Anda di halaman 1dari 11

MATERI PENYULUHAN

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA


1. Pengertian kesehatan dan keselamatan kerja
Keselamatan kerja adalah sarana utama pencegahan kecelakaan, cacat dan
kematian sebagai akibat kecelakaan kerja. Keselamatan kerja yang baik adalah
pintu gerbang keamanan tenaga kerja. Kecelakaan kerja selain berakibat
langsung bagi tenaga kerja, juga menimbulkan kerugian kerugian secara tidak
langsung yaitu kerusakan pada lingkungan kerja.
Keselamatan kerja adalah perlindungan karyawan dari luka luka yang
disebabkan oleh kecelakaan yang terkait dengan pekerjaan. Resiko
keselamatan merupakan aspek aspek dari lingkungan kerja yang dapat
menyebabkan kebakaran, ketakutan aliran listrik, terpotong, luka memar,
keseleo, patah tulang, kerugian alat tubuh, penglihatan dan pendengaran.
(Mondy,2008)
Kesehatan kerja adalah spesialisasi dalam ilmu kesehatan atau kedokteran
beserta prakteknya yang bertujuan agar pekerja atau masyarakat pekerja
memperoleh derajat kesehatan setinggi tingginya,baik fisik atau mental,
maupun social, dengan usaha usaha preventif dan kuratif terhadap penyakit
penyakit atau gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh factor factor
pekerjaandan lingkungan kerja serta terhadap penyakit penyakit umum.
Kebebasan dari kekerasan fisik.Resiko kesehatan merupakan faktor faktor
dalam lingkungan kerja yang bekerja melebihi periode waktu yang ditentukan,
lingkungan yang dapat membuat stress emosi dan gangguan fisik.
Keselamatan dan kesehatan kerja juga merupakan suatu usaha untuk
mencegah setiap perbuatan atau kondisi tidak selamat, yang dapat
mengakibatkan kecelakaan. Keselamatan dan kesehatan kerja menuju pada
kondisi fisiologis dan psikologis tenaga kerja yang diakibatkan oleh
lingkungan kerja yang disediakan oleh perusahaan. Jika sebuah perusahaan
melaksanakan tindakan tindakan keselamatan dan kesehatan yang efektif, maka
lebih sedikit pekerja yang menderita cidera atau penyakit jangka pendek
maupun jangka panjang sebagai akibat dari pekerjaan mereka di perusahaan
tersebut.
Kondisi fisiologis meliputi penyakit-penyakit kecelakaan kerja seperti
kehilangan nyawa atau anggota badan, cidera yang diakibatkan gerakan yang
berulang, sakit punggung. Kondisi kondisi psikologis dapat diakibatkan oleh
stress pekerjaan dan kehidupan kerja yang berkualitas rendah.
2. Tujuan keselamatan dan kesehatan kerja
a. Mencegah terjadinya kecelakaan kerja
b. Mencegah timbulnya penyakit akibat suatu pekerjaan
c. Mencegah/mengurangi kematian
d. Mencegah/mengurangi cacat tetap
e. Mengamankan material, kontruksi, pemakaian, pemeliharaan
bangunan, alat alat kerja, mesin mesin, instalasi dan lain
sebagainya.
f. Meningkatkan produktivitas kerja tanpa memeras tenaga kerja
dan menjamin kehidupan produktifnya
g. Mencegah pemborosan tenaga kerja, modal, alat, dan sumber-
sumber produksi lainnya
h. Menjamin tempat kerja yang sehat, bersih, nyaman dan aman
sehingga dapat menimbulkan kegembiraan semangat kerja
i. Memperlancar, meningkatkan dan mengamankan produksi
industry serta pembangunan

3. Mengidentifikasi faktor faktor pada saat bekerja yang akan


meningkatkan resiko cedera
a. Postur dan pergerakan saat bekerja
Beberapa posisi tubuh saat bekerja dapat menyebabkan
ketidaknyamanan dan fatique, jika posisi ini terjadi dalam
waktu yang lama.
b. Tidak memakai alat pelindung diri bagi pekerja yang
mengalami resiko tinggi mengalami cidera.
c. Bahan kerja
Bahan bahan yang digunakan saat bekerja juga dapat
berkontribusi meningkatkan resiko cidera bagi para pekerja.
d. Repertiveness (keadaan yang berulang ulang) dan kecepatan
kerja
Gerakan yang berulang ulang berbahaya terutama ketika
melibatkan kelompok otot dan sendi yang sama. Apalagi jika
dilakukan terlalu sering, terlalu cepat, dan terlalu lama. Faktor
lain untuk WMSD seperti posisi tubuh yang tetap, pekerjaan
yang mengharuskan posisi leher dan bahu tetap untuk
mencapai kekuatan yang sesuai.
e. Kekuatan gerak
Kekuatan merupakan sejumlah usaha yang dilakukan untuk
melakukan sesuatu seperti mengangkat objek memindah dan
menggunakannya.
f. Getaran
Getaran akan mempengaruhi otot, sendi, dan saraf. Getaran
dapat mengenai bagian tubuh menyeluruh atau terlokalisir.
Eksposur local getaran : alat alat listrik. Gejala umum : kebas
pada jari, kehilangan sensasi sentuhan dan pegangan, dan rasa
sakit. Selain itu, pekerja mungkin akan merubah posisi tangan
menjadi tidak simetris akibat getaran.
g. Kurang pengaruh control lebih dari satu pekerjaan
Salah satu upaya menghilangkan keadaan bekerja yang
berulang ulang adalah dengan mengatur mekanisme kerja.
Mekanisme kerja yang dimaksud seperti rotasi kerja, perluasan
dan pengayaan kerja, serta bekerja secara tim.
h. Komunikasi yang buruk
Komunikasi yang buruk antara pekerja dengan manager atau
co-worker menyebabkan jika terdapat kondisi kondisi dalam
desain area bekerja yang kurang memadai, pekerja sulit
mengkomunikasinnya.

4. Penyakit akibat kerja dan akibat hubungan kerja


Penyakit Akibat Kerja adalah penyakit yang mempunyai penyebab yang
spesifik atau asosiasi yang kuat dengan pekerjaan, pada umumnya terdiri dari
satu agen penyebab, harus ada hubungan sebab akibat antara proses penyakit
dan hazard di tempat kerja. Faktor Lingkungan kerja sangat berpengaruh dan
berperan sebagai penyebab timbulnya Penyakit Akibat Kerja. Sebagai contoh
antara lain debu silika dan Silikosis, uap timah dan keracunan timah. Akan
tetapi penyebab terjadinya akibat kesalahan faktor manusia juga (WHO).
Berbeda dengan Penyakit Akibat Kerja, Penyakit Akibat Hubungan Kerja
(PAHK) sangat luas ruang lingkupnya. Menurut Komite Ahli WHO (1973),
Penyakit Akibat Hubungan Kerja adalah “penyakit dengan penyebab
multifaktorial, dengan kemungkinan besar berhubungan dengan pekerjaan dan
kondisi tempat kerja. Pajanan di tempat kerja tersebut memperberat,
mempercepat terjadinya serta menyebabkan kekambuhan penyakit. Penyakit
akibat kerja di laboratorium kesehatan umumnya berkaitan dengan faktor
biologis (kuman patogen yang berasal umumnya dari pasien); faktor kimia
(pemaparan dalam dosis kecil namun terus menerus seperti antiseptik pada
kulit, zat kimia/solvent yang menyebabkan kerusakan hati; faktor ergonomi
(cara duduk salah, cara mengangkat pasien salah); faktor fisik dalam dosis
kecil yang terus menerus (panas pada kulit, tegangan tinggi, radiasi dll.); faktor
psikologis (ketegangan di kamar penerimaan pasien, gawat darurat, karantina
dll.)
Beberapa  kemungkinan penyakit yang dapat terjadi dapat digolongkan
menjadi 5 golongan yaitu :
a. Fisik   : Kerusakan indera pendengaran, angoneorosis, heat rash,
kejang-kejang, panas, radang dingin, gangguan penglihatan,
kanker.
b. Kimia  :   pneumoconiosis, keracunan akibat zat kimia tersebut
c. Biologis :   antraksis, kulit
d. Fisiologis   :   luka, Flaktur/trauma
e. Psikologis  :   Stress

5. Upaya-upaya Pencegahan Penyakit Akibat kerja


a. Substitusi
Substitusi yaitu mengganti bahan-bahan yang berbahaya dengan bahan-
bahan yang kurang berbahaya atau tidak berbahaya sama sekali, misalnya
karbon tetraklorida diganti triklor-etilen
b. Ventilasi Umum
Yaitu mengalirkan udara sebanyak-banyaknya menurut perhitungan ke
dalam ruang kerja, agar bahan-bahan berbahaya ini lebih rendah dari kadar
yang membahayakan, yaitu kadar pada nilai ambang batas
c. Ventilasi Keluar Setempat
Adalah alat yang dapat mengisap udara dari suatu tempat kerja tertentu,
agar bahan-bahan yang berbahaya dari tempat tersebut dapat dialirkan
keluar
d. Isolasi
Adalah dengan cara mengisolasi proses perusahaan yang membahayakan,
misalnya isolasi mesin yang hiruk pikuk, sehingga kegaduhan yang
disebabkannya menurun dan tidak menjadi gangguan pada pekerja
e. Pakaian/Alat Pelindung
Alat pelindung dalam pekerjaan dapat berupa, kacamata, masker, helm,
sarung tangan, sepatu atau pakaian khusus yang didesain untuk pekerjaan
tertentu
f. Pemeriksaan Sebelum Bekerja
Yaitu pemeriksaan kesehatan pada calon pekerja untuk mengetahui apakah
calon pekerja tersebut sesuai dengan pekerjaan yang akan diberikan baik
fisik maupun, mentalnya
g. Pemeriksaan Kesehatan Secara Berkala
Adalah pemeriksaan kesehatan yang dilakukan secara berkala terhadap
pekerja, apakah ada gangguan kesehatan yang timbul akibat pekerjaan yang
dilakukan. Dapat dilakukan setiap 6 bulan sekali atau 1 tahun sekali, atau
disesuaikan dengan kebutuhan

6. Alat Pelindung diri (APD) bagi pekerja


Suma’mur (1994) menggolongkan alat pelindung diri menurut
bagian tubuh yang dilindunginya ke dalam 8 golongan yaitu :
a. Alat Pelindung Kepala
Tujuan dari penggunaan alat ini adalah melindungi kepala dari bahaya
terbentur dengan benda tajam atau keras yang menyebabkan luka tergores,
terpotong, tertusuk, terpukul oleh benda jatuh, melayang dan meluncur,
juga melindungi kepala dari panas radiasi, sengatan arus listrik, api,
percikan bahan-bahan kimia korosif dan mencegah rambut rontok dengan
bagian mesin yang berputar Jenisnya berupa topi pengaman yang terbuat
dari plastik, fiberglass, bakelite.

b. Alat Pelindung Mata


Masalah pencegahan yang paling sulit adalah kecelakaan pada mata, oleh
karena biasanya tenaga kerja menolak untuk memakai pengaman yang
dianggapnya mengganggu dan tidak enak dipakai. Kaca mata pengaman
diperlukan untuk melindungi mata dari kemungkinan kontak dengan
bahaya karena percikan atau kemasukan debu, gas, uap, cairan korosif
partikel melayang, atau kena radiasi gelombang elektromagnetik.

c. Alat Pelindung Muka


Alat Pelindung Muka digunakan untuk mencegah terkenanya muka oleh
partikel-partikel yang dapat melukai muka seperti terkena percikan
logam pada saat melakukan pengelasan. Alat pelindung muka sekaligus
pula dapat melindungi mata. Alat pelindung muka yang biasa digunakan
berupa tameng muka atau perisai muka seperti goggles, helm pengelas
dan topi penutup.

d. Alat Pelindung Telinga


Hilangnya pendengaran adalah kejadian umum di tempat kerja dan sering
dihiraukan karena gangguan suara tidak mengakibatkan luka. Alat
pelindung telinga bekerja sebagai penghalang antara bising dan telinga
dalam. Selain itu, alat ini melindungi pemakainya dari bahaya percikan
api atau logam panas misalnya pada saat pengelasan. Alat pelindung
telinga dapat dibedakan menjadi 2 yaitu :
 Sumbat telinga
Alat ini memberikan perlindungan yang paling efektif karena
langsung dimasukkan ke dalam telinga.
 Tutup telinga
Alat ini dipakai di luar telinga dan penutupnya terbuat dari sponge
untuk memberikan perlindungan yang baik.

e. Alat Pelindung Pernafasan


Secara umum alat pelindung pernafasan dapat dibedakan menjadi 2
alat yaitu :
 Respirator, yang berfungsi membersihkan udara yang telah
terkontaminasi yang akan dihirup oleh pemakainya
    Breathing Apparatus, yang mensuplay udara bersih atau
oksigen kepada pemakainya

f. Alat Pelindung Tangan


Alat Pelindung Tangan merupakan alat yang paling banyak
digunakan karena kecelakaan pada tangan adalah yang paling banyak
dari seluruh kecelakaan yang terjadi di tempat kerja. Pekerja harus
memakai pelindung tangan ketika terdapat kemungkinan terjadinya
kecelakaan seperti luka tangan karena benda-benda keras, luka gores,
terkena bahan kimia berbahaya, luka sengatan dan lain-lainnya.

g. Alat pelindung Kaki


Sepatu keselamatan kerja dipakai untuk melindungi kaki dari bahaya
kejatuhan benda-benda berat, terinjak benda yang berputar melalui
kjaki, kepercikan larutan asam dan basa yang korosif atau cairan
panas, menginjak benda tajam. Sepatu pelindung dan boot harus
memiliki ujung sepatu yang terbuat dari baja dan solenya dapat
menahan kebocoran. Ketika bekerja di tempat yang mengandung
aliran listrik, maka harus digunakan sepatu tanpa logam yang dapat
menghantarkan aliran listrik. Jika bekerja di tempat biasa maka harus
vdigunakan sepatu yang tidak mudah tergelincir, sepatu yang terbuat
dari karet harus digunakan ketika bekerja dengan bahan kimia.

h. Pakaian pelindung
Pakaian pelindung dapat berbentuk APRON yang menutupi sebagian
dari tubuh yaitu mulai dari dada sampai lutut dan overalla yang
menutup seluruh badan. Pakaian pelindung digunakan untuk
melindungi pemakainya dari percikan cairan, api, larutan bahan kimia
korosif dan oli, cuaca kerja (panas, dingin, dan kelembapan). APRON
dapat dibuat dari kain, kulit, plastik, karet, asbes atau kain yang
dilapisi aluminium. Perlu diingat bahwa APRON tidak boleh dipakai
di tempat-tempat kerja yang terdapat mesin berputar.

i. Pentingnya penggunaan alat pelindung diri (APD)


APD dibutuhkan oleh para pekerja untuk menjaga keamanan
dan keselamatan di lingkungan kerja yang penuh resiko. Hal ini
karena ada banyak potensi bahaya di lingkungan kerja.
Menurut Occupational safety and healthy administration
(OSHA), alat pelindung diri adalah alat yang dipakai untuk
melindungi pekerja dari kecelakaan atau penyakit yang
disebabkan oleh adanya kontak atau paparan dengan bahaya
potensial di lingkungan kerja baik yang bersifat fisik, kimia,
maupun biologis.
APD diperlukan untuk melindungi pekerja jika terdapat
bahaya tanggap darurat maupun paparan bahaya potensial fisika,
kimia dan biologis. Rute paparan termasuk pernapasan, kulit,
mulut, dan selaput lender. Oleh karena itu, penggunaan APD
disesuaikan dengan potensi bahaya yang ada di tempat kerja.
Dalam rangka menjaga keamanan dan keselamatan kerja,
pekerja juga wajib untuk memahami cara penggunaan APD
dengan baik dan benar, menjaga kebersihan dan pemeliharaan
APD.
Perlindungan diri saat penting untuk diperhatikan,jika tidak
diperhatikan cidera, penyakit atau bahkan kematian dapat
timbul.
DAFTAR PUSTAKA

1. Dainur. 1995. Materi-Materi Pokok Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta.


Widya Medika.
2. Depkes RI. 1992. Pedoman Kerja Puskesmas Jilid IV. Jakarta
3. Knollmueler.1998. Buku Saku Keperawatan Komunitas Kesehatan Rumah.
Jakarta. EGC.
4. MPR RI. 1999. GBHN 1999 – 2004. Jakarta.
5. Summamur. 1994. Kesehatan Kerja. Jakarta. Widya Medika
6. Dwi Ginanti,Putri.2019.Memahami pentingnya menggunakan alat
pelindung diri saat bekerja.Alo dokter.

Anda mungkin juga menyukai