Anda di halaman 1dari 7

Nama :nur fitri kurniasih

Nim :201804046
Prodi :D3 keperawatan
1.bagaimana ambulance operation,first aid dan lifting moving pada saat bencana.

Answer:
Kejadian gawat darurat biasanya berlangsung cepat dan tiba-tiba sehingga sulit diprediksi kapan
terjadinya. Langkah terbaik untuk situasi ini adalah waspada dan melakukan upaya kongkrit untuk
mengantisipasinya. Salah satunya adalah dengan mengetahui dan mempelajari pertolongan
pertama.
Pelayanan Ambulans adalah salah satu pelayanan kemanusiaan PMI.

Banyak PMI Cabang ingin memiliki fasilitas penunjang keselamatan itu sebagai bentuk pelayanan
darurat di bidang kesehatan, jika penderita memerlukan transportasi segera untuk rujukan dari
sekitar Markas PMI atau Pos Ambulans PMI, serta digunakan saat aktivitas penanggulangan
bencana.

Tim Ambulans PMI, sesuai Standar dalam buku Panduan Pelayanan Ambulans PMI, memiliki
kelengkapan persyaratan sertifikat Pertolongan Pertama (PP) minimal 40 jam dan mampu
melakukan tindakan PP; berlatar belakang medis (untuk dokter, perawat, dan paramedis yang
terdiri dari para relawan PMI); dan telah bergabung dengan PMI Cabang setempat minimal satu
tahun serta memahami tentang kepalangmerahan. PMI berharap dengan pertolongan pertama dan
evakuasi yang diberikan Pelayanan Ambulans ini kepada penderita untuk mendapatkan
pertolongan lebih lanjut di fasilitas kesehatan yang ada, resiko cedera parah hingga angka
kematian dapat ditekan turun.Ambulans PMI aktif beroperasi saat kejadian kedaruratan
kecelakaan atau saat tanggap darurat respon bencana. Sehingga tidak heran jika layanan ambulans
adalah salah satu pelayanan unggulan yang diberikan PMI kepada masyarakat. Di sejumlah kantor
PMI di daerah, layanan ambulans juga menjadi sumber pemasukan (income generating) bagi
keberlangsungan organisasi sebagai bagian dari kegiatan penggalangan sumber dana (PSD).
Pada setiap alat transportasi minimal terdiri dari 2 orang para medik dan 1 pengemudi (bila
memungkinkan ada 1 orang dokter)

Prosedur :

1. Persiapan ambulans Gawat darurat di rumah sakit maupun di lokasi pengungsian


2. Menerima dan menanggapi panggilan emergensi dari lokasi bencana
3. Mengoperasikan ambulans gawat darurat apabila ada korban yang membutuhkan
pengangkutan
4. Memindahkan korban/pasien dari tempat kejadian ke ambulans
5. Transportasi pasien ke rumah sakit lapangan atau rumah sakit terdekat
6. Pengiriman pasien ke rumah sakit menggunakan ambulan harus sesuai dengan peraturan
penggunaan ambulans di jalan raya.
7. Memindahkan pasien ke unit gawat darurat untuk dilakukan penanganan secara cepat
first aid
keterampilan dasar pertolongan pertama merupakan hal yang penting dalam mengarungi
hidup ini. Sebab, ketika terjadi suatu musibah, kecelakaan atau bencana, biasanya yang
menemukan korban untuk pertama kali adalah masyarakat. Pemahaman akan pertolongan
pertama sangatlah penting dimiliki masyarakat. Oleh karenanya, masyarakat harus
dibekali ilmu agar dapat melakukan hal yang benar ketika melakukan pertolongan
pertama terhadap korban bencana. Hal inilah yang menjadi gagasan utama Disaster
Management Institute of Indonesia (DMII) ACT dalam menggelar Medical First
Responder (MFR) Training. melakukan PPGD atau Pertolongan Pertama Gawat Darurat
dengan metode A-B-C-D dan E.A adalah Airway, atau bebaskan jalan napas, B adalah
Breathing, beri napas tambah oksigen. Lalu C adalah Circulation atau hentikan
perdarahan dan beri infus, lalu D adalah Disability dan yang terakhir adalah E atau
Exposure.Tentukan tingkat responsnya. Jika seseorang tidak sadar atau pingsan, cobalah
menyadarkan dengan menggelitik tangan dan kaki secara perlahan, atau bicara pada
mereka. Jika korban tidak merespon terhadap tindakan, suara, sentuhan, atau rangsangan
lain, segera pastikan apakah ia masih bernapas.

1
Periksa pernapasan dan denyut nadi korban.[2] Jika korban tidak sadar dan tak juga sadar,
periksa apakah ia masih bernapas: “lihat” apakah dadanya naik-turun; “dengarkan”
suara napas yang keluar masuk; “rasakan” keberadaan udara dengan menggunakan sisi
wajah Anda. Jika tetap tidak ada tanda-tanda pernapasan yang jelas, periksa denyut nadi.

2
Jika korban tetap tidak responsif, bersiaplah melakukan RJP (Resusitasi Jantung Paru-
Paru). Kecuali Anda mencurigai adanya cedera tulang belakang, rebahkan tubuh korban
dengan hati-hati ke belakang lalu buka jalur udaranya.[3] Jika Anda curiga ada cedera
tulang belakang, biarkan posisi korban apa adanya, sepanjang masih bernapas. Jika
korban mulai muntah, miringkan tubuhnya agar ia tidak tercekik.[4]
Jaga agar kepala dan lehernya tetap sejajar.
Berhati-hatilah merebahkan tubuh korban sambil menjaga dan menyangga kepalanya.
Buka jalur pernapasan korban dengan mengangkat dagu.

3
Lakukan 30 kali kompresi dada dan dua kali meniupkan napas sebagai bagian dari RJP.
Di tengah dada korban, persis di bawah garis imajiner yang membelah kedua puting,
tangkupkan kedua tangan Anda dan tekan dada korban sampai kira-kira 5,1cm dengan
kecepatan 100 kompresi per menit. Setelah 30 kompresi, berikan dua kali pernapasan
bantuan lalu cek tanda-tanda vitalnya. Jika napasnya terhalang, perbaiki posisi jalur udara
korban. Pastikan kepala mendongak sedikit ke belakang dan lidah tidak menghalangi.
Lanjutkan siklus 30 kompresi dada dan dua kali napas buatan ini sampai ada yang
menggantikan Anda.[5]

4
Ingatlah pada JPS RPJ. JPS RPJ mengacu pada tiga hal kritis yang harus Anda perhatikan.
[3]Periksa tiga hal ini sesering mungkin selama memberi pertolongan RPJ pada korban.
Jalur Pernapasan. Apakah jalur pernapasan korban terhalang?
Pernapasan. Apakah korban bernapas?
Sirkulasi. Apakah korban menunjukkan tanda denyut di titik-titik utama. (pergelangan
tangan, carotid artery, groin)?

5
Pastikan agar tubuh korban tetap hangat sementara Anda menunggu bantuan medis.
Selimuti tubuhnya dengan handuk atau selimut, jika ada. Itu kalau Anda tidak membuka
sebagian dari baju yang dikenakan (jaket atau jas) dan menggunakannya sebagai penutup
tubuh korban sampai bantuan medis tiba. Namun, jika korban terserang panas, jangan
diselimuti atau membuat badannya hangat. Dalam kasus ini, buat tubuhnya dingin dengan
mengipasi dan melembapkan.

6
Perhatikan segala hal yang harus dan tidak boleh dilakukan. Saat memberi pertolongan
pertama, pastikan Anda tahu semua hal yang “tidak boleh” dilakukan, seperti:
Jangan memberi makan dan/atau minum orang pingsan. Ini akan membuatnya tersedak
dan berpotensi tercekik.
Jangan meninggalkan korban sendirian. Kecuali Anda memang benar-benar harus pergi
mencari bantuan. Temani korban sampai bantuan atau petugas medis datang.
Jangan menyangga kepala orang pingsan dengan bantal.
Jangan menampar atau memerciki wajah orang pingsan dengan air. Itu cuma tipuan film.
Metode 3 dari 4:
Merawat Masalah yang Umum Dalam Skenario Pertolongan Pertama

1
Lindungi diri Anda dari patogen yang ditularkan lewat darah. Patogen yang ditularkan
lewat darah dapat mengancam kesehatan dan kesejahteraan Anda dalam wujud penyakit.
Jika Anda memiliki perangkat pertolongan pertama, sanitasikan dulu kedua tangan dan
kenakan sarung tangan steril. Jika sarung tangan steril dan alat sanitasi tidak tersedia,
balutlah tangan dengan kain kasa atau katun. Hindari kontak langsung dengan darah
korban. Jika Anda terlanjur menyentuh atau terkena, bersihkan sesegera mungkin. Buang
seluruh sisa sumber kontaminasi yang ada.

2
Hentikan pendarahan lebih dulu. Setelah berhasil memastikan bahwa korban masih
bernapas dan ada denyut nadi, prioritas selanjutnya adalah mengendalikan pendarahan.
Mengendalikan pendarahan adalah salah satu hal terpenting yang dapat Anda lakukan
untuk menyelamatkan nyawa korban. Gunakan tekanan langsung di atas luka sebelum
mencoba cara lain untuk mengelola pendarahan. Bacalah artikel terkait untuk mengetahui
detail langkah yang dapat Anda lakukan.
Rawat luka tembakan akibat senjata api. Luka ini adalah luka yang serius dan tidak
terduga. Bacalah lebih lanjut perihal pertimbangan-pertimbangan khusus saat merawat
korban tembakan senjata api.

3
Berikutnya adalah merawat korban yang syok. Syok, umumnya akibat kehilangan darah,
sering menyertai trauma fisik dan psikologi. Korban yang syok kerap kali memiliki kulit
yang dingin dan lembab, sikap gelisah atau kondisi mentalnya berubah. Kulitnya juga
memucat di sekitar wajah dan bibir. Bila tidak segera ditangani, syok dapat berakibat
fatal. Semua orang yang menderita luka parah atau situasi mengancam nyawa berisiko
terserang syok.

4
Berikan pertolongan pertama pada kasus patah tulang. Parah tulang, meski umum terjadi,
dapat dirawat dengan tahapan sebagai berikut:
Pastikan wilayah tulang yang patah tetap diam. Bagian dan wilayah tulang yang patah
tidak boleh bergerak atau menyangga bagian tubuh mana pun.
Kebaskan rasa sakitnya. Sering kali, ini dapat dilakukan dengan bongkahan es yang
dibungkus handuk.
Buatlah pembebat. Segulung koran dan selotip yang kuat sudah cukup untuk membuat
ini. Jari yang patah, misalnya, dapat juga menggunakan jari di sebelahnya yang masih
normal, sebagai pembebat.
Buat jepitan kain, bila perlu. Ikat selembar kaus atau saring bantal di sekeliling lengan
yang patah lalu kencangkan dan gantung ke sekitar bahu.

5
Membantu korban yang tersedak. Tersedak dapat berujung pada kematian atau kerusakan
otak permanen dalam hitungan menit. Bacalah artikel ini untuk mengetahui bagaimana
menolong korban yang tersedak. Artikel ini memberitahu cara menolong korban tersedak
anak-anak dan orang dewasa.
Salah satu metode untuk membantu korban tersedak adalah manuver Heimlich. Manuver
ini dilakukan dengan mengangkangi korban dari belakang lalu memeluk mereka ala
beruang dengan kedua tangan Anda terkunci di atas pusar, di bawah tulang dada. Tekan
ke atas untuk mengeluarkan udara dari paru-paru. Ulangi terus sampai Anda berhasil
membersihkan objek yang menyumbat jalan napas korban.

6
Pelajari cara merawat luka bakar. Rawatlah luka bakar tingkat pertama dan kedua dengan
mencelup atau mengguyur wilayah luka dengan air dingin (tanpa es). Jangan gunakan
krim, mentega atau salep lain, dan jangan memencet bagian yang melepuh (seperti
memencet jerawat). Luka bakar tingkat tiga dapat ditutup dengan kain lembab/basah.
Singkirkan pakaian dan perhiasan dari luka bakar, tapi jangan mengangkat pakaian yang
hangus dan menempel di luka tersebut.

7
Waspadai luka benturan. Jika korban menderita pukulan di kepala, carilah tanda-
tandanya. Gejala yang paling umum meliputi:
Kehilangan kesadaran setelah terbentur
Disorientasi atau lemah ingatan
Vertigo
Mual
Lemah-lesu.

8
Rawat korban dengan luka di tulang punggungnya. Jika Anda curiga bahwa korban
mengalami cedera tulang punggung, Anda sama sekali tidak boleh menggerakkan atau
memindah posisi kepala, leher atau punggung korban “kecuali korban dalam bahaya”.
Anda juga harus sangat berhati-hati saat melakukan pernapasan bantuan atau RJP.
Bacalah artikel ini agar tahu apa yang harus dilakukan.

Metode 4 dari 4:
Menangani Kasus-Kasus Yang Lebih Langka Dalam Skenario Pertolongan Pertama

1
Bantulah orang yang terserang kejang. Kejang-kejang bisa sangat menakutkan buat orang
yang belum pernah mengalami sebelumnya. Untungnya, menolong orang yang terserang
kejang kiranya cukup mudah.
Bersihkan wilayah sekeliling agar korban tidak terluka.[6]
Aktifkan layanan medis darurat jika kejang-kejang berlangsung lebih dari 5 menit atau
bila korban tidak bernapas setelah kejang-kejang
Setelah episode itu berakhir, bantu korban rebahan di lantai dan letakkan alas yang lembut
atau rata di bawah kepala. Miringkan tubuh korban untuk memudahkannya bernapas,
namun “jangan” menahan atau memaksa menghentikan gerakan korban.
Bersikap ramahlah dan yakinkan saat kesadaran korban pulih. Jangan tawarkan makanan
atau minuman sampai mereka sadar sepenuhnya.

2
Bantu seseorang agar selamat dari serangan jantung. Akan membantu bila Anda tahu
gejala-gejala serangan jantung, seperti detak jantung yang cepat memburu, tekanan atau
rasa sakit di dada, dan rasa mual yang tak jelas. Segera bawa korban ke rumah sakit
sambil diberi aspirin atau nitrogliserin, dan obat ini harus dikunyah korban.

3
Kenali gejala orang yang terkena stroke. Sekali lagi, mengetahui gejala stroke sangatlah
penting. Gejala stroke meliputi kelumpuhan bicara untuk sementara atau kesulitan
memahami ucapan orang lain; kebingungan; kehilangan keseimbangan atau puyeng; juga
sakit kepala yang parah tanpa diawali tanda apa pun. Bawa orang yang Anda curigai
terkena stroke ke ruang gawat darurat rumah sakit sesegera mungkin.
4
Tangani kasus keracunan. Keracunan dapat terjadi akibat toksin alami (misalnya gigitan
ular) atau kombinasi bahan kimia. Jika keracunan disebabkan oleh binatang, cobalah
membunuh binatang tersebut (dengan aman), masukkan ke dalam kantung, lalu bawa ke
pusat kendali racun.

Jika mungkin, gunakan sarung tangan berbahan lateks atau penghalang lain untuk
melindungi Anda dari cairan tubuh orang lain.
Jika seseorang tertikam sebuah benda, jangan diangkat, kecuali benda tersebut
menghalangi jalan napas. Mengangkat benda tersebut malah berpotensi memperluas luka
dan meningkatkan keparahan pendarahan. Jangan memindahkan korban. Jika memang
“terpaksa” memindahkan, cobalah memendekkan dan mengamankan objek tersebut.[3]
Sebanyak apa pun informasi dalam artikel ini, yang dapat Anda pelajari dari membaca
langkah-langkah tindakan ini tetap terbatas. Karenanya, “cobalah mencari layanan
pelatihan pertolongan pertama dan/atau RJP semaksimal mungkin” – ini akan memberi
Anda, sebagai pembaca, kemampuan untuk mempelajari secara persis dan langsung
bagaimana sebenarnya mengikat tulang yang retak atau lepas, membebat luka taraf
sedang sampai parah, dan bahkan melakukan RJP, dan Anda akan jauh lebih siap merawat
mereka yang membutuhkan setelah menjalani latihan. Tambahan lagi, sertifikasi ini juga
melindungi Anda dari tuntutan hukum – meski hukum Good Samaritan atau Murah Hati
akan melindungi Anda dari kasus-kasus semacam ini, kepemilikan sertifikat pelatihan
pertolongan pertama dan RJP akan sangat mendukung.

Lifting moving
Pemindahan darurat / Emergency Move
Adalah Suatu cara pemindahan penderita ketika dalam keadaan yang membahayakan baik
dari lingkungan maupun penderita itu sendiri dengan mengabaikan kondisi yang dialami
penderita.

Syarat utama dalam mengangkat penderita tentulah fisik yang prima, yang juga terlatih
dan dijaga dengan baik. Jika anda melakukan pengangkatan dan pemindhan dengan tidak
benar, maka ini dapat mengakibatkan cedera pada penolong. Apabila anda melakukan
cara pengangkatan yang tidak benar ini setiap hari, mungkin akan timbul penyakit yang
menetap. Penyakit yang umum adalah nyeri pinggang bagian bawah ( low back pain), dan
ini dapat timbul pada usia yang lebih lanjut.
1. Posisi tulang punggung lurus / tetap tegak
Bayangkan bahwa tubuh anda adalah sebuah menara, tentu saja dengan dasar yang lebih
lebar daripada bagian atas. Semakin miring menara itu, semakin mudah runtuh. Karena
itu berusahalah untuk senatiasa dalam posisi tegak, jangan membungkuk ataupun miring.
2. Gunakan otot paha untuk mengangkat, bukan punggung
Untuk memindahkan sebuah benda yang berat, gunakan otot dari tungkai, pinggul dan
bokong, serta ditambah dengan kontraksi otot dari perut karena beban tambahan pada
otot-otot ini adalah lebih aman. Jadi saat mengangkat jangan dalak keadaan
membungkuk. Punggun harus lurus.
3. Gunakan Otot fleksor ( otot untuk menekuk, bukan otot untuk meluruskan )
Otot Fleksor lengan maupun tungkai lebih kuat daripada otot Ekstensor. Karena itu saat
mengangkat dengan lengan, usahakan telapak tangan menghadap kearah depan.
4. Jarak antara kedua lengan dan tungkai selebar bahu
Saat berdiri sebaiknya kedua kaki agak terpisah, selebar bahu. Apabila cara berdiri kedua
kaki jaraknya terlalu lebar akan mengurangi tenaga, apabila terlalu rapat akan mengurangi
stabilitas. Jarak kedua tangan dalam memegang saat mengangkat (misalnya saat
mengangkat tandu ), adalah juga selebar bahu. Jarak kedua tangan yang terlalu rapat akan
mengurangi stabilitas benda yang akan diangkat, jarak terlalu lebar akan mengurangi
tenaga mengangkat.
5. Dekatkan Beban dengan Badan
Usakan sedapat mungkin agar titik berat beban sedekat mungkin dengan tubuh anda.
Cedera punggung mungkin terjadi ketika anda menggapai dengan jarak jaun untuk
mengangkat sebuah benda.

Anda mungkin juga menyukai