Kelas : D3 keperawatan/ 2B
NIM : 201804059
Soal
1. Penanganan virus covid-19 saat pra bencana, bencana, dan post bencana di negara
prancis
Jawab
Pra bencana
Pada Jumat (24/1/2020), Perancis mengonfirmasi penyebaran virus masuk ke
negaranya. Total tiga orang yang positif terjangkit virus ini, dua dirawat di rumah sakit di
Paris dan satu lainnya di Bordeaux. Menteri Kesehatan Perancis Agnes Buzyn
mengatakan, pihak berwenang telah memastikan dua kasus tersebut menjadi kasus
pertama di Eropa dan kemungkinan akan lebih banyak kasus lagi di negara itu. Buzyn
juga telah memberikan konfirmasi atas kasus ketiga dalam kesempatan terpisah pada hari
yang sama. Orang tersebut merupakan kerabat dari salah satu dari dua orang sebelumnya.
Semua pertemuan publik di daerah yang mengalami kasus terparah yaitu wilayah
Utara dari Paris, juga dilaporkan telah dilarang.
Macron menilai Prancis harus menerapkan lockdown karena kasus virus corona
terus melonjak hingga menjadikan Prancis sebagai negara dengan kasus Covid-19
terbanyak ketujuh di dunia.
Sampai Selasa, 17 Maret 2020, negara di Eropa Barat itu memiliki 6.633 kasus
Covid-19 dengan 148 kematian. Macron memerintahkan seluruh
masyarakat Prancis untuk berdiam diri di rumah selama 15 hari ke depan. Pemerintah
hanya mengizinkan perjalanan bagi warga dengan alasan penting dan darurat.
Dalam pidato selama 20 menit yang disiarkan secara nasional, Macron
menuturkan pemerintah Prancis "harus melarang pergerakan warga selama setidaknya 15
hari" dan meminimalisir kontak antara sesama masyarakat sebisa mungkin. Siapa yang
melanggar aturan baru ini akan dikenakan sanksi.
Lalu, apa saja yang boleh dan tidak boleh dilakukan selama
masa lockdown nasional di Prancis? Menurut Menteri Dalam Negeri Prancis, Christophe
Castaner, pesannya sangat jelas yaitu : tinggal di rumah saja.
Selama masa lockdown, sejumlah toko dan supermarket akan tetap buka, tapi para
pembeli tidak boleh melakukan panic buying karena semua stok barang dalam kondisi
lengkap. Pengecualian untuk keluar rumah berlaku untuk kepentingan keluarga yang
mendesak, seperti untuk menjaga anak-anak atau lansia.
Pasangan suami-istri yang sudah berpisah dan mempunyai anak juga boleh pulang
pergi ke rumah mereka masing-masing untuk menjaga anak mereka.
Turis berdiri di luar museum Louvre di Paris, Prancis pada Minggu (1/3/2020).
Louvre, museum yang paling banyak dikunjungi di dunia, ditutup sementara untuk
pengunjung setelah para staf menolak bekerja di tengah kekhawatiran terjangkit virus
corona tipe baru, Covid-19. (AP/Rafael Yaghobzadeh)
Satu lagi, mereka yang berpergian keluar rumah harus membawa formulir surat
ijin yang sudah disetujui pemerintah setempat. Selain harus mengisi data pribadi, para
pemohon juga harus mengisi alasan mereka keluar rumah. Setelah disetujui, formulir
tersebut bisa dicetak atau diunggah ke ponsel.
Surat ijin tersebut nantinya harus ditunjukkan kepada petugas yang berjaga-jaga
di setiap sudut kota dan jalan. Selain polisi, pemerintah Prancis juga menyiapkan sekitar
100 ribu tentara untuk membantu menjaga sejumlah pos pemeriksaan yang bakal
didirikan dalam waktu dekat ini.
Kalau ada penduduk yang nekat keluar rumah tanpa alasan mendesak, sama saja
melanggar hukum. Mereka harus siap didenda hingga 148 dolar AS atau sekitar Rp2,2
juta.
Selain itu, dilansir dari CNN, Rabu (18/3/2020), Presiden Macron juga
menyatakan mulai membatasi penggunaan masker dalam masa lockdown atau isolasi total
tersebut. "Kami memutuskan untuk mengutamakan masker bagi para tenaga kesehatan di
kota dan pedesaan, serta rumah sakit, terutama para dokter umum dan perawat yang saat
ini berada di garis depan untuk berurusan dengan krisis dan virus ini," jelas Macron.
Post Bencana
"Kami sudah membantu mereka dari mulai taman kanak-kanak hingga sekolah.
Kita juga harus memastikan mereka tetap tenang saat bepergian dan beristirahat. Maka
dari itu kami akan menanggung seluruh biaya taksi dan hotel mereka. Seluruhnya
ditanggung negara," ucap Macron.