PROSESING JARINGAN
Lena T. Spencer & John D. Bancroft
PENGANTAR
Setelah pengangkatan sampel jaringan dari pasien, maka dilakukan serangkaian
proses untuk memastikan preparat mikroskop yang dihasilkan berkualitas
diagnostik. Jaringan terpapar oleh serangkaian reagen yang berguna untuk
memfiksasi, dehidrasi, clear, dan infiltrasi serta diakhiri dengan embedding pada
medium yang mendukung jaringan. Kualitas dari pengawetan komponen jaringan
ditentukan oleh pemilihan reagen dan waktu paparan terhadap setiap reagen dalam
prosesing jaringan. Setiap langkah dalam prosesing jaringan adalah penting mulai
dari cara mendapatkan spesimen dan pemilihan sampel, menentukan protokol dan
reagen yang sesuai untuk digunakan dalam proses pengecatan dan diagnosis akhir.
Memproduksi preparat berkualitas bukanlah suatu kebetulan, melainkan
membutuhkan keterampilan yang berkembang seiring dengan latihan dan
pengalaman. Dengan berkembangnya teknologi dan instrumentasi, peran dari
laboratorium histologi pada perawatan pasien akan semakin diperlukan.
Pelabelan jaringan
Nomor atau kode identifikasi yang unik diberikan pada sampel jaringan yang
diproses di laboratorium. Nomor ini bisa diberikan secara elektronik atau secara
manual dan harus menyertai spesimen sepanjang proses laboratorium, termasuk
dokumentasi pada laporan patologi. Teknologi terbaru, telah membuat bar code
dan sistem pengenalan karakter tersedia pada setiap laboratorium. Sistem Pre-
labelling otomatis yang secara permanen tercetak pada kaset jaringan dan preparat
begitu pula dengan pena/pensil kimia resisten, dan label, digunakan secara rutin di
laboratorium patologi. Tanpa memandang sistem pelabelan apakah otomatis atau
manual, peraturan dan prosedur yang sesuai harus ditetapkan untuk memastikan
1
`
identifikasi positif pada blok jaringan dan preparat selama prosesing, diagnosis,
dan pengisian.
2
`
Agitasi
Laju pertukaran cairan tergantung pada permukaan jaringan yang terpapar yang
mengalami kontak dengan reagen prosesing. Agitasi meningkatkan aliran cairan
segar di sekitar jaringan. Prosesor otomatis menggabungkan osilator vertikal atau
osilator berputar atau menekan pemindahan dan penggantian cairan dalam interval
waktu sesuai mekanisme untuk agitasi. Agitasi yang efisien bisa mengurangi
waktu pengolahan sampai 30%.
Panas
Panas dapat meningkatkan laju penetrasi dan pertukaran cairan. Hal ini harus
digunakan secara berkala untuk mengurangi kemungkinan pengerutan,
pengerasan, dan rapuhnya jaringan., Temperatur terbatas sampai 45º C dapat
digunakan secara efektif. Temperatur yang lebih tinggi bisa mempengaruhi
pengecatan imunohistokimia berikutnya.
3
`
Viskositas
Viskositas adalah properti dari resistensi aliran cairan. Semakin kecil ukuran
molekul cairan maka semakin cepat laju penetrasi (viskositas rendah). Sebaliknya
apabila molekul cairan lebih besar, laju pertukaran cairan lebih lambat (viskositas
tinggi). Kebanyakan cairan yang digunakan dalam prosesing, dehidrasi, dan
clearents, memiliki viskositas yang sama, dengan pengecualian minyak cendana.
Media embedding memiliki viskositas yang bervariasi. Parafin memiliki
viskositas yang lebih rendah pada tahap cairan, sehingga meningkatkaan
kecepatan impregnasi.
Vakum
Dengan menggunakan tekanan untuk meningkatkan laju infiltrasi maka waktu
yang diperlukan untuk menyelesaikan setiap langkah pada prosesing sampel
jaringan akan berkurang. Vakum akan memindahkan reagen dari jaringan hanya
jika reagen tersebut lebih mudah menguap dibandingkan reagen yang
menggantikannya. Vakum yang digunakan pada prosesor otomatis harus
menggunakan Hg (merkuri) tidak melebihi dari 15 inci untuk mencegah
kerusakan dan kebusukan jaringan. Vakum dapat membantu pemindahan udara
yang terperangkap di dalam pori-pori jaringan. Waktu pemadatan impregnasi,
jaringan lemak dapat dikurangi dengan menambahkan vakum selama prosesing.
FIKSASI
Mengawetkan sel dan komponen jaringan dengan perubahan bentuk yang minimal
adalah langkah yang sangat penting dalam prosesing sampel jaringan dan akan
didiskusikan lebih lanjut dalam bab 4. Fiksasi menstabilkan protein, membuat sel
dan komponennya resisten terhadap autolisis dengan cara menginaktifkan enzim
lisosom, dan mengubah penerimaan sel untuk proses lebih lanjut. Fiksasi harus
selesai sebelum tahap lebih lanjut dilakukan.
4
`
DEHIDRASI
Langkah pertama dari prosesing adalah pengeluaran molekul air yang tidak terikat
dan cairan fiksatif dari komponen jaringan. Banyak agen dehidrasi adalah
hidrofilik (penyuka air), memiliki grup polar yang berinteraksi dengan molekul air
dalam jaringan. Reagen yang lain mempengaruhi dehidrasi dengan cara dilusi
berulang dari cairan pada jaringan. Dehidrasi harus dilakukan secara perlahan.
Bila konsentrasi gradien antara cairan di dalam dan di luar jaringan berlebihan,
maka terjadi difusi melalui membran sel selama pertukaran cairan, sehingga
meningkatkan kemungkinan kerusakan sel. Untuk alasan ini maka spesimen selalu
diproses dengan menggunakan reagen yang konsentrasinya meningkat secara
bertahap. Dehidrasi yang berlebihan bisa menyebabkan jaringan menjadi keras,
rapuh, dan mengkerut. Dehidrasi yang tidak komplit akan menghambat penetrasi
reagen clearing ke dalam jaringan sehingga spesimen akan menjadi lembut dan
non-reseptif terhadap infiltrasi. Ada beberapa agen dehidrasi: ethanol, ethanol
aseton, methanol, isopropyl, glycol, dan alkohol terdenaturasi. Bila pilihannya
adalah ethanol, maka jaringan pertama kali dicelupkan pada ethanol 70% dalam
air, diikuti dengan 95% dan larutan 100%. Untuk jaringan yang sangat halus maka
dianjurkan untuk memulai dari ethanol 30%.
Cairan dehidrasi
Ethanol C2H5OH
Larutan ini merupakan larutan yang jernih, tidak berwarna dan mudah terbakar.
Ethanol juga hidrofilik, bercampur dengan air dan larutan organik lainnya, kerja
cepat, dan dapat diandalkan. Ethanol dikenakan pajak, diatur oleh pemerintah, dan
memerlukan catatan penyimpanan yang cermat. Konsentrasi ethanol yang
bertahap digunakan untuk dehidrasi. Ethanol menghasilkan total dehidrasi
sehingga merupakan reagen pilihan untuk prosesing spesimen mikroskop
elektron.
5
`
Methanol
Larutan ini jernih, tidak berwarna dan mudah terbakar dan sangat toksik,
bercampur dengan air, ethanol, dan kebanyakan larutan organik. Larutan ini dapat
digunakan sebagai pengganti ethanol.
Aseton CH3COCH3
Aseton merupakan cairan yang jernih, tidak berwarna, dan mudah terbakar,
bercampur dengan air, ethanol, dan kebanyakan larutan organik. Memiliki kerja
cepat dengan penetrasi yang buruk dan menyebabkan kerapuhan jaringan bila
digunakan lebih lama. Aseton mengeluarkan lipid dari jaringan selama
pengolahan.
6
`
Larutan universal
Larutan universal menimbulkan dehidrasi dan menjernihkan selama prosesing
jaringan. Dioxane, tertiary butanol, dan tetrahydrofuran digolongkan sebagai
larutan universal. Larutan-larutan ini tidak dianjurkan untuk memproses jaringan
yang lunak karena memiliki bagian yang mengeraskan ( Carson 1977; Sheehan &
Hrapchak 1980).
CLEARING
Clearing agents bekerja sebagai intermedier antara dehidrasi dan larutan infiltrasi.
Larutan ini harus berikatan dengan kedua larutan. Kebanyakan clearents adalah
hidrokarbon dengan refraktif serupa dengan protein. Ketika dehydrating agents
telah seluruhnya diganti dengan larutan ini maka jaringan memiliki penampakan
yang transparan, sehingga mereka disebut sebagai ‘clearing agent’. Kriteria
untuk memilih clearing agent yang sesuai adalah sebagai berikut:
Cepat mengeluarkan dehydrating agent
Mudah dikeluarkan dari lelehan parafin
Kerusakan jaringan minimal
Kemampuan mudah terbakar
Toksisitas
Biaya
Kebanyakan clearing agents merupakan cairan mudah terbakar, sehingga di
dalam penggunaannya harus diberikan peringatan. Titik didih dari clearing agents
memberikan indikasi kecepatan penggantian oleh lelehan parafin. Cairan dengan
7
`
titik didih rendah secara umum lebih siap untuk digantikan. Viskositas
mempengaruhi kecepatan penetrasi dari clearing agents. Paparan yang lama
terhadap clearing agents menyebabkan jaringan menjadi mudah rapuh. Waktu di
dalam penggunaan clearing agents harus diawasi untuk memastikan blok jaringan
padat lebih jernih dan kecil., lebih rapuh, blok jaringan tidak rusak (Carson 1977;
Sheehan & Hrapchak 1980; Luna 1992). Biaya juga harus diperhitungkan
terutama bila berhubungan dengan pembuangan reagen. Karena kebanyakan
clearing agents merupakan hidrokarbon aromatik atau alifatik hidrokarbon rantai
pendek, maka masalah lingkungan harus menjadi perhatian. Sebagian besar
institusi memiliki kebijakan dalam hal penyimpanan, pembuangan, dan keamanan
untuk semua bahan mudah terbakar di laboratorium.
Toluene
Memiliki manfaat yang sama dengan xylene, hanya lebih sedikit menimbulkan
kerusakan apabila dicelupkan ke jaringan lebih lama. Cairan ini mudah terbakar,
dan mudah menguap dibandingkan xylene.
Kloroform
Kloroform memiliki kerja yang lebih lambat dibandingkan xylene tetapi kurang
menimbulkan kerapuhan. Blok jaringan yang lebih tebal dari 1 mm dapat
diproses. Jaringan yang diletakkan dalam kloroform tidak menjadi transparan.
Cairan ini tidak mudah terbakar, tetapi sangat toksik, dan gas phosphane
8
`
Keamanan
Penanganan keamanan kimia histologi dibahas pada bab 2. Setiap laboratorium
histologi harus memiliki rencana kimia higienis yang menggabungkan pekerjaan
praktis spesifik untuk melindungi tenaga kerja dari bahan potensial berbahaya.
Lembar informasi harus tersedia untuk setiap bahan kimia yang digunakan di
laboratorium. Informasi dasar termasuk batas paparan, target organ, penyimpanan,
pembuangan dan bagaimana menghadapi bahan yang tumpah. Lembar informasi
ini diletakkan pada area yang mudah diakses untuk referensi cepat.
9
`
Cepat
Efisien
Menghapus kebutuhan untuk memindahkan kimia oleh perusahaan
pembuangan limbah
Bahan kimia yang berbahaya untuk lingkungan tidak dibuang ke tempat
pembuangan limbah
Reagen daur ulang harus dites untuk mengetahui kualitasnya (Dapson &
Dapson 2005)
WAX PARAFIN
Parafin telah menjadi bahan infiltrasi dan media embedding paling populer dalam
sejarah laboratorium histologi. Jaringan diimpregnasi dengan wax, membentuk
matriks yang mencegah kerusakan jaringan pada saat mikrotomi. Wax parafin
memiliki rentang titik leleh yang lebar, hal ini penting mengingat parafin
digunakan di berbagai wilayah di dunia yang memiliki iklim berbeda-beda.
Biayanya murah, menghasilkan section yang berkualitas, dan dapat dengan mudah
diadaptasi untuk penggunaan yang bervariasi. Juga bisa digunakan secara rutin
dan untuk pengecatan khusus.
10
`
11
`
Identifikasi permanen
Kaset dan cetakan yang mengakomodasi spesimen yang lebih besar atau kecil bisa
dibeli di perusahaan penyuplai alat alat ilmiah.
Kontrol kualitas
Temperatur dari dispenser parafin, aliran air keran, dan prosesor otomatis harus
dimonitor dengan seksama dan didokumentasikan. Laboratorium histologi harus
memiliki kebijakan dan prosedur manual yang memfasilitasi perihal kualitas dan
langkah untuk koreksi.
Orientasi jaringan
Orientasi jaringan selama embedding sangat penting untuk demonstrasi morfologi
yang baik. Orientasi yang kurang tepat bisa menghasilkan kerusakan komponen
jaringan secara mikroskopis. Alat-alat yang dapat membantu orientasi yang tepat
adalah sistem penanda, pewarna tattoo, tas biopsi, spon, dan kertas.
Orientasi jaringan harus memberikan tahanan yang paling rendah dari
jaringan melawan pisau selama pemotongan. Kebanyakan jaringan diembedding
secara rata, batas media embedding di sekitar jaringan akan mendukung jaringan
tersebut.
Jaringan yang memerlukan orientasi khusus termasuk:
Struktur tubular: arteri, vena, tuba falopi dan vasdeferen, dipotong
melintang pada lumen
Kulit, usus, kandung empedu, dan biopsi epitelial lainnya dipotong dari
arah sudut kanan terhadap permukaan, dan diatur sedemikian rupa
sehingga permukaan epitel dipotong paling akhir,untuk meminimalisasi
kompresi dan distorsi dari lapisan epithelial
Biopsi otot, potongan termasuk transversal dan longitudinal
12
`
Prosesor jaringan
Prosesor tipe karusel (transfer jaringan) dan sistem pertukaran cairan self-
contained adalah prosesor otomatis pertama yang digunakan di labortorium
histologi. Tipe dari prosesor ini melaksanakan transportasi blok jaringan dalam
keranjang melalui beberapa seri reagen yang ditempatkan di setiap stasiun
kontainer. Rentang waktu dari setiap spesimen dalam setiap reagen diatur secara
elektronik. Model awal mengatur langkah ini dengan cara menekan permukaan
jam. Osilasi vertikal atau mekanisme menaikkan dan menurunkan jaringan pada
setiap reagen menyediakan agitasi yang diperlukan dalam prosesing jaringan.
Prosesor yang memiliki vakum jaringan menjadi pilihan terbaru pada
sebagian besar laboratorium. Mikroprosesor digunakan untuk memprogram
instrumen. Jaringan dikumpulkan pada suatu wadah dimana mereka akan tetap
berada pada wadah tersebut selama proses berlangsung. Reagen dan parafin yang
dilelehkan dipindahkan secara berurutan ke dalam dan keluar dari ruang tabung
kimia menggunakan vakum dan tekanan. Setiap langkah di atur menurut waktu,
temperatur dan vakum/tekanan. Keuntungan dari sistem ini yakni vakum dan suhu
panas bisa diterapkan pada setiap langkah, jadwal yang diatur untuk produksi
prosesing jaringan, tumpahan cairan bisa tertampung, dan gas menyengat bisa di
13
`
14
`
Pemeliharaan prosesor
Setiap institusi harus memiliki garis besar kebijakan mengenai rotasi dan
perubahan larutan dalam setiap prosesor jaringan. Jumlah, ukuran, tipe dari
jaringan yang diproses dan reagen yang digunakan memiliki peranan dalam
menentukan kebijakan ini. Larutan harus dimonitor untuk memastikan kualitas.
Setiap pabrik memiliki buku pegangan garis besar jadwal pemeliharaan preventif.
Tips pemeliharaan yang penting
Setiap tumpahan atau aliran yang berlebihan harus dilap segera
Akumulasi dari wax pada setiap permukaan harus dihilangkan
Temperatur paraffin bath harus di set hingga 3º C di atas titik leleh parafin
Waktu pemasukan kaset jaringan ke dalam prosesor harus dicek, terutama
bila memilih penundaan jadwal
Keuntungan dari teknologi prosesing terbaru;
Program khusus untuk prosesing jaringan seperti; penambahan vakum,
agitasi, panas pada setiap langkah bisa diatur sesuai keinginan
Jadwal yang cepat
Adanya penampungan cairan dan gas
Reagen yang ramah lingkungan
Jadwal bisa ditunda
15
`
Prosesing sehari-semalam
Pada sebagian besar laboratorium, hal ini merupakan jadwal prosesing rutin.
Jaringan difiksasi secara kontinyu dengan direndam pada Formalin 10%, buffer
maupun tidak. Proses ini bisa melibatkan alkohol formalin, bermacam-macam
konsentrasi alkohol, xylene, atau pengganti xylene, dilanjutkan dengan infiltrasi
parafin.
Jadwal diatur untuk jaringan yang diproses; faktor-faktor yang
mempengaruhi jadwal prosesing termasuk waktu akhir yang diperlukan, reagen
yang digunakan, penambahan panas dan vakum, ukuran dan jumlah jaringan.
Jadwal pada tabel 6.1 bisa dimodifikasi, diatur waktu dari berbagai stasiun, untuk
diingat waktu akhir yang dibutuhkan untuk penyelesaian dan fiksasi pendahuluan.
16
`
Alkohol
Stasiu Reagen Waktu Tekanan/Vakum Temperatur
n
8 100% 40 mnt On 38ºC
Alkohol
9 Xylene 40 mnt On 38ºC
10 Xylene 40 mnt On 38ºC
11 Parafin 30 mnt On 60ºC
12 Parafin 20 mnt On 60ºC
13 Parafin 20 mnt On 60ºC
14 Parafin 40 mnt On 60ºC
Jaringan khusus
Jaringan seperti otak, mata, dan tulang memerlukan prosesing khusus (lihat Bab
19 untuk otak, Bab 18 dan 29 untuk tulang. Jadwal untuk mata ditampilkan pada
tabel 6.2.
17
`
18
`
19
`
Langkah Waktu
Formalin 10% 10 mnt
Alkohol 95% 10 mnt
Alkohol 100% 10 mnt
Xylene 10 mnt
Parafin 10 mnt
Agar
20
`
Gel agar sendiri tidak menghasilkan dukungan yang memadai untuk potongan
jaringan. Kegunaan utamanya yakni sebagai agen kohesi untuk bagian kecil
jaringan yang rapuh setelah fiksasi. Fragmen jaringan diembedding menggunakan
lelehan agar, sehingga jaringan mengeras dan dipotong untuk prosesing rutin.
Salah satu metode untuk menghasilkan hasil yang superior adalah sebagai berikut:
saring bahan fiksatif bersama fragmen jaringan melalui filter Milipore
menggunakan suction, letakkan secara perlahan lelehan Agar ke dalam tabung,
sehingga Agar mengeras, dan diikuti dengan prosesing rutin dan embedding
dengan parafiin.
Gelatin
Gelatin umumnya digunakan pada produksi potongan seluruh organ pada teknik
Gough-Wentworth dan pada frozen section.
Celloidin
Penggunaan celloidin atau LVN (Low Viscosity Nitracellulose/ Nitraselulosa
Viskositas Rendah) kurang diminati karena membutuhkan keperluan khusus untuk
penyimpanan reagen prosesing dan penggunaan terbatas dari tipe potongan ini di
bidang neuropatologi. Hal ini disertakakan pula dalam bahasan untuk tujuan
riwayat semata.
Restorasi jaringan
70% Ethanol 70 ml
21
`
Gliserol 30 ml
Dithionite 1g
Jaringan direndam dalam larutan ini selama beberapa jam sampai semalaman.
Prosesing dimulai dengan menggunakan larutan dehidrasi dan dilanjutkan hingga
tahap penyelesaian, Jaringan bisa menjadi sulit untuk dipotong, pelapisan atau
plus slides harus digunakan.
Ringkasan
Kemajuan teknologi telah terjadi dalam instrumentasi dari prosesor jaringan,
sebagai bagian dari peningkata beban kerja, permintaan untuk waktu perputaran
yang lebih cepat untuk sampel diagnostik, dan pengurangan dalam kekuatan kerja.
Penambahan mikroprosesor, microwaves, dan kimia yang ramah lingkungan
adalah beberapa kemajuan yang pada akhirnya merevolusi prosesing jaringan.
22