Anda di halaman 1dari 9

INDIKATOR MUTU UPAYA KESEHATAN PERSEORANGAN UPT PUSKESMAS WAGIR TAHUN 2020

FREKUENSI
NO INDIKATOR DEFINISI OPERASIONAL TARGET PENGUMPULAN
DATA

1 PELAYANAN FARMASI
Input Pengelola pelayanan farmasi Pengelola pelayanan farmasi adalah ≥ 60 % tiga bulan sekali
Apoteker/Tenaga Tekhnis Kefarmasian yang
mempunyai kompetensi sesuai dengan
Permenkes RI Nomor 74 Tahun 2016 Tentang
Standar Pelayanan Kefarmasian Di Puskesmas

Kesesuaian item obat yang tersedia dalam Formularium ≥ 80 % setiap bulan


Evaluasi kesesuaian item obat yang tersedia di
Puskesmas terhadap Fornas FKTP.
Perhitungan evaluasi kesesuaian item obat
yang tersedia dengan Fornas dilakukan setiap
bulan.
Ketersediaan obat dan vaksin terhadap 20 item obat 85% setiap bulan
indikator

Tersedianya obat dan vaksin untuk pelayanan


kesehatan dasar terhadap 20 item obat
indikator (Albendazol, Amoxicillin 500 mg,
Amoxicillin syr, Dexamethason tab, Diazepam
5 mg/ml amp, Epinefrin (Adrenalin) 0,1%
(sebagai HCL) amp, Fitomenadion (Vitamin K)
inj, Furosemide 40 mg/HCT, Garam Oralit,
Glibenklamid/Metformin, Captopril, Mg SO4 inj,
Magnesium Maleat 0,200 mg - 1 ml, Obat Anti
TB Dewasa, Oksitosin amp, Paracetamol 500
mg, Tablet Tambah Darah, Vaksin BCG,
Vaksin TT, Vaksin DPT/DPT-HB/DPT-HB-Hib),
Pemilihan obat dan vaksin 20 item tersebut
adalah sesuai dengan pedoman Indikator
Kinerja Kementerian pada Direktorat Tata
Kelola Obat Publik dan Perbekkes Ditjen
Farmalkes Kemkes RI. Penilaian ketersediaan
obat dan vaksin dilakukan setiap bulan.
FREKUENSI
NO INDIKATOR DEFINISI OPERASIONAL TARGET PENGUMPULAN
DATA
Fasilitas dan peralatan pelayanan farmasi ≥ 80 % dua kali satu tahun
Fasilitas dan peralatan pelayanan farmasi
adalah ruang, mesin dan peralatan yang harus
tersedia untuk pengelolaan dan pelayanan obat
sesuai dengan standar Permenkes RI Nomor
43 Tahun 2019 Tentang Puskesmas
Proses Waktu tunggu pelayanan obat jadi Waktu tunggu pelayanan obat jadi adalah ≤ 30 menit setiap bulan
tenggang waktu mulai pasien menyerahkan
resep sampai dengan menerima obat jadi
Waktu tunggu pelayanan obat racikan Waktu tunggu pelayanan obat racikan adalah ≤ 60 menit setiap bulan
tenggang waktu mulai pasien menyerahkan
resep sampai dengan menerima obat racikan

Penggunaan antibiotika pada penatalaksanaan ISPA non Penggunaan antibiotika pada penatalaksanaan ≤ 20 % setiap bulan
pneumonia kasus ISPA non pneumoni per lembar resep
terhadap seluruh kasus tersebut. Penggunaan
antibiotik pada penatalaksanaan kasus ISPA
Penggunaan antibiotika pada penatalaksanaan kasus diare Penggunaan antibiotika pada penatalaksanaan ≤ 8% setiap bulan
non-pneumonia memiliki batas toleransi
non spesifik kasus diare non spesifik terhadap seluruh
maksimal sebesar 20%. Data sampel diambil
kasus tersebut. Penggunaan antibiotik pd
dari resep dengan diagnosa penyakit misal
penatalaksanaan kasus diare non-spesifik
Penggunaan Injeksi pada Myalgia Penggunaan
seperti ISPA ats injeksi pada
(acute penatalaksanaan
upper respiratory tract ≤ 1% setiap bulan
memiliki batas toleransi maksimal 8 %. Diare
kasus myalgia
infection) terhadap
(diagnosa seluruh kasus
dokter/perawat tidak
Non Spesifik meliputi Gastroenteritis, penyebab
tersebut.
spesifik), Penggunaan
pilek (common injeksi
cold),pada
batuk-pilek,
tidak jelas, virus, dll (non bakterial). Data
penatalaksanaan
otitis media, obat kasus
sinusitis ataumyalgia
dalam dengan
kode batas
ICD X
Rerata item obat yang diresepkan Rerata
diambil item
jika diagnosaper lembar resep
ditulis diare terhadap
mencret atau ≤ 2,6 item setiap bulan
toleransi
berupa maksinal
J00, J01, 1%.J05,
J04, Data diambil
J06, J10, jika
J11.
seluruh kasus
sejenisnya atautersebut. Rerata
dalam kode ICDitem obat A09
X berupa
diagnosa ditulis nyeri otot, pegal-pegal sakit
perlembar
dan K52. resep dengan batas toleransi 2,6.
pinggang, atau sejenisnya yang tidak
Output Tidak adanya kejadian kesalahan pemberian obat Kesalahan
membutuhkan pemberian obat meliputi
injeksi (misal vitamin :B1) 100% setiap bulan
1. Salah dalam memberikan jenis obat
2. Salah dalam memberikan dosis
3. Salah orang
4. Salah jumlah
Penggunaan obat rasional Prosentase penggunaan antibiotika pada ≥ 68 % setiap bulan
penatalaksanaan kasus ISPA non pneumoni,
diare non spesifik, injeksi pada
penatalaksanaan kasus myalgia dan rerata
item obat per lembar resep terhadap seluruh
kasus tersebut.
FREKUENSI
NO INDIKATOR DEFINISI OPERASIONAL TARGET PENGUMPULAN
DATA
Outcome Kepuasan Pasien Pernyataan puas oleh pelanggan terhadap ≥ 80 % Setiap bulan
pelayanan farmasi
INDIKATOR MUTU UPAYA KESEHATAN PERSEORANGAN UPT PUSKESMAS WAGIR TAHUN 2019

FREKUENSI
NO INDIKATOR DEFINISI OPERASIONAL TARGET PENGUMPULAN
DATA

1 PELAYANAN FARMASI
Input Pengelola pelayanan farmasi Pengelola pelayanan farmasi adalah ≥ 60 % tiga bulan sekali
Apoteker/Tenaga Tekhnis Kefarmasian yang
mempunyai kompetensi sesuai dengan
Permenkes RI Nomor 74 Tahun 2016 Tentang
Standar Pelayanan Kefarmasian Di Puskesmas

Kesesuaian item obat yang tersedia dalam Formularium Evaluasi kesesuaian item obat yang tersedia di ≥ 80 % setiap bulan
Puskesmas terhadap Fornas FKTP.
Perhitungan evaluasi kesesuaian item obat
yang tersedia dengan Fornas dilakukan setiap
bulan.
Ketersediaan obat dan vaksin terhadap 20 item obat 85% setiap bulan
indikator

Tersedianya obat dan vaksin untuk pelayanan


kesehatan dasar terhadap 20 item obat
indikator (Albendazol, Amoxicillin 500 mg,
Amoxicillin syr, Dexamethason tab, Diazepam
5 mg/ml amp, Epinefrin (Adrenalin) 0,1%
(sebagai HCL) amp, Fitomenadion (Vitamin K)
inj, Furosemide 40 mg/HCT, Garam Oralit,
Glibenklamid/Metformin, Captopril, Mg SO4 inj,
Magnesium Maleat 0,200 mg - 1 ml, Obat Anti
TB Dewasa, Oksitosin amp, Paracetamol 500
mg, Tablet Tambah Darah, Vaksin BCG,
Vaksin TT, Vaksin DPT/DPT-HB/DPT-HB-Hib),
Pemilihan obat dan vaksin 20 item tersebut
adalah sesuai dengan pedoman Indikator
Kinerja Kementerian pada Direktorat Tata
Kelola Obat Publik dan Perbekkes Ditjen
Farmalkes Kemkes RI. Penilaian ketersediaan
obat dan vaksin dilakukan setiap bulan.
FREKUENSI
NO INDIKATOR DEFINISI OPERASIONAL TARGET PENGUMPULAN
DATA
Fasilitas dan peralatan pelayanan farmasi ≥ 80 % dua kali satu tahun
Fasilitas dan peralatan pelayanan farmasi
adalah ruang, mesin dan peralatan yang harus
tersedia untuk pengelolaan dan pelayanan obat
sesuai dengan standar Permenkes RI Nomor
43 Tahun 2019 Tentang Puskesmas
Proses Waktu tunggu pelayanan obat jadi Waktu tunggu pelayanan obat jadi adalah ≤ 30 menit setiap bulan
tenggang waktu mulai pasien menyerahkan
resep sampai dengan menerima obat jadi
Waktu tunggu pelayanan obat racikan Waktu tunggu pelayanan obat racikan adalah ≤ 60 menit setiap bulan
tenggang waktu mulai pasien menyerahkan
resep sampai dengan menerima obat racikan

Penggunaan antibiotika pada penatalaksanaan ISPA non Penggunaan antibiotika pada penatalaksanaan ≤ 20 % setiap bulan
pneumonia kasus ISPA non pneumoni per lembar resep
terhadap seluruh kasus tersebut. Penggunaan
antibiotik pada penatalaksanaan kasus ISPA
Penggunaan antibiotika pada penatalaksanaan kasus diare Penggunaan antibiotika pada penatalaksanaan ≤ 8% setiap bulan
non-pneumonia memiliki batas toleransi
non spesifik kasus diare non spesifik terhadap seluruh
maksimal sebesar 20%. Data sampel diambil
kasus tersebut. Penggunaan antibiotik pd
dari resep dengan diagnosa penyakit misal
penatalaksanaan kasus diare non-spesifik
Penggunaan Injeksi pada Myalgia Penggunaan
seperti ISPA ats injeksi pada
(acute penatalaksanaan
upper respiratory tract ≤ 1% setiap bulan
memiliki batas toleransi maksimal 8 %. Diare
kasus myalgia
infection) terhadap
(diagnosa seluruh kasus
dokter/perawat tidak
Non Spesifik meliputi Gastroenteritis, penyebab
tersebut.
spesifik), Penggunaan
pilek (common injeksi
cold),pada
batuk-pilek,
tidak jelas, virus, dll (non bakterial). Data
penatalaksanaan
otitis media, kasus
sinusitis ataumyalgia
dalam dengan
kode batas
ICD X
Rerata item obat yang diresepkan Rerata
diambil item obat
jika diagnosaper lembar resep
ditulis diare terhadap
mencret atau ≤ 2,6 item setiap bulan
toleransi
berupa maksinal
J00, J01, 1%.J05,
J04, Data diambil
J06, J10, jika
J11.
seluruh kasus
sejenisnya atautersebut. Rerata
dalam kode ICDitem obat A09
X berupa
diagnosa ditulis nyeri otot, pegal-pegal sakit
perlembar
dan K52. resep dengan batas toleransi 2,6.
pinggang, atau sejenisnya yang tidak
Output Tidak adanya kejadian kesalahan pemberian obat Kesalahan
membutuhkan pemberian obat meliputi
injeksi (misal vitamin :B1) 100% setiap bulan
1. Salah dalam memberikan jenis obat
2. Salah dalam memberikan dosis
3. Salah orang
4. Salah jumlah
Penggunaan obat rasional Prosentase penggunaan antibiotika pada ≥ 68 % setiap bulan
penatalaksanaan kasus ISPA non pneumoni,
diare non spesifik, injeksi pada
penatalaksanaan kasus myalgia dan rerata
item obat per lembar resep terhadap seluruh
kasus tersebut.
FREKUENSI
NO INDIKATOR DEFINISI OPERASIONAL TARGET PENGUMPULAN
DATA
Outcome Kepuasan Pasien Pernyataan puas oleh pelanggan terhadap ≥ 80 % Setiap bulan
pelayanan farmasi
INDIKATOR MUTU UPAYA KESEHATAN PERSEORANGAN UPT PUSKESMAS WAGIR TAHUN 2018

FREKUENSI
NO INDIKATOR DEFINISI OPERASIONAL TARGET PENGUMPULAN
DATA

1 PELAYANAN FARMASI
Input Pengelola pelayanan farmasi Pengelola pelayanan farmasi adalah ≥ 60 % tiga bulan sekali
Apoteker/Tenaga Tekhnis Kefarmasian yang
mempunyai kompetensi sesuai dengan
Permenkes RI Nomor 74 Tahun 2016 Tentang
Standar Pelayanan Kefarmasian Di Puskesmas

Kesesuaian item obat yang tersedia dalam Formularium Evaluasi kesesuaian item obat yang tersedia di ≥ 90 % setiap bulan
Puskesmas terhadap Fornas FKTP.
Perhitungan evaluasi kesesuaian item obat
yang tersedia dengan Fornas dilakukan setiap
bulan.
FREKUENSI
NO INDIKATOR DEFINISI OPERASIONAL TARGET PENGUMPULAN
DATA
Ketersediaan obat dan vaksin terhadap 20 item obat 85% setiap bulan
indikator

Tersedianya obat dan vaksin untuk pelayanan


kesehatan dasar terhadap 20 item obat
indikator (Albendazol, Amoxicillin 500 mg,
Amoxicillin syr, Dexamethason tab, Diazepam
5 mg/ml amp, Epinefrin (Adrenalin) 0,1%
(sebagai HCL) amp, Fitomenadion (Vitamin K)
inj, Furosemide 40 mg/HCT, Garam Oralit,
Glibenklamid/Metformin, Captopril, Mg SO4 inj,
Magnesium Maleat 0,200 mg - 1 ml, Obat Anti
TB Dewasa, Oksitosin amp, Paracetamol 500
mg, Tablet Tambah Darah, Vaksin BCG,
Vaksin TT, Vaksin DPT/DPT-HB/DPT-HB-Hib),
Pemilihan obat dan vaksin 20 item tersebut
adalah sesuai dengan pedoman Indikator
Kinerja Kementerian pada Direktorat Tata
Kelola Obat Publik dan Perbekkes Ditjen
Farmalkes Kemkes RI. Penilaian ketersediaan
obat dan vaksin dilakukan setiap bulan.
Fasilitas dan peralatan pelayanan farmasi ≥ 80 % dua kali satu tahun
Fasilitas dan peralatan pelayanan farmasi
adalah ruang, mesin dan peralatan yang harus
tersedia untuk pengelolaan dan pelayanan obat
sesuai dengan standar Permenkes RI Nomor
75 Tahun 2014 Tentang Puskesmas
Proses Waktu tunggu pelayanan obat jadi Waktu tunggu pelayanan obat jadi adalah ≤ 30 menit setiap bulan
tenggang waktu mulai pasien menyerahkan
resep sampai dengan menerima obat jadi
Waktu tunggu pelayanan obat racikan Waktu tunggu pelayanan obat racikan adalah ≤ 60 menit setiap bulan
tenggang waktu mulai pasien menyerahkan
resep sampai dengan menerima obat racikan

Output Tidak adanya kejadian kesalahan pemberian obat Kesalahan pemberian obat meliputi : 100% setiap bulan
FREKUENSI
NO INDIKATOR DEFINISI OPERASIONAL TARGET PENGUMPULAN
Output Tidak adanya kejadian kesalahan pemberian obat DATA
1. Salah dalam memberikan jenis obat
2. Salah dalam memberikan dosis
3. Salah orang
4. Salah jumlah
Penggunaan obat rasional Prosentase penggunaan antibiotika pada ≥ 68 % setiap bulan
penatalaksanaan kasus ISPA non pneumoni,
diare non spesifik, injeksi pada
penatalaksanaan kasus myalgia dan rerata
item obat per lembar resep terhadap seluruh
kasus tersebut.

Outcome Kepuasan Pasien Pernyataan puas oleh pelanggan terhadap ≥ 80 % Setiap bulan
pelayanan farmasi

Anda mungkin juga menyukai