Anda di halaman 1dari 11

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah sama-sama kita panjatkan kehadiran Allah SWT yang telah
memberikan sehat badan dan pikiran, sehingga penulis telah dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Makalah akhlak Terpuji Dan Akhlak Tercela Dalam Hubungan dengan
Kehidupan Berbangsa ”
Sholawat dan salam kita sanjungkan kepangkuan Nabi Muhammad  SAW, yang telah
membawa kita dari alam kegelapan ke alam terang-benderang seperti yang kita rasakan saat ini,
dan kepada seluruh sahabat dan keluarga beliau sekalian.
Makalah ini berisi tentang pentingnya penerapan Akhlak yang baik dalam kehidupan berbangsa.
Dengan bahasa yang singkat, padat, dan mudah dimengerti didasarkan pada dalil-dalil yang
relevan. Makalah ini kami lengkapi dengan pendahuluan sebagai pembuka yang menjelaskan
latar belakang dan tujuan pembuatan makalah.Penjelasan yang berisi tentang akhlak Terpuji Dan
Akhlak Tercela Dalam Hubungandengan Kehidupan Berbangsa. Penutup yang berisi tentang
kesimpulan yang menjelaskan secara singkat isi dari makalah kami. Makalah ini juga kami
lengkapi dengan daftar pustaka yang menjelaskan sumber dan referensi bahan dalam
penyusunan.
Terima kasih kepada Guru Pembimbing dan teman-teman yang telah membantu
penyelesaian makalah ini hingga selesai. Dalam menyusun makalah ini, saya sadari masih
banyak terdapat kekurangan, maka dari itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat saya
harapkan demi penyempurnaan makalah ini.

Tebing Tinggi,21 Mei 2018

Penulis

MAKALAH AKHLAK TERPUJI DAN AKHLAK TERCELA DALAM HUBUNGAN DENGAN KEHIDUPAN BERBANGSA 1
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keberhasilan Rasulullah Saw dalam menyebarkan agama Islam benar-benar


mengagumkan. Hanya dalam waktu kurang dari 25 tahun beliau berhasil mengubah
masyarakat jahiliah yang sangat dekaden menjadi masyarakat yang berperadaban tinggi dan
sangat disegani bangsa-bangsa di sekitarnya. Dengan Akhlak yang sempurna Beliau berhasil
menegakkan suatu negara yang oleh sosiolog modern seperti Robert M. Bella diakui sebagai
negara yang boleh disebut sebagai negara modern.

Konstitusinya yang dikenal dengan Piagam Madinah (Al-Shahifah Al-Madinah)


dipandang oleh Cak Nur (Dr. Nurcholish Madjid) mirip dengan Undang-Undang Dasar 1945
yang mengatur suatu masyarakat majemuk. Kemudian, tidak lebih dari 200 tahun bangsa
Arab telah menjadi satu-satunya super power di dunia saat itu, tidak saja dalam bidang
politik, tetapi juga dalam pengembangan ilmu pengetahuan. Hingga abad 18, karya-karya
kaum Muslim zaman Abbasiah dipelajari dan dijadikan referensi di berbagai perguruan
tinggi Eropa. Oleh karena itu, para sejarawan dan ahli-ahli dalam berbagai disiplin ilmu, baik
dari kalangan Islam sendiri maupun dari luar Islam, terus-menerus mempelajari sejarah hidup
Rasulullah saw. Mereka yakin, di dalam dakwah Rasulullah saw., terdapat kunci-kunci
sukses yang dapat diteladani dan direaktualisasikan di zaman modern. Terutama dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara

B. Rumusan Masalah

Dalam makalah ini secara garis besar rumusan masalahnya adalah :

a. Apakah pengertian moral dan akhlaq (etika) ?

b. Bagaimanakah cara untuk membangunan moral dan akhlak bangsa ?

c. Kenapa memperbaiki diri sendiri lebih diutamakan dari pada memperbaiki sistem yang ada ?

d. Seberapa pentingkah akhlakul karimah dalam kehidupan modern dan makna amanah dalam
konteks akhlak bangsa ?

MAKALAH AKHLAK TERPUJI DAN AKHLAK TERCELA DALAM HUBUNGAN DENGAN KEHIDUPAN BERBANGSA 2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Moral dan Akhlak (etika)

Moral adalah prinsip-prinsip yang berhubungan dengan benar atau salah, pengertian
tentang perbedaan antara salah dan benar. Sedangkan akhlak ialah seperangkat tata nilai yang
bersifat samawi dan azali, yang mewarnai cara berfikir, bersikap dan bertindak seorang
muslim terhadap alam lingkungannya.

Menurut Al-Ghazali :

Akhlak ialah suatu sifat yang tertanam dalam jiwa yang daripadanya timbul
perbuatan-perbuatan dengan mudah, dengan tidak memerlukan pertimbangan pikiran lebih
dahulu.

Akhlak umumnya disama artikan dengan arti kata budi pekerti, kesusilaan atau sopan
santun dalam bahasa Indonesia, atau tidak berbeda pula dengan arti kata ethic (etika).

Dimana-mana setiap kesempatan dan situasional orang berbicara tentang etika.


Memang etika ini menarik untuk dibicarakan, akan tetapi sulit untuk dipraktekkan. Etika
adalah sistem daripada prinsip-prinsip moral tentang baik dan buruk. Baik dan buruk
terhadap tindakan dan atau perilaku.

Ethics dapat berupa etika (etik), yaitu berasal dari dalam diri sendiri (hati nurani)
yang timbul bukan karena keterpaksaan, akan tetapi didasarkan pada ethos dan esprit, jiwa
dan semangat. Ethics dapat juga berupa etiket, yaitu berasal dari luar diri (menyenangkan
orang lain), timbul karena rasa keterpaksaan didasarkan pada norma, kaidah dan ketentuan.
Etika dapat juga berarti tata susila (kesusilaan) dan tata sopan santun (kesopanan) dalam
pergaulan hidup sehari-hari baik dalam keluarga, masyarakat, pemerintahan, berbangsa dan
bernegara. Dalam kelompok tertentu misalnya memiliki kode etik, rule of conduct, misalnya
students of conduct, kode etik kedokteran, dan atau kode etik masing-masing sesuai dengan
profesinya.

Kesusilaan adalah peraturan hidup yang berasal dari suara hati manusia. Kesusilaan
mendorong manusia untuk kebaikan akhlaknya. Kesusilaan berasal dari ethos dan esprit yang
ada dalam hati nurani. Sanksi yang melanggar kesusilaan adalah batin manusia itu sendiri
seperti penyesalan, keresahan dan lain-lain.

MAKALAH AKHLAK TERPUJI DAN AKHLAK TERCELA DALAM HUBUNGAN DENGAN KEHIDUPAN BERBANGSA 3
Kesopanan adalah peraturan hidup yang timbul karena ingin menyenangkan orang
lain, pihak luar, dalam pergaulan sehari-hari, bermasyarakat, berpemerintahan dan lain-lain.
Kesopanan dasarnya adalah kepantasan, kepatutan, kebiasaan, kepedulian, kesenonohan yang
berlaku dalam pergaulan (masyarakat, pemerintah, bangsa dan negara). Kesopanan dititik
beratkan kepada sikap lahiriah setiap subyek pelakunya, demi ketertiban dan kehidupan
masyarakat dalam pergaulan. Sanksi terhadap pelanggaran kesopanan adalah mendapat
celaan di tengah-tengah masyarakat lingkungan dimana ia berada, misalnya dikucilkandalam
pergaulan. Apabila kita berbicara tentang etika ini, maka akan kita temukan beberapa
pengertian antara lain :

a. Etika : sistem daripada prinsip-prinsip moral, dapat juga berarti rules of conduct, kode
sosial (social code), etika kehidupan. Dapat juga berarti ilmu pengetahuan tentang moral
atau cabang filsafat.

b. Ethos (jiwa) : karakteristik dari masyarakat tertentu atau kebudayaan tertentu.

c. Esprit (semangat) : semangat d’corps, loyalitas dan cinta pada kesatuan, kelompok,
masyarakat, pemerintah dan lain-lain.

d. Rule (ketentuan, peraturan) : ketentuan-ketentuan dalam kebiasaan pergaulan masyarakat


yang memberi pedoman atau pengawasan atau kegiatan tentang benar dan salah.

e. Norma : merupakan standar, pola, patokan, ukuran, kriteria yang mantap dari masyarakat
atau pemerintah.

f. Moral : prinsip-prinsip yang berhubungan dengan benar atau salah, pengertian tentang
perbedaan antara salah dan benar.

B. Pembangunan Moral dan Akhlak Bangsa

Keberhasilan dan kegagalan suatu negara terletak pada sikap dan prilaku dari seluruh
komponen bangsa, baik pemerintah, DPR (wakil rakyat), pengusaha, penegak hukum dan
masyarakat. Apabila moral etik dijunjung oleh bangsa kita maka tatanan kehidupan bangsa
tersebut akan mengarah pada kepastian masa depan yang baik, dan apabila sebaliknya maka
keterpurukan dan kemungkinan dari termarjinalisasi oleh lingkungan bangsa lain akan
terjadi.

Bangsa kita terlalu terkonsentrasi dengan teori politik dan teori kehidupan yang
berkiblat pada dunia barat dan timur saat membangun masyarakat. Bahkan kecenderungan
untuk meninggalkan identitas timur religius lebih kentara. Di era 1950 - 1960 an negara kita
berganti-ganti haluan politik seperti liberalisme, capitalisme komunisme dan nasionalis

MAKALAH AKHLAK TERPUJI DAN AKHLAK TERCELA DALAM HUBUNGAN DENGAN KEHIDUPAN BERBANGSA 4
agama (nasakom) pernah dilalui dengan menggunakan pola trycle and error, sehingga
mengalami keterlambatan sikap karena sering berganti pola politik yang pada akhirnya kita
mengalami keterpurukan dan mendapat label negara terburuk baik di level regional, Asia
maupun dunia. Hal ini terjadi diseluruh aspek kehidupan; di dunia politik, ekonomi, sosial,
budaya dan sistem penegakan hukum.

Selama ini pembangunan nasional meliputi bidang agama, sebagai buktinya secara
kuantitatif dan formalitas tempat ibadah kita dan seremoni keagamaan kita tampak ramai.
Namun krisis moral terjadi sampai kini, disinilah sebuah tantangan bagi pemerintah dan
pemuka agama, formalitas vs realitas.

Jalan keluarnya adalah bahwa kini harus mempunyai orientasi berbeda dengan
sebelumnya. Kalau masa lalu seluruh bentuk pembangunan, termasuk bidang agama,
berorientasi pada monoloyalitas politik, kini tentu harus diubah total. Orientasinya
hendaknya untuk memperbaiki moralitas bangsa kita dan untuk memberdayakan masyarakat
pemeluknya untuk hidup aman (hasanah) di dunia dan di akhirat kelak.

Dengan demikian maka perbaikan masa depan bangsa harus dimulai dengan
perbaikan etika moral yang berlandaskan agama, karena identitas bangsa kita adalah identitas
timur yang religius dimana hampir seluruh agama yang terlahir di dunia ini semua berasal
dari dunia timur; agama Yahudi, Kristen, Hindu, Budha, Konghucu, Shinto berikut seluruh
sektenya. Terutama harus dimulai dari perilaku para pemimpin bangsa, karena perilaku
masyarakat pada umumnya seperti lokomotif dan gerbong, alurnya dari bawah hingga tingkat
atas berjalan estafet mengikuti arah dan stratifikasi sosial yang ada.

C. Memperbaiki Diri Sebelum Memperbaiki Sistem

Di antara prioritas yang dianggap sangat penting dalam usaha perbaikan (ishlah) ialah
memberikan perhatian terhadap pembinaan individu sebelum membangun masyarakat; atau
memperbaiki diri sebelum memperbaiki sistem dan institusi. Yang paling tepat ialah apabila
kita mempergunakan istilah yang dipakai oleh Al Qur'an yang berkaitan dengan perbaikan
diri ini; yaitu:

"...Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mengubah
keadaan yang ada pada diri mereka sendiri..." (QS. Ar-Ra'd: 11)

Inilah sebenarnya yang menjadi dasar bagi setiap usaha perbaikan, perubahan, dan
pembinaan sosial. Yaitu usaha yang dimulai dari individu, yang menjadi fondasi bangunan
secara menyeluruh. Karena kita tidak bisa berharap untuk mendirikan sebuah bangunan yang
selamat dan kokoh kalau batu-batu fondasinya keropos dan rusak. Individu manusia
merupakan batu pertama dalam bangunan masyarakat. Oleh sebab itu, setiap usaha yang

MAKALAH AKHLAK TERPUJI DAN AKHLAK TERCELA DALAM HUBUNGAN DENGAN KEHIDUPAN BERBANGSA 5
diupayakan untuk membentuk manusia Muslim yang benar dan mendidiknya dengan
pendidikan Islam yang sempurna harus diberi prioritas atas usaha-usaha yang lain. Karena
sesungguhnya usaha pembentukan manusia Muslim yang sejati sangat diperlukan bagi segala
macam pembinaan dan perbaikan. Itulah pembinaan yang berkaitan dengan diri manusia.

Sejak badai krisis multi dimensi merasuki bangsa Indonesia, secara langsung atau
tidak langsung mempengaruhi cara hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, sehingga
secara realitas kita seperti kehilangan visi dan misi atau arah keberadaannya. Fenomena
kekerasan yang terkadang dibumbui sentimen agama, maraknya Kolusi Korupsi dan
Nepotisme (KKN) dan cara penyelesaian segala persoalan yang pragmatis, menjadi
pemandangan yang kontras dengan nilai-nilai keberagamaan bangsa yang konon tersohor di
mata dunia akan kerukunan dan toleransinya. Lalu mengapa dengan cepat sekarang ini
bangsa kita terkenal sebagai bangsa yang bercitra negatif?

Krisis multi dimensi tidak segera lepas seperti negara lain yang mengalami nasib
sama, sebab utamanya adalah karena mengingkari aspek spiritualitas dan religiusitas sebagai
ciri dan kekayaan bangsa kita yang konon pluralis dalam agama dan kepercayaan yang
adalah sumber dan asal-usul dari spiritualitas. Spritualitas dan religiusitas merupakan buah-
buah atau rohnya umat beriman, dan jika tidak demikian niscaya umat beragama akan
kehilangan jati diri keberimanannya, yang akhirnya akan jatuh pada aspek lahiriah yang
berbaju formalitas, hirarkis, ritualis dan apologetis. Semua ini tentu saja jauh dari apa yang
disebut agama sebagai pemberi inspirasi dan transubstansi yang kontekstual.

Lembaga pendidikan di segala tingkat sebagai wadah untuk meningkatkan kualitas


SDM yang mengajarkan pendidikan keagamaan, selama ini belum mampu menjadi oase
spritualitas karena metode pendidikan keberagamaan disampaikan seperti bidang studi lain,
yang menekankan pengajaran dan transfer iptek dengan segala sistem dogmatika
kurikulumnya. Sehingga aspek spritualitas nyaris belum tersentuh. Akibatnya peserta didik
kurang respek terhadap hal-hal yang bernuansa keberagamaan, dan lambat-laun bangsa ini
akan mengalami fase pemiskinan pengalaman beragama dalam entitasnya dengan
kebersamaan.

D. Akhlakul Karimah dalam Kehidupan Modern

Saat ini kita berada di tengah pusaran hegemoni media, revolusi iptek tidak hanya
mampu menghadirkan sejumlah kemudahan dan kenyamanan hidup bagi manusia modern,
melainkan juga mengundang serentetan permasalahan dan kekhawatiran. Teknologi
multimedia misalnya, yang berubah begitu cepat sehingga mampu membuat informasi cepat
didapat, kaya isi, tak terbatas ragamnya, serta lebih mudah dan enak untuk dinikmati.
Namun, di balik semua itu, sangat potensial untuk mengubah cara hidup seseorang, bahkan

MAKALAH AKHLAK TERPUJI DAN AKHLAK TERCELA DALAM HUBUNGAN DENGAN KEHIDUPAN BERBANGSA 6
dengan mudah dapat merambah ke bilik-bilik keluarga yang semula sarat dengan norma
susila .

Kita harus kaya informasi dan tak boleh ketinggalan, jika tidak mampu dikatakan
tertinggal. Tetapi terlalu naif rasanya jika mau mengorbankan kepribadian hanya untuk
mengejar informasi dan hiburan. Disinilah akhlak harus berbicara, sehingga mampu
menyaring “ampas negatif” teknologi dan menjaring saripati informasi positif.

Dengan otoritas yang ada pada akhlakul karimah, seorang muslim akan berpegang
kuat pada komitmen nilai. Komitmen nilai inilah yang dijadikan modal dasar pengembangan
akhlak, sedangkan fondasi utama sejumlah komitmen nilai adalah akidah yang kokoh,
Akhlak, pada hakekatnya merupakan manifestasi akidah karena akidah yang kokoh
berkorelasi positif dengan akhlakul karimah.

Mencermati Fenomena aktual di tengah masyarakat kita dapat memperoleh


kesimpulan sementara bahwa sebagian hegemoni media secara umum, hegemoni televisi
terasa lebih memunculkan dampak negatif bagi kultur masyarakat kita. Tidak dipungkiri
adanya dampak positif dalam hal ini, meski terasa belum seimbang dengan “pengorbanan”
yang ada.

Televisi yang sarat muatan hedonistis menebarkan jala untuk menjaring pemirsa
dengan berbagai tayangan yang seronok penuh janji kenikmatan, keasyikan, dan kesenangan.
Belum lagi penayangan film laga yang berbau darah, atau iklan yang mengeksploitasi aurat.
Adanya sekat-sekat kultur dipandang tidak relevan di era global ini, sehingga sensor
dipandang sebagai sesuatu yang aneh dan tidak diperlukan lagi.Menghadapi fenomena
seperti ini hanya satu tumpuan harapan kita, yakni pendarahdagingan akhlak melalui
keluarga, sekolah, dan masyarakat.

Adanya fenomena sosial yang muncul dalam beberapa tahun belakangan ini
membutuhkan terapi yang harus dipikirkan bersama. Banyaknya mall, maraknya hiburan
malam, beredarnya minuman keras dan obat terlarang, munculnya amukan massa merupakan
fenomena yang harus dicermati dan dicarikan solusi. Munculnya mall di kota-kota besar, satu
sisi membuat orang betah berbelanja di ruang-ruang sejuk yang sarat dengan dagangan tertata
rapi dan warna-warni, tetapi disisi lain sebagian mall mulai difungsikan untuk mejeng bagi
ABG dan mencari sasaran “pasangan sesaat” dengan imbalan materi maupun kepuasan
badani. Menghadapi kenyataan ini gerakan bina moral serentak untuk menanamkan akhlakul
karimah serasa tidak dapat ditunda lagi.

Belum lagi munculnya tempat hiburan malam yang dilengkapi dengan minuman
keras serta peredaran obat-obat terlarang yang banyak menimbulkan korban-korban generasi

MAKALAH AKHLAK TERPUJI DAN AKHLAK TERCELA DALAM HUBUNGAN DENGAN KEHIDUPAN BERBANGSA 7
muda. Menghadapi persoalan ini di samping perlunya pengawasan orang tua terhadap putera-
puterinya di rumah disertai contoh yang baik dalam berakhlakul karimah, juga diperlukan
tindakan represif dari aparat terkait.

Upaya menumbuhkan-kembangkan akhlakul karimah merupakan taggung jawab


bersama, yakni keluarga, sekolah, pemerintah, dan masyarakat. Keempat institusi tersebut
memiliki tanggung jawab bersama untuk mendarah-dagingkan akhlakul karimah, terutama di
kalangan generasi muda.

Hampir setiap hari melalui media masa kita disuguhi munculnya fenomena amukan
massa di beberapa kota besar yang ditandai dengan pembakaran pusat pertokoan,
penghancuran tempat ibadah, bahkan perusakan kantor polisi maupun berbagai kalangan.
Untuk menghindari terulangnya serangkaian peristiwa amukan tersebut, di samping perlu
dicari akar masalahnya dan diselesaikan, fenomena tersebut hendaknya dijadikan pemicu
gerakan pendidikan moralitas bangsa, dengan menjadikan akhlakul karimah sebagai acuan
utama.

Urgensi akhlak semakin terasa jika dikaitkan dengan maraknya aksi perampokan,
penjambretan, penodongan, korupsi, manipulasi, dan berbagai upaya untuk cepat kaya tanpa
kerja keras. Untuk mengatasi semua kenyataan tersebut tidak cukup hanya dilakukan
tindakan represif akan tetapi harus melalui penanaman akhlakul karimah. Tanpa upaya
prefentif, segala bentuk upaya represif tidak akan mampu menyelesaikan masalah, karena
semua pelaku kejahatan selalu patah tumbuh hilang berganti.

Serangkaian fenomena “miring” tersebut merupakan dampak negatif dari modernitas


yang ada di tengah-tengah kita. Hidup di era global ini tidak memungkinkan untuk melarikan
diri dari kenyataan modernitas. Modernitas tidak perlu dijauhi, karena kesalahannya tidak
terletak pada modernitasnya itu sendiri, tetapi pada tingkat komitmen nilai dari moralitas
bangsa dan umat dalam merespon arus modernitas yang semakin sulit dibendung.

Di dalam menyongsong kemajuan zaman, bangsa Indonesia harus memiliki moral


kualitas unggul. Bangsa yang unggul dalam perspektif Islam adalah bangsa yang berakhlakul
karimah. Hal ini selaras dengan sabda Rasulullah

Artinya: “Sesungguhnya yang paling unggul di antara kamu adalah orang yang
paling baik akhlaknya” (H.R. Bukhari).

Bahkan dalam Hadits lain Rasulullah bersabda:

MAKALAH AKHLAK TERPUJI DAN AKHLAK TERCELA DALAM HUBUNGAN DENGAN KEHIDUPAN BERBANGSA 8
Artinya: “Yang disebut bagus adalah bagus akhlaknya”. (H.R. Muslim).
Akhirnya, jelas urgensi pendarah-dagingan akhlak bagi bangsa yang mayoritas Muslim
seperti bangsa Indonesia ini.

E. Makna Amanah Dalam Konteks Akhlak Bangsa

Dari segi bahasa, amanah ada hubungannya dengan iman dan aman. Artinya sifat amanah
itu dasamya haruslah pada keimanan kepada Alloh SWT, dan dampak dari sifat amanah , atau
pelaksanaan dari hidup amanah itu akan melahirkan rasa aman, rasa aman bagi yang
bersangkutan dan rasa aman bagi orang lain. Seperti yang tersebut di muka, dari Al Qur'an
amanah dapat difahami sebagai sikap kepatuhan kepada hukum, tanggung jawab dan sadar atas
implikasi dari suatu keputusan. Dalam hadis amanah dapat difahami sebagai titipan dan juga
sebagai komitmen. Dalam konteks kehidupan berbangsa amanah artinya semangat kepatuhan
kepada hukum, baik hukum Tuhan yang universal maupun hukum positip (nilai maupun
bunyinya), bertanggung jawab kepada Tuhan, negara dan diri sendiri, serta sadar atas implikasi
dari suatu keputusan yang mungkin akan menimpa banyak pihak.

MAKALAH AKHLAK TERPUJI DAN AKHLAK TERCELA DALAM HUBUNGAN DENGAN KEHIDUPAN BERBANGSA 9
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Islam sebagai sistem kehidupan yang syamil, kamil & mutakamil (Sempurna dan
paripurna) dengan dilandasi aqidah yang salim (Selamat) pada akhirnya membentuk sebuah
masyarakat utama. Maka tugas masyarakat yang pertama adalah memelihara aqidah, menjaga
dan memperkuat serta memancarkan sinarnya keseluruh penjuru dunia. Bagaimana islam
sebagai sebuah sistem dan landasan aqidah yang kuat menghadapi persoalan kontemporer
dan bagaimana pula islam memandang hal al-fundamental pada sisi ruang, waktu dan
aktivitas kehidupan manusia ? islam sebagai manhaj (jalan/metodologi) memiliki banyak
keunggulan yaitu :
1. Kebenaran manhaj islam telah teruji dan sejarah telah menjadi saksi atas keunggulannya .
2. Manhaj islam telah berhasil mencetak umat paling kuat, paling utama, paling sarat kasih
sayang, dan paling diberkati diantara bangsa-bangsa yang ada.
3. Dengan kesucian manhaj islam telah berhasil mencetak umat islam dan telah
bersemayamnya manhaj ini dalam dada manusia, menjadikannya mudah diterima semua
kalangan, mudah dipahami, dan mudah diikuti pesan-pesannya. Apalagi islam juga
membenarkan bahkan menanamkan kebanggaan berbangsa dan memberikan bimbingan
kepada manusia untuk mencintai tanah airnya. Mengapa demikian ? karena kita harus
membangun kehidupan ini diatas nilai-nilai kehidupan kita sendiri, tanpa perlu
mengambil milik orang lain. Dan pada yang demikian itulah kita dapatkan hakikat
kemerdekaan sosial dan kemuliaan hidup setelah kemerdekaan secara politik.
4. Berjalan diatas jalan ini berarti mengokohkan persatuan arab secara khusus, dan persatuan
islam secara umum. Dunia islam dengan segenap jiwanya telah memberikan kepada kita
kepekaan perasaan, kelemah lembutan, dan dukungan, sehingga kita menyaksikan sebuah
jalinan yang demikian kuat antara kita dengan islam, yang keduanya saling memberi
dukungan dan saling menghormati. Pada yang demikian itu ada sebuah keberuntungan
(peradaban ) yang besar, yang tidak mungkin diingkari oleh siapapun.
5. Manhaj islam adalah manhaj yang sempurna dan menyeluruh. Ia memuat sistem paling
utama untuk memandu kehidupan umat secara umum, baik kehidupan lahiriah maupun
batiniah. Inilah keistimewaan islam apabila dibandingkan dengan ajaran lain, dimana ia
islam meletakkan undang-undang kehidupan umat ini diatas dua pondasi pokok :
mengambil yang maslahat dan menjauhi yang madharat.

MAKALAH AKHLAK TERPUJI DAN AKHLAK TERCELA DALAM HUBUNGAN DENGAN KEHIDUPAN BERBANGSA 10
DAFTAR PUSTAKA

Hasyimsyah Nasution MA. Dr. Filsafat Islam ( Gaya Media Pratama Jakarta, 2002).
Mustofa H. Drs. Filsafat Islam (Pustaka Setia Bandung 1997)
Ibrahim Madkour, el Farabi dalam MM Sharif 9 ( ed) A history of Muslim Philosophy
1963).
Tj. De Boer , Tarekh al- Falsafah fi al- Islam , terjemahan Arab oleh Abd al Hadi abu
raidah 1988.
Dewan enseklopedi islam ,Ensiklopedi islam (Jakarta ichtiyar baru van hoeve ,1997).
Imam Munawwir ( Pt Bina Ilmu , Surabaya, 2006 ).
http://syofwatillah.com/index.php?option=com_content&view=article&id=1:esensi-
ajaran-islam&catid=6:kumpulan-tulisan&Itemid=11
http://nasrulloh-one.blogspot.com/2009/06/moral-akhlak-berbangsa-dan-kerukunan.html

MAKALAH AKHLAK TERPUJI DAN AKHLAK TERCELA DALAM HUBUNGAN DENGAN KEHIDUPAN BERBANGSA 11

Anda mungkin juga menyukai