Anda di halaman 1dari 6

Rangkuman Pengantar Manajemen

Oleh Muhammad Ghithrif Gustomo Putra


Ilmu Ekonomi Islam 2019, 1906285642
Chapter 15 : Foundations of Individual Behavior
Takeaway 1 : Perceptions
1. Persepsi merupakan proses seseorang menerima, mengorganisasi, dan
menginterpretasikan informasi dari lingkungannya. Persepsi masing-
masing orang berbeda meskipun terhadap objek yang sama. Hal ini
disebabkan adanya perbedaan nilai yang dianut, kebudayaan, dan
berbagai keadaan lainnya.
2. Salah satu cara persepsi memengaruhi performa individu adalah
melalui kontrak psikologis, yaitu apa yang individu harapkan di
lingkungan kerjanya.

Gambar 1.1 Komponen dalam Kontrak Psikologis


Suatu individu tentu harus berkontribusi terhadap perusahaan
dengan bekerja, mengeluarkan kreativitas, dll. Namun perushahaan
juga harus memberi kompensasi yang adil, seperti gaji yang layak,
tunjangan, asuransi, dsb.
3. Atribusi adalah proses menjelaskan apa yang terjadi. Kesalahan
atribusi yang paling mendasar adalah terlalu membesar-besarkan
faktor internal dan menyepelekan faktor eksternal terhadap perilaku
individu. Self-serving bias adalah kekeliruan yang muncul ketika
individu melihat kesuksesan karena faktor internal dan kegagalan
dirinya karena faktor eksternal.
4. Ada berbagai kecenderungan persepsi yang juga mempengaruhi cara
kita berkomunikasi dengan orang lain, seperti :
a. Stereotip
Stereotip terjadi ketika karakteristik umum dari suatu
kelompok diatribusikan ke suatu individu, meskipun hal
tersebut belum tentu benar. Misalnya : apabila laki-laki sedang
menelepon, pasti ia sedang membicarakan bisnis. Namun
apabila perempuan yang menelepon, pasti is sedang bergosip
dengan temannya.
b. Efek Halo
Efek halo terjadi karena satu keunggulan positif dijadikan
dasar untuk memberikan penilaian yang bagus secara
keseluruhan. Misalnya, orang yang tersenyum ketika
diwawancara akan mengesankan pewawancara sehingga
diberikan nilai bagus dalam semua aspek.
c. Persepsi Selektif
Merupakan kecenderungan seseorang untuk menilai suatu
persoalan berdasarkan pandangan pribadinya. Misalnya,
akuntan pajak perusahaan hanya melihat masalah penurunan
laba perusahaan karena beban pajak yang dikeluarkan terlalu
besar. Padahal, mungkin saja laba turun karena efisiensi
rendah, biaya operasional tinggi, dsb. Cara mengatasi masalah
ini adalah dengan membuka pola pikir.
d. Proyeksi
Proyeksi merupakan perilaku menempatkan atribut pribadi ke
orang lain. Misalnya, ada beberapa pekerjaan yang menurut
kita sangat mudah dilakukan hingga membosankan. Namun,
belum tentu orang lain berpikiran seperti itu. Cara mengatasi
masalah ini adalah dengan meningkatkan empati terhadap
orang lain.
5. Impression Management adalah serangkaian upaya sistematis yang
bertujuan untuk mempengaruhi cara orang lain menilai kita.
Takeaway 2 : Personality
1. Personality/kepribadian adalah profil karakter seseorang yang
membedakannya dengan orang lain. Ada lima dimensi kepribadian,
yaitu :
a. Extraversion — tingkat di mana seseorang mudah bergaul dan
tegas.
b. Agreeableness — tingkat di mana seseorang memiliki sifat yang
baik, kooperatif, dan percaya.
c. Hati nurani — sejauh mana seseorang bertanggung jawab,
dapat diandalkan, dan berhati-hati.
d. Stabilitas emosional — tingkat di mana seseorang merasa
santai, aman, dan tidak cemas.
e. Keterbukaan terhadap pengalaman — sejauh mana seseorang
ingin tahu, terbuka terhadap ide-ide baru, dan imajinatif.
Kelima dimensi tersebut digunakan manajer untuk menempatkan
Sumber Daya Manusia. Misalnya, orang yang mudah bergaul akan
ditempatkan di bagian promosi penjualan, dan sebagainya.
2. Manajer juga dapat menggunakan Myers Briggs Type Indicator
(MBTI) untuk menilai kepribadian pekerja. Indikator ini memiliki
empat dimensi, yaitu a) ekstrovert vs introvert, b) sensing vs intuitive,
c) thinking vs feeling, d) judging vs perceiving. Terdapat 16 jenis
kepribadian yang dihasilkan dari indikator ini.
3. Kepribadian Teknologi mengidentifikasi tingkat penggunaan media
sosial dan bagaimana media tersebut digunakan untuk berinteraksi
dengan orang lain.
4. Para ahli telah mengemukakan konsep tambahan mengenai personal
conception trait (bagaimana seseorang dengan kepribadiannya,
berinteraksi dengan lingkungan) dan emotional conception trait
(bagaimana seseorang menghadapi stres dan situasi tidak
menyenangkan), diantaranya ;
a. Lokus kontrol, yaitu tingkat seseorang percaya bahwa apa yang
terjadi berada pada kontrolnya.
b. Otoriterianisme, yaitu tingkat kepatuhan seseorang terhadap
otoritas/hukum.
c. Machiavellianisme,yaitu tingkat seseorang termanipulasi secara
emosional.
d. Self-monitoring, yaitu tingkat seseorang dapat menyesuaikan
perilaku dengan lingkungannya.
e. Kepribadian Tipe-A, yaitu perilaku seseorang yang cenderung
kepada penghargaan ekstrim dan perfeksionisme.
Takeaway 3 : Attitude
1. Sikap/perilaku adalah kecenderungan seseorang bertindak menurut
cara-cara tertentu terhadap orang lain dan lingkungannya. Ada tiga
komponen perilaku, yaitu :
a. Kognitif > merefleksikan opini
b. Afektif > merefleksikan perasaan spesifik
c. Perilaku > merefleksikan kecenderungan untuk bertindak
konsisten dengan opini dan perasaan spesifik.

Gambar 1.2 Komponen Perilaku Individual

2. Kepuasan pekerjaan adalah tingkat seorang individu merasa positif


atau negatif terhadap pekerjaannya. Ada beberapa hal yang biasanya
ditanyakan individu terkait pekerjaannya, seperti keamanan
pekerjaan, gaji, dan kondisi pekerjaan.
3. Semakin tinggi kepuasan seseorang atas pekerjaannya, semakin
antusias ia bekerja (menurunkan perputaran tenaga kerja dan tingkat
ketidakhadiran karyawan), dan sebaliknya.
4. Enployee engagement adalah perasaan positif yang kuat terhadap
pekerjaan dan organisasi.
5. Job involvement adalah tingkat seseorang merasa berdedikasi
terhadap pekerjaannya. Seseorang yang merasa bahwa ia dilibatkan
dalam pekerjaan akan bekerja bahkan melampaui target yang
ditetapkan.
6. Organizational commitment adalah tingkat seorang karyawan loyal
terhadap perusahaan tempat ia bekerja. Organizational citizenship
adalah keinginan seseorang melampaui batas dalam bekerja.
Meskipun ia tidak dibayar atas jam kerja tambahan, ia tetap senang
bekerja karena menurutnya hal tersebut membantu perusahaan
mencapai tujuan strategisnya.
Takeaway 4 : Emotions, Moods and Stress
1. Emosi adalah perasaan kuat yang diarahkan terhadap seseorang atau
suatu hal. Kecerdasan emosional adalah kemampuan seseorang
mengetahiui dan menggunakan emosinya sehingga dapat membangun
komunikasi yang efektif dengan orang lain.
2. Mood identik dengan emosi. Namun, mood bertahan dalam jangka
waktu yang lebih lama dan tidak hanya mempengaruhi satu orang
saja. Misalnya, seseorang emosi karena dosen memberi nilai rendah
dalam ujian matematika. Meskipun ia hanya merasa jengkel dengan
sang dosen, bisa saja kejadian tersebut memengaruhi moodnya pada
hari itu sehingga ia menjadi lebih sensitif terhadap orang selain dosen
tersebut. Terminologi tersebut dinamakan mood contagion, yaitu
penyebaran efek positif maupun negatif atas mood seseorang ke orang
lain.
3. Stress merupakan ketegangan yang tercipta karena adanya
permintaan tidak biasa, peluang maupun hambatan. Stressors adalah
segala hal yang menyebabkan stres, baik dari lingkungan pekerjaan
maupun non-pekerjaan.
4. Stress terbagi menjadi dua, yaitu konstruktif dan destruktif. Stres
yang konstruktif memiliki dampak positif bagi individu karena
memicu kerja keras dan kreativitas. Stress yang destruktif
mengacaukan sistem fisik dan mental seseorang.
Gambar 1.3 Dampak Stress Destruktif terhadap Individu

5. Untuk mengatasi stress berlebih dapat digunakan personal wellness


program, yaitu program yang bertujuan untuk memaksimalkan
performa individu melalui program promosi kesehatan personal.

Referensi :
Schermerhorn. 2015. Introduction to Management (13th edition).
United States of America:John Wiley & Sons, Inc.

Anda mungkin juga menyukai