Anda di halaman 1dari 7

Nama : Asmaul Chusniah

Nim : 201804066 / 2B

Prodi : DIII Keperawatan

TUGAS INDIVIDU

KEGAWAT DARURATAN

Dosen : Ns. M.Fathoni, S.Kep., Ns., MNS

Soal :

1. Bagaimana ambulance Operation, First Aid Dan Lifting Moving pada saat bencana?
Jawaban :
A. Ambulance Operation
1) Fase persiapan :
1. Pemerikasaan sisstem kendaraan
2. Pemeriksaan peralatan medis
2) Pengiriman ambulance :
1. Ambulance responce
2. Ambulance mapping
3) Perjalanan ke lokasi : pengemudi harus tau jalan-jalan alternatif atau jalan tikus
jika terjadi kemacetan.selain itu, harus mengikuti aturan lalu lintas yang ada.
Diantaranya hanya menggunakan sirene dan lampu hazard jika benar-benar
urgent.
4) Saat di lokasi :
1. Ukuran adegan naik
2. Survei primer
3. Memuat pasien dan pergi
5) Perjalanan ke RS :
1. Survei sekunder
2. Radio medik
3. Penilaian ulang
4. Rekaman
6) Tiba di RS :
1. Laporan rekaman
2. Serah teria pasien
B. First Aid
1. Definisi
First aid (pertolongan pertama) adalah pertolongan pertama atau segera
kepada penderita sakit,cidera atau kecelakaan penanganan medis dasar
(tindakan berdasarkan ilmu kedokteran oleh orang awam atau orang awam
terlatih khusus).
2. Tujuan
Tujuan dilakukannya first aid atau pertolongan pertama adalah sebagai
berikut :
 Untuk menyelamatkan jiwa penderita
 Untuk mencegah penderita dari kecacatan, dan
 Untuk memberi rasa nyaman dan menunjang proses penyembuhan.
3. Kewajiban
Kewajiban seorang pelaku first aid atau pertolongan pertama kepada
penderita ialah sebagai berikut:
 Menjaga keselamatan diri,tim,orang sekitar dan penderita
 Dapat menjangkau penderita
 Dapat mengenali dan mengatasi masalah yang mengancam jiwa
penderita
 Meminta rujukan atau bantuan
 Memberikan pertolongan pertama dengan cepat dan tepat
4. Prinsip-prinsip dasar dalam penangananan first aid
 Jangan pindahkan posisi penderita kecuali untuk
menyelamatkannya dari bahaya lainnya.
 Lakukan tindakan cepat apabila korban menderita sesak napas,
luka bakar, atau shock.
 Jangan berikan cairan apapun kepada korban.
5. Langkah-langkah penilaian dini
Langkah-langkah penilaian dini yang harus dilakukan oelh penolong
terhadap penderita ialah kenali terlebih dahulu kasus yang dihadapi oleh
penderita, apakah kasus trauma (memiliki tanda yang terlihat pada anggota
tubuh penderita seperti luka terbuka, memar, patah tulang, dan
lainsebagainya disertai gangguan kesadaran) atau kasus medis (tanpa ada
tanda-tanda yang terlihat di aggota tubuh penderita contohnya sesak napas,
pingsan, dll)
a) Perhatikan respon korban
 Awas : sadar akan keberadaannya (lingkungan,waktu,serta
namanya)
 Suara : beraksi ketika mendengar suara (bisa menjawab
atau mengikuti perintah sederhana)
 Nyeri : korban hanya bisa merasakan rangsangan nyeri
yang diberikan oleh penolong (dicubit atau ditekan dibagian
tengah dada)
 Tidak respon : tidak sadarkan diri

b) Pastikan jalan napas korban terbuka dengan baik


Bila penderita tidak memiliki cedera spignal gunakan teknik angkat
dagu tekan dahi (ADTH), sebaiknya jika ada cidera spignal maka
gunakan teknik perasat pendorong rahang bawah (PPRB).
Pemeriksaan jalan napas tidak bisa dilakukan hanya sekali,
melainkan secara berkala, lebih-lebih kepada penderita yang
mengalami cedera berat atau sering muntah.
c) Menilai pernapasan (breathing)
Lakukan dengan cara LDR (lihat dengan rasa) selama 3-5 menit
dengan indikator yang tidak sebatas napas terhembus tetapi juga
kualitas pernapasannya.
d) Menilai sirkulasi dan menghentikan pendarahan berat.
 Untuk penderita respon, periksa nadi radil (pergelangan
tangan) dan pada bayi periksa nadi brakial (bagian dalam
lengan atas).
 Untuk penderita yang tidak respon, periksa nadi karotis
(bagian leher) dan pada bayi tetap pada nadi brakial
(bagian dalam lengan atas). Lakukan selama 5-10 detik.
Bila tidak ada detak nadi maka lakukan tindakan RJP.
e) Hubungi bantuan
Bila sekiranya perlu meminta bantuan atau rujukan maka segera
lakukan dengan jelas (jumlah korban, serta bantuan apa saja yang
diperlukan) kepada yang dimintai bantuan.
C. Livting Moving
1. Definisi
Livting Moving adalah pemindahan darurat atau Emergency Move yaitu suatu
cara pemindahan penderita ketika dalam keadaan yang membahayakan baik
dari lingkungan maupun penderita itu sendiri, dengan mengabaikan kondisi
yang dialami penderita.
2. Prinsip pengangkatan penderita
Ada banyak prinsip yang dapat dijadikan pandun dalam perawatan pra rumah
sakit, namun aspek yang utama adalah “DO NOT FURTHER HARM” atau
“JANGAN MEMBUAT CEDERA SEMAKIN PARAH” dicetuskan oleh
Hypocrates dan dijadikan panduan mulai dari penyakit sampai keruang operasi
(ruang perawatan) hingga pasien pulang.
Syarat utama dlam pengngkatan penderita yaitu fisik yang prima, yang juga
terlatih dan dijaga dengan baik. Jika anda melakukan pengangkatan dan
pemindahan dengan tidak benar, maka ini dapat mengakibatkna cedera pada
penolong. Apabila anda melakukan pengngkatan dengan cara yang tidk benar
ini setiap hari, mungkin akan timbul penyakit yang menetap. Pemyakit yang
umumadalah nyeri pinggang bagian bawah (low back pain), dan ini dapat
timbul pada usia yang lebih lanjut.
a. Posisi tulang punggung lurus / tetap tegak
Bayangkan bahwa tubuh anda adalah sebuah menara, tentu saja dengan
dasar yang lebih lebar daripada bagian atas. Semakin miring menara
itu, semakin mudah runtuh. Karena ini berusahalah untuk senantiasa
dalam posisi tegak, jangan membungkuk ataupun miring.
b. Gunakan otot ppaha untuk mengangkat, bukan punggung.
Untuk memindahkan sebuah benda ang berat, guankan otot dari
tungkai, pinggul dan bokong, serta ditambah dengan kontraksi otot dari
peurt karena beban tambahan pada otot-otot ini adalah lebih aman. Jadi
saat mengangkat jangan dalam keadaan membungkuk. Punggung harus
lurus.
c. Gunakan otot fleksor (otot untuk menekuk, bukan otot untuk
meluruskan).
Otot fleksor lengan maupun tungkai lebih kuat daripada otot Ekstensor.
Karena itu saat mengangkat dengan lengan, usahakan telapak tangan
menghadap kearah depan.
d. Jarak antar kedua lengan dan tungkai selebar batu.
Saat berdiri sebaiknya kedua kaki agak berpisah, selebar bahu. Apabila
bediri jaraknya terlalu lebar akan mengurangi tenaga, apabila terllu
rapat akan mengurangi stabilitas. Jarak kedua tangan dalam memegang
saat mengangkat (misalnya saat mengangkat tandu), adalah juga
selebar bahu. Jarak kedua tangan yang terlalu rapat akan mengurangi
stabilitas benda yang akan diangkat, jarak terlalu lebar akan
mengurangi tenaga pengangkat.
e. Dekatkan beban dengan badan.
Usahakan sedapat mungkin agar titik berat beban sedekat mungkin
dengan tubuh anda. Cedera punggung mungkin terjadi ketika anda
menggapai dengan jarak jauh untuk mengangkat berat badan.
3. Jenis Pemindahan Darurat
Ada kondisi-kondisi tertentu dimana pemerintah harus dipindah segera di
lokasi kejadian untuk menghindari bahaya selajutnya. Dalam kondisi seerti ini
penolong tidak lagi memperhatikan kondisi/masalah penderita, seperti
misalnya patah tulang, luka atau gangguan jalan nafas. Sekalipun, kondisi-
kondisi yang mengharuskan akan segera memindahkan penerita adalah
sebagai berikut :
a. Kebakaran atau ancaman dari kebakaran.
Kebakaran akan dapatupakan sebuah ancaman berat, bukan hanya pada
penderita tetapi juga pada penolong.
b. Ledakan atau ancaman ledakan.
c. Ketidakmampuan untuk melindungi penderita dari bahaya lain ditempat
kejadian.
Contoh dari bahaya ini :
 Bangunan yang tidak stabil
 Mobil terguling, bensin tumpah
 Adanya bahan berbahaya (hazardous Material-Hazmat)
 Orang sekitar yang berprilaku yang mengancam
 Kondisi cuaca buruk.
d. Terpaksa memindahkan satu penderita agar dapat mencapai penderita
lain, misalnya dalam kecelakaan bis.
e. Ketika perawatan gawat darurat tidak dapat diberikan karena lokasi atau
posisi penderita. Misalnya pada seorang yang terkena henti jantung-
nafas, RJP hanya dapat diatas dasat yang keras.

Bahaya terbesar pada saat memindahkan penderita cedera (trauma 0 dalam


keadaan darurat adalah kemungkinan memburuknya suatu cedera tulang
belakang. Pilihlah cara memindahkan penderita yang seaman mungkin,
dengan tetap memperhatikan kesegarisan tulang belakang dengan kepala
penderita).

Jenis-jenis pemindahan darurat :

 Tarikan lengan dan bahu (Shoulder drag)


Cara melakukan tarikan lengan adalah anda berdiri pada sisi kepala
penderita. Kemudian masukan lengan anda dibawah ketiak penderita
dan pegang lengan bwah penderita. Silangkan kedua lengan openderita
didepan dada, lalu tariklah penderita ke belakang. Dalam melakukan
tindakan ini seringkali menghadpi kesulitan karena kaki penderita
tersangkut, poleh karena itu pemindahan ini dilakukan hanya kalau
terpaksa saja.
 Tarikan baju
Dalam melakukan penarikan baju sebelumnya kedua pergelangan
tangan penderita diikat dengan pakaian atau kain kasa agar tidak
tersangkut saat dilakukan penarikan. Kemudian cengkeram baju
dibagian bahu penderita kemudian dilakukan penarikan kearah
penolong. Dalam melakukan hal ini hati-hati agar penderita tidak
tercekik, penarikan baju ini sebaiknya dilakukan dengan baju menarik
pada ketika penderita, bukan pada bagian leher. Tarika baju hanya
dapat dilakukan pada baju yang agak kaku.
 Tarikan selimut
Bila penderita sudah tertidur diatas selimut atau mantelnya lipatlah
bagian selimut yang berada dikepala penderita, lalu tariklah penderita
kebelakang. Jangan lupa untuk menyimpul selimut pada bagian kaki,
agar penderita tidk tergeser ke bawah.
 Tarikan pemadam kebakaran (fire fighter’ carry)
Memindahkan dalam keadaan darurat lainnya termasuk menggendong
penderita dibelakang punggung dengan satu penolong seperti
membawa tas pungggung (ransel), dengan menopang penderita dari
sisinya sambil berjalan oleh satu penolong, membopong penderita oleh
satu penolong seperti membawa anak kecil, dan dengan cara
mengangkat lalu membopongnya seperti cara pemadam kebakaran.

Anda mungkin juga menyukai