hari sening 9 Maret 2020 pukul 17.00 WIB dengan diagnosa stroke hemoragik.
Pasien dibawa oleh keluarga dengan keluhan lemas pada bagian ekstremitas
sebelah kanan tidak dapat digerakan sejak pukul 09.00 WIB, pusing, mual,
riwayat hipertensi sejak 5 tahun tidak terkontrol. Pasien sebelumnya dibawa oleh
ganglia kiri (volume terukur +/- 2,90 cc). Saat di RS An Nisa pasien diberikan
terapi obat paracetamol drip IV, ranitidine 20 mg IV, dan ondansentron 5 mg IV.
tanda vital 9 Maret 2020 TD: 150/90 mmHg, Nadi: 88x/menit, Suhu tubuh: 36 oC,
diberikan terapi Nacl 0,9% per 12 jam, citicolin 2x500 mg, ranitidine 2 x 50 mg,
(Hemoglobin ; 13,5 g/dl (13,2 – 17,3), Hematokrit 42,0 %, (40,0 – 52,0) Leukosit
(Glukosa Sewaktu 114 mg/dl (<180)), Fungsi Ginjal (Ureum 29.00 mg/dl (10,00
dilakukan adalah pengukuran tanda – tanda vital, memberikan terapi cairan Nacl
0,9 % 500 ml/12 jam 14 tpm, memberikan terapi manitol 250 cc, ranitidine 2x50
mg, citicolin 2x 500 mg, dan paracetamol drip 1 gr. Evaluasi pada masalah
dilanjutkan.
pencetus pasien yaitu pasien memiliki riwayat hipertensi 5 tahun tidak terkontrol.
ekstremitas sebelah kanan tidak bisa digerakan sejak pagi, upaya untuk mengatasi
penyakit yang diderita pasien yaitu dengan pasien dibawa ke rumah sakit. Pasien
mempunyai riwayat hipertensi sejak 5 tahun yang lalu tidak terkontrol, pasien
mengatakan tidak ada riwayat alergi obat dan alergi makanan, riwayat pemakaian
obat pasien mengatakan lupa dan tidak rutin minum obat hipertensi.
Pasien tinggal dengan istri dan anak – anaknya. Pasien memiliki 4 orang
anak dan keempat anaknya belum menikah. Pasien mengatakan penyakit yang
pernah diderita oleh keluarganya yaitu hipertensi dan diabetes melitus yang
Orang terdekat pasien adalah istri dan anak – anaknya. Interaksi dengan
bisa mencari nafkah dan harus izin kerja. Masalah yang mempengaruhi pasien
adalah pasien merasa belum paham pada penyakitnya. Mekanisme koping
terhadap stress yaitu dengan tidur. Persepsi pasien terhadap penyakitnya, hal yang
dipikirkan pasien saat ini adalah pasien ingin cepat sembuh, harapan pasien
setelah menjalani perawatan adalah pasien ingin cepat sembuh dan bisa
beraktivitas kembali. Perubahan yang dirasakan setelah jatuh sakit yaitu pasien
tidak dapat beraktivitas seperti biasa dan semua aktivitas nya harus dibantu.
Sistem nilai kepercayaan, tidak ada nilai – nilai yang bertentangan dengan
kesehatan dan aktivitas agama atau kepercayaan yang dilakukan adalah beribadah
Pola nutrisi sebelum sakit : frekuensi makan pasien 3x/hari, nafsu makan
makanan yang tidak disukai tidak ada, pasien mengatakan tidak ada makanan
yang membuat alergi, makanan pantangan, makanan diet, dan penggunaan obat –
obatan sebelum makan tidak ada. Saat di rumah sakit : frekuensi makan pasien
porsi makanan, pasien mengatakan makanan yang tidak disukai tidak ada, pasien
makanan diet, dan penggunaan obat – obatan sebelum makan tidak ada, pasien
Pola eliminasi sebelum sakit : frekuensi buang air kecil 6-7 x/hari dengan
warna kuning jernih, pasien mengatakan tidak ada keluhan saat buang air kecil.
pasien tidak menggunakan alat bantu seperti kateter. Frekuensi buang air besar
1x/hari, dengan waktu yang tidak tentu, warna tidak tentu, konsistensi feses ½
padat. Pasien mengatakan tidak ada keluhan saat buang air besar dan tidak
mengkonsumsi obat laxatif. Saat dirumah sakit : frekuensi buang air kecil 6x/hari
dengan warna kuning jernih, pasien mengatakan tidak ada keluhan saat buang air
kecil. Pasien tidak menggunakan alat bantu seperti kateter. Pasien mengatakan
saat di rumah sakit belum buang air besar. Pasien mengatakan tidak ada keluhan
2x/hari, waktunya pada pagi dan sore, frekuensi oral hygiene 2x/hari dengan
waktu pagi dan sore, dan frekuensi cuci rambut 3x/minggu. Saat di rumah sakit :
pasien mengatakan saat di rumah sakit badannya hanya di lap saja 1x/hari dibantu
Pola istirahat dan tidur sebelum sakit : lama pasien tidur siang 2 – 3
jam/hari, lama tidur malam 5 jam/hari, dan kebiasaan pasien sebelum tidur adalah
menonton tv dan berdoa. Saat di rumah sakit : lama pasien tidur siang 3-4
jam/hari, lama tidur malam 8 jam/hari, dan kebiasaan pasien sebelum tidur adalah
berdoa.
Pola aktivitas dan latihan sebelum sakit : waktu bekerja pasien tidak
tentu karena pasien bekerja dengan jadwal shift pagi, siang, atau malam. Pasien
suka melakukan olahraga 1x/minggu, jenis olahraga yang dilakukan jogging dan
ngegym, dan tidak ada keluhan dalam beraktivitas. Saat di rumah sakit : Pasien
mengatakan sulit beraktivitas karena pasien merasa tangan dan kaki sebelah kanan
mengatakan sering makan gorengan, suka makan garam, dan makan daging
kambing, pasien tidak pernah merokok dan meminum minuman keras atau
rumah sakit dan setelah masuk rumah sakit tetap 70 kg, IMT : 22,8. Keadaan
ananemis, kornea normal, sklera anikterik, pupil anisokor, otot – otot mata tidak
ada kelainan, fungsi penglihatan baik,tidak ada tanda – tanda radang, tidak ada
normal, karakteristik serumen tidak ada, kondisi telinga normal, cairan dari telinga
tidak ada, perasaan penuh di telinga tidak ada, tinitus tidak ada, fungsi
pendengaran normal, dan tidak memakai alat bantu pendengaran. Pada sistem
wicara pasien normal. Saat dilakukan permerikasaan pada sistem pernafasan jalan
nafas pasien bersih tidak ada sumbatan, pernafasan pasien tidak sesak, pasien
18x/menit, irama teratur, jenis pernapasan pasien spontan, kedalaman nafas pasien
dalam, tidak ada batuk, tidak ada sputum, palpasi dada tidak ada massa, perkusi
dada normal, suara nafas vesikuler, tidak ada nyeri saat bernafas, dan tidak
88x/menit, irama teratur, denyut kuat, tekanan darah 150/90 mmHg, pasien tidak
ada distensi vena jugularis, temperatur kulit hangat, warna kulit kemerahan,
pengisian kapiler <3 detik, tidak ada edema, kecepatan denyut apical 89x/menit,
irama teratur, tidak ada kelainan bunyi jantung, dan tidak ada sakit dada. Saat
tidak tampak pucat, terdapat perdarahan otak perifokal edema di basal ganglia kiri
(GCS) (E4, M6, V5), pasien tidak ada tanda – tanda peningkatan TIK, terdapat
ada caries, tidak menggunakan gigi palsu, tidak ada stomatitis, lidah pasien tidak
kotor, salifa pasien normal, tidak ada muntah, tidak ada nyeri pada bagian perut,
bising usus 12x/menit, pasien tidak ada diare, pasien tidak mengalami konstipasi,
hepar tidak teraba, abdomen datar. Sistem endokrin pasien tidak ada pembesaran
kelenjar tiroid, nafas tidak berbau keton, tidak ada luka gangren.
cc + terapi obat 1.262 cc (manitol 250 cc, citicolin 2x 500 mg= 8 cc, ranitidine
2x50 mg = 4 cc, cairan infus 500 cc/12 jam = 1000 cc/24 jam) = 2762 cc. Output
Tidak terjadi perubahan pola berkemih, warna urin kuning jernih, tidak terjadi
distensi atau ketegangan pada kandung kemih, tidak ada keluhan sakit pinggang
Saat dilakukan permerikasaan pada sistem integumen turgor kulit pasien
elastis, temperatur kulit hangat, warna kulit kemerahan, keadaan kulit pasien baik,
tidak ada kelainan pada kulit pasien kondisi kulit pada daerah pemasangan infus
baik tidak ada kemerahan dan tidak ada pembengkakan, keadaan rambut pasien
tekstur baik.
mengalami kesulitan dalam pergerakan, tidak ada sakit pada tulang, sendi dan
kulit, pasien tidak mengalami fraktur, tidak ada kelainan bentuk tulang sendi,
3333 5555
3333 5555
Pasien dan keluarga kurang paham tentang penyakit yang diderita pasien, karena
HEMATOLOGI
HEMATOLOGI RUTIN
Diabetes
Fungsi Ginjal
terdapat perdarahan dengan perifokal edema di basal ganglia kiri (volume terukur
Pasien mendapatkan terapi obat pada tanggal 09 Maret 2020 : Manitol 250
(PO), Nacl 0,9% 500 cc/12 jam. Diberikan kembali terapi obat pada tanggal 10