Anda di halaman 1dari 2

Sindrom Piriformis didiagnosis dengan Lomber Disc Herniation: 3 Laporan

Kasus

Burcu Metin Ökmen1 * dan Korgün Ökmen2

1
Departemen Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi, Bursa Yuksek Ihtisas Training and Research
Hospital, Bursa, Turki

2
Departemen Anaesthesiology and Reanimation, Bursa Yuksek Ihtisas Training and Research
Hospital, Bursa, Turki

* Penulis yang sesuai: Burcu Metin Ökmen, Departemen Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi,
Bursa Yuksek Ihtisas Training and Research Hospital, Bursa, Turki, Tel: + 90-505-7081020, E-
mail: burcumetinokmen@gmail.com

Sindrom piriformis adalah neuropati yang ditandai kompresi pada saraf sciatic oleh otot karena
lokasinya yang berdekatan dengan otot piriformis. Namun patofisiologinya belum dipahami
dengan jelas, diperkirakan sindrom ini muncul akibat edema dan peradangan pada otot
piriformis. Sindrom ini sering disamakan dengan Lumbar Disc Herniation (LDH). Secara
multidisiplin, pengobatan sindrom piriformis meliputi pemberian anti-inflamasi non steroid
(NSAID), muscle relaxant, terapi fisik dan prosedur intervensi. Pengobatan pada kasus LDH
diterapkan pada setiap tiga kasus yang kami bagikan (intervensi intradiscal untuk dua kasus dan
discectomy mikro dengan bedah mikro untuk satu kasus). Tiga pasien, yang skor nyerinya belum
membaik selama periode pengawasan, dievaluasi di klinik nyeri. Injeksi ultrasonografi (USG)
dengan 10 ml 0,25% bupivakain dan 40 mg metilprednisolon diberikan pada tiga pasien yang
didiagnosis dengan sindrom piriformis melalui pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang
(imaging). VAS skor pasien direkam selama pra-pengobatan, pasca-pengobatan, 1 bulan pasca
pengobatan dan 3 bulan pasca-pengobatan. VAS skor yang didapatkan selama 3 bulan pada
kasus pertama, meliputi VAS skor pra-pengobatan: 6, VAS skor pasca-pengobatan: 3, VAS skor
pasca pengobatan 1 bulan: 3, dan VAS skor pasca pengobatan 3 bulan: 2. Kemudian untuk kasus
kedua didapatkan VAS skor pra-pengobatan: 8, VAS skor pasca-pengobatan: 2, VAS skor 1
bulan pertama pasca-pengobatan: 3, VAS skor 3 bulan pasca-pengobatan: 2. Dan untuk kasus
ketiga didapatkan VAS skor pra-pengobatan: 6, VAS skor pasca-pengobatan: 2, VAS skor pasca-
pengobatan 1 bulan: 3, dan VAS skor pasca-pengobatan 3 bulan: 2.

Diagnosis sindrom piriformis sering disamakan dengan LDH. Administrasi injeksi dengan USG
dapat digunakan untuk diagnosis dan pengobatan. Penelitian kami bertujuan untuk berbagi 3
kasus yang didiagnosis dengan LDH sebelumnya, dan kepada siapa kami memberikan injeksi
USG dengan mendiagnosis sindrom piriformis melalui pemeriksaan, memonitor temuan-temuan
dan skor VAS yang mengalami penurunan.

Kata kunci: Sindrom piriformis, injeksi kortikosteroid yang dipandu oleh ultrasound,
Skiatika, Nyeri.

Anda mungkin juga menyukai