Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH KEPERAWATAN JIWA 1

DISTRESS SPIRITUAL

DOSEN PEMBIMBING :

Ns. AULYA AKBAR, M.Kep, Sp.KepJ

DISUSUN OLEH :

CHINDY MARISKHA ANDRIANI

18010003

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

STIKES PEKANBARU MEDICAL CENTER

2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmatnya
kepada penulis sehingga penyusunan makalah yang berjudul :

“DISTRESS SSPIRITUAL”

Dapat diselesaikan tanpa kesulitan yang besar.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada :

 Bapak Ns. Aulya akbar, M.Kep., Sp, Kep.J. selaku dosen keperawatan jiwa STIKes
pekanbaru medical center

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih terdapat banyak kekurangan
dan kelemahan. Untuk itu penulis senantiasa mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak
demi kebaikan penyusunan makalah ini .

Akhir kata, penulis mohon maaf atas sekala kekuraangan yang ada. Semoga makalah ini
bermanfaat.

Pekanbaru, 13 Juni 2020

penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................

DAFTAR ISI.......................................................................................................................

BAB I PENDAHULUA

A. Latar belakang.........................................................................................................
B. Rumusan masalah....................................................................................................
C. Tujuan .....................................................................................................................

BAB II PEMBASAHAN

1. Definisi Distress spiritual.......................................................................................


2. Penyebab distress spiritual...............................................................................................
3. Patofisiologi Distress spiritual...........................................................................................
4. Karakteristik distress spiritual...........................................................................................

BAB II PENUTUP..............................................................................................................

1. Kesimpulan..............................................................................................................
2. Saran .......................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Manusia adalah mahluk yang paling tinggi derajatnya dibandingkan makhluk tuhan yang
lainnya. Mengapa demikian?,tentu jawabannya karena manusia telah diberkahi dengan akal
dan fikiran yang bisa membuat manusia tampil sebagai khalifah dimuka bumi ini. Akal dan
fikiran ini lah yang membuat manusia bisa berubah dari waktu ke waktu.Dalam kehidupan
manusia sulit sekali dipredeksi sifat dan kelakuannya bisa berubah sewaktu-waktu. Kadang
dia baik,dan tidak bisa bisa dipungkiri juga banyak manusia yang jahat dan dengki pada
sesame manusia dan makhluk tuhan lainnya.
Setiap manusia kepercayaan akan sesuatu yang dia anggap angung atau maha.kepercyaan
inilah yang disebut sebagai spriritual. Spiritual ini sebagai kontrol manusia dalam bertindak,
jadi spiritual juga bisa disebut sebagai norma yang mengatur manusia dalam berperilaku dan
bertindak.
Dalam ilmu keperawatan spiritual juga sangat diperhatikan.Berdasarkan konsep
keperawatan, makna spiritual dapat dihubungkan dengan kata-kata : makna, harapan,
kerukunan, dan sistem kepercayaan (Dyson, Cobb, Forman, 1997). Dyson mengamati bahwa
perawat menemukan aspek spiritual tersebut dalam hubungan seseorang dengan dirinya
sendiri, orang lain, dan dengan Tuhan. Menurut Reed (1992) spiritual mencakup hubungan
intra-, inter-, dan transpersonal. Spiritual juga diartikan sebagai inti dari manusia yang
memasuki dan mempengaruhi kehidupannya dan dimanifestasikan dalam pemikiran dan
prilaku serta dalam hubungannya dengan diri sendiri, orang lain, alam, dan Tuhan (Dossey &
Guzzetta, 2000).
B. RUMUSAN MASALAH
A. Apa yang dimaksud dengan distres spiritual ?
B. Apa penyebab dari distres spiritual ?
C. Apa karakteristik dari distres spiritual ?

C. TUJUAN
A. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan distress spiritual
B. Untuk mengetahui apa penyebab dari distress spiritual
C. Untuk mengetahui apa karakterisrik dari distress spiritual
BAB II
PEMBAHASAN
A. DEFENISI

Distres spiritual adalah kerusakan kemampuan dalam mengalami dan mengintegrasikan


arti dan tujuan hidup seseorang dengan diri, orang lain, seni, musik, literature, alam dan
kekuatan yang lebih besr dari dirinya (EGC, 2008).

Definisi lain mengatakan bahwa distres spiritual adalah gangguan dalam prinsip hidup
yang meliputi seluruh kehidupan seseorang dan diintegrasikan biologis dan psikososial (EGC,
2011).

Dengan kata lain kita dapat katakan bahwa distres spiritual adalah kegagalan individu
dalam menemukan arti kehidupannya.

B. PENYEBAB

Menurut Budi anna keliat (2011) penyebab distres spiritual adalah sebagai berikut :

1.      Pengkajian Fisik  Abuse

2.      Pengkajian Psikologis  Status mental, mungkin adanya depresi, marah, kecemasan,


ketakutan, makna nyeri, kehilangan kontrol, harga diri rendah, dan pemikiran yang
bertentangan (Otis-Green, 2002).

3.      Pengkajian Sosial Budaya dukungan sosial dalam memahami keyakinan klien (Spencer,


1998).

C. PATOFISIOLOGI

Fatofisiologi distress spiritual tidak bisa dilepaskan dari stress dan struktur serta fungsi otak.

Stress adalah realitas kehidupan manusia sehari-hari. Setiap orang tidak dapat dapat
menghindari stres, namun setiap orang diharpakan melakukan penyesuaian terhadap perubahan
akibat stres. Ketika kita mengalami stres, otak kita akan berespon untuk terjadi. Konsep ini
sesuai dengan yang disampikan oleh Cannon, W.B. dalam Davis M, dan kawan-kawan (1988)
yang menguraikan respon “melawan atau melarikan diri” sebagai suatu rangkaian perubahan
biokimia didalam otak yang menyiapkan seseorang menghadapi ancaman yaitu stres.

Stres akan menyebabkan korteks serebri mengirimkan tanda bahaya ke hipotalamus.


Hipotalamus kemudian akan menstimuli saraf simpatis untuk melakukan perubahan. Sinyal dari
hipotalamus ini kemudian ditangkap oleh sistem limbik dimana salah satu bagian pentingnya
adalah amigdala yang bertangung jawab terhadap status emosional seseorang. Gangguan pada
sistem limbik menyebabkan perubahan emosional, perilaku dan kepribadian. Gejalanya adalah
perubahan status mental, masalah ingatan, kecemasan dan perubahan kepribadian termasuk
halusinasi (Kaplan et all, 1996), depresi, nyeri dan lama gagguan (Blesch et al, 1991).

Kegagalan otak untuk melakukan fungsi kompensasi terhadap stresor akan menyebabkan
seseorang mengalami perilaku maladaptif dan sering dihubungkan dengan munculnya gangguan
jiwa. Kegagalan fungsi kompensasi dapat ditandai dengan munculnya gangguan pada perilaku
sehari-hari baik secara fisik, psikologis, sosial termasuk spiritual.

Gangguan pada dimensi spritual atau distres spritual dapat dihubungkan dengan
timbulnya depresi. Tidak diketahui secara pasti bagaimana mekanisme patofisiologi terjadinya
depresi. Namun ada beberapa faktor yang berperan terhadap terjadinya depresi antara lain faktor
genetik, lingkungan dan neurobiologi.

Perilaku ini yang diperkirakan dapat mempengaruhi kemampuan seseorang dalam memenuhi
kebutuhan spiritualnya sehingga terjadi distres spritiual karena pada kasus depresi seseorang
telah kehilangan motivasi dalam memenuhi kebutuhannya termasuk kebutuhan spritual.

C. KARAKTERISTIK SPIRITUAL

Karakteristik Distres Spritual menurut EGC (2008) meliputi empat hubungan dasar yaitu :
A.    Hubungan dengan diri
1.      Ungkapan kekurangan
a.       Harapan
b.      Arti dan tujuan hidup
c.       Perdamaian/ketenangan
d.      Penerimaan
e.       Cinta
f.       Memaafkan diri sendiri
g.      Keberanian
2.      Marah
3.      Kesalahan
4.      Koping yang buruk
B.     Hubungan dengan orang lain
1.      Menolak berhubungan dengan tokoh agama
2.      Menolak interaksi dengan tujuan dan keluarga
3.      Mengungkapkan terpisah dari sistem pendukung
4.      Mengungkapkan pengasingan diri
C.     Hubungan dengan seni, musik, literatur, dan alam
1.      Ketidakmampuan untuk mengungkapkan kreativitas (bernyanyi, mendengarkan
musik, menulis)
2.      Tidak tertarik dengan alam
3.      Tidak tertarik dengan bacaan keagamaan
D.    Hubungan dengan kekuatan yang lebih besar dari dirinya
1.      Ketidakmampuan untuk berdo’a
2.      Ketidakmampuan untuk berpartisipasi dalam kegiatan keagamaan
3.      Mengungkapkan terbuang oleh atau karena kemarahan Tuhan
4.      Meminta untuk bertemu dengan tokoh agama
5.      Tiba-tiba berubah praktik agama
6.      Ketidakmampuan untuk introspeksi
7.      Mengungkapkan hidup tanpa harpaan, menderita
BAB 111

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Distres spiritual adalah kerusakan kemampuan dalam mengalami dan mengintegrasikan


arti dan tujuan hidup seseorang dengan diri, orang lain, seni, musik, literature, alam dan kekuatan
yang lebih besr dari dirinya namun adapun  penyebabnya yaitu dapaat dilihat dari pengkajian
fisik, pengkajian psikologis Status mental, mungkin adanya depresi, marah, kecemasan,
ketakutan, makna nyeri, kehilangan kontrol, harga diri rendah, dan pemikiran yang bertentangan
dan Pengkajian sosial budaya dukungan sosial dalam memahami keyakinan.

B. SARAN
Perlu banyak pembelajaran tentang spiritualitas karena spiritual sangat penting bagi
manusia dalam berbagai hal. dalam ilmu kesehatan juga perlu ditingkatkan  agar seorang tenaga
kesehatan tidak salah mengambil sikap atau tindakan dalam menghadapi klien dengan gangguan
spiritualitas. perhatian spiritualitas dapat menjadi dorongan yang kuat bagi klien kearah
penyembuhan atau pada perkembangan kebutuhan dan perhatian spiritualitas. untuk itu seorang
perawat tidak boleh mangesampingkan masalah spiritualitas klien.
DAFTAR PUSTAKA

chir Yani S. Hamid, Bunga rampai asuhan keperawatan kesehatan jiwa/ Achir Yani S. Hamid:
editor, Monica Ester,Onny Anastasia Tampubolon. –Jakarta: EGCC, 2008.

Manajemen kasus gangguan jiwa : CMHN ( intermadiate course )/ editor, Budi Ana Keliat,
Akemat Pawiro Wiyono, Herni Susanti ; editor penyelaras, Monica Ester, Egi Komara Yudha –
Jakarta : EGC, 2011

Anda mungkin juga menyukai