Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
1.3. Tujuan
1.3.1 Dapat mengetahui pengertian dari analisis gravimetri.
1.3.2 Dapat mengetahui pengertian dari analisis Titrimetri, spektrofotometri.
1.3.3 Dapat mengetahui metode pemisahan
BAB II
GRAVIMETRI
2.1. Pengertian
Analisis gravimetri adalah proses isolasi dan pengukuran berat suatu unsur atau senyawa
tertentu. Bagian terbesar dari penentuan secara analisis gavimetri meliputi transformasi unsur
atau radikal senyawa murni stabil yang dapat segera diubah menjadi bentuk yang dapat di
timbang dengan teliti. Gravimetri adalah pemeriksaan jumlah zat dengan cara penimbangan
hasil reaksi pengendapan. Gravimetri merupakan pemeriksaan jumlah zat yang paling tua dan
paling sederhana dibandingkan dengan cara pemeriksaan kimia lainnya. Kesederhaan itu
kelihatan karena dalam gravimetri jumlah zat ditentukan dengan cara menimbang langsung
massa zat yang dipisahkan dari zat-zat lain.
Gravimetri adalah metode analisis kuntitatif unsur atau senyawa berdasarkan
bobotnya yang diawali dengan pengendapan dan diikuti dengan pemisahan dan pemanasan
endapan dan diakhiri dengan penimbangan. Untuk memperoleh keberhasilan pada analisis
secara gravimetri, maka harus memperhatikan tiga hal berikut ;
B. Pemurnian Endapan
Tujuan mencuci endapan adalahmenghilangkan kontaminasi pada permukaan.
Komposisi larutan pencuci tergantung pada kecenderungan terjadinya pepitisasi. Untuk
pencucian digunakan larutan elektrolit kuat, dan dia harus mengandung ion sejenis dengan
endapan untuk mengurangi kelarutan endapan. Larutan tersebut juga harus mudah menguap
agar mudah untuk menimbang endapanya. Garam ammonium dapat digunakan sebagai cairan
pencuci dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu:
a. Larutan yang menegah terbentuknya koloid yang mengakibatkan dapat lewat kertas
saring, contoh :penggunaan ammonium nitrat untuk mencuci endapan feri hidroksida
b. Larutan yang mengurangi kelarutan dari endapan (missal:alcohol).
c. Larutan yang dapat mencegah hidrolisis garam dari asam lemah atau basa lemah
Setiap endapan harus dicuci sebelum diubah menjadi bentuk timbang. Tujuannya
untuk menghilangkan kotoran-kotoran yang teradsorpsi pada permukaan endapan maupun
yang terbawa secara mekanik. Teknik pencucian yang baik :
a. Memasukkan cairan pencuci ke dalam penyaring sampai sedikit di atas endapan,
kemudian dibiarkan cairan melewati kertas saring sampai habis. Setelah habis baru
ditambah cairan untuk pencucian berikutnya. Demikian sampai endapan bersih,
dikerjakan berulang kali.
b. Dengan cara dekantasi
Endapan dan cairan pencuci diaduk dan dibiarkan mengendap, setelah mengendap cairan
dituang ke dalam penyaring, endapan dibiarkan di dalam gelas piala, tambahkan lagi
cairan pencuci, diaduk, dibiarkan mengendap. Kemudian cairan di atas endapan dituang
ke dalam penyaring sampai habis. Pekerjaan ini diulang berkali-kali sampai endapan
bersih. Kemudian yang terakhir endapan dipindahkan secara kuantitatif ke dalam
penyaring.
Untuk memperoleh bentuk timbang, endapan yang telah dimurnikan
dipanaskan/dipijar. Pemanasan dapat dilaksanakan dengan :
1. Oven pengering (± 105° C) apabila hanya diperlukan untuk menghilangkan airnya
saja.
2. Oven pemijar bila diperlukan pemanasan dengan suhu tinggi. Akibatnya kadang-
kadang adalah formula endapan sebelum dan sesudah pemijaran berbeda.
. Setelah pemanasan/pemijaran kemudian didinginkan hingga suhu kamar dalam eksikator
yang berisi bahan pengering yang masih aktif kemudian dilakukan penimbangan.
Mencuci berulan-ulang lebih efektif dibandingkan dengan sekali pencucian dengan volume
total yang sama.
C. Pembakaran Endapan
Endapan mungkin mengandung air akibat adsobrsi,oklusi,penyerapan dan hidrasi.
Temperatur pembakaran ditentukan berdasarkan pada sifat kimia zat. Pemanasan harus
diteruskan sampai beratnya tetap dan seragam. Berat dari abu kertas saring harus pula
diperhitungkan.
2.2.3 METODE PENYARINGAN
Dengan cara ini komponen zat uji disaring dengan pelarut spesifik. Sari yang
diperoleh kemudian diuapkan hingga bobot tetap. Cara ini cocok apabila teknik isolasi
sederhana, konsentrasi zat aktif cukup tinggi dan zat aktif yang diperoleh harus murni atau
mudah dimurnikan. Contoh penetapan dengan cara ini antara lain penetapan alkaloid atau zat
aktif dari sediaan farmasi preparat galenik, misalnya penetapan kadar Colchicine, Luminal,
Natrium.
2.2.4 METODE ELEKTROGRAVIMETRIK
Metoda ini didasarkan atas pelapisan zat pada sebuah elektroda melalui proses
elektrolisa. Berat lapisan yang merupakan komponen zat uji yang ditetapkan adalah selisih
dari penimbangan elektroda (kering) sebelum dan setelah elektrolisa.
Dari keempat metode tersebut di atas, metode pengendapan merupakan metode yang
paling banyak dipakai.
Contoh reaksi yang memenuhi keempat persyaratan tersebut dan cocok untuk titrasi
adalah sebagai berikut,
H3O+ + OH-→2H2O K= 1x1014
Reaksi penetapan konsentrasi larutam asam klorida oleh titrasi dengan natrium
hidroksida standart. Reaksi tersebut hanya ada satu reaksi dan tak terukur cepatnya yang
berlangsung lengkap dengan tetapan kesetimbangan sebesar 1x1014 pada 25 ͦ C. pada
titik akuivalensi pH larutan berubah sebanyak beberapa satuan untuk beberapa tetes
titran, dan tersedia sejumlah indicator yang menanggapi perubahan pH ini dengan
perubahan warna.
Reaksi lain tidak cukup lengkap untuk memenuhi persyaratan dua. Misalnya,
HBO2 + OH-↔ BO2- + H2O K= 6x104
Reaksi antara asam borat dan natrium hidroksida tersebut, tetapan kesetimbangannya
hanya sekitar 6x104.Sehingga perubahan pH untuk beberapa tetes titran pada titik
ekuivalensi sangatlah kecil, dan volum titran yang diperlukan tak dapat ditetapkan
dengan ketepatan yang baik sehingga tidak dapat digunakan sebagai dasar untuk titrasi.
3.5 Stoikiometri
Stokiometri merupakan cabang ilmu kimia yang membahas hubungan bobot antara
unsure-unsur dan senyawa dalam reaksi kimia.
1. Bobot molekul dan bobot rumus
Mol didefinisikan sebagai zat yang mengandung satuan-satuan nyata (entitas)
sebanyak atom dalam 12 gram nuklida isotop carbon-12.Satuan nyata itu dapat berupa
atom, molekul, ion, ataupun electron.Karena 12 g Karbon mengandung atom sebanyak
bilangan Avogadro, maka 1 mol zat apa saja mengandung 6,023 x 10 23 partikel
elementer.
Bobot gram molekul atau biasa disingkat dengan bobot molekul adalah bobot
dalam gram dari suatu mol zat. Bobot gram – rumus (atau bobot rumus) adalah
penjumlahan dari bobot-bobot atom semua dalam rumus kimia suatu zat dan normalnya
sama dengan bobot molekul.
Dalam situasi dimana terjadi disosiasi ataupun embentukan kompleks, yang
mengakibatkan kuantitas yang cukup dari molekul maupun ion dalam suatu larutan, akan
digunakan formalitas sebagai system konsentrasi untuk menyatakan banaknya total suatu
zat yang ditambahkan kedalam suatu larutan, dan molaritas untuk menyatakan
konsentrasi kesetimbangan dari masing-masing spesies.
2. Bobot ekuivalen
a. Asam – Basa.
Bobot gram ekuivalen adalah bobot dalam gram (dari) suatu zat yang dapat diperlukan
untuk memberikan atau bereaksi dengan 1 mol (1,008 g) H+.
b. Redoks.
Bobot gram ekuivalen adalah bobot dalam gram (dari) suatu zat yang dapat diperlukan
untuk memberikan atau bereaksi dengan 1 mol elektron.
c. Pengendapan atau pembentukkan Kompleks.
Bobot gram ekuivalen adalah bobot dalam gram (dari) suatu zat yang dapat diperlukan
untuk memberikan atau bereaksi dengan 1 mol kation univalen, ½ mol kation divalen,
1/3 mol kation trivalen dan seterusnya.
3. Sistem Konsentrasi
Yang paling sering digunakan untuk analisis titrimetri adalah molaritas dan
normalitas.Sedangkan formalitas dan konsentrasi analitis hanya digunakan di mana
terjadi disosiasi atau pembentukan kompleks.Persen bobot digunakan untuk menyatakan
konsentrasi kira-kira dari reagensia laboratorium. Sedangkan untuk larutan yang sangat
encer bagian tiap juta (ppm=parts per million) atau bagian tiap milyar (ppb=parts per
billion) lebih sesuai.
a. Molaritas
Molaritas didefinisikan sebagai banyaknya mol zat terlarut tiap 1 Liter larutan.Sistem
konsentrasi ini didasarkan pada volume larutan, oleh karenanya nyaman untuk
digunakan dalam prosedur laboratorium dengan kuantitas yang terukur.
n
M=
V
dimana M adalah molaritas, n banyaknya mol zat terlarut dan V volume larutan dalam
Liter. Karena
g
n=
BM
dimana g adalah gram zat terlarut dan BM adalah bobot molekul zat terlarut maka,
molaritas juga dapat dituliskan sebagai:
g
M= xV
BM
b. Formalitas
Formalitas didefinisikan sebagai banyaknya bobot rumus zat terlarut per liter larutan.
nf
F=
V
dimana F adalah formalitas, nf banyaknya bobot rumus dan V volume larutan dalam
Liter. Karena
g
nf =
BR
dimana g banyaknya zat terlarut dalam gram dan BR bobot rumus, maka formalitas
dapat dituliskan sebagai
g
F= xV
BR
Bobot rumus biasanyanya sinonim dengan bobot molekul, karena itu biasanya
formalitas sama dengan molaritas. Ketika terjadi disosiasi atau pembentukan
kompleks, formalitas digunakan untuk menyatakan konsentrasi total semua spesies
yang ada dalam pelarut.
c. Normalitas
Normalitas didefinisikan sebagai banyaknya ekuivalen zat terlarut setiap 1 Liter
larutan. Normalitas dapat dituliskan sebagai
ek
N=
V
dengan N adalah normalitas, ek adalah massa ekuivalen dan Vvolume larutan dalam
Liter. Karena
g
ek =
BE
dengan g ialah gram zat terlarut dan BE adalah bobot ekuivalen maka,
g
N= xV
BE
d. Persen Bobot
Persen bobot menyatakan gram zat terlarut per seratus gram larutan. Secara matematis
dapat dituliskan:
w
P= x 100
w+ w 0
Keterangan:
P = persen bobot zat terlarut
w = banyaknya zat terlarut dalam gram
w0 = banyaknya pelarut dalam gram
g. Titer
Satuan titer adalah bobot per volume, namun bobot itu adalah bobot reagensia yang
bereaksi dengan larutan bukan bobot zat terlarut.Titer dapat diubah dengan mudah ke
normalitas seperti tampak dari hubungan-hubungan berikut.
mg mg
T= N=
mL mLxBE
Jadi,
T= N x BE
Bobot ekuivalen yang digunakan dalam pengubahan bentuk adalah bobot akuivalen
dari zat yang bereaksi dengan larutan, bukan dari zat terlarut.
BAB IV
SPEKTROFOTOMETRI
Gambar 7.2.4.Spektrofotometer UV
3. Spektrofotometri UV-Vis
Spektrofotometri ini merupakan gabungan antara spektrometri UV dan Visible.Sinar UV
memiliki panjang gelombang 190-380 nm. Kemudahan metode ini adalah dapat
digunakan baik untuk sampel berwarna juga untuk sampel tidak berwarna.
Gambar 7.2.7.Spektrofotometerberkasrangkap
3. Spektrofotometridiferensial.
Teknikinibiasanyameliputiduametode,yaitu: metode absorbansi tinggi dan absorbansi
rendah. Yang pertama digunakan untuk an alias larutan yang sangat pekat, sedangkan
absorbansi rendah digunakan untuk larutan yang sangat encer. Pada kedua teknik
tersebut, konsentrasi sama sekali tidak dipengaruhi oleh erubahan luar.
Gambar 1. Filtrasi
b. Sublimasi
Sublimasi merupakan metode pemisahan campuran dengan menguapkan zat padat
tanpa melalui fasa cair terlebih dahulu sehingga kotoran yang tidak menyublim akan
tertinggal. Bahan-bahan yang menggunakan metode ini adalah bahan yang mudah
menyublim, seperti kamfer dan iod.
Gambar 2. Sublimasi
c. Kristalisasi
Kristalisasi merupakan metode pemisahan untuk memperoleh zat padat yang terlarut
dalam suatu larutan.Dasar metode ini adalah kelarutan bahan dalam suatu pelarut dan
perbedaan titik beku. Kristalisasi ada dua cara yaitu kristalisasi penguapan dan kristalisasi
pendinginan. Contoh proses kristalisasi dalam kehidupan sehari-hari adalah pembuatan garam
dapur dari air laut. Mula-mula air laut ditampung dalam suatu tambak, kemudian dengan
bantuan sinar matahari dibiarkan menguap. Setelah proses penguapan, dihasilkan garam
dalam bentuk kasar dan masih bercampur dengan pengotornya, sehingga untuk mendapatkan
garam yang bersih diperlukan proses rekristalisasi (pengkristalan kembali). Contoh lain
adalah pembuatan gula putih dari tebu. Batang tebu dihancurkan dan diperas untuk diambil
sarinya, kemudian diuapkan dengan penguap hampa udara sehingga air tebu tersebut menjadi
kental, lewat jenuh, dan terjadi pengkristalan gula.Kristal ini kemudian dikeringkan sehingga
diperoleh gula putih atau gula pasir.
Gambar 3. Kristalisasi
d. Destilasi
Destilasi merupakan metode pemisahan untuk memperoleh suatu bahan yang
berwujud cair yang terkotori oleh zat padat atau bahan lain yang mempunyai titik didih yang
berbeda. Dasar pemisahan adalah titik didih yang berbeda.Bahan yang dipisahkan dengan
metode ini adalah bentuk larutan atau cair, tahan terhadap pemanasan, dan perbedaan titik
didihnya tidak terlalu dekat. Proses pemisahan yang dilakukan adalah bahan campuran
dipanaskan pada suhu diantara titik didih bahan yang diinginkan. Pelarut bahan yang
diinginkan akan menguap, uap dilewatkan pada tabung pengembun (kondensor). Uap yang
mencair ditampung dalam wadah. Bahan hasil pada proses ini disebut destilat, sedangkan
sisanya disebut residu. Contoh destilasi adalah proses penyulingan minyak bumi, pembuatan
e. Ekstraksi
Ekstraksi merupakan metode pemisahan dengan melarutkan bahan campuran dalam
pelarut yang sesuai.Dasar metode pemisahan ini adalah kelarutan bahan dalam pelarut
tertentu.
Gambar 5. ekstraksi
f. Adsorbsi
Adsorbsi merupakan metode pemisahan untuk membersihkan suatu bahan dari
pengotornya dengan cara penarikan bahan pengadsorbsi secara kuat sehingga menempel pada
permukaan bahan pengadsorbsi. Penggunaan metode ini dipakai untuk memurnikan air dari
kotoran renik atau mikroorganisme, memutihkan gula yang berwarna coklat karena terdapat
kotoran.
g. Kromatografi
Kromatografi adalah cara pemisahan berdasarkan perbedaan kecepatan perambatan
pelarut pada suatu lapisan zat tertentu. Dasar pemisahan metode ini adalah kelarutan dalam
pelarut tertentu, daya absorbs oleh bahan penyerap, dan volatilitas (daya penguapan). Contoh
proses kromatografi sederhana adalah kromatografi kertas untuk memisahkan tinta.
Gambar 6. kromatografi
h. Dekantasi
Dekantasi dapat digunakan sebagai salah satu alat alternatif selain filtrasi untuk
memisahkan cairan dan padatan. Dekantasi dilakukan dengan cara menuang cairan secara
perlahan-lahan, dengan demikian padatan akan tertinggal di dalam wadah tersebut. Metode
jenis memang terbilang lebih cepat daripada filtrasi, namun hasilnya masih kurang efektif.
Hasil akan menjadi lebih efektif bila ukuran zat padat jauh lebih besar, misalnya campuran
air dengan kerikil.
Gambar 7. Dekantasi
i. Sentrifugasi
Metode jenis ini sering dilakukan sebagai pengganti filtrasi bila partikel padatan
sangat halus dan jumlah campurannya lebih sedikit. Metode sentrifugasi digunakan secara
luas untuk memisahkan sel-sel darah dan sel-sel darah putih dari plasma darah. Dalam hal ini,
padatan adalah sel-sel darah dan akan mengumpul di dasar tabung reaksi, sedangkan plasma
Gambar 8. Centrifuge
BAB VI
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dengan memperhatikan materi-materi yang telah dipaparkan bisa diambil beberapa
kesimpulan :
Analisis gravimetri adalah proses isolasi dan pengukuran berat suatu unsur atau
senyawa tertentu.Gravimetri adalah pemeriksaan jumlah zat dengan cara
penimbangan hasil reaksi pengendapan. Gravimetri merupakan pemeriksaan jumlah
zat yang paling tua dan paling sederhana dibandingkan dengan cara pemeriksaan
kimia lainnya.
Analisis titrimetri merupakan metode analisis kuantitatif yang didasarkan pada prinsip
pengukuran volume.Istilah titrimetri dulunya dikenal sebagai volumetri
Spektrofotometri merupakan salah satu metode dalam kimia analisis, yang umum digunakan
untuk menentukan komposisi suatu sampel baik secara kuantitatif dan kualitatif yang
didasarkan pada interaksi antara materi dengan cahaya. Peralatan yang digunakan dalam
spektrofotometri disebut spektrofotometer
Pemisahan campuran adalah suatu cara yang digunakan untuk memiahkan atau
memurnikan suatu senyawa atau kelompok senyawa yang mempunyai susunan kimia
yang berkaitan dari suatu bahan, baik dalam skala laboratorium maupun skala
industri.
3.2 Saran
Makalah ini sifatnya hanya membantu memudahkan mahasiswa untuk memahami teknik
analisis gravimetric, titrimetri, spektrofotometri, alat pemisahan yang tentunya sangat terbatas
baik contoh maupun penjelasannya, olehnya kami harapkan bagi para pembaca bisa
menambah dari referensi lain. Karena jika hanya menggunakan makalah ini sangat sedikit
yang anda dapatkan. Semoga anda tidak puas dengan membaca makalah ini, sebab jika anda
puas niscaya anda tidak akan menambah pengetahuan anda, seorang yang dalam keadaan
haus, meminum air laut, niscaya ia akan semakin haus, semoga andapun demikian. Terima
kasih.
KATA PENGANTAR
Sesungguhnya segala puji bagi Allah, kita memuji-Nya, memohon pertolongan dari-
Nya, meminta ampunan dari-Nya dan meminta perlindungan kepada-Nya dari kejahatan diri
kita serta keburukan amal perbuatan kita. Shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada
junjungan kita Nabi Muhammad SAW.
Kelompok 1
Daftar Isi
Halaman
Kata Pengantar ....................................................................... i
Daftar Isi ................................................................................ ii
BAB I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................... 1
1.3 Tujuan ............................................................................ 1
BAB II Gravimetri
2.1 Pengertian .................................................................................. 2
2.2 Metode Pemisahan dalam Analisis Gravimetri.......................... 6
2.3 Peranan analisis Gravimetrik dalam kimia analitik modern....... 10
2.4 Kesalahan (error) dalam metode analisis gravimetri...................10
BAB III Titrimetri
3.1 Definisi Titrimetri........................................................................ 12
3.2 Asas Umum................................................................................. 12
3.3 Reaksi untuk Titrimetri................................................................ 12
3.4 Persyaratan analisis titrimetri...................................................... 13
3.5 Stoikiometri................................................................................. 14
BAB IV Spektrofotometri
4.1 Pengertian.. ................................................................................ 19
4.2 Komponen Spektrofotometri...................................................... 19
4.3 Jenis – jenis Spektrofotometri.................................................... 21
4.4 Penerapan Spektrofotometri....................................................... 24
BAB V Spektrofotometri
5.1 Pengertian.. ................................................................................ 25
5.2 Tujuan pemisahan campuran...................................................... 25
5.3 Proses pemisahan campuran....................................................... 21
5.4 Jenis – jenis metode pemisahan ................................................. 24
BAB VI Penutup.............................................................................. 34