Anda di halaman 1dari 45

10 Langkah Tatalaksana Gizi Buruk

1. Pengobatan atau pencegahan hipoglikemia 


Pada hipoglikemia, anak terlihat lemah, suhu tubuh rendah. Jika anak sadar dan
dapat menerima makanan usahakan memberikan makanan sering/cair 2–3 jam
sekali. Jika anak tidak dapat makan (tetapi masih dapat minum) berikan air gula
dengan sendok.

2. Pengobatan dan pencegahan hipotermia 


Hipotermia ditandai dengan suhu tubuh yang rendah < 36 o Celcius. Pada keadaan ini
anak harus dihangatkan dgn cara ibu atau orang dewasa lain mendekap anak di
dadanya lalu ditutupi selimut atau dengan membungkus anak dengan selimut tebal
dan meletakkan lampu di dekatnya. Selama masa penghangatan dilakukan
pengukuran suhu anak pada dubur setiap 30 menit sekali. Jika suhu anak sudah
normal dan stabil tetap dibungkus dengan selimut/pakaian rangkap agar tidak jatuh
kembali pada keadaan hipotermia.

3. Pengobatan dan pencegahan kekurangan cairan


Tanda klinis yang sering dijumpai pada anak KEP berat dengan dehidrasi adalah ada
riwayat diare sebelumnya, anak sangat kehausan, mata cekung, nadi lemah, tangan
dan kaki teraba dingin, anak tidak buang air kecil dalam waktu cukup lama.

Tindakan yang dapat dilakukan:


a. Jika anak masih menyusui, teruskan ASI dan berikan setiap 1/2jam sekali tanpa
berhenti. Jika anak masih dapat minum, lakukan tindakan rehidrasi oral dengan
memberi minum anak 50 ml (3 sendok makan) setiap 30 menit dengan sendok.
Cairan rehidrasi oral khusus KEP disebut ReSoMal.

b. Jika tidak ada ReSoMal untuk anak dengan KEP berat dapat menggunakan oralit
yang diencerkan 2x. Jika anak tidak dapat minum, lakukan rehidrasi intravena
(infus) RL/Glukosa 5% dan NaCl dgn perbandingan 1:1.

4. Lakukan pemulihan gangguan keseimbangan elektrolit


Pada semua KEP Berat/gizi buruk terjadi gangguan keseimbangan elektrolit
diantaranya :
a. Kelebihan natrium (Na) tubuh, walaupun kadar Na plasma rendah.
b. Defisiensi Kalium (K) dan Magnesium (Mg).

Ketidakmampuan elektrolit ini memicu terjadinya edema dan untuk pemulihan


keseimbangan elektrolit diperlukan waktu minimal 2 minggu.
Berikan makanan tanpa diberi garam/rendah garam, untuk rehidrasi, berikan cairan
oralit 1 liter yang diencerkan 2x (dengan pe+an 1 liter air) ditambah 4 gr kecil dan 50
gr gula atau bila balita KEP bisa makan berikan bahan makanan yang banyak
mengandung mineral bentuk makanan lumat

5. Lakukan pengobatan dan pencegahan infeksi


Pada KEP berat tanda yang umumnya menunjukkan adanya infeksi seperti demam
seringkali tidak tampak. Pada semua KEP berat secara rutin diberikan antibiotik
spektrum luar.

6. Pemberian makanan, balita KEP berat 


Pemberian diet KEP berat dibagi 3 fase: 
a. Fase Stabilisasi (1–2 hari)
Pada awal fase stabilisasi perlu pendekatan yang sangat hati-hati, karena keadaan
faali anak yang sangat lemah dan kapasitas homeostatik berkurang, Pemberian
makanan harus dimulai segera setelah anak dirawat dan dirancang sedemikian rupa
sehingga energi dan protein cukup untuk memenuhi metabolisme basal saja,
Formula khusus seperti formula WHO 75/modifikasi/modisko ½ yang dilanjutkan
dan jadual pemberian makanan harus disusun agar dapat mencapai prinsip tersebut
dengan persyaratan diet sbb: porsi kecil, sering, rendah serat dan rendah laktosa,
energi 100 kkal/kg/hari, protein 1–1,5 gr/kgbb/hari, cairan 130 ml/kg BB/hari (jika
ada edema berat 100 ml/kg bb/hari),bila anak mendapat ASI teruskan, dianjurkan
memberi formula WHO 75/pengganti/modisco ½ dengan gelas, bila anak terlalu
lemah berikan dengan sendok/pipet, Pemberian formula WHO
75/pengganti/modisco ½ atau pengganti dan jadual pemberian makanan harus
sesuai dengan kebutuhan anak.

7. Perhatikan masa tumbuh kejar balita 


Fase ini meliputi 2 fase: transisi dan rehabilitasi :
a. Fase Transisi (minggu II)
1) Pemberian makanan pada fase transisi diberikan secara perlahan untuk
menghindari resiko gagal jantung, yang dapat terjadi bila anak mengkonsumsi
makanan dalam jumlah banyak secara mendadak.
2) Ganti formula khusus awal (energi 75 kal dan protein 0.9 – 1.0 gr/100 ml) dengan
formula khusus lanjutan (energi 100 kkal dan protein 2.9 gr/100 ml) dalam jangka
waktu 48 jam . Modifikasi bubur/mknn keluarga dapat digunakan asal kandungan
energi dan protein sama
3) Naikkan dengan 10 ml setiap kali sampai hanya sedikit formula tersisa, biasanya
pada saat tercapai jumlah 30 ml/kg bb/kali pemberian (200 ml/kg bb/hari).

b. Fase Rehabilitasi (Minggu III–VII)


1) Formula WHO-F 135/pengganti/modisco 1 ½ dengan jumlah tidak terbatas dan
sering.
2) Energi : 150–220 kkal/kg bb/hari.
3) Protein : 4–6 gr/kgbb/hari.
4) Bila anak masih mendapat ASI, teruskan ASI, ditambah dengan makanan formula
karena energi dan protein ASI tidak akan mencukupi untuk tumbuh kejar.
5) Secara perlahan diperkenalkan makanan keluarga.

8. Lakukan penanggulangan kekurangan zat gizi mikro


Semua pasien KEP berat mengalami kurang vitamin dan mineral, walaupun anemia
biasa terjadi, jangan tergesa-gesa memberikan preparat besi (Fe). Tunggu sampai
anak mau makan dan BB nya mulai naik (pada minggu II). Pemberian Fe pada masa
stabilisasi dapat memperburuk keadaan infeksinya .

Berikan setiap hari :


- Tambahan multivitamin lain
- Bila BB mulai naik berikan zat besi dalam bentuk tablet besi folat/sirup besi
- Bila anak diduga menderita cacingan berikan pirantel pamoat dosis tunggal.
- Vitamin A oral 1 kali. 
- Dosis tambahan disesuaikan dgn baku pedoman pemberian kapsul vitamin A

9. Berikan stimulasi dan dukungan emosional


Pada KEP berat terjadi keterlambatan perkembangan mental dan perilaku,
karenanya diberikan :
kasih sayang, ciptakan lingkungan menyenangkan,.lakukan terapi bermain
terstruktur 15-330 menit/har, rencanakan aktifitas fisik setelah sembuh, tingkatkan
keterlibatan ibu (memberi makan, memandikan, bermain)

10. Persiapan untuk tindak lanjut di rumah


Bila BB anak sudah berada di garis warna kuning anak dapat dirawat di rumah dan
dipantau oleh tenaga kesehatan puskesmas/bidan di desa.

Lebih lanjut tentang: 10 Langkah Utama Tatalaksana Kep Berat /Gizi Buruk
ada 10 langkah penatalaksanaan gizi buruk, buat yang pengen tau langsung aja
dibaca yaahh.....yang bingung boleh tanya am mizzdiet, ntar dibantu jawab....

10 LANGKAH UTAMA TATALAKSANA GIZI BURUK

LANGKAH 1

Mencegah dan mengatasi hipoglikemia


-          Segera berikan : Glukosa 10 % baik oral maupun iv

LANGKAH 2

Mencegah dan mengatasi hipotermia


-          Mempertahankan suhu nadan

LANGKAH 3

Mencegah dan mengatasi dehidrasi


-          Bila diare berikan ReSoMal
Bahan :
Oralit 1 pak/liter, Gula pasir 50 gr, mineral mix 40 ml ditambah air menjadi 2
Liter

LANGKAH 4

Memperbaiki gangguan elektrolit


-          Berikan mineral mix
Kcl                                  : 224 gram
Tropotasium sitrat           : 81 gram
MgCL2.6H2O                  : 76 gram
Zn asetat 2 H2O             : 8.2 gram
Cu SO4.5H2O                 : 1.4 gram
Ditambah air sampai 2.5 Liter

-          Bila edema jangan berikan dieuretikum

LANGKAH 5

MEngobati Infeksi
Setiap anak gizi buruk harus diberikan Antibiotika dengan atau tanpa demam
-          Tanpa komplikasi    : Kotrimoksasol
-          Dengan Komplikasi : Gentamisin + Ampisilin diikuti amoksisilin oral
LANGKAH 6

Memperbaiki kekurangan zat gizi mikro


-          Anemia gizi besi : tablet besi diberikan setelah 2 minggu ( setelah fase
stabilisasi )
-          KVA :
Tidak ada gejala              : hari ke-1 ( 1 kapsul )
Ada Gejala                      : hari ke 1, 2, dan 15 ( @1 kapsul )
-          Berikan setiap hari multivitamin dan asam folat

LANGKAH 7

Memberikan makanan untuk Stabilisasi dan Transisi


Stabilisasi :
-          F WHO 75   : mencegah hipoglikemi
-          ReSoMal      : Mencegah dehidrasi
Transisi
Bertahap F 75       : F 100

LANGKAH 8

Memberikan makanan untuk tumbuh kejar


-          Energi         : 150 – 220 Kkal/kg BB/hari
-          Protein        : 3 – 4 gr/kg BB/hari
-          Bentuk makanan padat     :
BB < 7 Kg     : makanan bayi
BB > 7 Kg     : makanan anak

LANGKAH 9 

Stimulasi sensorik dan dukungan emosional pada anak gizi buruk


Anak Gizi Buruk / KEP berat mengalami keterlambatan mental dan perilaku, maka
berikan :
-          Kasih saying
-          Lingkungan yang ceria
-          Terapi bermain terstruktur selama 15 – 30 menit/hari
-          Aktifitas fisik segera setelah sembuh
-          Keterlibatan ibu ( memberikan makan, memandikan, bermain )

LANGKAH 10

Tindak lanjut dirumah


-          Bila gejala klinis sudah tidak ada dan berat balita mencapai 80% BB/U atau 90%
BB/TB, maka anak dinyatakan Sembuh
-          Pola pemberian makan yang baik dan stimulasi harus tetap dilanjutkan dirumah
Peragakan kepada orang tua :
-          Pemberian makanan dengan frekuensi yang lebih sering dengan kandungan tinggi
energy dan padat gizi
-          Terapi bermain struktur
Sarankan :
-          Membawa kembali untuk control secara teratur :
Bulan I                  : 1 x / minggu
Bulan II                 : 1 x / 2 minggu
Bulan III-VI          : 1 x / bulan
-          Suntikan/imunisasi dasar dan ulangan (booster)
Vitamin A dosis tinggi setiap 6 bulan (dosis sesuai umur)
10 Langkah Tata Laksana Gizi Buruk..

Ini adalah salah satu materi yang mesti dikuasai oleh semua ahli gizi,
dengan harapan setiap ada temuan masalah gizi buruk dapat dilakukan
penanganan secara cepat dan tepat sesuai dengan panduan yang ada
sehingga tingkat kesembuhan pasien gizi buruk akan semakin meningkat.

Berikut saya rangkumkan ke-10 langkah tatalaksana gizi buruk:


1. Mencegah dan mengatasi hipoglikemia ==> berikan dekstrose 10% baik
intravena maupun oral.
2. Mencegah dan mengatasi hipotermia ==> pertahankan suhu tubuh.
3. Mencegah dan mengatasi dehidrasi ==> berikan resomal
4. Memperbaiki gangguan elektrolit ==> berikan mineral mix
5. Mengobati infeksi ==> dengan atau tanpa demam berikan antibiotik.
tanpa komplikasi : kotrimoksasol.
dengan komplikasi : gentamisin +ampisilin diikuti amoksisilin oral.
6. Memperbaiki kekurangan zat gizi mikro
==> AGB : berikan tablet besi setelah 2 minggu (setelah fase stabilisasi)
==> KVA : Tidak ada gejala (hari ke-1 : 1 kapsul)… ada gejala : hari ke 1,2
dan 15 @ 1 kapsul sesuai dosis usia.
**** setiap hari diberikan multivitamin dan asam folat.
7. Memberikan makanan untuk stabilisasi dan transisi.
~~~~ stabilisasi : F 75 : mencegah hipoglikemia
resomal : mencegah dehidrasi
~~~~ transisi : bertahap dari F 75 – F 100.
8. Memberikan makanan untuk tumbuh kejar.
– Energi : 150-220 kkal/kg BB
– Protein : 3-4 gr/kg BB/hr
–  BB < 7 kg : makanan bayi
–  BB > 7 kg : makanan anak.
9. Stimulasi sensorik dan dukungan emosional pada anak gizi buruk.
10. Tindak lanjut dirumah
dinyatakan sembuh apabila gejala klinis sudah tidak ada dan 80% BB/U
normal atau 90% BB/TB.

Sarankan:
Membawa kembali untuk kontrol secara teratur:
— Bulan I : 1x seminggu
— Bulan II : 1 x /2 minggu
— Bulan III – VI : 1x/bulan
suntikan /imunisasi dasar dan ulangan (Booster)
Vitamin A dosis tinggi setiap 6 bulan (Dosis sesuai umur)

Apa itu Mineral mix ?

Mineral mix merupakan salah satu komponen dalam pembuatan Rehydration Solution for Malnutrition
(ReSoMal)dan Formula WHO (Formula 75 dan 100 ) yang digunakan dalam Tatalaksana Anak Gizi Buruk untuk
memenuhi kekurangan zat gizi mikro pada pada anak gizi buruk . Sasaran penguna mineral mix adalah anak gizi
buruk klinis dan atau antropometri (BB/TB < -3 SD) dan anak gizi buruk paska perawatan .

Tiap kemasan/ sachet mineral mix mengandung zat aktif KCl, Tripotasium Citrat, Magnesium Clorida, Zn asetat
dan Cuprum sulfat. ReSoMal adalah cairan yang diberikan kepada anak gizi buruk yang menderita diare dan
atau dehidrasi. Mineral mix dalam bentuk sachet sudah tersedia di Kementerian Kesehatan untuk penanganan
gizi buruk sejak tahun 2008.

Mengapa perlu mineral mix ?

Dari pengalaman praktisi  kesehatan di lapangan antara lain di RSCM Jakarta, RS.Kariadi Semarang, RS.
Wahidin Sudiro Husodo Makasar didapatkan bahwa penanganan anak gizi buruk dengan menggunakan mineral
mix  peningkatan berat  badan dan perbaikan klinisnya lebih optimal.

Bagaimana cara menggunakan mineral mix ?

 1 sachet serbuk mineral mix (8 gr) dilarutkan dengan air matang 20 ml.
 Mineral mix yang sudah dilarutkan akan menghasilkan larutan mineral mix
 Larutan mineral mix ini siap ditambahkan sesuai dengan kebutuhan untuk membuat ReSoMal dan
Formula WHO (F-75 dan F-100).
 Jangan memberikan larutan mineral mix secara langsung kepada anak gizi buruk seperti pada
penggunaan oralit.

Berikut kebutuhan larutan mineral mix untuk membuat F- 75, F-100 dan ReSoMal :

Bahan/ komponen F-75 F-100 ReSoMaL


Susu skim (g) 25 85 -
Gula pasir (g) 100 50 25
Minyak sayur (g) 30 60 -
Oralit (sachet) - - 2,5
Mineral mix (ml) 20 20 20
Air s/d 1000 ml
Fase Stabilisasi Transisi dan rehabilitasi Gibur dengan diare
dan atau dehidrasi

Waktu yang dibutuhkan pada fase stabilisasi pada umumnya berlangsung di hari ke 1-7, fase transisi hari ke 8-
14, fase rehabilitasi pada minggu  ke 3-6 dan fase tindak lanjut minggu ke 7-26. Namun perkiraan waktu tersebut
bukanlah keharusan, tetap harus menyesuaikan dengan kondisi klinis anak.

Bila mineral mix tidak tersedia, sebagai alternatif untuk membuat 1000 ml ReSoMal  atau Formula WHO dapat
digunakan KCl sebanyak 2 gram. Dapat juga ditambahkan MgSO4 50% secara intramuskuler 1 x dengan dosis
0,3 ml/kgBB, maksimum 2 ml. 

Saat ini mineral mix sudah menjadi bagian obat program gizi bersama-sama dengan Tablet Besi dan kapsul
vitamin A, yang pengadaannya melalui Kementerian Kesehatan RI. Disamping itu, pengadaan mineral mix dapat
dilakukan di daerah dengan menggunakan anggaran yang tersedia (APBD I,II ; DAK, dll ). (Sumber : Subdit Gizi
Klinis )
PEMBERIAN MAKANAN FORMULA KHUSUS BAGI
PENDERITA GIZI KURANG ATAU MALNUTRISI

Pemberian makanan pada fase transisi diberikan secara berlahan-lahan untuk menghindari risiko gagal jantung, yang dapat
terjadi bila anak mengkonsumsi makanan dalam jumlah banyak secara mendadak.

Ganti formula khusus awal (energi 75 Kkal dan protein 0.9-1.0 g per 100 ml) dengan formula khusus lanjutan (energi 100
Kkal dan protein 2.9 gram per 100 ml) dalam jangka waktu 48 jam.

Modifikasi bubur/makanan keluarga dapat digunakan asalkan dengan kandungan energi dan protein yang sama.

Kemudian naikkan dengan 10 ml setiap kali, sampai hanya sedikit formula tersisa, biasanya pada saat tercapai jumlah 30
ml/kgbb/kali pemberian (200 ml/kgbb/hari).

Setelah fase transisi dilampaui, anak diberi:


•Formula WHO 100/pengganti/Modisco 1 dengan jumlah tidak terbatas dan sering.
•Energi : 150-220 Kkal/kg bb/hari
•Protein 4-6 gram/kg bb/hari
•Bila anak masih mendapat ASI, teruskan, tetapi juga beri formula WHO 100/Pengganti/Modisco 1, karena energi dan
protein ASI tidak akan mencukupi untuk tumbuh-kejar.

Fase rehabilitasi (minggu ke 3-7)


•Formula WHO-F 135/pengganti/Modisco 1½ dengan jumlah tidak terbatas dan sering
•Energi : 150-220 kkal/kgbb/hari
•Protein 4-6 g/kgbb/hari
•Bila anak masih mendapat ASI, teruskan ASI, ditambah dengan makanan Formula ( lampiran 2 ) karena energi dan protein
ASI tidak akan mencukupi untuk tumbuh-kejar.
•Secara perlahan diperkenalkan makanan keluarga

FORMULA WHO
Bahan Per 100 ml F 75 F 100 F 135
FORMULA WHO
Susu skim bubuk g 25 85 90
Gula pasir g 100 50 65
Minyak sayur g 30 60 75
Lar.elektrolit Ml 20 20 27
Tambahan air s/d 1000 1000 1000

NILAI GIZI
Energi Kalori 750 1000 1350
Protein g 9 29 33
Lactosa g 13 42 48
Potasium Mmol 36 59 63
Sodium Mmol 6 19 22
Magnesium Mmol 4.3 7.3 8
Seng Mg 20 23 30
Copper Mg 2.5 2.5 3.4
% energi protein – 5 12 10
% energi lemak – 36 53 57
Osmolality Mosm/l 413 419 508
MODIFIKASI FORMULA WHO
FASE STABILISASI TRANSISI REHABILITASI
Bahan Makanan F75 I F75 II F75
III M½ F100 M1 MII F135 MIII
Susu skim bubuk (g) 25 – – 100 – 100 100 – –
Susu full cream (g) – 35 – – 110 – – 25 120
Susu sapi segar (ml) – – 300 – – – – – –
Gula pasir (g) 70 70 70 50 50 50 50 75 75
Tepung beras (g) 35 35 35 – – – – 50 –
Tempe (g) – – – – – – – 150 –
Minyak sayur (g) 27 17 17 25 30 50 – 60 –
Margarine (g) – – – – – – 50 – 50
Lar. Elektrolit (ml) 20 20 20 – 20 – – 27 –
Tambahan air (L) 1 1 1 1 1 1 1 1 1
*) M : Modisco

1.Fase stabilisasi diberikan Formula WHO 75 atau modifikasi.


Larutan Formula WHO 75 ini mempunyai osmolaritas tinggi sehingga kemungkinan tidak dapat diterima oleh semua anak,
terutama yang mengalami diare. Dengan demikian pada kasus diare lebih baik digunakan modifikasi Formula WHO 75 yang
menggunakan tepung
2.Fase transisi diberikan Formula WHO 75 sampai Formula WHO 100 atau modifikasi
3.Fase rehabilitasi diberikan secara bertahap dimulai dari pemberian Formula WHO 135 sampai makanan biasa

CARA MEMBUAT
1.Larutan Formula WHO 75
Campurkan susu skim, gula, minyak sayur, dan larutan elektrolit, diencerkan dengan air hangat sedikit demi sedikit sambil
diaduk sampai homogen dan volume menjadi 1000 ml. Larutan ini bisa langsung diminum
Larutan modifikasi :
Campurkan susu skim/full cream/susu segar, gula, tepung, minyak. Tambahkan air sehingga mencapai 1 L (liter) dan
didihkan hingga 5-7 menit.
2.Larutan Formula WHO 100 dan modifikasi Formula WHO 100
Cara seperti membuat larutan Formula WHO 75
Larutan modifikasi :
Tempe dikukus hingga matang kemudian dihaluskan dengan ulekan (blender, dengan ditambah air). Selanjutnya tempe yang
sudah halus disaring dengan air secukupnya. Tambahkan susu, gula, tepung beras, minyak, dan larutan elektrolit.
Tambahkan air sampai 1000 ml, masak hingga mendidih selama 5-7 menit.

Modisco dibagi menjadi 4 macam, yaitu Modisco ½ , I, II, dan III. Cara pembustannys atau resepnya sebagai berikut :

MODISCO ½
Bahan :
Susu Bubuk (Susu Full Cream/ Skim) :10 gr
Gula pasir : 5 gr
Minyak biji Kapas/kelapa/jagung/margarin : 2,3 gr
Kalori : 80 kalori

Cara Membuat :
Susu Skim, gula dan minyak/margarine diaduk sampai rata, lalu ditambahkan dengan air sedikit demi sedikit sambil terus
diaduk hingga cairan larut. Disaring dan dimasukkan dalam gelas kemudian diminum dalam keadaan hangat

MODISCO I
Bahan :
Susu Bubuk (Susu Full Cream/ Skim) :10 gr
Gula pasir : 5 gr
Minyak biji Kapas/kelapa/jagung/margarin : 4,6 gr
L
Kalori : 100 kalori
Cara membuat : sama dengan modisco ½
MODISCO II
Bahan :
Susu Bubuk (Susu Full Cream/ Skim) :10 gr
Gula pasir : 5 gr
Minyak biji Kapas/kelapa/jagung/margarin : 5,6 gr
Kalori : 120 kalori
Cara membuat :
Susu skim, gula, dan ½ bagian air dingin diaduk sampai rata, lalu terus diaduk hingga cairan rata dan ditambahkan
minyak/margarine dan ½ bagian air panas dan diaduk lagi sampai larut. Disaring dan dimasukkan dalam gelas, kemudian
diminum dalam keadaan hangat.

MODISCO III
Bahan :
Susu Bubuk (Susu Full Cream/ Skim) :12 gr
Gula pasir : 7 gr
Minyak biji Kapas/kelapa/jagung/margarin : 5,5 gr
Kalori : 140 kalori
Cara membuat : sama dengan Modisco II

KOLAK PEPAYA MODISCO I


Bahan 1
1. Tepung susu skim : 20 gr
2. Gula Pasir : 10 gr
3. Minyak : 9.2 gr
4. Air : 200 cc

Bahan II
1. Pepaya : 100 gr
2. Gula pasir : 10 gr
3. Vanili secukupnya

Cara membuat :
1. Pepaya dipoyong kecil2 dimasukkan campuran
2. bahan I dicampur dengan air sampai dengan 200 cc
3. Tambahkan gula 10 gr didihkan dan masukkan pisang dan vanili
4. Angkat setelah matang

Minyak , apabila di daerah tidak terdapat minyak kelapa, maka dapat diganti yang ada di daerah tersebut (minyak jagung,
biji kapas, kacang dll). Jika tidak suka minyak dapat diganti dengan margarine.

Susu, apabila tidak suka susu full cream bias diganti susu skim, susu segar atau susu lain

Apabila pemberian Modisco menyebabkan diare, muntah, penyakit lain yang menyertai, maka hentikan pemberian Modisco
tersebut.
TERAPI BALITA GIZI BURUK
Pemberian makanan balita KEP berat/Gizi buruk
Pemberian diet KEP berat/Gizi buruk dibagi dalam 3 fase, yaitu :
Fase Stabilisasi, Fase Transisi, Fase Rehabilitasi 
a.Fase Stabilisasi ( 1-2 hari)
Pada awal fase stabilisasi perlu pendekatan yang sangat hati-hati, karena keadaan faali anak sangat
lemah dan kapasitas homeostatik berkurang.
Pemberian makanan harus dimulai segera setelah anak dirawat dan dirancang sedemikian rupa
sehingga energi dan protein cukup untuk memenuhi metabolisma basal saja.
Formula khusus seperti Formula WHO 75/modifikasi/Modisco ½ yang dianjurkan dan jadwal
pemberian makanan harus disusun sedemikian rupa agar dapat mencapai prinsip tersebut diatas
dengan persyaratan diet sebagai berikut :
-Porsi kecil, sering, rendah serat dan rendah laktosa
-Energi : 100 kkal/kg/hari
-Protein : 1-1.5 gr/kg bb/hari
-Cairan : 130 ml/kg bb/hari (jika ada edema berat 100 ml/Kg bb/hari)
-Bila anak mendapat ASI teruskan , dianjurkan memberi Formula WHO 75/pengganti/Modisco ½
dengan menggunakan cangkir/gelas, bila anak terlalu lemah berikan dengan sendok/pipet 
-Pemberian Formula WHO 75/pengganti/Modisco ½ atau pengganti dan jadwal pemberian makanan
harus disusun sesuai dengan kebutuhan anak 

Keterangan :
•Pada anak dengan selera makan baik dan tidak edema, maka tahapan pemberian formula bisa lebih
cepat dalam waktu 2-3 hari (setiap 2 jam)
•Bila pasien tidak dapat menghabiskan Formula WHO 75/pengganti/Modisco ½ dalam sehari, maka
berikan sisa formula tersebut melalui pipa nasogastrik ( dibutuhkan ketrampilan petugas )
•Pada fase ini jangan beri makanan lebih dari 100 Kkal/Kg bb/hari
•Pada hari 3 s/d 4 frekwensi pemberian formula diturunkan menjadi setiap jam dan pada hari ke 5 s/d
7 diturunkan lagi menjadi setiap 4 jam
•Lanjutkan pemberian makan sampai hari ke 7 (akhir minggu 1)
b.Fase Transisi (minggu ke 2)
•Pemberian makanan pada fase transisi diberikan secara berlahan-lahan untuk menghindari risiko
gagal jantung, yang dapat terjadi bila anak mengkonsumsi makanan dalam jumlah banyak secara
mendadak.
•Ganti formula khusus awal (energi 75 Kkal dan protein 0.9-1.0 g per 100 ml) dengan formula khusus
lanjutan (energi 100 Kkal dan protein 2.9 gram per 100 ml) dalam jangka waktu 48 jam. Modifikasi
bubur/makanan keluarga dapat digunakan asalkan dengan kandungan energi dan protein yang
sama. 
•Kemudian naikkan dengan 10 ml setiap kali, sampai hanya sedikit formula tersisa, biasanya pada
saat tercapai jumlah 30 ml/kgbb/kali pemberian (200 ml/kgbb/hari).
Setelah fase transisi dilampaui, anak diberi:
•Formula WHO 100/pengganti/Modisco 1 dengan jumlah tidak terbatas dan sering.
•Energi : 150-220 Kkal/kg bb/hari
•Protein 4-6 gram/kg bb/hari
•Bila anak masih mendapat ASI, teruskan, tetapi juga beri formula WHO 100/Pengganti/Modisco 1,
karena energi dan protein ASI tidak akan mencukupi untuk tumbuh-kejar.

c.Fase rehabilitasi (minggu ke 3-7)


•Formula WHO-F 135/pengganti/Modisco 1½ dengan jumlah tidak terbatas dan sering
•Energi : 150-220 kkal/kgbb/hari
•Protein 4-6 g/kgbb/hari
•Bila anak masih mendapat ASI, teruskan ASI, ditambah dengan makanan Formula ( lampiran 2 )
karena energi dan protein ASI tidak akan mencukupi untuk tumbuh-kejar.
•Secara perlahan diperkenalkan makanan keluarga 

FORMULA WHO
Bahan Per 100 ml F 75 F 100 F 135
FORMULA WHO 
Susu skim bubuk g 25 85 90
Gula pasir g 100 50 65
Minyak sayur g 30 60 75
Lar.elektrolit Ml 20 20 27
Tambahan air s/d 1000 1000 1000
NILAI GIZI 
Energi Kalori 750 1000 1350
Protein g 9 29 33
Lactosa g 13 42 48
Potasium Mmol 36 59 63
Sodium Mmol 6 19 22
Magnesium Mmol 4.3 7.3 8
Seng Mg 20 23 30
Copper Mg 2.5 2.5 3.4
% energi protein - 5 12 10
% energi lemak - 36 53 57
Osmolality Mosm/l 413 419 508

MODIFIKASI FORMULA WHO


FASE STABILISASI TRANSISI REHABILITASI
Bahan Makanan F75 I F75 II F75
III M½ F100 M1 MII F135 MIII
Susu skim bubuk (g) 25 - - 100 - 100 100 - -
Susu full cream (g) - 35 - - 110 - - 25 120
Susu sapi segar (ml) - - 300 - - - - - -
Gula pasir (g) 70 70 70 50 50 50 50 75 75
Tepung beras (g) 35 35 35 - - - - 50 -
Tempe (g) - - - - - - - 150 -
Minyak sayur (g) 27 17 17 25 30 50 - 60 -
Margarine (g) - - - - - - 50 - 50
Lar. Elektrolit (ml) 20 20 20 - 20 - - 27 -
Tambahan air (L) 1 1 1 1 1 1 1 1 1
*) M : Modisco
Keterangan :
1.Fase stabilisasi diberikan Formula WHO 75 atau modifikasi.
Larutan Formula WHO 75 ini mempunyai osmolaritas tinggi sehingga kemungkinan tidak dapat
diterima oleh semua anak, terutama yang mengalami diare. Dengan demikian pada kasus diare lebih
baik digunakan modifikasi Formula WHO 75 yang menggunakan tepung
2.Fase transisi diberikan Formula WHO 75 sampai Formula WHO 100 atau modifikasi
3.Fase rehabilitasi diberikan secara bertahap dimulai dari pemberian Formula WHO 135 sampai
makanan biasa

CARA MEMBUAT
1.Larutan Formula WHO 75
Campurkan susu skim, gula, minyak sayur, dan larutan elektrolit, diencerkan dengan air hangat
sedikit demi sedikit sambil diaduk sampai homogen dan volume menjadi 1000 ml. Larutan ini bisa
langsung diminum
Larutan modifikasi :
Campurkan susu skim/full cream/susu segar, gula, tepung, minyak. Tambahkan air sehingga
mencapai 1 L (liter) dan didihkan hingga 5-7 menit.
2.Larutan Formula WHO 100 dan modifikasi Formula WHO 100
Cara seperti membuat larutan Formula WHO 75
Larutan modifikasi :
Tempe dikukus hingga matang kemudian dihaluskan dengan ulekan (blender, dengan ditambah air).
Selanjutnya tempe yang sudah halus disaring dengan air secukupnya. Tambahkan susu, gula, tepung
beras, minyak, dan larutan elektrolit. Tambahkan air sampai 1000 ml, masak hingga mendidih selama
5-7 menit. 

3.Larutan elektrolit
Bahan untuk membuat 2500 ml larutan elektrolit mineral, terdiri atas :
KCL 224 g
Tripotassium Citrat 81 g
MgCL2.6H2O 76 g
Zn asetat 2H2O 8,2 g
Cu SO4.5H2O 1,4 g
Air sampai larutan menjadi 2500 ml (2,5 L)
Ambil 20 ml larutan elektrolit, untuk membuat 1000 ml Formula WHO 75, Formula WHO 100, atau
Formula WHO 135. Bila bahan-bahan tersebut tidak tersedia, 1000 mg Kalium yang terkandung
dalam 20 ml larutan elektrolit tersebut bisa didapat dari 2 gr KCL atau sumber buah-buahan antara
lain sari buah tomat (400 cc)/jeruk (500cc)/pisang (250g)/alpukat (175g)/melon (400g).

Posted by Dwi Marsudi at 5:55 PM 


MAKANAN FORMULA
1
MAKANAN FORMULA WHO
dr. Benny Soegianto, MPH
KONSUMEN DARI MAKANAN
FORMULA WHO
Anak Gizi Buruk
1. Tahap Stabilisasi
2. Tahap Transisi
3. Tahap Rehabilitasi (Tumbuh Kejar)
2
KRITERIA GIZI BURUK
(WHO-1998)
1. Secara klinis anak sangat kurus dan secara
antropometris BB/PB < - 3 SD
atau
2. Secara klinis anak kurus disertai edema pada kedua
kaki dan secara antropometris BB/PB < - 2 SD
Dasar Pertimbangan Penyusunan
Makanan Formula WHO
KEADAAN FAAL TUBUH ANAK GIZI BURUK
SANGAT BERBEDA
DARI FAAL TUBUH ANAK TIDAK GIZI BURUK
3
MACAM MAKANAN FORMULA WHO
1. Formula 75
2. Formula 75 modifikasi
3. Formula 100
4. Formula 135
KONDISI FAAL TUBUH
ANAK GIZI BURUK
1. Metabolisme dasar sangat rendah
2. Produksi ATP sangat terbatas
3. Berbagai fungsi tubuh mengalami “Shut down”
4. Tubuh sangat kekurangan “Kalium”
5. Terjadi “ Hiper Natremia Intra Sel”
6. Terjadi kekurangan Mg, Cu dan Zn
4
Kondisi Anak Gizi Buruk
Pada tahap Stabilisasi
Sangat rentan terhadap makanan dan minuman :
1. Berkadar NaCl tinggi, >= 0,45 g / 100 ml
2. Berkadar Energi tinggi, >= 75 Kal / 100 ml
3. Berkadar Protein tinggi, >= 0,9 g / 100 ml
PENYAKIT PENYERTA
ANAK GIZI BURUK
ANAK GIZI BURUK DIBAWA BEROBAT KARENA
MENDERITA :
DIAREA
ISPA
5
10 Langkah Utama Tatalaksana Gizi Buruk
No Tindakan
Stabilisasi Transisi Rehabilitas
i
Tindak
lanjut
Hr 1 - 3 Hr 3 -7 Hr 8 -14 Mg 3 - 6 Mg 7- 26
1 Mencegah / mengatasi
hipoglikemi
2 Mencegah / mengatasi
hipotermi
3 Mencegah / mengatasi
dehidrasi
4 Mengatasi gangguan
elektrolit
5 Mengobati infeksi
6 Mengatasi kekurangan
zat gizi mikro
Tanpa Fe Dengan Fe
7 Memberikan makanan
stabilisasi & transisi
8 Memberikan makanan
tumbuh kejar
9 Memberikan stimulasi
10 Mempersiapkan tindak
Tatalaksana Gizi Pada Anak Gizi Buruk
Tujuan terapi gizi:
Memberikan makanan tinggi kalori, protein dan cukup
vitamin-mineral secara bertahap, guna mencapai
status gizi yang optimal.
Fase stabilitasi  untuk mencegah / mengatasi
hipoglikemi, hipotermi dan dehidrasi
Fase transisi / rehabilitasi  “tumbuh kejar”
6
Prinsip Diet Anak Gizi Buruk
Tahapan Cairan Energi Protein
1. Stabilisasi
a) Tanpa 130 ml 80-100 Kal 1,0-1,5 g
Edema berat
b) Dengan 100 ml 80-100 Kal 1,0-1,5 g
Edema berat
2. Transisi 150 ml 100-150 Kal 2,0-3,0 g
3. Rehabilitasi 150-200 ml 150-200 Kal 3,0-4,0 g
Catatan : Dosis di atas untuk 1 kg BB dlm 24 jam
PRINSIP MAKANAN
TAHAP STABILISASI
1. CUKUP ENERGI, TETAPI TIDAK TINGGI ENERGI
2. RENDAH PROTEIN
3. CUKUP KALIUM
4. RENDAH NATRIUM
5. DALAM DOSIS KECIL & SERING
7
MAKANAN TAHAP STABILISASI
ADALAH F 75 ATAU F 75 MODIFIKASI
DENGAN CIRI-CIRI SETIAP 100 ml BERISI :
• Energi sebesar 75 Kal
• Protein sebesar 0,9 g
• KCl sebesar 0,2 g
Fase Stabilisasi
Makanan stabilisasi
• Peningkatan jumlah formula diberikan secara bertahap
• Tujuan terapi gizi pada fase stabilisasi adalah memberikan
makanan awal (starter) supaya anak dalam kondisi stabil.
• Hipo osmolar, rendah laktosa, porsi kecil dan sering
• Setiap 100 ml mengandung energi 75 kal, protein 0,9 gram
dan KCl 0,2 g
• Dosis F-75 dapat dilihat dalam tabel pemberian F-75 , baik
tanpa edema berat maupun dengan edema berat sesuai BB
anak
Rehidrasi
• Bila diare / muntah / dehidrasi, anak diberikan resomal.
• 2 jam pertama, resomal diberikan setiap ½ jam , 10 jam
berikutnya berselang seling setiap 1 jam dengan F-75
8
ZAT GIZI STABILISASI
(hari ke 1-7)
Energy 80 – 100 kkal/kgBB/hr
Protein 1 – 1,5 gram/kgBB/hr
Cairan 130 ml/kgBB/hr atau 100 ml/kgBB/hr bila ada edema
berat
Fe
Tablet besi / folat (sulfas ferosus 200 mg + 0,25 mg
asam folat), Sirup besi (sulfas ferosus 150 ml berisi 1-3
mg elemental Fe)
Tidak diberikan pada tahap ini
Vitamin A
 Bayi umur < 6 bln
 Bayi umur 6 – 11 bln
 Balita umur 12 – 60 bln
1 kapsul -> hari ke 1, 1 kapsul-> hari ke 2, bila ada
xeropthalmia
atau campak dlm 3 bulan terakhir
½ kapsul Vitamin A dosis 100.000 SI (warna Biru)
1 kapsul Vitamin A dosis 100.000 SI (warna Biru)
1 kapsul Vitamin A dosis 200.000 SI (warna Merah)
Vitamin lain
 Vitamin C
 Vitamin B kompleks
 Asam folat
Diberikan pada tahap ini dlm bentuk multi-vitamin
Diberikan 5 mg hari ke 1, selanjutnya 1 mg/hr
Mineral lain
 Zinc
 Kalium
 Natrium
 Magnesium
 Cuprum
Diberikan dalam bentuk elektrolit/mineral, pemberiannya
dicampur kedalam resomal, F-75, F-100 dan F-135 (dosis
pemberiannya lihat cara membuat cairan resomal dan larutan
elektrolit,
Terapi gizi pada fase stabilisasi & makanan formula yg diperlukan
Jadwal pemberian makanan pada fase stabilisasi
FASE WAKTU
PEMBERIAN JENIS MAKANAN FREKUENSI
JUMLAH CAIRAN (ml) SETIAP
MINUM MENURUT BB BALITA
Stabili
sasi
Hari 1 – 2 • F75 / modifikasi
• ASI
12 x
Bebas
LIHAT TABEL PEDOMAN F-75
(Buku I – hal 19 – 20)
(Buku II – hal 15 – 16)
Hari 3 – 7 • F75 / modifikasi
• ASI
6x–8x
Bebas
LIHAT TABEL PEDOMAN F-75
(Buku I – hal 19 – 20)
(Buku II – hal 15 – 16)
9
CONTOH PEMBUATAN F 75
400 ml, SUSU DSM
JENIS
BAHAN
JUMLAH
BAHAN
KANDUNGAN
ENERGI
KANDUNGAN
PROTEIN
SUSU
BUBUK
10 g 36,2 Kal 3,6 g
GULA PASIR 40,2 g 146,5 Kal 0 g
MINYAK
SAWIT
13 g 117,3 Kal 0 g
KCl 0,8 g 0 Kal 0 g
AIR Ditambahkan air
sampai volume
menjadi 400 ml
0 Kal 0 g
JUMLAH 400 ml 300 Kal 3,6 g
ZAT GIZI FASE TRANSISI (hari ke 8 - 14)
Energy 100 – 150 kkal/kgBB/hr
Protein 2 – 3 gram/kgBB/hr
Cairan 150 ml/kgBB/hr
Fe
Tablet besi / folat (sulfas ferosus 200 mg +
0,25 mg asam folat), Sirup besi (sulfas
ferosus 150 ml mengandung 1-3 mg
elemental Fe)
Belum diberikan pada tahap ini
Vitamin A
• Bayi umur < 6 bln
• Bayi umur 6 – 11 bln
• Balita umur 12 – 60 bln
Vitamin lain
• Vitamin C
• Vitamin B kompleks
• Asam folat
Diberikan sbg.multivitamin
H-1 : 5 mg, selanjutnya 1 mg/h
Mineral lain
• Zinc
• Kalium
• Natrium
• Magnesium
• Cuprum
Diberikan dalam bentuk elektrolit/mineral, pemberiannya
dicampur kedalam resomal, F-75, F-100 dan F-135 (dosis
pemberiannya lihat cara membuat cairan resomal dan larutan
elektrolit, Buku II hal.14)
Kebutuhan gizi pada fase transisi
10
FASE
WAKTU
PEMBERIAN JENIS MAKANAN FREKUENSI
JUMLAH CAIRAN (ml) SETIAP
MINUM MENURUT BB BALITA
Transisi Hari 8-14 • F100 / modifikasi
• ASI
6x
Bebas
LIHAT TABEL PEDOMAN
F-100
(Buku I – Hal 21)
Buku II – hal 15 - 16
Jadwal pemberian makanan pada fase transisi
Fase transisi
- Tujuan terapi gizi pada fase transisi adalah pada taraf ini anak mulai
stabil, dan untuk memperbaiki jaringan tubuh yang rusak (catch up)
- Setiap 100 ml F100 mengandung energi 100 kal dan protein 2,7 - 2,9 gram
MAKANAN TAHAP TRANSISI
ADALAH F 100, DENGAN CIRI-CIRI
SETIAP 100 ML MENGANDUNG :
1. Energi sebesar 100 Kal
2. Protein sebesar 2,0-2,9 g
3. KCl sebesar 0,2 g
11
CONTOH PEMBUATAN F 100
400 ml, SUSU FC
JENIS
BAHAN
JUMLAH
BAHAN
KANDUNGAN
ENERGI
KANDUNGAN
PROTEIN
SUSU
BUBUK
42,9 g 212,4 Kal 10,8 g
GULA PASIR 33 g 120 Kal 0 g
MINYAK
SAWIT
7,5 g 67,6 Kal 0 g
KCl 0,8 g 0 Kal 0 g
AIR Ditambahkan air
sampai volume
menjadi 400 ml
0 Kal 0 g
JUMLAH 400 ml 400 Kal 10,8 g
ZAT GIZI FASE REHABILITASI (minggu ke 2 - 6)
Energy 150 – 200 kkal/kgBB/hr
Protein 3 – 4 gram/kgBB/hr
Cairan 150 – 200 ml/kgBB/hr
Fe
Tablet besi / folat (sulfas ferosus 200 mg +
0,25 mg asam folat), Sirup besi (sulfas ferosus
150 ml mengandung 1-3 mg elemental Fe)
Beri tiap hari selama 4 minggu untuk balita umur 6 bulan sampai 5 tahun:
Dosis lihat Buku I hal.13
Vitamin A
• Bayi umur < 6 bln
• Bayi umur 6 – 11 bln
• Balita umur 12 – 60 bln
Diberikan 1 kapsul hari ke 15, bila ada xeropthalmia atau campak dalam 3
bulan terakhir
Vitamin lain
• Vitamin C
• Vitamin B kompleks
• Asam folat
Diberikan sbg. Multivitamin
1 mg/hr
Mineral lain
• Zinc
• Kalium
• Natrium
• Magnesium
• Cuprum
Diberikan dalam bentuk elektrolit/mineral, pemberiannya dicampur
kedalam resomal, F-75, F-100 dan F-135 (dosis pemberiannya lihat cara
membuat cairan resomal dan larutan elektrolit,
Kebutuhan Gizi pada fase rehabilitasi dan makanan formula
yang diperlukan
12
Cara Membuat ReSoMal
Bubuk WHO-ORS utk 200 ml (*) : 1 pak
Gula pasir : 10 gram
Lar. elektrolit / mineral : 8 ml
Ditambah air sampai : 400 ml
Setiap 200 ml cairan Resomal : Na = 7.5 mEq,
K = 8 mEq dan Mg = 0,3 mEq
(*) Bubuk WHO-ORS / 200 ml : NaCl = 0.52 g,
trisodium citrat dihidrat = 0,58 g, KCl = 0,3 g,
glukosa = 2,7 g
ReSoMal
(Rehydration Solution for Malnutrition)
Modifikasi ReSoMal
Bubuk WHO-ORS utk 200 ml : 1 pak
Gula pasir : 10 gr
Bubuk KCl : 0,8 gr
Ditambah air sampai : 400 ml
Karena tidak mengandung Mg, Zn dan Cu 
dapat diberi jus buah2an sumber mineral tsb, atau
diberi MgSO4 50 % i.m, dosis 0,3 ml/kg bb/hr
maksimum 2 ml dan ZnSO4 4 mg/kg bb/hr oral ( ~ 1
mg Zn elemen)
13
MODIFIKASI RESOMAL
NAMA BAHAN JUMLAH BAHAN
ORALIT 1 bungkus a 200 ml
GULA PASIR 10 g
KCl 0,8 g
AIR Ditambahkan air sampai
volume menjadi 400 ml
CATATAN : Kadar NaCl = 0,45 %
Larutan Elektrolit / Mineral
KCl : 224 g
Tripotasium citrat : 81 g
MgCl2.6H2) : 76 g
Zn acetat 2 H2O : 8.2 g
CuSO4.5H2O : 1.4 g
Ditambah air sampai : 2.5 L
14
Bahan Makanan Per 1000
ml F 75 F100 F 135
Formula WHO
Susu skim bubuk g 25 85 90
Gula pasir g 100 50 65
Minyak sayur g 30 60 75
Larutan Elektrolit ml 20 20 27
Tambahan air s/d ml 1000 1000 1000
NILAI GIZI
Energi kkal 750 1000 1350
Protein g 9 29 33
Laktosa g 13 42 48
Kalium mmol 36 59 63
Natrium mmol 6 19 22
Magnesium mmol 4,3 7,3 8
Seng mg 20 23 30
Tembaga (Cu) mg 2,5 2,5 3,4
% Energi Protein - 5 12 10
% Energi Lemak - 36 53 57
Osmolaritas mosm/l 413 419 508
Bahan Makanan F75
I
F75
II
F75
III M ½ F100 M 1 M II F135 M III
Susu skim bubuk (g) 25 - - 100 - 100 100 - -
Susu full cream (g) - 35 - - 110 - - 25 120
Susu sapi segar (ml) - - 300 - - - - - -
Gula pasir (g) 70 70 70 50 50 50 50 75 75
Tepung beras (g) 35 35 35 - - - - 50 -
Tempe (g) - - - - - - - 150 -
Minyak sayur (g) 27 17 17 25 30 50 - 60 -
Margarin (g) - - - - - - 50 - 50
Larutan elektrolit
(ml) 20 20 20 - 20 - - 27 -
Tambahan air s/d
(ml) 1000 1000 1000 1000 1000 1000 1000 1000 1000
Modifikasi formula WHO
15
Cara membuat formula WHO F 75
Formula WHO 75
Campurkan susu skim, gula, minyak sayur, dan larutan
elektrolit, diencerkan dengan air hangat sedikit demi sedikit
sambil diaduk sampai homogen dan volume menjadi 1000 ml.
Larutan ini bisa langsung diminum. Masak selama 4 menit,
bagi balita yang disentri atau diare persisten
Formula WHO 75 Modifikasi : *)
Campurkan susu skim/full cream/susu segar, gula, tepung,
minyak. Tambahkan air sehingga mencapai 1 liter dan didihkan
sambil diaduk-aduk hingga larut selama 5 – 7 menit
Cara pembuatan formula WHO F 100
Formula F 100
Campurkan susu skim, gula, minyak sayur, dan larutan
elektrolit, diencerkan dengan air hangat sedikit demi sedikit
sambil diaduk sampai homogen dan volume menjadi 1000 ml.
Larutan ini bisa langsung diminum atau dimasak dulu selama 4
menit
Formula WHO 100 Modifikasi : *)
Campurkan susu skim/full cream/, gula, minyak. Tambahkan
air hangat sedikit demi sedikit sambil diaduk hingga homogen,
sehingga mencapai 1 liter. Larutan ini bisa langsung diminum
atau dimasak dulu selama 4 menit
16
Cara membuat formula WHO F 135
Formula WHO 135
Campurkan susu skim, gula, minyak sayur, dan larutan
elektrolit, diencerkan dengan air hangat sedikit demi sedikit
sambil diaduk sampai homogen dan volume menjadi 1000 ml.
Larutan ini bisa langsung diminum atau dimasak dulu selama 4
menit.
Formula WHO 135 Modifikasi : *)
Tempe dikukus hingga matang, kemudian dihaluskan dengan
ulekan (blender, dengan ditambah air). Selanjutnya tempe
yang sudah halus disaring dengan air secukupnya. Tambahkan
susu, gula, tepung beras, minyak dan larutan elektrolit.
Tambahkan air sampai 1000 ml, masak hingga mendidih
selama 5 – 7 menit.

DIPOSKAN OLEH SOLUSI TERBAIK DI 02.17 

LABEL: KRITERIA GIZI BURUK, MAKANAN FORMULA

TIDAK ADA KOMENTAR:

POSKAN KOMENTAR

Posting Lebih BaruPosting LamaBeranda

Langganan: Poskan Komentar (Atom)

CARI BLOG INI

MAKANAN FORMULA
1
MAKANAN FORMULA WHO
dr. Benny Soegianto, MPH
KONSUMEN DARI MAKANAN
FORMULA WHO
Anak Gizi Buruk
1. Tahap Stabilisasi
2. Tahap Transisi
3. Tahap Rehabilitasi (Tumbuh Kejar)
2
KRITERIA GIZI BURUK
(WHO-1998)
1. Secara klinis anak sangat kurus dan secara
antropometris BB/PB < - 3 SD
atau
2. Secara klinis anak kurus disertai edema pada kedua
kaki dan secara antropometris BB/PB < - 2 SD
Dasar Pertimbangan Penyusunan
Makanan Formula WHO
KEADAAN FAAL TUBUH ANAK GIZI BURUK
SANGAT BERBEDA
DARI FAAL TUBUH ANAK TIDAK GIZI BURUK
3
MACAM MAKANAN FORMULA WHO
1. Formula 75
2. Formula 75 modifikasi
3. Formula 100
4. Formula 135
KONDISI FAAL TUBUH
ANAK GIZI BURUK
1. Metabolisme dasar sangat rendah
2. Produksi ATP sangat terbatas
3. Berbagai fungsi tubuh mengalami “Shut down”
4. Tubuh sangat kekurangan “Kalium”
5. Terjadi “ Hiper Natremia Intra Sel”
6. Terjadi kekurangan Mg, Cu dan Zn
4
Kondisi Anak Gizi Buruk
Pada tahap Stabilisasi
Sangat rentan terhadap makanan dan minuman :
1. Berkadar NaCl tinggi, >= 0,45 g / 100 ml
2. Berkadar Energi tinggi, >= 75 Kal / 100 ml
3. Berkadar Protein tinggi, >= 0,9 g / 100 ml
PENYAKIT PENYERTA
ANAK GIZI BURUK
ANAK GIZI BURUK DIBAWA BEROBAT KARENA
MENDERITA :
DIAREA
ISPA
5
10 Langkah Utama Tatalaksana Gizi Buruk
No Tindakan
Stabilisasi Transisi Rehabilitas
i
Tindak
lanjut
Hr 1 - 3 Hr 3 -7 Hr 8 -14 Mg 3 - 6 Mg 7- 26
1 Mencegah / mengatasi
hipoglikemi
2 Mencegah / mengatasi
hipotermi
3 Mencegah / mengatasi
dehidrasi
4 Mengatasi gangguan
elektrolit
5 Mengobati infeksi
6 Mengatasi kekurangan
zat gizi mikro
Tanpa Fe Dengan Fe
7 Memberikan makanan
stabilisasi & transisi
8 Memberikan makanan
tumbuh kejar
9 Memberikan stimulasi
10 Mempersiapkan tindak
Tatalaksana Gizi Pada Anak Gizi Buruk
Tujuan terapi gizi:
Memberikan makanan tinggi kalori, protein dan cukup
vitamin-mineral secara bertahap, guna mencapai
status gizi yang optimal.
Fase stabilitasi  untuk mencegah / mengatasi
hipoglikemi, hipotermi dan dehidrasi
Fase transisi / rehabilitasi  “tumbuh kejar”
6
Prinsip Diet Anak Gizi Buruk
Tahapan Cairan Energi Protein
1. Stabilisasi
a) Tanpa 130 ml 80-100 Kal 1,0-1,5 g
Edema berat
b) Dengan 100 ml 80-100 Kal 1,0-1,5 g
Edema berat
2. Transisi 150 ml 100-150 Kal 2,0-3,0 g
3. Rehabilitasi 150-200 ml 150-200 Kal 3,0-4,0 g
Catatan : Dosis di atas untuk 1 kg BB dlm 24 jam
PRINSIP MAKANAN
TAHAP STABILISASI
1. CUKUP ENERGI, TETAPI TIDAK TINGGI ENERGI
2. RENDAH PROTEIN
3. CUKUP KALIUM
4. RENDAH NATRIUM
5. DALAM DOSIS KECIL & SERING
7
MAKANAN TAHAP STABILISASI
ADALAH F 75 ATAU F 75 MODIFIKASI
DENGAN CIRI-CIRI SETIAP 100 ml BERISI :
• Energi sebesar 75 Kal
• Protein sebesar 0,9 g
• KCl sebesar 0,2 g
Fase Stabilisasi
Makanan stabilisasi
• Peningkatan jumlah formula diberikan secara bertahap
• Tujuan terapi gizi pada fase stabilisasi adalah memberikan
makanan awal (starter) supaya anak dalam kondisi stabil.
• Hipo osmolar, rendah laktosa, porsi kecil dan sering
• Setiap 100 ml mengandung energi 75 kal, protein 0,9 gram
dan KCl 0,2 g
• Dosis F-75 dapat dilihat dalam tabel pemberian F-75 , baik
tanpa edema berat maupun dengan edema berat sesuai BB
anak
Rehidrasi
• Bila diare / muntah / dehidrasi, anak diberikan resomal.
• 2 jam pertama, resomal diberikan setiap ½ jam , 10 jam
berikutnya berselang seling setiap 1 jam dengan F-75
8
ZAT GIZI STABILISASI
(hari ke 1-7)
Energy 80 – 100 kkal/kgBB/hr
Protein 1 – 1,5 gram/kgBB/hr
Cairan 130 ml/kgBB/hr atau 100 ml/kgBB/hr bila ada edema
berat
Fe
Tablet besi / folat (sulfas ferosus 200 mg + 0,25 mg
asam folat), Sirup besi (sulfas ferosus 150 ml berisi 1-3
mg elemental Fe)
Tidak diberikan pada tahap ini
Vitamin A
 Bayi umur < 6 bln
 Bayi umur 6 – 11 bln
 Balita umur 12 – 60 bln
1 kapsul -> hari ke 1, 1 kapsul-> hari ke 2, bila ada
xeropthalmia
atau campak dlm 3 bulan terakhir
½ kapsul Vitamin A dosis 100.000 SI (warna Biru)
1 kapsul Vitamin A dosis 100.000 SI (warna Biru)
1 kapsul Vitamin A dosis 200.000 SI (warna Merah)
Vitamin lain
 Vitamin C
 Vitamin B kompleks
 Asam folat
Diberikan pada tahap ini dlm bentuk multi-vitamin
Diberikan 5 mg hari ke 1, selanjutnya 1 mg/hr
Mineral lain
 Zinc
 Kalium
 Natrium
 Magnesium
 Cuprum
Diberikan dalam bentuk elektrolit/mineral, pemberiannya
dicampur kedalam resomal, F-75, F-100 dan F-135 (dosis
pemberiannya lihat cara membuat cairan resomal dan larutan
elektrolit,
Terapi gizi pada fase stabilisasi & makanan formula yg diperlukan
Jadwal pemberian makanan pada fase stabilisasi
FASE WAKTU
PEMBERIAN JENIS MAKANAN FREKUENSI
JUMLAH CAIRAN (ml) SETIAP
MINUM MENURUT BB BALITA
Stabili
sasi
Hari 1 – 2 • F75 / modifikasi
• ASI
12 x
Bebas
LIHAT TABEL PEDOMAN F-75
(Buku I – hal 19 – 20)
(Buku II – hal 15 – 16)
Hari 3 – 7 • F75 / modifikasi
• ASI
6x–8x
Bebas
LIHAT TABEL PEDOMAN F-75
(Buku I – hal 19 – 20)
(Buku II – hal 15 – 16)
9
CONTOH PEMBUATAN F 75
400 ml, SUSU DSM
JENIS
BAHAN
JUMLAH
BAHAN
KANDUNGAN
ENERGI
KANDUNGAN
PROTEIN
SUSU
BUBUK
10 g 36,2 Kal 3,6 g
GULA PASIR 40,2 g 146,5 Kal 0 g
MINYAK
SAWIT
13 g 117,3 Kal 0 g
KCl 0,8 g 0 Kal 0 g
AIR Ditambahkan air
sampai volume
menjadi 400 ml
0 Kal 0 g
JUMLAH 400 ml 300 Kal 3,6 g
ZAT GIZI FASE TRANSISI (hari ke 8 - 14)
Energy 100 – 150 kkal/kgBB/hr
Protein 2 – 3 gram/kgBB/hr
Cairan 150 ml/kgBB/hr
Fe
Tablet besi / folat (sulfas ferosus 200 mg +
0,25 mg asam folat), Sirup besi (sulfas
ferosus 150 ml mengandung 1-3 mg
elemental Fe)
Belum diberikan pada tahap ini
Vitamin A
• Bayi umur < 6 bln
• Bayi umur 6 – 11 bln
• Balita umur 12 – 60 bln
Vitamin lain
• Vitamin C
• Vitamin B kompleks
• Asam folat
Diberikan sbg.multivitamin
H-1 : 5 mg, selanjutnya 1 mg/h
Mineral lain
• Zinc
• Kalium
• Natrium
• Magnesium
• Cuprum
Diberikan dalam bentuk elektrolit/mineral, pemberiannya
dicampur kedalam resomal, F-75, F-100 dan F-135 (dosis
pemberiannya lihat cara membuat cairan resomal dan larutan
elektrolit, Buku II hal.14)
Kebutuhan gizi pada fase transisi
10
FASE
WAKTU
PEMBERIAN JENIS MAKANAN FREKUENSI
JUMLAH CAIRAN (ml) SETIAP
MINUM MENURUT BB BALITA
Transisi Hari 8-14 • F100 / modifikasi
• ASI
6x
Bebas
LIHAT TABEL PEDOMAN
F-100
(Buku I – Hal 21)
Buku II – hal 15 - 16
Jadwal pemberian makanan pada fase transisi
Fase transisi
- Tujuan terapi gizi pada fase transisi adalah pada taraf ini anak mulai
stabil, dan untuk memperbaiki jaringan tubuh yang rusak (catch up)
- Setiap 100 ml F100 mengandung energi 100 kal dan protein 2,7 - 2,9 gram
MAKANAN TAHAP TRANSISI
ADALAH F 100, DENGAN CIRI-CIRI
SETIAP 100 ML MENGANDUNG :
1. Energi sebesar 100 Kal
2. Protein sebesar 2,0-2,9 g
3. KCl sebesar 0,2 g
11
CONTOH PEMBUATAN F 100
400 ml, SUSU FC
JENIS
BAHAN
JUMLAH
BAHAN
KANDUNGAN
ENERGI
KANDUNGAN
PROTEIN
SUSU
BUBUK
42,9 g 212,4 Kal 10,8 g
GULA PASIR 33 g 120 Kal 0 g
MINYAK
SAWIT
7,5 g 67,6 Kal 0 g
KCl 0,8 g 0 Kal 0 g
AIR Ditambahkan air
sampai volume
menjadi 400 ml
0 Kal 0 g
JUMLAH 400 ml 400 Kal 10,8 g
ZAT GIZI FASE REHABILITASI (minggu ke 2 - 6)
Energy 150 – 200 kkal/kgBB/hr
Protein 3 – 4 gram/kgBB/hr
Cairan 150 – 200 ml/kgBB/hr
Fe
Tablet besi / folat (sulfas ferosus 200 mg +
0,25 mg asam folat), Sirup besi (sulfas ferosus
150 ml mengandung 1-3 mg elemental Fe)
Beri tiap hari selama 4 minggu untuk balita umur 6 bulan sampai 5 tahun:
Dosis lihat Buku I hal.13
Vitamin A
• Bayi umur < 6 bln
• Bayi umur 6 – 11 bln
• Balita umur 12 – 60 bln
Diberikan 1 kapsul hari ke 15, bila ada xeropthalmia atau campak dalam 3
bulan terakhir
Vitamin lain
• Vitamin C
• Vitamin B kompleks
• Asam folat
Diberikan sbg. Multivitamin
1 mg/hr
Mineral lain
• Zinc
• Kalium
• Natrium
• Magnesium
• Cuprum
Diberikan dalam bentuk elektrolit/mineral, pemberiannya dicampur
kedalam resomal, F-75, F-100 dan F-135 (dosis pemberiannya lihat cara
membuat cairan resomal dan larutan elektrolit,
Kebutuhan Gizi pada fase rehabilitasi dan makanan formula
yang diperlukan
12
Cara Membuat ReSoMal
Bubuk WHO-ORS utk 200 ml (*) : 1 pak
Gula pasir : 10 gram
Lar. elektrolit / mineral : 8 ml
Ditambah air sampai : 400 ml
Setiap 200 ml cairan Resomal : Na = 7.5 mEq,
K = 8 mEq dan Mg = 0,3 mEq
(*) Bubuk WHO-ORS / 200 ml : NaCl = 0.52 g,
trisodium citrat dihidrat = 0,58 g, KCl = 0,3 g,
glukosa = 2,7 g
ReSoMal
(Rehydration Solution for Malnutrition)
Modifikasi ReSoMal
Bubuk WHO-ORS utk 200 ml : 1 pak
Gula pasir : 10 gr
Bubuk KCl : 0,8 gr
Ditambah air sampai : 400 ml
Karena tidak mengandung Mg, Zn dan Cu 
dapat diberi jus buah2an sumber mineral tsb, atau
diberi MgSO4 50 % i.m, dosis 0,3 ml/kg bb/hr
maksimum 2 ml dan ZnSO4 4 mg/kg bb/hr oral ( ~ 1
mg Zn elemen)
13
MODIFIKASI RESOMAL
NAMA BAHAN JUMLAH BAHAN
ORALIT 1 bungkus a 200 ml
GULA PASIR 10 g
KCl 0,8 g
AIR Ditambahkan air sampai
volume menjadi 400 ml
CATATAN : Kadar NaCl = 0,45 %
Larutan Elektrolit / Mineral
KCl : 224 g
Tripotasium citrat : 81 g
MgCl2.6H2) : 76 g
Zn acetat 2 H2O : 8.2 g
CuSO4.5H2O : 1.4 g
Ditambah air sampai : 2.5 L
14
Bahan Makanan Per 1000
ml F 75 F100 F 135
Formula WHO
Susu skim bubuk g 25 85 90
Gula pasir g 100 50 65
Minyak sayur g 30 60 75
Larutan Elektrolit ml 20 20 27
Tambahan air s/d ml 1000 1000 1000
NILAI GIZI
Energi kkal 750 1000 1350
Protein g 9 29 33
Laktosa g 13 42 48
Kalium mmol 36 59 63
Natrium mmol 6 19 22
Magnesium mmol 4,3 7,3 8
Seng mg 20 23 30
Tembaga (Cu) mg 2,5 2,5 3,4
% Energi Protein - 5 12 10
% Energi Lemak - 36 53 57
Osmolaritas mosm/l 413 419 508
Bahan Makanan F75
I
F75
II
F75
III M ½ F100 M 1 M II F135 M III
Susu skim bubuk (g) 25 - - 100 - 100 100 - -
Susu full cream (g) - 35 - - 110 - - 25 120
Susu sapi segar (ml) - - 300 - - - - - -
Gula pasir (g) 70 70 70 50 50 50 50 75 75
Tepung beras (g) 35 35 35 - - - - 50 -
Tempe (g) - - - - - - - 150 -
Minyak sayur (g) 27 17 17 25 30 50 - 60 -
Margarin (g) - - - - - - 50 - 50
Larutan elektrolit
(ml) 20 20 20 - 20 - - 27 -
Tambahan air s/d
(ml) 1000 1000 1000 1000 1000 1000 1000 1000 1000
Modifikasi formula WHO
15
Cara membuat formula WHO F 75
Formula WHO 75
Campurkan susu skim, gula, minyak sayur, dan larutan
elektrolit, diencerkan dengan air hangat sedikit demi sedikit
sambil diaduk sampai homogen dan volume menjadi 1000 ml.
Larutan ini bisa langsung diminum. Masak selama 4 menit,
bagi balita yang disentri atau diare persisten
Formula WHO 75 Modifikasi : *)
Campurkan susu skim/full cream/susu segar, gula, tepung,
minyak. Tambahkan air sehingga mencapai 1 liter dan didihkan
sambil diaduk-aduk hingga larut selama 5 – 7 menit
Cara pembuatan formula WHO F 100
Formula F 100
Campurkan susu skim, gula, minyak sayur, dan larutan
elektrolit, diencerkan dengan air hangat sedikit demi sedikit
sambil diaduk sampai homogen dan volume menjadi 1000 ml.
Larutan ini bisa langsung diminum atau dimasak dulu selama 4
menit
Formula WHO 100 Modifikasi : *)
Campurkan susu skim/full cream/, gula, minyak. Tambahkan
air hangat sedikit demi sedikit sambil diaduk hingga homogen,
sehingga mencapai 1 liter. Larutan ini bisa langsung diminum
atau dimasak dulu selama 4 menit
16
Cara membuat formula WHO F 135
Formula WHO 135
Campurkan susu skim, gula, minyak sayur, dan larutan
elektrolit, diencerkan dengan air hangat sedikit demi sedikit
sambil diaduk sampai homogen dan volume menjadi 1000 ml.
Larutan ini bisa langsung diminum atau dimasak dulu selama 4
menit.
Formula WHO 135 Modifikasi : *)
Tempe dikukus hingga matang, kemudian dihaluskan dengan
ulekan (blender, dengan ditambah air). Selanjutnya tempe
yang sudah halus disaring dengan air secukupnya. Tambahkan
susu, gula, tepung beras, minyak dan larutan elektrolit.
Tambahkan air sampai 1000 ml, masak hingga mendidih
selama 5 – 7 menit.
Kesimpulan Gizi Buruk
Gizi Buruk adalah terlihat sangat kurus dan atau edema, dengan Growth Chart dibawah -3SD
baik itu PB maupun BB.
Rangenya :
< -3 SD = sangat kurus ( gizi buruk )
-3 SD – ( -2 SD ) = kurus ( gizi kurang )
-2 Sd - +2SD = normal ( gizi baik )
>+2SD = gemuk ( gizi lebih )
 Ada 3 jenis :
1. Gizi buruk dengan edema ( Kwarshiorkor )
Edemanya bersifat pitting edema ( jika dicubit maka akan terlihat bekas cubitan ).
Ada 3 derajat :
+ = hanya kedua punggung kaki
++ = kedua tungkai dan lengan bawah
+++ = edema seluruh tubuh ( wajah dan perut )
Dengan melihat derajatnya, kita dapat memperkirakan cairan yang seharusnya diberikan.
Perubahan yang terjadi antara lain :
    Hipotrofi otot
Adanya Crazy Pavement Dermatosis : Muncul bercak merah muda yang meluas dan
berubah menjadi coklat kehitaman dan mengelupas
Rambut merah, mudah dicabut

Hepatomegali
 
2. Gizi buruk tanpa edema ( Marasmus )
Gizi buruk tanpa edema. Perubahan yang terjadi :
Terlihat sangat kurus, sehingga seperti tulang dilapisi kulit.
Wajah keriput seperti orang tua
Kulit bokong dan paha juga keriput karena jaringan lemak subkutan yang sedikit/tidak ada
sehingga terlihat seperti celana yang longgar ( Baggy Pants )
Perut umumnya cekung
Ditemui Piano Sign atau Iga Gambang
Rambut Hitam
Atrofi Otot
3. Marasmickwarshiorkor
    Ditemukan manifes dari 2 jenis seblumnya.
 
Tata cara pemeriksaan anak gizi buruk
Anamnesis awal – untuk mengetahui 3 tanda bahaya :

1. Syok / Renjatan
2. Letargis/ Gangguan kesadaran
3. Dehidrasi/Diare/Muntah
Atau Kedaruratan Medis –
4. Hipoglikemia
5. Hipotermi
 
Pada pem. Fisik lanjut, temukan apakah ada tanda2 def. Vit. A
Analisis diet :
Food recall : kuantitas makanan
Food frequency : kualitas makanan
 
4 Fase Perawatan dan Pengobatan Gizi buruk
**Semua formula dibuat dalam 100 ml cairan yang harus mengandung energi,protein,
dan mineral sesuai kebutuhan setiap fase.
Jadi perbedaan F75 dan F100 adalah kandungan energi F75 adalah 75kalori sedangkan
dalam F100 mengandung 100kalori.
 
1. Fase Stabilisasi (umumnya 1-2 hari )
    Atasi kedaruratannya
    Pemberian Formula F75
        Energi 80-100 /kgBB/hari
        Protein 1-1,5 gr/KgBB/hari
        Cairan : u/ edema 100ml/kgBB
        u/ non edema 130ml/kgBB
    Tidak boleh diberikan tablet besi
 
2. Fase Transisi ( umumnya 5-7 hari )
    Masa transisi, berikan adaptasi tubuh untuk menerima peningkatan pemberian kalori
dengan pemberian bertahap.
    Energi 100-150/kgBB/hari
    Protein 2-3 gr/KgBB/hari
    Cairan F75-F100 atau 150ml/kgBB/hari
 
3. Fase Rehabilitasi ( 2-4 minggu )
    Fase tumbuh kejar untuk mengembalikan jumlah jaringan yang hilang. Tingkatkan
pemberian energi sesuai kemampuan.
    Energi 150-220/kgBB/hari
    Protein 4-6 g/KgBB/hari
    Cairan F100 atau 150-200ml/KgBB/hari
    Bisa ditambahkan makanan secara bertahap
 
4. Fase Tindak Lanjut ( 4- 5 bulan )
    Setelah rawat inap, pasien pulan dan Terus lakukan Fase tumbuh kejar dengan pemberian
F100.
    Kontrol setiap 2 minggu pada bulan 1, dan 2.
    Kontrol setiap bulan selanjutnya
    Lengkapi imunisasi, imunisasi hanya boleh dilakukan setelah fase rehabilitasi.
    Perhatikan asupan Vit. A
    Obati penyakit penyerta
    Dan koseling gizi pada ibu.

10 Langkah tatalaksana anak gizi buruk

1. Dianggap hipoglikemi : <3 mmol/L atau 54 mg/dL. Jika tidak ada peralatan yang dapat
digunakan untuk menilai gula darah, semua anak gizi buruk dianggap hipoglikemia.
Penanganan :
    
2. Suhu Aksila < 36 ⁰C ukur selama 5 menit. Biasanya bersama hipoglikemi.
Jika ada hipoglikemia + hipotermia = infeksi serius, dan harus ditangani ketiganya.
Penanganan :

3. Cegah dan tangani Dehidrasi


Temukan Tanda2 Dehindrasi ada 8 :
 

 
Penangan Dehidrasi
Beri ReSoMal ( Rehydration Solution for Malnutrion ) adalah oralit yang dincerkan 2x
( berdasarkan kadar Na agar tidak terjadi hyperosmoloratis > Hypervolemia vaskular >
gagal jantung ), ditambah dengan gula pasir dan elektrolit( K, Mg, Cu, Zn ) u / mix mineral.
Jika mix mineral/elektrolit tidak ada bisa dibuat ReSoMal pengganti.
 
4. Untuk memperbaiki keseimbangan elektrolit, biasanya anak Gizi buruk memiliki K<Na,
jadi K bisa dimasukkan didalam formula F75,100, dan ReSoMal.
 
5. Pengobatan Infeksi jelas / tidak ada komplikasi : kotrimoksazol oral selama 5 hari
Ada komplikasi : gentamisin iv/im selama 7 hari + ampsilin iv/im 2 hari, lanjutkan amoxilin
selama 5 hari.
Dalam 48 jam tidak membaik berikan kloramfenikol selama 10 hari.
Jika ada infeksi khsusus, berikan antibiotik sesuai penyebab.
 
6. Kekurangan gizi mikro : Berikan Vit A,B,C, asam folat, dan zat besi.
    Fe diberikan setelah minggu kedua fase rehabilitasi
    Gejala def. Vit A :
        Bercak Bitot ( Bitot Spot )
        Nanah / radang
        Kornea keruh
        Ulkus kornea
        Pernah sakit campak 3 bulan terakhir
Tatalaksananya beri kapsul sesuai umur hingga hari ke 15. Jika tidak ditemui gejala seperti
diatas cukup diberikan pada hari pertama dosis kapsul sesuai umur.
Dosisnya <6 bulan = ½ kapsul biru, 6-11 bln = 1 kapsul biru ( 100.000 SI ), 1-5 tahun = 1
kapsul merah ( 200.000 SI )
 
7. Berikan makanan utk stabilisasi dan transisi
 
8. Berikan makanan untuk tumbuh kejar ( rehabilitasi ) dan Fase tindak lanjut,
    Tambahan makanan : BB < 7 kg = makanan lembik
                BB ≥ 7 kg = makanan lunak
9. Berikan stimulasi tumbuh kembang
    Stimulasi 15-30 menit/sesi utk kemampuan yang belum tercapai.
    Aspek yang harus dipenuhi ada 4 :
    Motorik kasar
    Motorik halus
    Kemampuan Bicara dan Bahasa
    Kemampuasn bersosialisasi dan mandiri
 
10. Persiapan tindak lanjut di rumah.
    Anak boleh dipulangkan bila :
    1. Anak sadar/ aktif, edema sudah berkurang/hilang, dan nafsu makan baik.
    2. Tidak ada komplikasi.
    3. Ibu sudah mendapatkan konseling gizi dan mengerti cara merawatnya
Perawatan dan pemberian stimulus di rumah tetap dilakukan, dengan penuh perhatian orang
tua.
Kontrol ulang : Bulan pertama : 1x/minggu
        Bulan kedua : 2x/bulan atau 1x/2minggu
        Bulan ke-3 hingga 6 dan selanjutnya : 1x/bulan.
Dan lengkapi imunisasi dasar,
 
Hal yang harus diingat :
    1. Jangan berikan suplemen/tablet besi sebelum minggu ke2 fase rehabilitasi
    2. Jangan berikan cairan intravena, kecuali syok berat/dehidrasi
    3. Jangan memberikan protein terlalu tinggi
    4. Jangan memberikan obat diuretik pada edemanya ( Kwashiorkor ).
 

Anda mungkin juga menyukai