PEMBELAJARAN MATEMATIKA
Dosen Pengampu:
Disusun oleh:
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala limpahan
rahmat danhidayah-Nya. Sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah
ini sebagai tugas matakuliah. Kami telah menyusun makalah ini dengan sebaik-
baiknya dan semaksimal mungkin Namun tentunya sebagai manusia biasa tidak luput
dari kesalahan dan kekurangan. Harapan kami, semoga bias menjadi koreksi di masa
mendatang agar lebih baik lagi dari sebelumnya.
Tak lupa ucapan terima kasih kami sampaikan kepada teman-teman atas
masukkannya,dorongan dan ilmu yang telah diberikan kepada kami. Sehingga kami
dapat menyusun dan menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya dan insya Allah
sesuai yang kami harapkan.Dan kami ucapkan terima kasih pula kepada rekan-rekan
dan semua pihak yang terkait dalam penyusunan makalah ini.
Pada dasarnya makalah yang kami sajikan ini khusus mengupas tentang
“Metode,Teknik dan Taktik dalam Pembelajaran, khususnya dalam pembelajaran
matematika”. Untuk lebih jelas simak pembahasannya dalam makalah ini.Mudah-
mudahan makalah ini bisa memberikan sumbang pemikiran sekaligus pengetahuan
bagi kita semua. Aamiin
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah.........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan.....................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................3
2.1 Pengertian Metode, Teknik, dan Taktik Pembelajaran Matematika............3
2.2 Karakteristik Metode, Teknik, dan Taktik Pembelajaran Matematika........3
2.3 Jenis Metode, Teknik dan Taktik Pembelajaran Matematika.......................5
2.3.1 Metode................................................................................................................5
2.3.2 Teknik...............................................................................................................11
2.3.3 Taktik...............................................................................................................13
BAB III PENUTUP.........................................................................................................14
A. Kesimpulan............................................................................................................14
B. Saran-saran...........................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................15
BAB I PENDAHULUAN
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan peserta didik dengan
pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Lingkungan belajar
merupakan suatu sistem yang terdiri dari unsur tujuan, bahan pembelajaran, alat, siswa
dan guru. semua unsur atau komponen tersebut saling berkaitan, saling mempengaruhi
dan semuanya berfungsi dengan berorientasi pada tujuan. Seperti yang telah kita ketahui
bahwa tugas utama guru ialah mengajar yang berarti membelajarkan siswa untuk
mencapai tujuan tertentu atau kompetensi. Tujuan atau kompetensi itu telah dirumuskan
dalam kurikulum yang berfungsi sebagai pedoman pelaksanaan program pembelajaran.
Dalam proses pembelajaran yang menjadi persoalan pokok ialah bagaimana memilih
dan menentukan metode pembelajaran. Metode belajar mengajar menentukan jenis
interaksi di dalam proses pembelajaran. Metode pembelajaran yang digunakan harus
menimbulkan aktivitas belajar yang baik, aktif, kreatif, efektif, dan efesien, sehingga
tujuan pembelajaran dapat tercapai secara maksimal.
Dalam mengajar diperlukan suatu variasi. Dalam pengembangan variasi mengajar
tentu saja tidak sembarangan tetapi ada tujuan yang hendak dicapai. Selain itu teknik
pembelajaran juga diperlukan dalam kegiatan belajar mengajar. Teknik mengajar
merupakan cara sistematis untuk mengajar sesuatu. Teknik mengajar mempengaruhi
belajar, metode mengajar gutu yang kurang baik akan mempengaruhi belajar siswa yang
tidak baik pula.
Dalam mengajar hendaknya guru menggunakan lebih dari satu metode. Dengan
menguasai teori belajar mengajar peserta didik dapat mengikuti pembelajaran dengan
baik bahkan dapat memotivasi peserta didik untuk berminat belajar matematika. Taktik
belajar mengajar matematika yang dikuasai para tenaga pendidik akan dapat diterapkan
pada peserta didik jika dapat memilih metode belajar mengajar yang tepat.
Rumusan Masalah
a. Apakah pengertian metode, teknik dan taktik pembelajaran matematika ?
b. Apa saja Karakteristik metode, teknik dan taktik pembelajaran matematika ?
c. Apa saja Jenis metode,teknik dan taktik pembelajaran maetematika ?
Tujuan Masalah
a. Untuk mengetahui definisi metode, teknik, dan taktik pembelajaran matematika.
b. Untuk mengetahui karakteristik metode, teknik, dan taktik pembelajaran matematika.
c. Untuk mengetahui jenis-jensi metode, teknik, dan taktik pembelajaran matematika.
BAB II PEMBAHASAN
a. Metode Ceramah
Metode ceramah adalah salah suatu cara penyampaian bahan secara lisan oleh
pendidik di muka kelas. Peran seorang peserta didik di sini sebagai penerima pesan,
mendengar, memperhatikan, dan mencatat keterangan-keterangan yang disampaikan.
Disebut demikian, sebab ceramah dilakukan dengan tujuan sebagai pemicu terjadinya
kegiatan yang partisipatif oleh peserta didik.
Adapun karakteristik dari metode ini yaitu:
- Penguasaan kelas.
- Pengorganisasian kelas.
- Persiapan serta pelaksanaan.
Kelebihan metode Ceramah, yaitu:
- Ceramah merupakan metode yang mudah dan murah artinya dapat menampung
jumlah siswa yang banyak tanpa memerlukan peralatan-peralatan yang lengkap
dan siswa mempunyai kesempatan untuk mendengarkan karena biaya yang
diperlukan relatif lebih kecil.
- Konsep yang disajikan secara hirarki akan memberikan fasilitas belajar kepada
siswa.
- Fleksibel : jika waktu sedikit bahan dipersingkat, diambil yang penting-penting
saja, jika waktu banyak dapat disampaikan sebanyak-banyaknya.
- Guru dapat memberikan tekanan-tekanan terhadap hal-hal yang penting hingga
waktu dan energi dapat digunakan sebaik mungkin.
- Guru dapat menguasai seluruh kelas dengan mudah, walaupun jumlah murid cukup
banyak.
- Isi silabus dapat diselesaikan dengan lebih mudah, karena guru tidak harus
menyesuaikan dengan kecepatan belajar siswa.
- Kekurangan atau tidak adanya buku pelajaran dan alat bantu pelajaran tidak
menghambat dilaksanakannya pelajaran.
- Organisasi kelas dapat diatur menjadi lebih sederhana karena tidak memelukan
setting yang beragam.
Kekurangan metode Ceramah, yaitu:
- Pelajaran berjalan membosankan, siswa-siswa menjadi pasif, karena tidak
berkesempatan menemukan sendiri konsep yang diajarkan. Siswa hanya aktif
membuat catatan saja.
- Kepadatan konsep-konsep yang diberikan dapat berakibat siswa tidak mampu
menguasai bahan yang diajarkan.
- Materi yang dikuasai siswa sebagai hasil ceramah akan terbatas pada apa yang
dikuasai guru.
- Pengetahuan yang diperoleh dari hasil ceramah akan cepat terlupakan.
- Melalui ceramah sangat sulit ditentukan apakah seluruh siswa sudah mengerti apa
yang dijelaskan atau belum.
- Ceramah menyebabkan belajar siswa menjadi belajar menghafal (rote learning).
Implementasinya:
Penerapan metode ini dapat diterapkan salah satunya pada materi tentang statistika.
Dalam pembelajaran ini guru akan menyampaikan kepada peserta didik tujuan
pembelajaran. Selanjutnya, guru akan menjelaskan materi statistika seperti mean (rata-
rata), modus, dan median dengan cara yang tidak membosankan sehingga peserta didik
akan tertarik untuk mendengarkan materi tersebut.
Dalam pembelajaran statistika guru akan mengajarkan cara menentukan mean. Guru
memberikan potongan kertas kepada 10 peserta didik dan memberikan arahan untuk
menulis nilai yang mereka dapatkan saat ulangan minggu lalu. Kemudian guru
mengumpulkan nilai peserta didik dengan menyuruh peserta didik untuk menyebutkan
nilainya. Nilai ulangan peserta didik kelas X antara lain:
b. Metode Diskusi
Metode ini bertujuan untuk menukar gagasan, pemikiran, informasi/ pengalaman
diantara peserta didik, sehingga dicapai kesepakatan pokok-pokok pikiran (gagasan,
kesimpulan). Para peserta didik dapat salinng beradu argumentasi untuk meyakinkan
peserta didik lainnya agar didapatkan kesimpulan yang dapat diterima oleh anggota
kelompok diskusi. Kesepakatan pikiran inilah yang kemudian ditulis sebagai hasil diskusi.
Diskusi biasanya digunakan sebagai bagian yang tak terpisahkan dari penerapan berbagai
metode lainnya.
Adapun karakteristik dari metode diskusi ini adalah sebagai berikut:
- Memberikan peluang kepada peserta didik untuk saling berinteraksi.
- Berbagi informasi.
- Belajar mempertahankan pendapat dengan argument yang rasional.
- Adanya proses panggilan potensi diri yang terjadi secara tidak sadar.
Kelebihan metode diskusi, antara lain:
- Terjadi interaksi yang tinggi antara komunikator dan komunikasi
- Dapat membantu siswa untuk berfikir lebih kritis
- Memotivasi atau memberi stimulasi kepada siswa agar berfikir kritis, mengeluarkan
pendapatnya, serta menyumbangkan pikiran-pikirannya
- Metode diskusi melibatkan siswa secara langsung dalam proses belajar.
- Setiap siswa dapat menguji pengetahuan dan penguasaan bahan pelajarannya masing-
masing.
- Metode diskusi dapat menumbuh dan mengembangkan cara berpikir dan sikap ilmiah.
- Dengan mengajukan dan mempertahankan pendapatnya dalam diskusi diharapkan
para siswa akan dapat memperoleh kepercayaan akan (kemampuan) diri sendiri.
- Metode diskusi dapat menunjang usaha-usaha pengembangan sikap sosial dan sikap
demokratis para siswa.
Kelemahan metode diskusi, antara lain:
- Alokasi waktu yang sulit karena banyak memakan waktu
- Tidak semua argument bias dilayani atau di ajukan untuk dijawab
- Suatu diskusi tidak dapat diramalkan sebelumnya mengenai bagaimana hasil sebab
tergantung kepada kepemimpinan siswa dan partisipasi anggota-anggotanya.
- Suatu diskusi memerlukan keterampilan-keterampilan tertentu yang belum pernah
dipelajari sebelumnya.
- Jalannya diskusi dapat dikuasai (didominasi) oleh beberapa siswa yang menonjol.
- Tidak semua topik dapat dijadikan pokok diskusi, akan tetapi hanya hal-hal yang
bersifat problematis saja yang dapat didiskusikan.
- Diskusi yang mendalam memerlukan waktu yang banyak. Siswa tidak boleh merasa
dikejar-kejar waktu.
- Perasaan dibatasi waktu menimbulkan kedangkalan dalam diskusi sehingga hasilnya
tidak bermanfaat.
- Apabila suasana diskusi hangat dan siswa sudah berani mengemukakan pikiran
mereka maka biasanya sulit untuk membatasi pokok masalahnya.
- Sering terjadi dalam diskusi murid kurang berani mengemukakan pendapatnya.
- Jumlah siswa di dalam kelas yang terlalu besar akan mempengaruhi setiap siswa
untuk mengemukakan pendapatnya.
Implementasinya: Guru memberikan setiap murid selembar kertas berwarna polos. Kertas
yang digunakan adalah kertas lipat. Tujuannya supaya lebih menarik karena berwarna-
warni. Selain itu, warna yang berbeda akan lebih mudah digunakan untuk membandingkan
antara satu bilangan pecahan dengan bilangan pecahan yang lain. Murid membagi kertas
tersebut menjadi dua bagian sama besar ½, dibagi dua sama besar lagi ¼. Sekali lagi,
murid membagi potongan ¼ dua sama besar menjadi 1/8. Dan kemudian, murid
mengambil salah satu potongan 1/8 dan dibagi dua sama besar menjadi 1/16. Jadi, setiap
murid memiliki: 1 potongan 1/2, 1 potongan 1/4, 1 potongan 1/8, dan 2 potongan 1/16.
Dengan potongan tersebut sudah cukup efektif untuk melakukan permainan. Guru akan
memberikan soal pecahan dan siswa menyelesaikannya dengan potongan-potongan kertas
yang sudah dibuat tadi. Siswa dibentuk kelompok 7 kecil dan diarahkan untuk
menyelesaikan soal yang diberikan guru. Dengan sedikit kompetisi dan arahan dari guru
anak-anak bisa menyelesaikan soal-soal dengan baik. (Observasi proses pembelajaran
matematika materi pecahan pada tanggal 27 Januari 2015).
Masalah
Rata-rata nilai tes sepuluh peserta didik adalah 78. Skor paling atas dan bawah
yaitu 65 dan 95 dibuang oleh guru. Berapakah rata-rata sisa nilai yang tersisa?
Solusi peserta didik:
10-2 = 8
(95+65) = 160
160 : 10 =16
78 – 16 = 62
62 x 10 =77,5
Jadi rata-rata sisa nilai atas dan bawah dibuang adalah 77,5.
Deskripsi dari Solusi:
Peserta didik pertama kali menggunakan salah satu sifat rata-rata dan menentukan
bahwa siswa peserta didik adalah 8 (diperoleh dari 10-2). Sehingga ada 8 nilai harus
ada diantara 65 dan 95. Kemudian peserta didik membuat deretan sepuluh lingkaran,
dengan mletakan angka 95 di nomor pertama dan65 di terakhir, 8 linkaran lainnya
dibiarkan kosong.dengan menggunakan pendekatan modifikasi pembagian, peserta
didik menyadari bahwa 65 dan 95 memberikan kontribusi 16 terhadap rata-rata yaitu
[(95+65) : 10] = 16. Selanjutnya peserta didik mengatakan bahwa masing-masing dari
8 lingkaran kosong harus didapat 16. Tetapi karena 16 adalah 62 kurangnya dari 78
(16 adallah rata-rata untuk sepuluh nilai), peserta didik tersebut kemudian melakukan
operasi perkalian 10 dengan 62 dan mendapat hasil 620. Selanjutnya 620 kemudian
dibagi oleh 8 dan mendapatkan 77,5. Jadi rata-rata nilai yang tersisa setelah nilai atas
dan bawah dibuang adalah 77,5.
Dalam solusi ini, peserta didik memiliki kata kunci yaitu membuang bagian
atas dan bawah saat mengambil 16 dari masing-masing nilai lainnya. Dengan
menemukan pendekatan ini, peserta didik tersebut telah menunjukkan pemahaman
yang luar biasa tentang rata-rata. Peserta didik telah mampu menghubungkan
pengetahuan awal yang telah ada dalam struktur kognitf mereka, namun demikian
peserta didik masih harus diarahkan untuk mengembangkan strategi yang lebih
efisien.
Dalam gaya pembelajaran akan tampak keunikan atau kekhasan dari masing-masing
guru, sesuai dengan kemampuan, pengalaman dan tipe kepribadian dari guru yang
bersangkutan. Dalam taktik ini, pembelajaran akan menjadi sebuah ilmu sekaligus juga seni
(kiat).
DAFTAR PUSTAKA
C. Asri Budiningsih.2011. Cakrawala Pendidikan Jurnal Ilmiah Pendidikan. Ikatan Sarjana
Pendidikan Daerah Istimewa Yogyakarta:Yogyakarta
http://planetmatematika.blogspot.com/2011/01/metode-dalam-pembelajaran-matematika.html
http://rizkyamaliahalsa.blogspot.com/2014/05/macam-macam-metode-pembelajaran_28.html
https://azahelvana.wordpress.com/2016/12/30/metode-pembelajaran-matematika/