelembaban di ruangan berukuran 3x3 meter

Thermohygrometer Alat yang dibuat


No. Suhu Kelembaban Suhu Kelembaban
(˚C) (%) (˚C) (%)
1 29,1 69 29,2 78
2 29,5 70 29,6 73
3 29,5 70 29,6 72
4 29,5 70 29,6 72
5 29,3 69 29,2 70
6 29,5 69 29,50 72
Rata-
29,4 69,5 29,5 72,8
rata

Tabel 4.7 merupakan hasil dari pengujian kelembaban di ruangan berukuran

3x3 meter selama 30 menit, data yang diambil setiap 5 menit sekali. Pengujian

dilakukan dengan membandingkan modul yang penulis buat dengan alat


35

thermohygrometer merek DEKKO-642N. Dari pengujian didapatkan hasil rata-rata

suhu pada thermohygrometer sebesar 29,4˚C , rata-rata kelembaban sebesar 69,5%

dan hasil rata-rata suhu pada modul sebesar 29,5˚C , rata-rata kelembaban sebesar

72,8%.

2. Pengujian di Luar Ruangan

Hasil yang di dapatkan dalam pengujian kelembaban di luar ruangan

selama 30 menit pada pagi hari jam 07.00 WIB tanggal 9 November 2017.

Hasil yang di dapatkan pada pengujian kelembaban di luar ruangan dapat

dilihat pada Tabel 4.8

Tabel 4. 8 Hasil pengujian kelembaban di luar ruangan

Thermohygrometer Alat yang dibuat


No. Suhu Kelembaban Suhu Kelembaban
(˚C) (%) (˚C) (%)
1 28 75 28,5 76
2 28,7 74 28,5 76
3 28,3 73 28,5 76
4 28,5 74 28,5 78
5 28,7 75 28,4 78
6 28,7 75 28,4 78
Rata-
28,5 74,3 28,5 77,0
rata

Tabel 4.7 merupakan hasil dari pengujian kelembaban di luar ruangan

selama 30 menit, data diambil setiap 5 menit sekali. Pengujian dilakukan dengan

membandingkan modul yang penulis buat dengan alat thermohygrometer merek

DEKKO-642N. Dari pengujian didapatkan hasil rata-rata suhu pada

thermohygrometer sebesar 28,5˚C , rata-rata kelembaban sebesar 74,3% dan hasil

rata-rata suhu pada modul sebesar 28,5˚C , rata-rata kelembaban sebesar 77,0%.
36

3. Pengujian di Ruang ber-AC

Hasil yang di dapatkan dalam pengujian kelembaban di ruang ber-AC

selama 30 menit pada pagi hari jam 10.00 WIB tanggal 10 November 2017.

Hasil yang di dapatkan dalam pengujian kelembaban di ruang ber-AC dapat

dilihat pada tabel 4.9

Tabel 4. 9 Hasil pengujian kelembaban di ruang ber-AC

Thermohygrometer Modul
No. Suhu Kelembaban Suhu Kelembaban
(˚C) (%) (˚C) (%)
1 25,4 83 25,5 73
2 25,4 72 25,5 75
3 25,4 69 25,5 76
4 25,4 68 25,5 76
5 25,4 68 25,5 76
6 25,4 67 25,5 77
Rata-
25,4 71,2 25,5 75,5
rata

Tabel 4.9 merupakan hasil dari pengujian kelembaban di ruang ber-AC

selama 30 menit data yang diambil setiap 5 menit sekali. Pengujian dilakukan

dengan membandingkan modul yang penulis buat dengan alat thermohygrometer

merek DEKKO-642N. Dari pengujian didapatkan hasil rata-rata suhu pada

thermohygrometer sebesar 25,4˚C , rata-rata kelembaban sebesar 71,2% dan hasil

rata-rata suhu pada modul sebesar 25,5˚C , rata-rata kelembaban sebesar 75,5%.

4. Pengujian di Kamar Mandi selama 30 menit

Hasil yang di dapatkan dalam pengujian kelembaban di kamar mandi

selama 30 menit pada pagi hari jam 07.00 WIB tanggal 9 November 2017.

Hasil yang di dapatkan dalam pengujian kelembaban di ruang kamar mandi

dapat dilihat pada tabel 4.10

Tabel 4. 10 Hasil pengujian kelembaban di ruang kamar mandi


37

Thermohygrometer Alat yang dibuat


No. Suhu Kelembaban Suhu Kelembaban
(˚C) (%) (˚C) (%)
1,0 32,0 75,0 30,0 75,0
2,0 32,1 73,0 32,0 73,0
3,0 32,1 74,0 32,0 74,0
4,0 32,0 75,0 32,0 75,0
5,0 31,9 75,0 29,0 75,0
6,0 31,9 72,0 29,0 72,0
Rata-
30,7 74,0 30,7 74,0
rata

Tabel 4.10 merupakan hasil dari pengujian kelembaban di ruang kamar

mandi selama 30 menit, data yang diambil setiap 5 menit sekali. Pengujian

dilakukan dengan membandingkan modul yang penulis buat dengan alat

thermohygrometer merek DEKKO-642N. Dari pengujian didapatkan hasil rata-rata

suhu pada thermohygrometer sebesar 30,7˚C , rata-rata kelembaban sebesar 74,0%

dan hasil rata-rata suhu pada modul sebesar 30,7˚C , rata-rata kelembaban sebesar

74,0%.

4.3.6 Hasil Pengujian dan Analisa

Hasil dari perhitungan dihitung kembali untuk dianalisa. Analisa data

dilakukan berdasarkan rumus statistik yang terdapat pada bab 3 pada sub bab teknik

analisa data, yang bertujuan untuk mengetahui kuallitas pengukuran pada modul.

1. Hasil Pengujian Suhu

Tabel 4.11 merupakan tabel dari hasil pengujian dan pengukuran sebagai

alat kalibrator suhu :

Tabel 4. 11 Hasil pengujian suhu

Set
Rata-rata Pembacaan Error STDV Ua
Suhu Koreksi
No.
Modul Termometer (˚C)
(˚C) (%) (˚C) (˚C)
(˚C) Raksa (˚C)
38

1 10 10,05 9,07 0,99 9,81 1,36 0,25


2 50 50,19 49,87 0,32 0,64 1,66 0,30
3 100 100,14 98,00 2,13 2,12 0,00 0,00
Rata-rata 4,19 1,01 0,18

Berdasarkan hasil pengujian suhu error terkecil terdapat pada suhu 50˚C

dengan error sebesar 0,32% dengan koreksi sebesar 0,32˚C. Hasil error terbesar

terdapat pada suhu 10˚C dengan error sebesar 9,81% dengan koreksi sebesar

0,99˚C tetapi masih berada pada toleransi koreksi sebesar 1˚C. Dan pada suhu

100˚C terdapat error sebesar 2,12% dengan koreksi sebesar 2,13˚C yang

melebihi toleransi koreksi, dengan kata lain pada thermometer raksa hanya

dapat melakukan pengukuran suhu dibawah 100˚C. Dari keseluruhan

pengukuran didapatkan rata-rata error sebesar 4,19%.

2. Hasil Pengujian Thermohygrometer

Tabel 4.12 merupakan tabel dari hasil pengujian dan pengukuran sebagai

alat Thermohygrometer :

Tabel 4. 12 Hasil pengujian Suhu dan Kelembaban


Ketidakpastia
Termohygro
Pengukuran

Simpangan

Error (%)

Devisiasi
Rata-rata

Rata-rata

Standar
Tempat

Modul

(SD)

(Ua)
No.

Ruang
Berukuran
29,5 29,4 0,0 -0,2 0,439317653 0,179350681
3x3
(Normal)
Luar
T(˚C) 28,5 28,5 0,0 0,1 0,098882646 0,040368671
Ruangan
Ruang
25,5 25,4 -0,1 -0,4 0 0
ber-AC
Kamar
30,7 30,7 0,0 0,0 3,018461713 1,232281834
Mandi
Ruang
H(%) 72,8 69,5 -3,3 -4,8 6,023103667 2,458921775
Berukuran
39

3x3
(Normal)
Luar
77,0 74,3 -2,7 -3,6 2,28035085 0,930949336
Ruangan
Ruang
75,5 71,2 -4,3 -6,1 2,774887385 1,132843031
ber-AC
Kamar
74,0 74,0 0,0 0,0 2,19089023 0,894427191
Mandi

Berdasarkan hasil pada pengujian error terkecil terdapat pada tempat

pengukuran kamar mandi dengan hasil error suhu sebesar -0,4% dengan

simpangan sebesar -0,1˚C, dan hasil error hygro sebesar -6,1% dengan

simpangan sebesar -4,3˚C. Nilai error normal terdapat pada tempat pengukuran

kamar mandi dengan hasil error suhu maupun kelembaban sebesar 0,0%

dengan koreksi sebesar 0,0˚C.

4.4 Pembahasan Kinerja Keseluruhan Modul

Setelah melakukan perancangan, pembuatan, hingga melakukan pengukuran

dan pengujian pada modul, penulis dapat menyimpulkan bahwa:

1. Berdasarkan hasil pengukuran ketahanan baterai diperoleh hasil ketahanan

baterai bekerja dengan baik, karena ketahan baterai pada saat dioperasikan

secara terus menerus mampu bertahan sampai dengan ±3 jam lebih, jika

modul dihidupkan tetapi tidak dioperasikan baterai mampu bertahan sampai

dengan ±30 jam. waktu ketahan baterai diketahui dengan cara mengukur

waktu setiap penurunan 0,03 volt dengan waktu penurunan selama ±30

menit pada saat modul sedang dioperasikan.

2. Berdasarkan hasil pengukuran dan pengujian dengan alat kalibrator Ellab-

ETS10 dapat dikatakan modul dapat berfungsi dengan cukup baik pada suhu

10˚C sampai dengan suhu 110˚C dengan toleransi koreksi sebesar 1˚C.

Meskipun modul TA yang penulis buat mampu mengukur suhu sampai


40

250˚C, akan tetapi modul TA ini tidak direkomendasikan sampai pada suhu

diatas 110˚C. Berdasarkan hasil pengukuran dan pengujian diperoleh hasil

rata–rata error sebesar 4,19˚C dengan ketidakpastian sebesar 0,18˚C.

3. Berdasarkan pengujian perfomance modul TA yang telah dilakukan pada

saat pintu kulkas/lemari pendingin dalam keadaan tertutup didapatkan hasil

rata-rata pembacaan modul TA sebesar 10,75˚C dan rata-rata pembacaan

pada Thermohygro sebesar 8,82˚C dengan koreksi pembacaan 1,93˚C dan

error sebesar 0,18. Setelah pengambilan data berlangsung selama 30 menit

kemudian pintu kulkas/lemari pendingin dibuka dan didapatkan hasil rata-

rata pembacaan modul TA sebesar 11,04˚C dan rata-rata pembacaan pada

Thermohygro sebesar 10,88˚C dengan koreksi pembacaan 0,16˚C dan error

sebesar 0,01.

4.5 Kelebihan Modul

Adapun kelebihan dari alat kalibrator suhu adalah sebagai berikut:

1. Dapat di charger apabila baterai melemah/habis.

2. Terdapat mode hold sehingga hasil nilai yang terbaca tidak berubah-ubah.

3. digunakan sebagai thermohygrometer.

4.6 Kelemahan/Kekurangan Modul

Berikut adalah kelemahan/kekurangan dari alat kalibrator suhu :

1. Tidak dapat mengetahui suhu dan kelembaban ruangan pada saat kalibrasi

berlangsung.

2. Mode penyimpanan data untuk memonitoring suhu dan kelembaban


ruangan kalibrasi.

Anda mungkin juga menyukai