Anda di halaman 1dari 45

METHODOLOGI PENELITIAN

“PENGARUH PROMOSI, KUALITAS PELAYANAN, CITRA


MEREK DAN INOVASI PRODUK TERHADAP DAYA SAING
BANK BNI SYARIAH DI KOTA PADANG”

OLEH
Nurul Fadhilah Atthahirah 17059109

MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2020

1
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Globalisasi telah mendorong dunia bisnis menjadi semakin

kompetitif dan semakin mempertajam persaingan yang akhirnya

membawa konsekuensi terhadap peerusahaan dimana hanya

perusahaan yang mempunyai kemampuan bersaing saja yang dapat

bertahan. Dengan persaingan bisnis yang semakin kompetitif

tersebut, mendorong para pelaku usaha untuk menonjolkan

produknya dari pesaingan dengan promosi, kualitas pelayanan, citra

merek dan inovasiprodukyang dilakukan secara baik. Hal ini

dilakukan agar perusahaan mampu bertahan ditengah persaingan

yang kompetitif. Kondisi ini kemudian menyebabkan para pelaku

usaha gencar untuk mencari solusi maupun berbagai program bisnis

yang dapat meningkatkan daya saing perusahaan. Namun, meski

perusahaan telah berupaya untuk bersaing dan memberikan yang

terbaik bagi pelanggan belum tentu dapat menjamin berhasilnya

usaha pencapaian tujuan perusahaan, karena setiap konsumen

memiliki kebutuhan dan keinginan yang berbeda terhadap produk

maupun jasa yang ada dipasar.

2
Hal ini sesuai dengan apa yang diungkapkan oleh Kotler

bahwa pemasaran adalah proses sosial dan manajerial yang

seseorang atau kelompok lakukan untuk memperoleh yang mereka

butuhkan dan inginkan melalui penciptaan dan pertukaran produk

dan nilai (Suyanto, 2007: 7). Kondisi pasaryang sangat dinamis dan

beragam produk yang ditawarkan menyebabkan konsumen menjadi

lebih cerdas dan selektif dalam memilih produk yang akan dibeli.

Dalam pemasaran terdapat empat kebijaksanaan pemasaran yang

sering disebut dengan konsep 4P atau bauran pemasaran (marketing

mix)tersebut adalah produk (product), harga (price), saluran

distribusi (place), dan promosi (promotion).

Promosi menurut Kotler (2005) adalah berbagai kegiatan

yang dilakukan oleh produsen untuk mengkomunikasikan manfaat

dari produknya, membujuk, dan mengingatkan para konsumen

sasaran agar membeli produk tersebut (Wibowo,et. al, 2015: 61-62).

Untuk itu, dalampersaingan yang begitu kompetitif seperti sekarang

ini, Perbankan syariah harus mampu untuk menampilkan dan

memberikan informasi mengenai produk maupun jasa yang

dimilikinya kepada masyarakat melalui promosi.

Salah satu Bank Syariah yang gencar melakukan promosi

ialah Bank Mega Syariah. Pada tahun 2017 ini Bank Mega Syariah

3
gencar melakukan promosi terhadap salah satu produk yang

dimilikinya yaitu kartu debit Bank Mega Syariah. Promosi ini

dalam bentuk kerja sama dengan usaha di bawah naungan CT Corp

di antaranya Transmart Carrefour, Metro, Coffee Bean & Tea Leaf,

Wendy's, Baskin & Robbins, Trans Studio, Kid City, dan Trans

Studio Mini.Pembayaran dengan penggunaan Kartu Debit Bank

Mega Syariah akan mendapatkan potongan harga (diskon) sebesar

5-10 %. Program diskon ini merupakan komitmen dari Bank Mega

Syariah untuk selalu memberikan yang terbaik kepada para

nasabahnya, sekaligus menunjukkan produk syariah tidak kalah

menarik dengan produk konvensional.

Menurut Emmy Haryanti selaku Direktur Utama Bank Mega

Syariah mengungkapkan bahwa program ini diharapkan dapat

memperkuat positioning Bank Mega Syariah sebagai bank retail di

industri perbankan nasional. Karena itu Bank Mega Syariah akan

menjadi bank yang lebih sehat dan terus berkembang menjadi bank

kebanggaan bangsa. Dengan berbagai keistimewaan yang diberikan,

kami berharap masyarakat tertarik untuk menggunakan Kartu Debit

Bank Mega Syariah sebagai cara baru bertransaksi yang lebih aman

dan tentunyaebih berkah. Program diskon ini juga menjadi bukti

keseriusan kami dalam menggarap sektor retail (Yoga, 2017).

4
Selain melakukan promosi, perbankan syariah dalam dunia

pemasaran juga sangat dituntut untuk memberikan kualitas yang

optimal dan profesional dalam kinerjanya terhadap konsumen.

Karena pada dasarnya konsumen akan memberikan penilaian yang

subjektif ataupun membentuk suatu persepsi langsung terhadap

perusahaan atau penyedia jasa yang bersangkutan. Sesuai dengan

penelitian yang dilakukan oleh Panjaitan dan Yuliati (2016: 266)

bahwa Semakin banyaknya masyarakat yang menggunakan jasa

perbankan. Maka kualitas pelayanan menjadi sangat penting untuk

memenangkan persaingan. Dengan memahami apa yang diinginkan

dan diharapkan oleh konsumen dari kualitas pelayanan yang

diberikan, maka akan didapat suatu nilai tambah tersendiri bagi

perusahaan tersebut. Kualitas pelayanan perlu mendapat perhatian

besar dari perusahaan, karena kualitas pelayanan mempunyai

hubungan langsung dengan kemampuan bersaing dan

tingkatkeuntungan perusahaan.

Seperti halnya BNI Syariah yang menyabet penghargaan

WOW Service Excellence kategori Best Sharia Bank tingkat

Nasional dan Jabodetabek yang digelar oleh Markplus Inc. Layanan

hasanah menuai berkah nasabah menjadi fokus utama seluruh tim

frontliners BNI Syariah dalam layanan karena nasabah adalah

5
sahabat sekaligus mitra yang mendukung perbaikan layanan BNI

Syariah. Dan ada satu hal yang membedakan layanan di BNI

Syariah adalah saat frontlinersturut mendoakan nasabah semoga

berkah dan hasanah.

Menurut Abdullah Firman Wibowo, Plt. Direktur Utama

BNI Syariah “Apresiasi ini kami berikan kepada seluruh sobat

Hasanah (nasabah) yang telah mempercayakan BNI Syariah sebagai

mitra bank syariah. Hal ini menjadi spirit untuk terus memperbaiki

layanan dari segala aspek baik dari IT, SDM maupun produk

sehingga BNI Syariah dapat memberikan layanan optimal bagi

nasabah”(Melanius, 2017).

Selain gencar melakukan promosi dan memberikan kualitas

pelayanan yang baik kepada nasabah, perbankan syariah juga perlu

menampilkan beragam produk maupun jasanya dengan citra merek

yang positif. Citra merek yang positif dapat meningkatkan

kepercayaan konsumen terhadap produk maupun jasanya dan lama

kelamaan akan semakin mendorong konsumen menjadi konsumen

yang loyal terhadap produk maupun jasa tersebut. Konsumen

memandang merek merupakan bagian yang sangat pentingdari

suatu produk dan pemberian merek dapat meningkatkan nilai

produk itu sendiri. Hal ini sesuai dengan pendapat Kotler (2006)

6
bahwa citra merek merupakan penglihatan dan kepercayaan yang

terpendam di benak konsumen, sebagai cerminan asosiasi yang

tertahan di ingatan konsumen. Sebuah penelitian yang dilakukan

oleh Novia (2017) mahasiswi dari Universitas Azzahra Jakarta,

dengan studi kasusnya di DKI Jakarta memberikan gambaran

tersebut yang sangat jelas, bahwa sebagian besar persepsi

masyarakat berinteraksi dengan bank syariah dikarenakan faktor

dari merek (brand) yang selama ini disosialisasikan kepada

masyarakat.

Keberagaman produk yang dimiliki, bank syariah dituntut

untuk terus melakukan inovasi terhadap produknya. Karena Kunci

utama untuk memenangkan persaingan adalah dengan menciptakan

inovasi, inovasi harus diciptakan perusahaan karena inovasi adalah

salah satu sumber pertumbuhan perusahaan. Perusahaan yang

inovatif adalah perusahaan yang dapat memenangkan persaingan di

dalam negeri maupun luar negeri. Salah satu tugas utama

perusahaan atau produsen adalah meningkatkan penjualan barang

dan jasa yang dihasilkannya. Untuk memperluas pasar tidaklah

cukup dengan merancang dan melaksanakan program pemasaran

yang kreatif tetapi harus disertai dengan meningkatkan kualitas

7
barang dan jasa melalui penciptaan inovasi produk (Masda, 2013:

2).

Menurut Ramzi A. Zuhdi (2010) selaku Anggota Komite

Perbankan Syariah Direktur Direktorat Perbankan Syariah (Bank

Indonesia), untuk merealisasikan pencitraan industri perbankan

syariah yang lebih dari sekedar bank, bank syariah perlu terus

melakukan inovasi produk dan dapat mengeksplorasi kekayaan

skema keuangan yang variatif dan sekaligus bisa menunjukkan

perbedaan dengan perbankan konvensional. Beberapa inisiatif yang

dapatdilakukan oleh bank syariah, misalnya melalui

mirroringproduk dan jasa bank syariah internasional serta

mendorong bank syariah milik asing untuk membawa produk-

produk yang sukses di luar negeri ke Indonesia. Program ini

menjadi keharusan agar keunikan perbankan syariah dibandingkan

dengan perbankan konvensional lebih terlihat jelas.

Fenomena yang terjadi di masyarakat mengenai promosi

bank syariah yaitu diawali dengan kegagalan menarik simpati

masyarakat. Dengan asset 195 jiwa penduduk muslim di Indonesia,

seharusnya perbankan bisa menjadi pasar potensial dan menjadi

pilihan utama masyarakat negeri ini. Namun, tidak banyak

masyarakat yang kenal dan menjadi nasabah bank syariah. bisa

8
dilihat promosi yang dilakukan oleh bank syariah tidak seoptimal

yang dilakukan oleh perbankan konvensional. Bank syariah harus

lebih memfokuskan pada target sosialisasi yaitu masyarakat umum,

akademisi, mahasiswa, pelajar, tokoh masyarakat dan ulama.

Kegiatan sosialisasi ini dimaksudkan untuk menyebarkan informasi

mengenai perbankan syariah tanpa biaya banyak. Dengan begitu

bank syariah tetap bisa survivedalam kontes persaingan. Fenomena

yang terjadi sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh

Susanto (2013) yang menyatakan bahwa semakin tinggi promosi

yang ditawarkan berakibat pada semakin tinggi keputusan

pembelian.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Gayo (2017) bahwa

semakin tinggi kualitas layanan yang diberikan oleh bank, maka

akan tinggi daya saing Bank BNI Syariah Cabang Air Tawar

Padang. Jika kualitas layanan rendah, maka akan rendah daya saing

Bank BNI Syariah Air Tawar Padang. Dari pernyataan diatas dapat

diketahui bahwa peningkatan kualitas layanan pada setiap aktivitas

bisnis dapat meningkatkan daya saing bank syariah dan memiliki

tingkat kompetisi yang lebih baik dibandingkan bank konvensional.

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Pramudyo(2012)

dengan judul “Pengaruh Citra Merek Terhadap Loyalitas Melalui

9
Kepuasan Sebagai Intervening” citra merek berpengaruh secara

signifikan terhadap kepuasan konsumen. Berdasarkan pada data

Top Brand Awardpada tahun 2017 Bank BNI Syariah berada pada

posisi tiga teratas, yang kemudian disusul dengan Bank Muamalat

dan Bank Bank Centra Asia (BCA) Syariah, sehingga data tersebut

menunjukan bahwa Bank BNI Syariah lebih unggul dan menjadi

kepercayaan masyarakat dari sisi Merek perbankan syariah yang

ada di Indonesia.

Penelitian yang dilakukan oleh Ulum (2014) hasil

penelitiannya menyatakan bahwa dengan inovasi produk yang terus

dilakukan oleh dunia perbankan syariah di Indonesia, maka

kebutuhan pasar dan dunia industri dapat segera dipenuhi sehingga

bank syariah mampu bersaing dalam skala nasional maupun global.

Daya saing organisasi bank syariah mutlak diperlukan untuk

meningkatkan persaingan bisnis keuangan syariah. Daya saing bank

syariah harus berlomba untuk menciptakan berbagai macam inovasi

yang sesuai dengan tuntutan bisnis. Beberapa tipe inovasi

dibutuhkan untuk melihat apakah kebutuhan bisnis bank syariah

sudah mampu menjawab kebutuhan konsumen. Inovasi produk

merupakan tantangan bagaimana perbankan syariah mampu

menciptakan produk, jasa, atau kombinasi sesuai kebutuhan

10
nasabah dalam menjalankan mobilitas aktivitas sehingga bank

syariah selalu digunakan dalam setiap kegiatan konsumen. Inovasi

proses merupakan kesempatan bank syariah untuk menemukan

proses bisnis yang baru yang memiliki nilai tambahbagi proses

bisnis bank syariah. Inovasi organisasional harus melakukan

adaptasi dengan produk dan proses bisnis melalui metode dalam

mengelola sumber daya manusia yang memahami inti proses bisnis

sehingga pegawai mampu memberikan kontribusi positif dan

kinerja maksimal bagi sustainabilitas organisasi. Terakhir, inovasi

bisnis bagaimana industri perbankan syariah bisa menggabungkan

ketiga inovasi ini menjadi keunggulan kompetitif dan model bisnis

sehingga mampu bersaing pada industri secara global dan

internasional. Jadi, daya saing organisasi merupakan strategi bisnis

harus sejalan dengan strategi pengembangan sumber daya manusia

sehingga mampu memberikan kontribusi maksimal bagi

pertumbuhan bisnis perbankan syariah dan menciptakan

keunggulan kompetitif (Azmy, 2015: 81).

Menurut Otoritas Jasa Keuangan (OJK) market

shareperbankan syariah di Indonesia tahun 2017 sebesar 5, 44%

mengalami kenaikan dibandingkan tahun 2016 sebesar 4,86 %.

Namun laju pertumbuhan market shareyang terjadi tidak begitu

11
besar jika dilihat dengan pasar yang ada, dimana mayoritas

penduduk di Indonesia beragama islam. Pertumbuhan market share

yang cukup lamban ini tentunya ada penyebabnya. Menurut Mulya

E. Siregar selaku Deputi Komisioner Pengawas Industri Keuangan

Non Bank OJK bahwa setidaknya ada lima hambatan yang

menyebabkan pertumbuhan perbankan syariah melambat. Adapun

kelima hal tersebut adalah permodalan yang kecil, biaya dana yang

mahal, biaya operasional yang belum efisien, layanan yang belum

memadai serta kualitas SDM dan teknologi yang masih tertinggal

jauh. Sebanyak lima tantangan ini, menurut Mulya harus disikapi

dengan strategi yang tepat. Misalnya, dengan melakukan inovasi

produk, meningkatkan pemahaman masyarakat, meningkatkan

permodalan, komitmen pemegang saham serta peningkatan kualitas

dan kuantitas SDM (Otoritas Jasa Keuangan, 2017).

Kepala Departemen Perbankan Syariah Otoritas Jasa

Keuangan (OJK) Ahmad Buchori menjelaskan bahwa bank syariah

belum banyak memiliki nasabah loyal dari layanan dan produk yang

setara denganbank konvensional. Pihaknya kini tengah merumuskan

strategi agar market bank syariah tumbuh tinggi, salah satunya

dengan memetakan nasabah bank syariah di Indonesia. Pandangan

masyarakat terhadap bank syariah, dari hasil survey kami, pertama

12
masyarakat anggap yang penting punya rekening di bank syariah,

asal syariah. Kedua, dia ikut-ikutan saja, ikut orang tuanya, ikut

saudaranya, ikut pacarnya, gurunya. Karena orang panutannya

punya rekening bank syariah, dia ikutan. Sementara, faktor ketiga

pendorong masyarakat menjadi nasabah bank syariah, karena

melihat dari segi keuntungannya saja. Jadi konsumen syariah ini

floating saja sifatnya. Mana yang lebih untung, Dia tidak melihat ini

syariah atau konvensional, ini bunga atau bagi hasil, asalkan itu

lebih menguntungkan ya pilihnya syariah kalau memang

menguntungkan buat dia. Faktor yang terakhir nasabah bank syariah

yakni kalangan yang terpaksa jadi nasabah bank syariah karena

tuntutan pekerjaan. Menurutnya berdasarkan survei tersebut,

campaign (kampanye) kita jualan syariah pakai ayat-ayat nggak

bakalan efektif. Masyarakat agak susah karena ternyata floating

market. Meski bank syariah diprediksi akan mendapatkan market

share sebesar 87% jika dilihat dari jumlah penduduk Islam di

Indonesia, namun hingga kini market sharebank syariah masih jauh

dari harapan.

Kota Padang merupakan kota terbesar di pantai barat Pulau

Sumatra dan ibu kota dari provinsi Sumatra Barat. Kota Padang

memiliki luas wilayah 694,96 km² dengan kepadatan jumlah

13
penduduk mencapai 927.168 jiwa. Kota Padang memiliki 11

kecamatan. Di Kota Padang terdapat kurang lebih 15 kantor cabang

pembangtu (KCP), dan Kantor Kas (KK) Bank BNI Syariah

(Laporan Tahunan Bank BNI Syariah, 2016). Karena hal tersebut

maka penulis tertarik untuk menjadikan Bank BNI Syariah di Kota

Padang sebagai objek dalam penelitian ini.

Oleh sebab itu, penulis termotivasi untuk melakukan

Penelitian ini untuk mengetahui fakta dari fenomena yang terjadi,

mengenai seberapa besar pengaruh dari promosi, kualitas

pelayanan, citra merek dan inovasi produk terhadap daya saing

bank Syariah. Selain itu, penulis ingin memberikan informasi

bahwa melalui promosi, kualitas pelayanan, citra merek dan inovasi

produk kepada masyarakat dan bank syariah bahwa variabel-

variabel tersebut dapat meningkatkan daya saing bank.

Berdasarkan uraian tersebut, dimana pasar berorientasi pada

buyer market dan semakin menuntut perbankan untuk lebih inovatif

dalam menghadapi persaingan yang kompetitif, maka penulis

tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “PENGARUH

PROMOSI, KUALITAS PELAYANAN, CITRA MEREK DAN

INOVASI PRODUK TERHADAP DAYA SAING BANK BNI

SYARIAH DI KOTA PADANG”.

14
B. Batasan Masalah

Pembatasan masalah digunakan untuk menghindari adanya

suatu penyimpangan atau pelebaran pokok masalah agar penelitian

lebih terarah dan memudahkan dalam pembahasan sehingga tujuan

penelitian akan tercapai. Batasan masalah dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Objek penelitian berfokus pada nasabah Bank BNI Syariah di

Kota Padang.

2. Variabel yang digunakan dalampenelitian ini yaitu variabel

independen (promosi, kualitas pelayanan, citra merek, dan

inovasi produk) dan variabel dependen (daya saing).

3. Menggunakan metode analisis Regresi Linier Berganda dengan

menggunakan SPSS Versi 23.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkanlatar belakang masalah yang dideskripsikan,

maka rumusan masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini

difokuskan pada pembahasan, sebagai berikut:

15
1. Bagaimana pengaruh variabel promosi secara parsial terhadap

daya saing Bank BNI Syariah di Kota Padang?

2. Bagaimana pengaruh variabel kualitas pelayanan secara parsial

terhadap daya saing Bank BNI Syariah di Kota Padang?

3. Bagaimana pengaruh variabel citra merek secara parsial

terhadap daya saing Bank BNI Syariah di Kota Padang?

4. Bagaimana pengaruh variabel inovasi produk secara parsial

terhadap daya saing Bank BNI Syariah di Kota Padang?

5. Bagaimana pengaruh variabel promosi, kualitas pelayanan,

citra merek dan inovasi produk secara simultan terhadap daya

saing Bank BNI Syariah di Kota Padang?

6. Variabel manakah yang paling berpengaruh dominan terhadap

daya saing Bank BNI Syariah di Kota Padang?

D. Tujuan dan Manfaat

PenulisanTujuan penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pengaruh variabel promosi secara parsial

terhadap daya saing Bank BNI Syariah di Kota Padang.

2. Untuk mengetahui pengaruh variabel kualitas pelayanan secara

parsial terhadap daya saing Bank BNI Syariah di Kota Padang.

3. Untuk mengetahui pengaruh variabel citra merek secara parsial

terhadap daya saing Bank BNI Syariah di Kota Padang.

16
4. Untuk mengetahui pengaruh variabel inovasi produk secara

parsial terhadap daya saing Bank BNI Syariah di Kota Padang.

5. Untuk mengetahuipengaruh variabel promosi, kualitas

pelayanan, citra merek dan inovasi produk secara simultan

terhadap daya saing Bank BNI Syariah di Kota Padang.

6. Untuk mengatahui variabel manakahyang paling berpengaruh

dominan terhadap daya saing Bank BNI Syariah di Padang.

Manfaat yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Bagi penulis, menjadi sarana bagi penulis dimana sangat

berguna untuk menambah wawasan serta pengetahuan bagi

penulis mengenai industri perbankan syariah dalam

meningkatkan daya saing.

2. Bagi Bank BNI Syariah, dapat dijadikan sebagai masukan dan

bahan pertimbangan dalam proses pengambilan keputusan

perencanaan, dan pengimplementasian terhadap promosi,

kualitas pelayanan, citra merek dan inovasi produkdalam

meningkatkan daya saing bank syariah.

3. Bagi akademisi, sebagai aset pustaka yang dapat dimanfaatkan

oleh semua kalangan akademisi, mengimplementasikan ilmu

pengetahuan yang telah didapat, dapat memberikan sumbangan

17
pemikiran, pengetahuan dan menambah literature kepustakaan

mengenai industri perbankan syariah.

4. Bagi masyarakat, sebagai bahan edukasi bank syariah di

Indonesia serta menjadi motivasi untuk lebih giat lagi berperan

dalam pengembangan bank syariah sehingga meningkatkan

daya saingnya.

E. Tinjauan Kajian

Tinjauan kajian terdahulu ini menjadi salah satu acuan

penulis dalam melakukan penelitian sehingga penulis dapat

memperkaya teori yang digunakan dalam mengkaji penelitian yang

dilakukan. Jika dilihat dari penelitian terdahulu, penulis tidak

menemukan penelitian dengan judul yang sama seperti judul

penelitian penulis. Namun penulis mengangkat beberapa penelitian

sebagai referensi dalam memperkaya bahan kajian pada penelitian

penulis. Berikut merupakan penelitian terdahulu berupa

beberapajurnal terkait dengan penelitian yang dilakukan penulis.

Dari beberapa hasil penelitian tersebut, dapat digambarkan

beberapa persamaan dan perbedaan yang dimiliki. Persamaan

penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah variabel-

variabel yang digunakan dalam membahas permasalahan, yaitu

promosi, kualitas pelayanan, citra merek, dan inovasi produk.

18
Perbedaan antara penelitian ini dengan penelitian

sebelumnya adalah pada kaitan pembahasan variabel daya saing itu

sendiri. Pada penelitian ini lebih difokuskan kepada pengaruh

variabel promosi (X1), kualitas pelayanan (X2), citra merek (X3),

dan inovasi produk (X4) terhadap daya saing bank syariah (Y).

Sementara itu, pada penelitian lain menjelaskan satu atau dua

variabel (X) berpengaruh terhadap keputusan dan kepuasan

konsumen dalam suatu perusahaan. Pada hasil penelitian

sebelumnya, variabel daya saing juga digunakan bersama-sama

dengan variabel penelitian untuk mengungkapkan hubungan antar

variabel daya saing dengan variabel-variabel lainnya, baik sebagai

variabel independen maupun sebagai variabel dependen.

19
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pemasaran

Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial yang

digunakan individu, rumah tangga, ataupun organisasi untuk

memperoleh kebutuhan dan keinginan mereka dengan cara

menciptakan dan mempertukarkan produk dan nilai dengan pihak

lain. Jadi, tujuannya adalah untuk memenuhi kebutuhan dan

keinginan individu maupun organisasi. Kebutuhan tersebut dipenuhi

dengan cara menciptakan dan mempertukarkan produk dan nilai

(Simamora, 2003: 20).Empat kebijaksanaan pemasaran yang sering

disebut dengan konsep 4P atau bauran pemasaran (marketing mix)

tersebut adalah produk (product), harga (price), saluran distribusi

(place), dan promosi (promotion). Untuk mencapai tujuan

pemasaran, keempat unsur tersebut harus saling mendukung,

sehingga keberhasilan dibidang pemasaran diharapkan diikuti oleh

kepuasan konsumen.

Setidaknya ada tiga jenis pemasaran dalam industri

perbankan, yaitu:

20
1. Pemasaran eksternal menggambarkan kerja normal yang dilakukan

oleh bank untuk mempersiapkan, menentukan harga,

mendistribusikan dan mempromosikan jasa bank kepada nasabah.

2. Pemasaran internal menggambarkan pekerjaan yang dilakukan oleh

bank untuk melatih dan mendorong nasabah internalnya yaitu

karyawan pemasaran dan front linerserta karyawan supporting

unituntuk bekerja sebagai sebuah tim kerja agar dapat memberikan

kepuasan kepada nasabah bank. Setiap orang dalam bank apakah ia

marketing atau bisnis unit maupun supporting unitharus

mempraktikkan orientasi kepada nasabah, jika tidak suatu tingkat

pelayanan yang tinggi dan konsisten tidak akan terwujud.

3. Pemasaran interaktif menjelaskan keahlian karyawan bank dalam

menangani hubungan nasabah (Naja, 2004: 21).

Menurut Kaihatu, 2008 (dalam Kaihatu, et. al, 2015: 41)

kualitas pelayanan merupakan dasar bagi pemasaran jasa, karena

inti produk yang didasarkan adalah suatu kinerja (yang berkualitas).

Konsep pelayanan yang baik akan memberikan peluang bagi

perusahaan untuk bersaing dalam merebut pelaggan. Kinerja yang

baik (berkualitas) dari sebuah konsep pelayanan akan menimbulkan

situasi yang kompetitif dimana hal tersebut dapat

diimplementasikan melalui strategi untuk meyakinkan pelanggan,

21
memperkuat imagetentang merek, iklan, penjualan dan penentuan

harga yang ditawarkan.

Dalam pemasaran, persepsi adalah bagian terbesar dari

penjualan. Menciptakan citra merek produk dan atribut-atributnya

sama pentingnya dengan kemapuhan produk tersebut (Grede,

2008:42). Secara sederhana, pemasaran pada dasarnya adalah

membangun merek di benak konsumen. Jika mampu membangun

merek yang kuat, dengan sendirinya juga memiliki program

pemasaran yang tangguh. Tapi jika tidak, apa pun yang dilakukan

baik iklan, promosi penjualan, kehumasan, maupun cara lainnya

tidak akan mampu mencapai tujuan program pemasaran yang

diharapkan. Proses inilah yang tidak mudah dipinggirkan. Merek

adalah sebuah identitas, sebuah profil yang dikenalkan kepada

publik. Jika kemudian berhasil menjadi bagian dari pemikiran

konsumen, proses brandingtersebut telah sukses menjalankan

perannya. Jika tidak usaha tersebut perlahan dilupakan bahkan

mungkin tidak dikenal sama sekali (Rahman, 2010: 172).

B. Promosi

1. Pengertian PromosiKotler (2006) menjelaskan bahwa aktivitas

promosi merupakan usaha pemasaran yang memberikan berbagai

22
upaya intensif jangka pendek untuk mendorong keinginan mencoba

atau membeli suatu produk atau jasa.Seluruh kegiatan promosi

bertujuan untuk mempengaruhi perilaku pembelian, tetapi tujuan

promosi yang utama adalah memberitahukan, membujuk dan

mengingatkan (Manik, 2015: 47). Sedangkan Menurut Ambadar

(2007: 20) promosi adalah cara formal yang memungkinkan bagi

para pengusaha untuk menyampaikan pesan-pesannya kepada

khalayak. Tujuannya tidak saja untuk memberitahukan keberadaan

produk akan tetapi untuk menumbuhkan kesan paling mendalam

tentang produk yang dipromosikan agar tertanam dalam benak

orang banyak.

Tujuan utama promosi menurut Buchori (2008: 85) adalah

memberi informasi, menarik perhatian dan untuk selanjutnya

memberi pengaruh terhadap meningkatnya penjualan. Suatu

kegiatan promosi jika dilaksanakan dengan baik dapat

mempengaruhi konsumen mengenai dimana dan bagaimana

konsumen membelanjakan pendapatannya. Promosi berusaha agar

demand tidak elastis (Ariyanti dan Siti, 2014: 4).

2. Dimensi Promosi

Pemasar mengembangkan promosi (promotion) untuk

mengomunikasikan informasi mengenai produk mereka dan

23
memengaruhi konsumen untuk membelinya. Untuk menciptakan

dan memelihara keunggulan pembeda (differential advantage) dari

apa yang ditawarkan pesaing maka sebagian besar produk dan

merek yang berhasil membutuhkan promosi.Berikut merupakan

pemaparan dimensi promosi menurutPeter dan Olson (2008: 181-

185):

a. Iklan (advertising) adalah penyajian informasi nonpersonal

mengenai produk, merek, perusahaan atau took yang dilakukan

dengan bayaran tertentu. Iklan dapat disajikan melalui berbagai

macam media (TV, radio, majalah, surat kabar papan billboard,

papan tanda, dan macam-macam media).

b. Promosi penjualan (sales promotion) adalah rangsangan

langsung yang ditujukan kepada konsumen untuk melakukan

pembelian. Promosi penjualan dapat berupa kupon, rabat,

penjualan multi kardus dan undian, perangko dagang, pameran

dagang, daneksibisi.

c. Penjualan personal (personal selling) melibatkan interaksi

personal langsung antara seorang pembeli potensial dan seorang

salesman.

d. Publisitas (publicity) adalah bentuk-bentuk komunikasi tentang

perusahaan, produk, atau merek pemasar yang tidak

24
membutuhkan pembayaran. Misalnya, penjabaran produk atau

merek baru, perbandingan merek dijurnal dagang, surat kabar,

majalah berita, diskusi di radio dan talkshow di TV semuanya

menyajikan berbagai informasi produk bagi para konsumen

(Rangkuti, 2009: 177-179).

B. Kualitas Pelayanan

1. Pengertian Kualitas PelayananSebelum mengetahui pengertian

kualitas pelayanan, hendaknya mengetahui pengertian

pelayanan itu sendiri. Pelayanan atau disebut jasa sering dilihat

sebagai sesuatu fenomena yang rumit. Jasa sering diartikan

sebagai pelayanan personal (personal service) sampai jasa

sebagai suatu produk. Jasa sering diberikan dengan tidak

menimbulkan. Menurut Lupiyoadi (2001)dalam menyatakan

jasa adalah setiap layanan yang berbentuk pekerjaan atau

prestasi yang disediakan bagi masyarakat untuk dimanfaatkan

konsumen. Menurut Supranto (2006: 226) menyatakan bahwa

kualitas layanan adalah sebuah kata yang dibagi penyedia jasa

merupakan sesuatu yang harus dikerjakan dengan baik (Daulay,

2010: 4).

2. DimensiKualitas

25
PelayananIndikator untuk mengetahui kualitas pelayanan

yang dirasakan oleh konsumen yaitu terdapat indikator ukuran

kepuasan konsumen yang terletak pada lima dimensi kualitas

pelayanan. Parasuraman, et. al(1985) mengemukakan bahwa

sepuluh dimensi yang ada dapat di rangkum menjadi lima

dimensi pokok. Kelima dimensi pokok tersebut meliputi :

a. Produk-produk fisik (Tangible)

Fasilitas fisik, perlengkapan, peralatan, sarana

komunikasi dan lain-lain merupakan hal yang harus ada

dalam proses jasa. Unsur ini merupakan sarana untuk

mewujudkan pelayanan secara langsung sebagaimana

yang disyaratkan dalam suatu transaksi barang maupun

jasa.

b. Keandalan (Reliability)

Adalah kemampuan untuk memberikan

pelayananyang dijanjikan tepat waktu (accurately),

dapat dipercaya (dependability), dan tepat waktu (on

time) tanpa ada kesalahan. Dimensi keandalan ini

menyangkut tingkat penguasaan skill dari penyelenggara

produk layanan (jasa) maupun produk layanan.

c. Daya tanggap (Responsiveness)

26
Yaitu kemauan atau keinginan para karyawan untuk

membantu dan memberikan jasa yang dibutuhkan

pelanggan. Konsumen yang sedang melakukan

pembelian mengharapkan keberadaannya diakui oleh

penjual. Dalam hal ini, konsumen mengharapkan bahwa

penjual mampu memberi informasi, pertolongan, dan

respon yang positif.

d. Jaminan (Assurance)

Jaminan meliputi pengetahuan, kemampuan,

keramahan, kesopanan, dan sifat dapat dipercaya. Hal ini

bias didapat dari kontak langsung antara penjual dan

pembeli. Dengan adanya jaminan, pembeli tidak akan

ragu dan terbebas dari bahaya dan risiko.

e. Empati (Emphaty)

Empati meliputi sikap kontak personel maupun

perusahaan dalam memahami kebutuhan atau kesulitan

pelanggan. Komunikasi yang baik dan penuh perhatian,

akan memberi kemudahan dalam melakukan komunikasi

atau hubungan. Empati juga dapat diwujudkan dalam

rangkaian sikap supaya pelanggan merasa nyaman dan

tidak salah tingkah (Kaihatu, et. al.,2015: 37-38).

27
C. Citra Merek (Brand Images)

1. Pengertian Citra Merek (Brand Images)

Citra merek menurut Kotler (2009) adalah penglihatan dan

kepercayaan yang terpendam di benak konsumen, sebagai

cerminan asosiasi yang tertahan di ingatan konsumen (Bastian,

2014: 2). Kotler (2001) Citra Merek (Brand image)dapat

diartikan sebagai The set of beliefs consumers hold about a

particular brand.Maksudnya, brand imageadalah sejumlah

kepercayaan yang dipegang konsumen berkaitan dengan merek.

Pelanggan mungkin mengembangkan serangkaian kepercayaan

merek mengenai posisi setiap merek menurut masing-masing

atribut. Kepercayaan merek membentuk citra merek (brand

image). Setiap pelanggan memiliki kesan tertentu terhadap

suatu merek, yang dapat timbul setelah melihat, mendengar,

membaca atau merasakan sendiri merek produk, baik melalui

TV, radio, maupun media cetak (Samuel, 2014: 48).

2. Dimensi Citra Merek

Menurut Alexander L. Biel (1992), citra merek (brand

image) memiliki tiga dimensi, yaitu:

28
1) Citra Korporat yaitu citra yang ada dalam perusahaan itu

sendiri. Perusahaan sebagai organisasi berusaha

membangunimagenya dengan tujuan tak lainingin agar

nama perusahaan ini bagus, sehingga akan mempengaruhi

segala hal mengenai apa yang dilakukan oleh perusahaan

tadi.

2) Citra Produk / konsumen yaitu citra konsumen terhadap

suatu produk yang dapat berdampak positif maupun negatif

yangberkaitan dengan kebutuhan, keinginan, dan harapan

konsumen. Image dari produk dapatmendukung terciptanya

sebuah brand imageatau citra dari merek tersebut.

3) Citra Pemakai yaitu dapat dibentuk langsung dari

pengalaman dan kontak dengan pengguna merek tersebut.

Manfaat adalah nilai pribadi konsumen yangdiletakkan

terhadap atribut dari produk ataulayanan yaitu apa yang

konsumen pikir akan mereka dapatkan dari produk atau

layanan tersebut(Evawati, 2012: 187).

D. Inovasi Produk

1. Pengertian Inovasi Produk

29
Pengertian inovasi produk Menurut Kotler dan Armstrong

(2006) “product quality isthe ability of a product to perform its

functions, it includes the product’s several durability,

reliability, precision, ease ofoperation and repair, and other

valued attributes” yang artinya kualitas produk adalah

kemampuan sebuah produk dalam menampilkan fungsinya baik

dalam sudut pandang internal maupun sudut pandang eksternal.

Hal itu termasuk keseluruhan daya tahan dari produk,keandalan,

ketepatan, presisi, kemudahan pengoperasian dan perbaikan

produk, juga atribut produk lainnya. Menurut Kotler,

kebanyakan produk disediakan pada satu diantara empat

tingkatan kualitas, yaitu : kualitas rendah, kualitas rata-rata

sedang, kualitas baik dan kualitas sangat baik. Beberapa dari

atribut diatas dapat diukur secara objektif. Namun demikian dari

sudut pemasaran kualitas harus diukur dari sisi persepsi pembeli

tentang kualitas produk tersebut.

2. Indikator Inovasi

ProdukLukas dan Ferrel (2000) menyatakan bahwa inovasi

produk dibagi menjadi tiga kategori, yaitu:

30
a) Perluasan Lini ( line extensions) yaitu produk yang

dihasilkan perusahaan tidaklah benar-benar baru untuk

sebuah pasar.

b) ProdukBaru(me too-products)yaitu produk baru bagi

perusahaan tetapi tidak baru bagi pasar.

c) Produk Benar-benar baru (new to the world product)

adalah produk yang termasuk baru baik bagi perusahaan

maupun pasar.Inovasi produk yang dikembangkan akan

dapat meningkatkan kemampuan dari perusahaan untuk

melakukan produk yang berkualitas.

Dengan menghasilkan suatu produk yang berkualitas,

perusahaan harus dapat meningkatkan kemampuan pengembangan

produk yang telah dilakukan, sehingga produk yang dihasilkan

selalu dapat dikembangkan atau dilakukan inovasi berkelanjutan

(Sarjita, 2017: 29).

E. Daya Saing

1. Strategi Bersaing (Competitive Strategy)

Zineldin (2005) menyatakan bahwa strategi bersaing

merupakan hal yang sangat penting pada perbankan, karena

dengan menggunakan strategi bersaing yang tepat, maka bank-

31
bank dimaksud akan dapat bertahan pada era persaingan yang

sangat ketat dewasa ini. Secara garis besar, untuk dapat

memberikan keunggulan positioning dimaksud, maka bank

dapat menerapkan strategi bersaing dengan menggunakan

kualitas dan hubungan pelanggan (Danibrata, 2013:91).

2. Dimensi Daya Saing

Menurut Porter (1990) daya saing di identikkan dengan

produktivitas dimana tingkat output yang dihasilkan untuk

setiap unit input yang digunakan. Peningkatan produktivitas

meliputi peningkatan jumlah input fisik (modal dan tenaga

kerja), peningkatan kualitas input yang digunakan, dan

peningkatan teknologi (total faktor produktivitas).

G. Hubungan Antar Variabel Independen dengan Variabel

Dependen

1. Pengaruh Promosi Terhadap Daya Saing Bank BNI Syariah

di Kota Padang.

Menurut Kotler dan Keller (2009) Promosi bertujuan untuk

membangun kesadaran merek, memberikan informasi

membajuk, membangun sikap atau maksud pembelian merek.

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Lestari,et.al(2016: 881)

32
dengan judul “Peningkatan Daya Saing Melalui Strategi Produk

dan Promosi pada UKM Kerupuk Kemplang di Seberang Ulu 1

Palembang” menunjukkan bahwa promosi dilakukan dengan

membantu responden untuk aktif dalam menggunakan media

sosial, dengan implementasi strategi promosi tersebut

menyebabkan omset penjualan meningkat dan memperluas

jangkauan pemasaran yang pada akhirnya meningkatkan daya

saing.

2. Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Daya Saing Bank

BNI Syariah di Kota Padang.

Menurut penelitian Rafidah (2014: 114) menunjukkan

bahwa peningkatan kualitas pelayanan merupakan salah satu

upaya untuk meningkatkan pangsa pasar perbankan syariah

yang dituntut untuk memiliki daya saing (competitivness). Ini

juga ditujukan dengan upaya pelayanan kepada nasabah.

Kualitas produk dan layanan dianggap sebagai faktor yang

sangat penting dalam suatu perusahaan karena pasar global dan

internasional makin terus berkembang.

3. Pengaruh Citra Merek Terhadap Daya Saing Bank BNI

Syariah di Kota Padang

33
Kotler (2000), mengatakan bahwa merek merupakan janji

penjual untuk secara konsisten memberikan feature, manfaat

dan jasa tententu kepada pembeli, bukan hanya sekedar simbol

yang membedakan produk perusahaan tertentu dengan

kompetitornya. Menurut Howard (1989) dalam Ranto (2007)

menjelaskan bahwa citra mempunyai peran dalam memasarkan

suatu organisasi karena berpotensi mempengaruhi persepsi dan

ekspektasi konsumen tentang barang atau jasa yang ditawarkan

serta pada akhirnya mempengaruhi kepuasan konsumen dan

loyalitas. Dimana jika konsumen sudah merasa puas terhadap

suatu produk yang diberikan oleh bank syariah, kemudian

konsumen akan menggunakannya secara berualang-ulang.

Dengan penggunaan yang berulang-ulang akan mempengaruhi

tingkat daya saing bank syariah tersebut.

4. Pengaruh Inovasi Produk Terhadap Daya Saing Bank BNI

Syariah di Kota Padang.

Menurut Kotler dan Keller (2006:357) mengungkapkan

proses penggunaan konsumen terfokus pada proses mental

melalui proses ini seseorang beralih dari mendengarkan pertama

kali tentang inovasi hingga akhirnya menggunakannya.

Penelitian yang dilakukan oleh Sugiyarti (2015:119)

34
menunjukkan bahwa inovasi produk memiliki pengaruh positif

terhadap keunggulan bersaing. Perusahaan yang mampu

mendesain produknya sesuai keinginan pelanggan akan mampu

bertahan di tengah persaingan karena produknya tetap diminati

oleh pelanggan.

5. Pengaruh Promosi, Kualitas Pelayanan, Citra Merek dan

Inovasi

Produk Terhadap Daya Saing BankBNI Syariah di Kota

Padang.

Salah satu variabel yang dipakai dalam penelitian ini adalah

promosi. Penelitian yang dilakukan oleh Waskita dan Yuniati

(2016:19) menyatakan bahwa semakin sering promosi yang

diberikan perusahaan pada konsumen maka ketertarikan

konsumen untuk mencoba produk jasa semakin tinggi peluang

terciptanya loyalitas konsumen. Berdasarkan hasil penelitian

diatas jika dikaitkan dengan perbankan syariah, dapat diketahui

bahwa semakin sering suatu bank syariah melakukan promosi

maka semakin tinggi ketertarikan konsumen untuk mencoba

produk dan jasanya.

Selain variabel promosi dan kualitas pelayanan, peneliti juga

menggunakan variabel citra merek. Menurut hasil penelitian

35
Arista dan Triastuti (2011:41) menyimpulkan bahwa citra merek

yang dibangun dapat menjadi daya saing dan cerminan dari visi,

keunggulan standar kualitas, pelayanan dan komitmen

daripelaku usaha atau pemiliknya dan dapat menimbulakan

minat beli pada pelanggan.

6. Kerangka Pemikiran Teoritis

Lemahnya daya saing perbankan syariah dibandingkan

dengan perbankan konvensional di Indonesia mengharuskan bank

syariah untuk memiliki berbagai strategi untuk meningkatkan daya

saingnya. Kerangka pemikiran teoritis dalam penelitian ini adalah

mengenai analisa faktor-faktor yang mempengaruh promosi,

kualitas pelayanan, citra merek dan inovasi produk terhadap daya

saing Bank BNI Syariah di Kota Padang. Variabel yang digunakan

dalam penelitian ini adalah variabel dependen yaitu daya saing bank

syariah. Sedangkan variabel independennya adalah promosi,

kualitas pelayanan, citra merek dan inovasi produk.

7. Hipotesis Penelitian

Menurut Djarwanto dalam (Kuntjojo, 2009: 26) secara

etimologis, hipotesis berasal dari dua kata hypo yang berarti

36
“kurang dari” dan thesis yang berarti pendapat. Jadi hipotesis

merupakan suatu pendapat atau kesimpulan yang belum final, yang

harus diuji kebenarannya. Sedangkan menurut Kuncoro (2003: 47-

48) hipotesis adalah suatu penjelasan sementara tentang perilaku,

fenomena, atau keadaan tertentu yang telah terjadi atau akan terjadi.

Hipotesis berupa pernyataan mengenai konsep yang dapat dinilai

benar atau salah jika menunjuk pada suatu fenomena yang diamati

dan diuji secara empiris.

37
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Secara umum metodologi penelitian merupakan cara ilmiah untuk

mendapatkan suatu data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Dengan

menggunakan metode penulisan dan teknik pengumpulan data yang tepat

akan membantu penulis dalam memaparkan dan menjawab permasalahan

dengan baik.

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini termasuk ke dalam penelitian Asosiatif

yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan dua

variabel atau lebih (Sugiyono, 2014: 36). Metode penelitian

kuantitatif digunakan untuk mendapatkan data yang terjadi pada

masa lampau atau saat ini, tentang keyakinan, pendapat,

karakteristik, perilaku, hubungan variabel dan untuk menguji

beberapa hipotesis tentang variabel sosiologis dan psikologis dari

38
sampel yang diambil dari populasi tertentu (Sugiyono, 2014: 17).

Dalam penelitian ini pendekatan yang digunakan penulis adalah

pendekatan penelitian kuantitatif dengan cara survey. Survey

dilakukan untuk mengumpulkan informasi dengan menanyai

orang melalui daftar pertanyaan yang terstruktur. Dengan survey,

periset bertujuan memperoleh informasi seperti preferensi, sikap,

atau pendapat responden yang diungkapkan dalam menjawab

petanyaan-pertanyaan. Survey bertujuan untuk meliputi banyak

orang sehingga hasil survey dapat dipandang mewakili populasi

atau merupakan generalisasi (Sunyoto, 2014: 19).

Penelitian ini berfokus pada hal-hal yang berkaitan

dengan judul penelitian, yakni analisa faktor-faktor yang

mempengaruhi promosi, kualitas pelayanan, citra merek dan

inovasi produk terhadap daya saing bank syariah. Objek

penelitian skripsi ini dilakukan pada nasabah Bank BNI Syariah

di Kota Tangerang Selatan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan

Maret-April 2018.

Tujuan dari penelitian ini adalah hypothesis testing

(pengujian hipotesis), yaitu penelitian yang menjelaskan

fenomena dalam bentuk hubungan antar variabel. Penelitian ini

bertujuan untuk menguji seberapa besar pengaruh promosi,

39
kualitas pelayanan, citra merek dan inovasi produk sebagai

variabel independen (X), terhadap daya saing Bank BNI Syariah

sebagai variabel dipenden (Y).

B. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri

dari subyek dan obyek yang mempunyai kualitas dan

karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2014:

80). Adapun populasi dalam penelitian ini adalah nasabah Bank

BNI Syariah di Kota Tangerang Selatan.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik

yang dimiliki oleh populasi tersebut, apa yang dipelajari dari

sampel tersebut kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk

populasi (Sugiyono, 2014: 81). Sampel adalah sebagian dari

40
populasi yang karakteristiknya hendak diteliti dan dianggap bisa

mewakili keseluruhan populasi (Sunyoto, 2014: 48). Teknik

sampling yang digunakan yaitu teknik convenience sampling

berarti unit sampel yang ditarik mudah dihubungi, tidak

meyusahkan, dan mudah untuk mengukur serta bersifat

kooperatif. Adapun jumlah sampel yang digunakan dalam

penelitian ini berdasarkan pendapat Roscoe (Sugiyono, 2014: 86)

ukuran sampel yang layak dalam penelitian adalah antara 30

sampai dengan 500 atau dengan cara jumlah sampel minimal 10

kali dari jumlah variabel (independen + dependen) yang diteliti.

Berdasarkan pendapat Roscoe, instrumen yang digunakan dalam

penelitian ini adalah 10 x 5 = 50, ini adalah jumlah anggota

sampel minimal. Sehingga penggunaan sampel dalam penelitian

ini yaitu sebanyak 100 sampel kuesioner lebih dari standar

minimum. Responden dari penelitian ini adalah nasabah Bank

BNI Syariah di Kota Padang.

C. Metode Pengumpulan Data

1. Sumber Data

a. Data Primer

41
Data Primer menurut Istijanto (2005) merupakan

data asli yang dikumpulkan oleh periset untuk menjawab

masalah riset secara khusus. Data primer diperoleh secara

langsung dari sumbernya, sehingga periset merupakan

tangan pertama yang memperoleh data tersebut (Sunyoto,

2014: 28) untuk memperoleh data primer dalam penelitian

ini, metode pengumpulan data yang digunakan adalah

kuesioner. Kuesioner adalah metode pengumpulan data

primer yang menggunakan item pertanyaan dan pernyataan

dengan format tertentu. Kuesioner memiliki keunggulan

karena memuat informasi yang efektif dan efisien sesuai

dengan tujuan penelitian (Abdillah dan Hartono, 2015: 52).

b. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data publikasi yang

dikumpulkan oleh pihak lain, orang atau lembaga tertentu,

bukan oleh periset sendiri, untuk tujuan yang lain, berupa

informasi yang relevan dengan permasalahan yang ada

(Sunyoto, 2014: 42). Data sekunder diperoleh dengan

menggunakan studi kepustakaan (library research).

Penelitian ini dilakukan dengan cara mencari dan

42
mengumpulkan berbagai bahan bacaan dan menggali

berbagai teori yang berkaitan dengan topik penelitian yang

diperoleh dari membaca literatur, buku, artikel, jurnal, dan

sejenisnya. Selain itu, peneliti juga menggunakan data

sekunder berupa data nasabah yang di dapat langsung dari

Bank BNI Syariah.

2. Jenis Data

Data yang telah diperoleh dari hasil penyebaran kuesioner

selanjutnya akan diolah dianalisis dengan cara sebagai berikut:

a. Analisis Kuantitatif

Analisis kuantitatif merupakan metode analisis

data dengan mengumpulkan data dalam penelitian untuk

diuji kebenaran suatu hipotesis atau dapat menjawab

pertanyaan penelitian. data yang diperoleh bukan data yang

palsu atau non real. Sebagaimana diketahui bahwa dalam

penelitian kuantitatif maka alat untuk mengolah datanya

43
yaitu dengan menggunakan statistik deskriptif dan statistik

inferensial.

b.Analisis Kualitatif

Analisis data kualitatif adalah bentuk analisa

yang berdasarkan dari data yang dinyatakan dalam bentuk

uraian. Data kualitatif ini merupakan data yang hanya dapat

diukur secara langsung.

D. Metode Analisis Data

Penelitian ini menggunakan Regresi Linier Berganda untuk

menganalisis data yang diperoleh dan skala yang digunakan dalam

kuesioner adalah skala likert. Skala likert digunakan untuk mengukur

sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang

tentang fenomena sosial. Dengan, skala likert, maka variabel yang

akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian

indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-

item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan

(Sugiyono, 2014:93).

44
45

Anda mungkin juga menyukai