Anda di halaman 1dari 5

Nama: Ahmad Miftahur Rosyidin

Prodi: d3 keperawatan

Nim: 201804072

1. Pra covid di VIETNAM

Di tengah pesatnya penyebaran virus corona dan makin banyaknya negara yang melaporkan kasus,
Vietnam mengumumkan kabar baik pada hari Rabu (4/2/2020).Negeri itu mengklaim semua pasien yang
terinfeksi COVID-19 yang berjumlah 16 orang, telah dinyatakan sembuh dan keluar dari rumah
sakit.Bahkan, pemerintah juga tidak melaporkan adanya kasus tambahan selama 15 hari terakhir. Kasus
terakhir dilaporkan pada 13 Februari.

Ini Gejala & Ciri-ciri Mereka yang Terkena Virus Corona

Jika pertempuran COVID-19 adalah perang, maka kami telah memenangkan putaran pertama," kata
Wakil Perdana Menteri Vu Duc Dam, sebagaimana disampaikan Menteri Kesehatan Vietnam dalam
konferensi online dengan pejabat kota dan provinsi.

"Tetapi tidak seluruh perang karena situasinya bisa sangat tidak terduga,"

Pernyataan itu disampaikan saat jumlah negara yang terjangkit COVID-19 terus bertambah menjadi 77.
Dengan total kasus infeksi mencapai 93.158 kasus.

Namun demikian, pencapaian Vietnam itu tidak didapat begitu saja. Sebagaimana diketahui, sejak
pertama mendeteksi wabah, Vietnam langsung melakukan upaya untuk mencegah penyebaran.

Sebelumnya, corona pertama di Vietnam dilaporkan terdeteksi pada 23 Januari di Kota Ho Chi Minh.
Saat itu ada dua warga negara China, terinfeksi corona.Vietnam secara resmi menyatakan virus corona
sebagai epidemi pada 1 Februari. Ketika jumlah kasus di negara itu meningkat menjadi enam.

Pada 13 Februari, kementerian kesehatan memerintahkan 10.600 penduduk Son Loi untuk dikarantina
selama 20 hari, setelah lebih banyak kasus dikonfirmasi.

Upaya cepat tanggap pemerintah ini bahkan telah diakui oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Para
pejabat dan pakar kesehatan WHO mengatakan respons cepat pemerintah Vietnam sangat penting
dalam mengatasi krisis di tahap awal.

"Negara ini telah mengaktifkan sistem responsnya pada tahap awal wabah, dengan mengintensifkan
pengawasan, meningkatkan pengujian laboratorium, memastikan pencegahan dan pengendalian infeksi
dan manajemen kasus di fasilitas kesehatan, menyampaikan pesan komunikasi risiko yang jelas, dan
kolaborasi multi-sektoral," kata Dr Kidong Park, perwakilan WHO di Vietnam kepada Al Jazeera.Selain
karantina, tenaga medis di negara itu juga diinstruksikan untuk mengikuti beberapa protokol untuk
menilai infeksi dan tingkat keparahan. Dari mulai mengobati gejala yang dibawa virus corona, seperti
demam, hingga meminta pasien menjalani diet ketat dan bergizi. Lebih lanjut, petugas medis juga
diperintahkan untuk memonitor tingkat saturasi oksigen dalam darah pasien.Pemerintah juga
memerintahkan sekolah-sekolah di 63 kota dan provinsi di Vietnam diliburkan demi mencegah
penularan pada anak-anak. Kementerian kesehatan juga telah menginstruksikan sekolah untuk
mendisinfeksi ruang kelas sebelum siswa kembali ke sekolah.Guru dan staf telah diminta untuk
mengingatkan siswa tentang kebersihan yang layak seperti mencuci tangan, dan melakukan
pemeriksaan suhu pada siswa pada saat masuk. Sekolah juga diharuskan menyiapkan formulir
kesehatan yang digunakan untuk memantau siswa.

2. Saat terkena covid di vietnam

Pemerintah Vietnam mengumumkan seluruh pasien tersebut dinyatakan telah sembuh dan
diperbolehkan keluar dari rumah sakit. Salah satu dari korban yang dinyatakan telah pulih adalah pasien
tertua berusia 73 tahun.

Tak ada kasus infeksi baru yang dideteksi setelah pemerintah melakukan pemeriksaan selama kurun
waktu 15 hari. Kasus virus corona terakhir dilaporkan pada 13 Februari, menyusul ada sebuah desa di
utara Hanoi yang diisolasi selama 20 hari.

"Jika pertempuran COVID-19 ibarat perang, maka kami telah memenangkan putaran pertama tetapi
bukan seluruh perang karena situasinya bisa sangat tidak terduga," kata Wakil Perdana Menteri
Vietnam, Vu Duc Dam, seperti dikutip dari Al Jazeera.

Pada hari Rabu (26/2), pemerintah Vietnam menyatakan bahwa pasien ke-16 yang terinfeksi virus telah
diizinkan keluar dari rumah sakit. Pria berusia 50 tahun itu, yang diidentifikasi sebagai NVV, sebelumnya
tertular COVID-19 dari sang putri yang berusia 23 tahun, berinisial NTD. Keduanya adalah penduduk asli
distrik Son Loi di provinsi utara Vinh Phuc, tempat 11 kasus coronavirus ditemukan.

Anak perempuan itu adalah salah satu dari delapan karyawan perusahaan Jepang yang kembali dari kota
Wuhan, China, sebagai pusat wabah, pada 17 Januari lalu. Secara keseluruhan, enam orang di antara
kelompok itu ditemukan telah dinyatakan positif terkena virus beberapa hari kemudian.

Beberapa kerabat dan teman-teman mereka juga terinfeksi, termasuk bayi berusia tiga bulan, yang
dilaporkan sebagai pasien virus corona termuda hingga saat ini.

• Respons proaktif dan konsisten

Dr Kidong Park, perwakilan WHO di Vietnam, mengaitkan keberhasilan tersebut dengan tindakan
proaktif serta konsistensi yang ditunjukkan pemerintah Vietnam selama menangani wabah mematikan
ini.

Mimpi buruk coronavirus mulai mengintai Vietnam semenjak dua warga negara China menjadi pasien
COVID-19 pertama di Kota Ho Chi Minh pada 23 Januari lalu, atau tepatnya pada hari pertama liburan
perayaan Tahun Baru Imlek. Kala itu, temuan kasus ini membuat suasana suram selama musim perayaan
tahun baru.

Vietnam secara resmi menyatakan virus corona sebagai epidemi pada 1 Februari, ketika jumlah kasus di
negara itu meningkat dan pasien yang terinfeksi mencapai enam kasus.

Pada 13 Februari, Kementerian Kesehatan setempat memerintahkan 10.600 penduduk Son Loi untuk
tetap diisolasi selama 20 hari, setelah lebih banyak kasus yang terkonfirmasi di sana.

"Negara ini telah mengaktifkan sistem responsnya pada tahap awal wabah, dengan mengintensifkan
pengawasan, meningkatkan pengujian laboratorium, memastikan pencegahan dan pengendalian infeksi
dan manajemen kasus di fasilitas kesehatan, pesan komunikasi risiko yang jelas, dan kolaborasi multi-
sektoral," beber Park kepada Al Jazeera.

• Perawatan pasien COVID-19 dengan tindakan suportif

"Belum ada obat untuk virus ini. Kami mengandalkan prinsip-prinsip dasar," kata Nguyen Thanh Long,
Wakil Menteri Kesehatan Vietnam, pada konferensi pers di Hanoi pada awal Februari.

Petugas kesehatan telah diinstruksikan untuk mengikuti beberapa protokol untuk menilai infeksi dan
tingkat keparahan. Pertama, dokter diharuskan mengobati gejalanya, seperti demam. Kedua, pasien
menjalani diet ketat dan bergizi. Langkah ketiga, menurut Nguyen, adalah memonitor tingkat saturasi
oksigen dalam darah pasien.

Kemudian, Vietnam juga menangguhkan kelas sekolah, memperpanjang waktu istirahat sekolah demi
melindungi kesehatan siswa. Jutaan siswa di 63 kota dan provinsi di Vietnam belum kembali ke sekolah
sejak awal perayaan Tahun Baru Imlek.Langkah pencegahan di lingkungan sekolah jadi prioritas

Wakil Menteri Pendidikan dan Pelatihan Nguyen Huu Do, menyampaikan melalui situs resmi
kementerian bahwa dalam kasus coronavirus, keselamatan siswa harus menjadi prioritas.

Kementerian telah menginstruksikan sekolah untuk mendisinfeksi ruang kelas sebelum siswa
melanjutkan kelas mereka. Guru dan staf diminta untuk selalu mengingatkan para siswa tentang
kebersihan yang layak seperti mencuci tangan, dan melakukan pemeriksaan suhu pada siswa pada saat
kedatangan mereka ke sekolah. Sekolah juga diharuskan menyiapkan formulir kesehatan yang
digunakan untuk memantau siswa.

Desa di Vietnam virus corona

Polisi Vietnam mengenakan masker saat mempersilakan mobil ambulans melewati pos pemeriksaan di
komune Son Loi di provinsi Vinh Phuc, Vietnam. Foto: AFP/NHAC NGUYENSebuah dokumen dari
kementerian pendidikan, menyatakan akan mengizinkan siswa kembali ke sekolah jika situasi COVID-19
sudah dalam kontrol yang baik dan tidak ada perkembangan penyebaran yang serius.

Siswa sampai tingkat pendidikan menengah diberikan satu atau dua minggu untuk beraktivitas di luar
sekolah."Saya sangat gugup untuk kembali bekerja. Mudah-mudahan akan baik-baik saja mengingat
cuaca panas seperti ini," kata Le Hanh, seorang konsultan psikologi di sebuah sekolah menengah negeri
dengan hampir 2.000 siswa di Kota Ho Chi Minh.

Ho Chi Minh, kota terbesar di negara itu, memiliki hampir dua juta siswa, dari taman kanak-kanak hingga
sekolah pendidikan dan pelatihan kejuruan yang berkelanjutan.

•Larangan ekspor satwa liar

Pemerintah Vietnam mengeluarkan larangan perdagangan satwa liar. Hewan liar telah diidentifikasi
sebagai pembawa virus SARS-CoV-2 yang memungkinkan penyakit mematikan untuk berpindah ke
manusia, mirip dengan sindrom pernafasan akut yang parah (SARS) pada tahun 2002 dan sindrom
pernapasan Timur Tengah (MERS) pada tahun 2012.Ilustrasi virus corona

"Saat ini tidak ada larangan langsung pada konsumsi satwa liar, yang merupakan pendorong untuk
transportasi ilegal dan perdagangan ilegal di provinsi-provinsi tersebut," ujar Rawson.

Pasar ilegal, restoran dan peternakan, di mana hewan dikurung, disembelih, disimpan, dan dijajakan
kepada pembeli tanpa kebersihan yang layak, mungkin sebagian besar tidak terpengaruh oleh larangan
pemerintah sejauh ini. Itu mungkin karena tidak melibatkan pergerakan satwa liar melintasi perbatasan
provinsi yang dibatasi.Masalah belum usaiSementara Vietnam telah berhasil menyembuhkan seluruh
warganya. yang mengidap COVID-19, negara itu seharusnya tidak menurunkan kewaspadaannya,
mengingat penyebaran infeksi di tempat lain, seperti Korea Selatan masih terus berlangsung.

virus corona di Korea Selatan.

Sejak Korea Selatan menjadi pusat coronavirus terbesar di luar China, Perdana Menteri Nguyen Xuan
Phuc telah memerintahkan larangan kedatangan wisatawan dari Negeri Ginseng ke Vietnam.
Pemerintah Vietnam mengumumkan penghentian sementara visa untuk warga negara Korea Selatan
mulai Sabtu (29/2).

Pada saat yang sama, Vietnam mengumumkan bahwa para pelancong dari Iran dan Italia akan dikenai
karantina 14 hari setelah tiba di negara itu.

3. Pascaterjadi covid di VIETNAM

Virus Corona menjangkiti hampir semua negara di dunia, tak terkecuali Vietnam yang wilayahnya
berdekatan dengan China.Menurut laporan Reuters, pada Minggu (8/3/2020), jumlah terinfeksi virus
Corona di Vietnam, menurut data Kementerian Kesehatan Vietnam tercatat meningkat dari 16 orang
menjadi 29 orang. Namun, 16 di antaranya berhasil pulih, capaian ini dianggap sebagai keajaiban.

Kasus-kasus baru yang dikonfirmasi pada hari Minggu termasuk delapan turis asing yang tiba di Hanoi
dengan penerbangan Vietnam Airlines dari London pada hari Senin, menurut pernyataan Kementerian
Kesehatan."16 kasus pertama di negara ini telah disembuhkan dan dilepaskan dari rumah sakit, dan
tidak ada kematian," tulis Reuters.
Pemerintah Vietnam menyatakan, sebanyak 101 orang sedang dikarantina akibat kasus virus mematikan
asal Wuhan, China ini, sementara 23.228 lainnya sedang dipantau.Seperti dituliskan sebelumnya, pada
Rabu (4/2/2020), Vietnam menyatakan, semua pasien yang terinfeksi COVID-19 yang berjumlah 16
orang, telah dinyatakan sembuh dan keluar dari rumah sakit.Sebagaimana diketahui, sejak pertama
mendeteksi wabah, Vietnam langsung bergerak cepat melakukan upaya untuk mencegah penyebaran
virus. Sebelumnya, corona pertama di Vietnam dilaporkan terdeteksi pada 23 Januari di Kota Ho Chi
Minh. Saat itu ada dua warga negara China, terinfeksi corona.

Vietnam secara resmi menyatakan virus corona sebagai epidemi pada 1 Februari. Ketika jumlah kasus di
negara itu meningkat menjadi enam. Pada 13 Februari, kementerian kesehatan memerintahkan 10.600
penduduk Son Loi untuk dikarantina selama 20 hari, setelah lebih banyak kasus dikonfirmasi.

Upaya cepat tanggap pemerintah ini bahkan telah diakui oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Para
pejabat dan pakar kesehatan WHO mengatakan respons cepat pemerintah Vietnam sangat penting
dalam mengatasi krisis di tahap awal.

"Negara ini telah mengaktifkan sistem responsnya pada tahap awal wabah, dengan mengintensifkan
pengawasan, meningkatkan pengujian laboratorium, memastikan pencegahan dan pengendalian infeksi
dan manajemen kasus di fasilitas kesehatan, menyampaikan pesan komunikasi risiko yang jelas, dan
kolaborasi multi-sektoral," kata Dr Kidong Park, perwakilan WHO di Vietnam kepada Al Jazeera.

Selain karantina, tenaga medis di negara itu juga diinstruksikan untuk mengikuti beberapa protokol
untuk menilai infeksi dan tingkat keparahan. Dari mulai mengobati gejala yang dibawa virus corona,
seperti demam, hingga meminta pasien menjalani diet ketat dan bergizi. Lebih lanjut, petugas medis
juga diperintahkan untuk memonitor tingkat saturasi oksigen dalam darah pasien.

Pemerintah juga memerintahkan sekolah-sekolah di 63 kota dan provinsi di Vietnam diliburkan demi
mencegah penularan pada anak-anak. Kementerian kesehatan juga telah menginstruksikan sekolah
untuk mendisinfeksi ruang kelas sebelum siswa kembali ke sekolah. (hoi/hoi)

Anda mungkin juga menyukai