Anda di halaman 1dari 9

BAB IV

PELAKSANAAN DAN EVALUASI

A. Rencana Kegiatan
Kegiatan yang direncanakan Mahasiswa/i K3S Manajemen Keperawatan
bersama dengan Kepala Ruang dan Staf Perawat Ruang Mawar untuk mengatasi
beberapa masalah yang ada diruangan dengan kegiatan berupa:
1. Pelaksanaan keperawatan islami : menyiapkan tenaga profesional (perawat
kerohanian) melalui program pelatihan khusus dan terpadu.
2. Penegakan diagnosa dan implementasi : pelatihan ronde keperawatan
3. Pelaksanaan SOP Patient Safety : penerapan Barcode Medication
Administration (BCMA)
4. Komunikasi SBAR : Coaching SBAR communication
5. Pelaksanaan Handover : menggunakan Komunikasi SBAR dalam
melakukan handover
6. Kepuasan pasien : pelaksanaan lima standart komunikasi efektif

B. Implementasi Kegiatan
Adapun rincian kegiatan yang dilakukan sebagai alternatif pemecahan
beberapa masalah tersebut yaitu:
1. Kegiatan pelatihan khusus dan terpadu untuk menyiapkan tenaga profesional
kerohanian (perawat kerohanian) untuk mengoptimalkan pelaksanaan
keperawatan islami
a. Persiapan kegiatan
1) Melakukan studi literatur mengenai ronde keperawatan
2) Menyiapkan bahan dan alat yang diperlukan
3) Konsultasi dengan dosen pembimbing
4) Melakukan briefing dan menyatukan persepsi
b. Persiapan pengorganisasian kelompok
Pembagian tugas-tugas kepada mahasiswa keperawatan
manajemen tentang rencana implementasi
c. Pelaksanaan
1) Pemberian materi cara mebimbing agar pasien dapat melaksanakan
thaharah sesuai dengan syari’at
2) Penyampaian cara berdo’a dan dzikir diberikan kepada petugas
perawatan rohani dengan tujuan untuk memberikan kekuatan secara
moril (bathin) pada pasien dan keluarga dalam menghadapi musibah
atau ujian sakit yang menimpanya
3) Berikutnya hasil pelatihan perawat diaplikasikan kepada pasien
2. Kegiatan pelatihan ronde keperawatan untuk mengoptimalkan penegakan
diagnosa dan implementasi
a. Persiapan kegiatan
1) Melakukan studi literatur mengenai ronde keperawatan
2) Menyiapkan bahan dan alat yang diperlukan
3) Konsultasi dengan dosen pembimbing mengenai tiga materi dan
menentukan supervisor yang akan mensupervisi ke ruangan
4) Melakukan briefing dan menyatukan persepsi
b. Persiapan pengorganisasian kelompok
1) Mahasiswa menghubungi perawat ruangan untuk dilakukan
pelatihan ronde keperawatan
2) Pembagian tugas kepada mahasiswa K3S terkait pelaksanaan
pelatihan ronde keperawatan
3) Melakukan follow up tiga pemateri saat H-1
c. Pelaksanaan
1) Penyampaian materi I Peran Perawat dalam Sistem Layanan
Kesehatan
2) Penyampaian materi II Pentingnya Coaching dalam tim
Keperawatan
3) Penyampaian materi III Ronde Keperawatan dalam Layanan Asuhan
Keperawatan
4) Melakukan kegiatan simulasi Pelaksanaan Ronde Keperawatan di
ruang pelatihan
5) Perawat kembali ke ruangan masing-masing melaksanakan ronde
keperawatan
6) Supervisor kembali hadir untuk melaksanakan observasi dan
coaching pelaksanaan ronde keperawatan 5 hari setelah materi dan
simulasi yang diberikan
3. Kegiatan penerapan Barcode Medication Administration (BCMA) untuk
mengoptimalkan pelaksanaan SOP Patient Safety
a. Persiapan kegiatan
1) Melakukan studi literatur berdasarkan kegiatan yang ingin dilakukan
2) Menyiapkan bahan dan alat yang diperlukan
3) Konsultasi dengan dosen pembimbing
4) Melakukan briefing dan menyatukan persepsi
b. Persiapan pengorganisasian kelompok
1) Pembagian tugas kepada mahasiswa K3S tentang rencana
implementasi
2) Membuat perangkat lunak Bar-Code Medication Administration
(BCMA)
c. Pelaksanaan
1) Penyampaian materi terkait penggunaan Bar-Code Medication
Administration (BCMA)
2) Cara menggunakan BCMA yaitu:
a) Menyiapkan untuk masuk ke dalam sistem
b) Mengorder dan memodifikasi obat sesuai data pasien
c) Melakukan verifikasi order obat
d) Menyiapkan obat-obatan
e) Melakukan akses informasi/ bantuan
f) Memberikan grafik pengobatan
g) Menghasilkan laporan dan meninjau sistem electronic
administration record (eMAR) dan melakukan tindak lanjut:
tindakan tambahan yang diperlukan, misalnya menemukan obat
yang hilang kemudian disampaikan oleh apoteker.
4. Kegiatan coaching SBAR communication untuk mengoptimalkan komunikasi
menggunakan SBAR
a. Persiapan kegiatan
1) Melakukan studi literatur berdasarkan kegiatan yang ingin dilakukan
2) Menyiapkan lembar kuesioner untuk mengukur pengetahuan perawat
dalam implementasi SBAR
3) Menyiapkan lembar observasi untuk mengevaluasi efektivitas
implementasi pembinaan menggunakan SBAR
4) Konsultasi dengan dosen pembimbing dan melakukan revisi sesuai
saran
5) Melakukan briefing dan menyatukan persepsi
b. Persiapan pengorganisasian kelompok
1) Pembagian tugas kepada mahasiswa K3S tentang rencana
implementasi
2) Memperbanyak lembar kuesioner dan lembar observasi
c. Pelaksanaan
1) Membagi perawat kedalam 2 kelompok (eksperimen dan kontrol)
2) Melakukan pretest pada kedua kelompok perawat
3) Dilakukan pengamatan pada saat handover
4) Dilakukan pembinaan bimbingan konseling pada perawat dan juga
kepala ruangan
5) Diberikan pelatihan komunikasi SBAR yang baik dan benar pada
saat handover
6) Diamati kembali keefektifan pelatihan yang telah dilakukan
7) Dilakukan post test pada kedua kelompok perawat
8) Kembali keruangan dan melakukan handover mandiri
5. Kegiatan pelaksanaan menggunakan komunikasi SBAR saat Handover untuk
mengoptimalkan pelaksanaan handover
a. Persiapan kegiatan
1) Melakukan studi literatur berdasarkan kegiatan yang ingin dilakukan
2) Menyiapkan alat dan media yang diperlukan
3) Menyiapkan beberapa poin pertanyaan untuk mewawancarai perawat
terkait komunikasi SBAR dalam penerapan handover
4) Konsultasi dengan dosen pembimbing dan melakukan revisi sesuai
saran
5) Melakukan briefing dan menyatukan persepsi
b. Persiapan pengorganisasian kelompok
Pembagian tugas-tugas kepada mahasiswa keperawatan
manajemen tentang rencana implementasi
c. Pelaksanaan
1) Penyampaian materi komunikasi SBAR
2) Mewawancarai perawat dengan item pertanyaan sebagai berikut:
a) Pengalaman menerapkan komunikasi SBAR dalam
melaksanakan handover
b) Manfaat pelaksanaan komunikasi SBAR dalam melaksanakan
handover
c) Hambatan komunikasi SBAR dalam melaksanakan handover
d) Tantangan penerapan komunikasi SBAR
e) Cara beradaptasi menggunakan SBAR
f) Harapan dalam penerapan SBAR
6. Kegiatan pelaksanaan lima standart komunikasi efektif untuk meningkatkan
kepuasan pasien terhadap pelayanan
a. Persiapan kegiatan
1) Melakukan studi literatur berdasarkan kegiatan yang ingin dilakukan
2) Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan
3) Konsultasi dengan dosen pembimbing
4) Melakukan briefing dan menyatukan persepsi
b. Persiapan pengorganisasian kelompok
Pembagian tugas-tugas kepada mahasiswa keperawatan
manajemen tentang rencana implementasi.
c. Pelaksanaan
1) Penyampaian materi terkait lima standart komunikasi efektif yaitu :
a) Complete, memberikan pelayanan kesehatan dengan menjawab
semua pertanyaan yang diajukan pasien dengan jawaban yang
memuaskan
b) Concise, menghindari pengulangan kata yang tidak perlu
sehingga pasien mengerti informasi yang disampaikan
c) Concrete, menyampaikan informasi dengan menggunakan kata-
kata yang mudah dimengerti oleh pasien
d) Clear, memberikan informasi singkat, akrab untuk menyampaikan
pesan yang efektif dan mudah dimengerti
e) Accurate, menggunakan bahasa yang tept dan menghindari kata
ambigu.
2) Hasil pelatihan diaplikasikan kepada pasien

C. Evaluasi Kegiatan

Hasil evaluasi tetang implementasi yang telah dilakukan dalam meningkatkan


pengetahuan perawat terkait beberapa permasalahan yang ada yaitu, Pelaksanaan
keperawatan islami, penegakan diagnosa daan implementasi, Pelaksaan SOP Patient
Safety, Komunikasi SBAR, Pelaksanaan Handover, Kepuasaan pasien, di ruang
mawar, sebagai berikut:

1. Struktur
a. Kontrak waktu dan tempatlah dilakukan sebelum kegiatan.
b. Kegiatan yang diakukan adalah pelatihan, observasi, pre-test, pembinaan,
post-test,wawancara.
c. Perlengkapan yang digunakan antara lain lembar kuesioner, power point,
dan lembar observasi.
2. Proses
Kegiatan awal yang dilakukan adalah Focus Group Discussion (FGD) ke-I
untuk mendapatkan akar permasalahan yang dihadiri oleh Mahasiswa/i
kepaniteraan klinik keperawatan senior (K3S) Stase Manajemen Keperawatan ,
Ners, Pembimbing Akademik, Case Manager, Kepala Ruang serta Perawat
ruang Mawar, Dari hasil Focus Group Discussion (FGD) ke-1, didapatkan
permasalahan utama yaitu belum optimalnya Pelaksanaan keperawatan islami,
penegakan diagnose daan implementasi, Pelaksaan SOP Patient Safety,
Komunikasi SBAR, Pelaksanaan Handover, Kepuasaan pasien.
Berdasarkan masalah tersebut, mahasiswa/I melakukan diskusi untuk
membuat lembar kuesioner, power point, dan lembar observasi terkait
Pelaksanaan keperawatan islami, penegakan diagnosa dan implementasi,
Pelaksaan SOP Patient Safety, Komunikasi SBAR, Pelaksanaan Handover.
Kegiatan pre-test dan observasi dilakukan pada Kamis, 19 juni 2020.

3. Hasil
Setelah dilaksanakan pelatihan dan pembinaan khusus mengenai kesiapan tenaga
profesional kerohanian (perawat kerohanian) untuk mengoptimalkan pelaksanaan
keperawatan islami di Ruang Mawar, telah terbentuknya tim khusus kerohanian yang
diberinama Ash-Shihah yang terdiri dari ketua, sekretaris, bendahara dan anggota
dengan tugas yang telah disusun.
Berdasarkan hasil Paired Samples Statistics terdapat perbedaan nilai persentase
pengetahuan perawat dalam proses asuhan keperawatan, sebagai berikut:
1. Setelah diberikan pelatihan dalam merumuskan diagnosa dalam 3 kategori (aktual,
resiko dan potensial), perbedaan nilai persentase antara pre dan post yaitu sebesar
52%.
2. Setelah diberikan pelatihan dalam menentukan tujuan dan kriteria hasil, perbedaan
nilai persentase antara pre dan post yaitu sebesar 77%.
3. Setelah diberikan pelatihan dan pemahaman mengenai mengutamakan tindakan
mandiri dalam meberikan asuhan keperawatan, perbedaan nilai persentase pre dan
post adalah 74%.
Pelatihan yang diberikan mengenai pasien saftey juga memiliki perbedaan nilai
persentase yaitu perawat menjelaskan prosedur pemberian obat (64%) dan
melakukan tindakan pencegahan pasien jatuh (80%)
Pelatihan mengenai komunikasi efektif juga diberikan berupa pelatihan SBAR.
Pelatihan ini juga memiliki perbedaan nilai persentase pada perawat menyebutkan
data objektif pendukung pasien (77%), perawat menyebutkan keluhan yang dialami
pasien terhadap penyakit saat ini (63%), perawat meyebutkan masalah keperawatan
pasien yang sudah dilaksanakan dan yanh belum teratasi (71%) dan perawat
menjelaskan tindakan apa saja yang sudah dilakukan (70%).
Pelatihan dan pembinaan pada kegiatan hand over yang sudah diberikan juga
memiliki perbedaan nilai presentase pada kepatuhan mengikuti handa over sebesar
70%. Selain itu mahasiswa keperawatan juga memberikan pelatihan mengenai
standar komunikasi efektif untuk meningkatkan kepuasan pasien, didapatkan
perbedaan nilai persentase pada emphaty perawat (37%), reliable (25%) dan
responsive (24%)
Sehingga dapat disimpulkan bahwa dengan adanya pelatihan dan pembinaan,
terjadi peningkatan pengetahuan atau pemahaman dan keterampilan perawat di
Ruang Mawar terhadap teknik proses asuhan keperawatan, proses komunikasi
efektif, proses hand over dan pasien safety.

D. Rencana Tidak Lanjut


Berdasarkan hasil evaluasi kegiatan pelatihan, observasi, pre-test, pembinaan,
post-test, dan wawancara terkait pelaksanaan keperawatan islami, penegakan
diagnosa dan implementasi, pelaksanaan sop patient safety, komunikasi SBAR,
pelaksanaan handover, dan kepuasaan pasien di ruang mawar, maka rencana tindak
lanjut yang dapat diterapkan adalah sebagai berikut:
1. Bagi Kepala Ruang perlu melakukan supervisi secara teratur dan penerapan
kebijakan kepada perawat untuk dapat menerapkan dan meningkatkan kinerja
dalam penegakan diagnosa dan implementasi, pelaksanaan sop patient safety,
komunikasi SBAR, pelaksanaan handover sehingga asuhan keperawatan pada
pasien dilakukan secara benar.
2. Kepala ruang dan Wakil kepala ruang dapat melakukan pembagian tim dan tenaga
keperawatan secara efektif.
3. Kepala Ruang dapat meningkatkan motivasi terhadap kinerja perawat dalam
menegakkan diagnosa dan implementasi keperawatan yang sesuai sebagai asuhan
keperawatan serta pelaksanaan sop patient safety yang benar untuk meningkatkan
mutu pelayanan keperawatan di ruangan.
4. Kepala Ruang dan Ketua Tim dapat memberikan penghargaan kepada perawat
yang kinerjanya baik dalam menegakkan diagnosa dan implementasi, benar dalam
pelaksanaan sop patient safety, dan perawat yang menerapkan komunikasi efektif
untuk meningkatkan kepuasan pasien terhadap pelayanan, dapat berupa pujian
atau sanjungan sebagai ungkapan penghargaan dan pengakuan atas prestasi yang
dicapai seseorang.
5. Case Manager dan Kepala Ruang dapat memberikan berupa pelatihan atau
pembinaan guna meningkatkan pengetahuan pada perawat di ruangan.
6. Diharapkan kepada perawat dapat meningkatkan tingkat pengetahuan dalam
melaksanakan asuhan keperawatan mulai dari pengkajian sampai
pendokumentasian secara benar dan sesuai standar prosedur operasional (SOP)
sehingga dapat meningkatkan mutu pelayanan keperawatan yang ada di ruang
rawat pasien serta menerapkan komunikasi efektif sehingga dapat meningkatkan
kepuasan pasien dalam menerima pelayanan keperawatan sesuai dengan kondisi
yang dialami pasien.

Anda mungkin juga menyukai