Anda di halaman 1dari 22

`

PROSESING JARINGAN
Lena T. Spencer & John D. Bancroft

PENGANTAR
Setelah pengangkatan sampel jaringan dari pasien, maka dilakukan serangkaian
proses untuk memastikan preparat mikroskop yang dihasilkan berkualitas
diagnostik. Jaringan terpapar oleh serangkaian reagen yang berguna untuk
memfiksasi, dehidrasi, clear, dan infiltrasi serta diakhiri dengan embedding pada
medium yang mendukung jaringan. Kualitas dari pengawetan komponen jaringan
ditentukan oleh pemilihan reagen dan waktu paparan terhadap setiap reagen dalam
prosesing jaringan. Setiap langkah dalam prosesing jaringan adalah penting mulai
dari cara mendapatkan spesimen dan pemilihan sampel, menentukan protokol dan
reagen yang sesuai untuk digunakan dalam proses pengecatan dan diagnosis akhir.
Memproduksi preparat berkualitas bukanlah suatu kebetulan, melainkan
membutuhkan keterampilan yang berkembang seiring dengan latihan dan
pengalaman. Dengan berkembangnya teknologi dan instrumentasi, peran dari
laboratorium histologi pada perawatan pasien akan semakin diperlukan.

Pelabelan jaringan
Nomor atau kode identifikasi yang unik diberikan pada sampel jaringan yang
diproses di laboratorium. Nomor ini bisa diberikan secara elektronik atau secara
manual dan harus menyertai spesimen sepanjang proses laboratorium, termasuk
dokumentasi pada laporan patologi. Teknologi terbaru, telah membuat bar code
dan sistem pengenalan karakter tersedia pada setiap laboratorium. Sistem Pre-
labelling otomatis yang secara permanen tercetak pada kaset jaringan dan preparat
begitu pula dengan pena/pensil kimia resisten, dan label, digunakan secara rutin di
laboratorium patologi. Tanpa memandang sistem pelabelan apakah otomatis atau
manual, peraturan dan prosedur yang sesuai harus ditetapkan untuk memastikan

1
`

identifikasi positif pada blok jaringan dan preparat selama prosesing, diagnosis,
dan pengisian.

Penyelesaian fiksasi sebelum prosesing


Fiksasi adalah langkah yang paling penting pada prosesing sampel jaringan. Bila
fiksasi tidak komplit sebelum prosesing, maka stasiun pada prosesor harus diatur
untuk tujuan tersebut. Bila fiksasi jaringan tidak adekuat, maka penambahan
cairan dehidrasi bisa menyelesaikan proses selanjutnya dengan kemungkinan
dapat menghambat pewarnaan karakteristik dari jaringan. Ukuran dan tipe
spesimen pada kaset jaringan menentukan waktu yang diperlukan untuk fiksasi
komplit dan pengolahan. Jaringan harus dilakukan diseksi dengan ketebalan 3-4
mm mengikuti aturan yakni berukuran seperti koin kecil. Yang perlu diperhatikan
adalah untuk tidak mengisi kaset terlalu penuh pada diseksi gross. Bila
memungkinkan, jaringan yang lebih besar atau lebih kecil harus dipisahkan dan
diproses menggunakan jadwal yang berbeda.

Penanganan pasca fiksasi


Teknik fiksasi khusus bisa membutuhkan beberapa langkah tambahan sebelum
prosesing jaringan dimulai. Fiksatif asam pikrit membentuk pikrat larut-air
sehingga kaset perlu dicelupkan langsung pada alkohol 70% untuk diproses.
Fiksatif alkohol seperti larutan Carnoy harus dicelupkan pada alkohol 100%.
Untuk membantu visualisasi dari fragmen kecil jaringan selama embedding, maka
beberapa tetes eosin 1% dapat ditambahkan kepada kontainer spesimen 30 menit
sebelum prosesing. Pewarnaan merah muda pada jaringan akan tetap bertahan
selama prosesing tetapi dapat terhapus selama pewarnaan.

PRINSIP PROSESING JARINGAN


Prosesing jaringan dirancang untuk menghilangkan semua cairan yang dapat
diekstraksi dari jaringan, menggantikannya dengan media pendukung yang

2
`

menyediakan kepadatan yang sesuai sehingga dapat dilakukan pemotongan


jaringan tanpa menyebabkan kerusakan atau distorsi.
Langkah-langkah dalam pengolahan jaringan adalah sebagai berikut:
 Dehidrasi: mengeluarkan air dan fiksatif dari jaringan
 Clearing: mengeluarkan cairan dehidrasi, membuat komponen
jaringan reseptif untuk media infiltratif
 Infiltrasi: mengisi jaringan dengan media pendukung
 Embedding: meletakkan sampel jaringan pada media pendukung
dan memadatkannya

Faktor-faktor yang mempengaruhi laju prosesing


Ketika jaringan dicelupkan ke dalam cairan, terjadi pertukaran antara cairan di
dalam jaringan dan di sekitar cairan. Beberapa faktor yang mempengaruhi laju
dimana pertukaran terjadi akan dibicarakan di bawah ini.

Agitasi
Laju pertukaran cairan tergantung pada permukaan jaringan yang terpapar yang
mengalami kontak dengan reagen prosesing. Agitasi meningkatkan aliran cairan
segar di sekitar jaringan. Prosesor otomatis menggabungkan osilator vertikal atau
osilator berputar atau menekan pemindahan dan penggantian cairan dalam interval
waktu sesuai mekanisme untuk agitasi. Agitasi yang efisien bisa mengurangi
waktu pengolahan sampai 30%.

Panas
Panas dapat meningkatkan laju penetrasi dan pertukaran cairan. Hal ini harus
digunakan secara berkala untuk mengurangi kemungkinan pengerutan,
pengerasan, dan rapuhnya jaringan., Temperatur terbatas sampai 45º C dapat
digunakan secara efektif. Temperatur yang lebih tinggi bisa mempengaruhi
pengecatan imunohistokimia berikutnya.

3
`

Viskositas
Viskositas adalah properti dari resistensi aliran cairan. Semakin kecil ukuran
molekul cairan maka semakin cepat laju penetrasi (viskositas rendah). Sebaliknya
apabila molekul cairan lebih besar, laju pertukaran cairan lebih lambat (viskositas
tinggi). Kebanyakan cairan yang digunakan dalam prosesing, dehidrasi, dan
clearents, memiliki viskositas yang sama, dengan pengecualian minyak cendana.
Media embedding memiliki viskositas yang bervariasi. Parafin memiliki
viskositas yang lebih rendah pada tahap cairan, sehingga meningkatkaan
kecepatan impregnasi.

Vakum
Dengan menggunakan tekanan untuk meningkatkan laju infiltrasi maka waktu
yang diperlukan untuk menyelesaikan setiap langkah pada prosesing sampel
jaringan akan berkurang. Vakum akan memindahkan reagen dari jaringan hanya
jika reagen tersebut lebih mudah menguap dibandingkan reagen yang
menggantikannya. Vakum yang digunakan pada prosesor otomatis harus
menggunakan Hg (merkuri) tidak melebihi dari 15 inci untuk mencegah
kerusakan dan kebusukan jaringan. Vakum dapat membantu pemindahan udara
yang terperangkap di dalam pori-pori jaringan. Waktu pemadatan impregnasi,
jaringan lemak dapat dikurangi dengan menambahkan vakum selama prosesing.

FIKSASI
Mengawetkan sel dan komponen jaringan dengan perubahan bentuk yang minimal
adalah langkah yang sangat penting dalam prosesing sampel jaringan dan akan
didiskusikan lebih lanjut dalam bab 4. Fiksasi menstabilkan protein, membuat sel
dan komponennya resisten terhadap autolisis dengan cara menginaktifkan enzim
lisosom, dan mengubah penerimaan sel untuk proses lebih lanjut. Fiksasi harus
selesai sebelum tahap lebih lanjut dilakukan.

4
`

DEHIDRASI
Langkah pertama dari prosesing adalah pengeluaran molekul air yang tidak terikat
dan cairan fiksatif dari komponen jaringan. Banyak agen dehidrasi adalah
hidrofilik (penyuka air), memiliki grup polar yang berinteraksi dengan molekul air
dalam jaringan. Reagen yang lain mempengaruhi dehidrasi dengan cara dilusi
berulang dari cairan pada jaringan. Dehidrasi harus dilakukan secara perlahan.
Bila konsentrasi gradien antara cairan di dalam dan di luar jaringan berlebihan,
maka terjadi difusi melalui membran sel selama pertukaran cairan, sehingga
meningkatkan kemungkinan kerusakan sel. Untuk alasan ini maka spesimen selalu
diproses dengan menggunakan reagen yang konsentrasinya meningkat secara
bertahap. Dehidrasi yang berlebihan bisa menyebabkan jaringan menjadi keras,
rapuh, dan mengkerut. Dehidrasi yang tidak komplit akan menghambat penetrasi
reagen clearing ke dalam jaringan sehingga spesimen akan menjadi lembut dan
non-reseptif terhadap infiltrasi. Ada beberapa agen dehidrasi: ethanol, ethanol
aseton, methanol, isopropyl, glycol, dan alkohol terdenaturasi. Bila pilihannya
adalah ethanol, maka jaringan pertama kali dicelupkan pada ethanol 70% dalam
air, diikuti dengan 95% dan larutan 100%. Untuk jaringan yang sangat halus maka
dianjurkan untuk memulai dari ethanol 30%.

Cairan dehidrasi
Ethanol C2H5OH
Larutan ini merupakan larutan yang jernih, tidak berwarna dan mudah terbakar.
Ethanol juga hidrofilik, bercampur dengan air dan larutan organik lainnya, kerja
cepat, dan dapat diandalkan. Ethanol dikenakan pajak, diatur oleh pemerintah, dan
memerlukan catatan penyimpanan yang cermat. Konsentrasi ethanol yang
bertahap digunakan untuk dehidrasi. Ethanol menghasilkan total dehidrasi
sehingga merupakan reagen pilihan untuk prosesing spesimen mikroskop
elektron.

5
`

Spiritus metilasi industri (alkohol terdenaturasi)


Larutan ini memiliki tampilan fisik yang sama dengan ethanol. Alkohol
terdenaturasi terdiri dari ethanol, dengan penambahan dari methanol (sekitar 1%,
isopropyl alcohol, atau kombinasi dari alkohol. Untuk tujuan prosesing jaringan,
pemakaian larutan ini menggunakan aturan yang sama dengan ethanol.

Methanol
Larutan ini jernih, tidak berwarna dan mudah terbakar dan sangat toksik,
bercampur dengan air, ethanol, dan kebanyakan larutan organik. Larutan ini dapat
digunakan sebagai pengganti ethanol.

Propan-2-ol, isopropyl alcohol CH3CHOHCH3


Isopropyl alcohol dapat bercampur dengan air, ethanol, dan kebanyakan larutan
organik. Larutan ini sering digunakan pada prosesing jaringan dengan
menggunakan microwave. Isopropyl alcohol tidak menyebabkan pengerasan
berlebihan atau pengerutan jaringan.

Butyl alcohol (butanol)


Larutan ini biasanya digunakan untuk histologi tanaman dan hewan, merupakan
dehidran yang bekerja lambat dengan sedikit pengerutan dan pengerasan jaringan.

Aseton CH3COCH3
Aseton merupakan cairan yang jernih, tidak berwarna, dan mudah terbakar,
bercampur dengan air, ethanol, dan kebanyakan larutan organik. Memiliki kerja
cepat dengan penetrasi yang buruk dan menyebabkan kerapuhan jaringan bila
digunakan lebih lama. Aseton mengeluarkan lipid dari jaringan selama
pengolahan.

6
`

Bahan-bahan tambahan untuk dehydrating agents


Ketika ditambahkan pada dehydrating agents, fenol berperan untuk melunakkan
jaringan yang keras seperti tendon, kuku, jaringan fibrus padat, dan massa keratin.
Larutan 4% ditambahkan pada setiap ethanol 95%. Alternatif lain, jaringan bisa
dicelupkan pada campuran gliserol-alkohol.

Larutan universal
Larutan universal menimbulkan dehidrasi dan menjernihkan selama prosesing
jaringan. Dioxane, tertiary butanol, dan tetrahydrofuran digolongkan sebagai
larutan universal. Larutan-larutan ini tidak dianjurkan untuk memproses jaringan
yang lunak karena memiliki bagian yang mengeraskan ( Carson 1977; Sheehan &
Hrapchak 1980).

CLEARING
Clearing agents bekerja sebagai intermedier antara dehidrasi dan larutan infiltrasi.
Larutan ini harus berikatan dengan kedua larutan. Kebanyakan clearents adalah
hidrokarbon dengan refraktif serupa dengan protein. Ketika dehydrating agents
telah seluruhnya diganti dengan larutan ini maka jaringan memiliki penampakan
yang transparan, sehingga mereka disebut sebagai ‘clearing agent’. Kriteria
untuk memilih clearing agent yang sesuai adalah sebagai berikut:
 Cepat mengeluarkan dehydrating agent
 Mudah dikeluarkan dari lelehan parafin
 Kerusakan jaringan minimal
 Kemampuan mudah terbakar
 Toksisitas
 Biaya
Kebanyakan clearing agents merupakan cairan mudah terbakar, sehingga di
dalam penggunaannya harus diberikan peringatan. Titik didih dari clearing agents
memberikan indikasi kecepatan penggantian oleh lelehan parafin. Cairan dengan

7
`

titik didih rendah secara umum lebih siap untuk digantikan. Viskositas
mempengaruhi kecepatan penetrasi dari clearing agents. Paparan yang lama
terhadap clearing agents menyebabkan jaringan menjadi mudah rapuh. Waktu di
dalam penggunaan clearing agents harus diawasi untuk memastikan blok jaringan
padat lebih jernih dan kecil., lebih rapuh, blok jaringan tidak rusak (Carson 1977;
Sheehan & Hrapchak 1980; Luna 1992). Biaya juga harus diperhitungkan
terutama bila berhubungan dengan pembuangan reagen. Karena kebanyakan
clearing agents merupakan hidrokarbon aromatik atau alifatik hidrokarbon rantai
pendek, maka masalah lingkungan harus menjadi perhatian. Sebagian besar
institusi memiliki kebijakan dalam hal penyimpanan, pembuangan, dan keamanan
untuk semua bahan mudah terbakar di laboratorium.

Clearing agents yang sesuai untuk penggunaan rutin


Xylene
Cairan ini mudah terbakar, tidak berwarna dengan karakteristik petroleum atau
bau aromatik, bercampur dengan kebanyakan larutan organik dan parafin. Sesuai
untuk blok dengan ketebalan <5 mm. Paparan yang berlebihan dapat
menyebabkan pengerasan yang berlebihan. Xylene sering digunakan pada
laboratorium hostologi rutin dan bisa didaur ulang.

Toluene
Memiliki manfaat yang sama dengan xylene, hanya lebih sedikit menimbulkan
kerusakan apabila dicelupkan ke jaringan lebih lama. Cairan ini mudah terbakar,
dan mudah menguap dibandingkan xylene.

Kloroform
Kloroform memiliki kerja yang lebih lambat dibandingkan xylene tetapi kurang
menimbulkan kerapuhan. Blok jaringan yang lebih tebal dari 1 mm dapat
diproses. Jaringan yang diletakkan dalam kloroform tidak menjadi transparan.
Cairan ini tidak mudah terbakar, tetapi sangat toksik, dan gas phosphane

8
`

dimatikan bila kloroform dipanaskan. Sering digunakan untuk pengolahan


spesimen dari sistem saraf pusat.

Metil benzoate dan metal salisilat


Cairan ini adalah clearing agents kerja lambat dan sering digunakan ketika
membutuhkan teknik embedding ganda.

Minyak buah sitrus-reagen limonene


Reagen limonene merupakan ekstrak buah jeruk dan lemon, cairan in tidak toksik
dan bercampur dengan air. Pembuangan tergantung pada standar penanganan air
pada bagian laboratorium. Kekurangan cairan ini adalah bau yang menyengat dan
adanya deposit kecil mineral seperti tembaga dan kalsium, yang bisa melarutkan.

Keamanan
Penanganan keamanan kimia histologi dibahas pada bab 2. Setiap laboratorium
histologi harus memiliki rencana kimia higienis yang menggabungkan pekerjaan
praktis spesifik untuk melindungi tenaga kerja dari bahan potensial berbahaya.
Lembar informasi harus tersedia untuk setiap bahan kimia yang digunakan di
laboratorium. Informasi dasar termasuk batas paparan, target organ, penyimpanan,
pembuangan dan bagaimana menghadapi bahan yang tumpah. Lembar informasi
ini diletakkan pada area yang mudah diakses untuk referensi cepat.

REAGEN DAUR ULANG


Perlengkapan distilasi digunakan pada banyak laboratorium untuk mendaur ulang
alkohol dan xylene menggunakan fraksi distilasi panas untuk memisahkan produk
limbah dalam larutan dengan titik didih; komponen dengan titik didih tertinggi
disaring.
Manfaat termasuk:
 Mengurangi biaya

9
`

 Cepat
 Efisien
 Menghapus kebutuhan untuk memindahkan kimia oleh perusahaan
pembuangan limbah
 Bahan kimia yang berbahaya untuk lingkungan tidak dibuang ke tempat
pembuangan limbah
Reagen daur ulang harus dites untuk mengetahui kualitasnya (Dapson &
Dapson 2005)

WAX PARAFIN
Parafin telah menjadi bahan infiltrasi dan media embedding paling populer dalam
sejarah laboratorium histologi. Jaringan diimpregnasi dengan wax, membentuk
matriks yang mencegah kerusakan jaringan pada saat mikrotomi. Wax parafin
memiliki rentang titik leleh yang lebar, hal ini penting mengingat parafin
digunakan di berbagai wilayah di dunia yang memiliki iklim berbeda-beda.
Biayanya murah, menghasilkan section yang berkualitas, dan dapat dengan mudah
diadaptasi untuk penggunaan yang bervariasi. Juga bisa digunakan secara rutin
dan untuk pengecatan khusus.

Manfaat wax parafin


Wax parafin merupakan campuran hidrokarbon rantai panjang yang diproduksi
dari pemecahan minyak mineral. Sifat ini bervariasi tergantung pada titik leleh;
parafin yang memiliki titik leleh rendah biasanya lebih lembut, parafin dengan
titik leleh tinggi biasanya lebih keras, dimana hal ini mempengaruhi mikrotomi.
Titik leleh bervariasi mulai dari 40-70 derajat C. Memanaskan parafin ke suhu
tinggi menghambat manfaat wax. Untuk menghasilkan bentuk pita yang bagus
selama mikrotomi, maka dipilih wax parafin dengan kepadatan yang sesuai
dengan temperatur ruang.

10
`

Tambahan wax parafin


Wax parafin terdiri dari plasticizers atau tambahan resin yang tersedia secara
komersial, menyediakan pilihan yang sesuai untuk kebanyakan laboratorium.
Campuran ini menghasilkan parafin dengan kekerasan yang dinginkan untuk
embedding jaringan. Bahan-bahan yang ditambahkan untuk parafin di masa lalu
meliputi beeswax, karet, ceresin, plastic polimer, dan dietilen, glikol distearat.
Banyak dari bahan tambahan ini memiliki titik leleh lebih tinggi dibandingkan
wax parafin, sehingga bisa menyebabkan jaringan rapuh.

Embedding jaringan dalam wax parafin


Embedding terlibat dalam hasil akhir dari proses yang benar, meletakkan
spesimen pada media pendukung secara tepat sehingga bisa menyediakan
penunjang eksternal secara mikroskopis. Media embedding harus mengisi semua
ruang di dalam jaringan, mendukung komponen jaringan. Media tersebut juga
harus memiliki elastisitas, sehingga bisa menahan kerusakan saat pemotongan
jaringan.
Kebanyakan laboratorium menggunakan embedding pusat, terdiri dari 3
modul; dispenser parafin, piring dingin, dan penyimpanan yang dipanaskan untuk
cetakan dan kaset jaringan. Parafin dibagi secara otomatis dari mulut pipa ke
dalam cetakan yanag sesuai. Jaringan diletakkan sedemikian rupa pada cetakan,
kaset dilekatkan, sehingga menghasilkan tampilan blok datar dengan bagian
paralel. Cetakan diletakkan pada area pendingin kecil agar parafin bisa mengeras.
Pendinginan yang cepat dari wax menghasilkan struktur kristal kecil, yang
memproduksi artefak lebih sedikit ketika memotong jaringan.
Manfaat penggunaan sistem embedding adalah:
 Mudah digunakan
 Cepat
 Jaringan dan penahan lebih kokoh terikat, menghasilkan unit tunggal
 Blok diarsipkan secepatnya setelah pemotongan

11
`

 Identifikasi permanen

Kaset dan cetakan yang mengakomodasi spesimen yang lebih besar atau kecil bisa
dibeli di perusahaan penyuplai alat alat ilmiah.

Kontrol kualitas
Temperatur dari dispenser parafin, aliran air keran, dan prosesor otomatis harus
dimonitor dengan seksama dan didokumentasikan. Laboratorium histologi harus
memiliki kebijakan dan prosedur manual yang memfasilitasi perihal kualitas dan
langkah untuk koreksi.

Orientasi jaringan
Orientasi jaringan selama embedding sangat penting untuk demonstrasi morfologi
yang baik. Orientasi yang kurang tepat bisa menghasilkan kerusakan komponen
jaringan secara mikroskopis. Alat-alat yang dapat membantu orientasi yang tepat
adalah sistem penanda, pewarna tattoo, tas biopsi, spon, dan kertas.
Orientasi jaringan harus memberikan tahanan yang paling rendah dari
jaringan melawan pisau selama pemotongan. Kebanyakan jaringan diembedding
secara rata, batas media embedding di sekitar jaringan akan mendukung jaringan
tersebut.
Jaringan yang memerlukan orientasi khusus termasuk:
 Struktur tubular: arteri, vena, tuba falopi dan vasdeferen, dipotong
melintang pada lumen
 Kulit, usus, kandung empedu, dan biopsi epitelial lainnya dipotong dari
arah sudut kanan terhadap permukaan, dan diatur sedemikian rupa
sehingga permukaan epitel dipotong paling akhir,untuk meminimalisasi
kompresi dan distorsi dari lapisan epithelial
 Biopsi otot, potongan termasuk transversal dan longitudinal

12
`

 Potongan-potongan jaringan yang banyak diatur bersebelahan dengan


permukaan epitel menghadap arah yang sama

PROSESING JARINGAN OTOMATIS


Prinsip dasar dari prosesing jaringan memerlukan pertukaran cairan menggunakan
beberapa seri larutan untuk menentukan rentang waktu dalam mengontrol
lingkungan. Selama berpuluh-puluh tahun instrumentasi yang digunakan dalam
prosesing jaringan relatif tidak berubah. Perkembangan terbaru saat ini termasuk
menggunakan oven microwave khusus dan kemunculan dari prosesor through put
konstan.

Prosesor jaringan
Prosesor tipe karusel (transfer jaringan) dan sistem pertukaran cairan self-
contained adalah prosesor otomatis pertama yang digunakan di labortorium
histologi. Tipe dari prosesor ini melaksanakan transportasi blok jaringan dalam
keranjang melalui beberapa seri reagen yang ditempatkan di setiap stasiun
kontainer. Rentang waktu dari setiap spesimen dalam setiap reagen diatur secara
elektronik. Model awal mengatur langkah ini dengan cara menekan permukaan
jam. Osilasi vertikal atau mekanisme menaikkan dan menurunkan jaringan pada
setiap reagen menyediakan agitasi yang diperlukan dalam prosesing jaringan.
Prosesor yang memiliki vakum jaringan menjadi pilihan terbaru pada
sebagian besar laboratorium. Mikroprosesor digunakan untuk memprogram
instrumen. Jaringan dikumpulkan pada suatu wadah dimana mereka akan tetap
berada pada wadah tersebut selama proses berlangsung. Reagen dan parafin yang
dilelehkan dipindahkan secara berurutan ke dalam dan keluar dari ruang tabung
kimia menggunakan vakum dan tekanan. Setiap langkah di atur menurut waktu,
temperatur dan vakum/tekanan. Keuntungan dari sistem ini yakni vakum dan suhu
panas bisa diterapkan pada setiap langkah, jadwal yang diatur untuk produksi
prosesing jaringan, tumpahan cairan bisa tertampung, dan gas menyengat bisa di

13
`

eliminasi. Prosesor menyediakan sistem alarm dan program diagnostik untuk


masalah malfungsi instrumentasi.
Microwave oven dengan design khusus untuk prosesing jaringan kini telah
banyak ditemukan. Microwave bisa mempersingkat waktu prosesing dari hitungan
jam sampai menjadi menit. Microwave memberikan paparan untuk menstimulasi
difusi dari larutan ke dalam jaringan dengan meningkatkan panas internal pada
spesimen, sehingga mempercepat waktu reaksi. Jaringan ditransfer secara manual
dari kontainer reagen satu ke kontainer reagen yang lain. Kebanyakan oven
microwave laboratorium memiliki kontrol temperatur, waktu, dan sistem ekstraksi
gas. Waktu prosesing tergantung pada ketebalan dan densitas dari spesimen.
Reagen yang digunakan untuk prosesing microwave termasuk ethanol,
isopropanol atau campuran antara alkohol, dan parafin . Konsentrasi bergradasi
dari larutan tidak diperlukan. Clearing agents tidak diperlukan karena temperatur
untuk langkah parafin akhir menghasilkan penguapan alkohol dari jaringan.
Xylene dan formalin tidak digunakan pada proses ini sehingga menyingkirkan gas
toksik dan karsinogen. Prosesing yang layak terkontrol menghasilkan morfologi
yang tanpa kompromi dan antigenisitas dari spesimen. Peningkatan efisiensi
melalui waktu perputaran, reagen yang ramah lingkungan, dan penghematan biaya
berkat pengurangan dalam hal jumlah dan volume reagen adalah keuntungan dari
sistem ini. Kerugian dari sistem ini: proses dikerjakan secara intensif karena
larutan dimanipulasi secara manual, biaya dari microwave standar laboratorium
bisa menjadi halangan, dan penggunaan rutin dari microwave membutuhkan
kalibrasi dan monitoring. (Kok & Boon 1992; Willis & Minshew 2005).
Perkembangan terbaru teknologi telah membawa kemajuan pada prosesor
tertutup, dengan input yang kontinyu, prosesor jaringan cepat, yang menggunakan
teknologi microwave, infiltrasi vakum, dan reagen yang aman yang digambarkan
sebagai ‘molecular friendly’. Kaset jaringan dipindahkan melalui 4 stasiun yang
mengandung aseton, isopropanol, polyethylene glycol, minyak mineral, dan
parafin. Microwave dan agitasi digunakan untuk mempercepat difusi cairan dalam
jaringan. Teknologi microwave paten beroperasi secara kontinyu dengan kekuatan

14
`

rendah dibandingkan dengan microwave energy berpulsasi tinggi. Keuntungan


dari sistem ini adalah penerimaan jaringan ke dalam sistem dalam interval waktu,
meningkatkan waktu perputaran. Reagen yang digunakan aman bagi lingkungan,
sehingga menyingkirkan uap beracun di laboratorium. Morfologi dan kualitas
spesimen konsisten dengan prosesing jaringan secara tradisional. Kerugiannya
yakni termasuk biaya prosesor dan memerlukan standar diseksi spesimen pada
pemotongan makros (Morales et al, 2004).

Pemeliharaan prosesor
Setiap institusi harus memiliki garis besar kebijakan mengenai rotasi dan
perubahan larutan dalam setiap prosesor jaringan. Jumlah, ukuran, tipe dari
jaringan yang diproses dan reagen yang digunakan memiliki peranan dalam
menentukan kebijakan ini. Larutan harus dimonitor untuk memastikan kualitas.
Setiap pabrik memiliki buku pegangan garis besar jadwal pemeliharaan preventif.
Tips pemeliharaan yang penting
 Setiap tumpahan atau aliran yang berlebihan harus dilap segera
 Akumulasi dari wax pada setiap permukaan harus dihilangkan
 Temperatur paraffin bath harus di set hingga 3º C di atas titik leleh parafin
 Waktu pemasukan kaset jaringan ke dalam prosesor harus dicek, terutama
bila memilih penundaan jadwal
Keuntungan dari teknologi prosesing terbaru;
 Program khusus untuk prosesing jaringan seperti; penambahan vakum,
agitasi, panas pada setiap langkah bisa diatur sesuai keinginan
 Jadwal yang cepat
 Adanya penampungan cairan dan gas
 Reagen yang ramah lingkungan
 Jadwal bisa ditunda

15
`

Jadwal prosesing otomatis


Jadwal sehari-semalam untuk prosesing jaringan masih popular di laboratorium,
tetapi jadwal bisa berubah untuk menekankan pengurangan waktu perputaran
untuk spesimen. Prosesing yang cepat untuk jaringan kecil atau stat specimen bisa
dengan mudah diakomodasi.

Prosesing sehari-semalam
Pada sebagian besar laboratorium, hal ini merupakan jadwal prosesing rutin.
Jaringan difiksasi secara kontinyu dengan direndam pada Formalin 10%, buffer
maupun tidak. Proses ini bisa melibatkan alkohol formalin, bermacam-macam
konsentrasi alkohol, xylene, atau pengganti xylene, dilanjutkan dengan infiltrasi
parafin.
Jadwal diatur untuk jaringan yang diproses; faktor-faktor yang
mempengaruhi jadwal prosesing termasuk waktu akhir yang diperlukan, reagen
yang digunakan, penambahan panas dan vakum, ukuran dan jumlah jaringan.
Jadwal pada tabel 6.1 bisa dimodifikasi, diatur waktu dari berbagai stasiun, untuk
diingat waktu akhir yang dibutuhkan untuk penyelesaian dan fiksasi pendahuluan.

Tabel 6.1 Prosesing sehari semalam

Stasiu Reagen Waktu Tekanan/Vakum Temperatur


n
1 10% 1 jam On 38ºC
Formalin
2 10% 1 jam On 38ºC
Formalin
3 50% Alkohol/ 1 jam On 38ºC
formalin
4 70% Alkohol 30 mnt On 38ºC
5 95% Alkohol 30 mnt On 38ºC
6 95% Alkohol 40 mnt On 38ºC
7 100% 40 mnt On 38ºC

16
`

Alkohol
Stasiu Reagen Waktu Tekanan/Vakum Temperatur
n
8 100% 40 mnt On 38ºC
Alkohol
9 Xylene 40 mnt On 38ºC
10 Xylene 40 mnt On 38ºC
11 Parafin 30 mnt On 60ºC
12 Parafin 20 mnt On 60ºC
13 Parafin 20 mnt On 60ºC
14 Parafin 40 mnt On 60ºC

Jaringan khusus
Jaringan seperti otak, mata, dan tulang memerlukan prosesing khusus (lihat Bab
19 untuk otak, Bab 18 dan 29 untuk tulang. Jadwal untuk mata ditampilkan pada
tabel 6.2.

Jadwal untuk prosesing mata


Mata memerlukan prosesing khusus; ini karena beberapa struktur rapuh dan
sebagian lain keras. Idealnya, jaringan yang memiliki penanganan khusus
memerlukan prosesor yang berbeda karena penggunaan reagen tertentu. Mata
harus difiksasi sebelum dipotong dan dilanjutkan dengan prosesing. Fenol
ditambahkan ke alkohol dengan konsentrasi terendah untuk melembutkan sklera
dan lensa. Reagen yang dipilih hendaknya bisa memberikan dehidrasi dan
clearing yang terbaik dari jaringan (kloroform telah digunakan sebagai clearing
agent karena tidak terlalu keras dibandingkan dengan xylene dan sedikit
menimbulkan pengerutan), menjaga agar retina tetap melekat. Kaset jaringan
besar dan cetakan dibuat khusus untuk prosesing mata.

17
`

Tabel 6.2 Prosesing mata

Stasiu Reagen Waktu


n
Formalin 10% 0 jam
1
2 Fenol 4%/Alkohol 70% 1 jam
3 Fenol 4%/Alkohol 70% 1 jam
4 Alkohol 95% 1 jam
5 Alkohol 95% 1 jam
6 Alkohol 100% 1,5 jam
7 Alkohol 100% 1,5 jam
8 Alkohol 100%/Kloroform 2 jam
9 Kloroform 2 jam
10 Kloroform 2 jam
11 Parafin 2 jam
12 Parafin 3 jam

Jadwal prosesing cepat untuk biopsi kecil


Akhir-akhir ini biopsi potong dengan endoskopi dan biopsi jarum bisa diproses
secara adekuat selama 2-5 jam menggunakan panas (37º-45ºC) dan vakum.
Jaringan memerlukan diseksi sampai ketebalan 2 mm. Kebanyakan spesimen kecil
difiksasi dahulu sebelum prosesing. Bila fiksasi tidak lengkap, prosesing harus
dimulai dari stasiun yang berisikan formalin 10%. Tabel 6.3 menunjukkan contoh
dari proses yang dipersingkat pada prosesor tertutup. Waktu pengaliran pada
prosesor tertutup di setiap stasiun rata-rata sekitar 3-5 menit. Program ini bisa
diatur, sehingga waktu pada setiap stasiun bisa diubah; waktu pengaliran bisa
menjadi pertimbangan ketika menentukan waktu berakhirnya proses. Setiap akhir
proses instrumen harus dibersihkan untuk menyingkirkan setiap sisa parafin pada
lapisan. Lingkaran pembersih akan membersihkan lapisan dengan menggunakan
xylene, alkohol 100% dan air.

Tabel 6.3 Jadwal prosesing pendek untuk biopsi

18
`

Stasiu Reagen Waktu Tekanan/Vaku Temperatur


n m
1 Formalin 10% 10 mnt On 38ºC
2 Formalin 10% 10 mnt On 38ºC
3 Alkohol 70% 10 mnt On 38ºC
4 Alkohol 95% 10 mnt On 38ºC
5 Alkohol 95% 10 mnt On 38ºC
6 Alkohol 100% 10 mnt On 38ºC
7 Alkohol 100% 10 mnt On 38ºC
8 Xylene 10 mnt On 38ºC
9 Xylene 10 mnt On 38ºC
10 Parafin 10 mnt On 38ºC
11 Parafin 10 mnt On 38ºC

PROSESING JARINGAN SECARA MANUAL


Prosesing jaringan secara manual jarang dilakukan saat ini. Ada berbagai
kemungkinan yang terjadi bila melakukan prosesing jaringan secara manual, hal
ini terdiri dari:
 Kegagalan tenaga atau malfungsi peralatan
 Sampel jaringan yang besar memerlukan lebih banyak waktu
dibandingkan dengan alokasi pada prosesor otomatis
 Biopsi kecil seperti transplantasi spesimen memerlukan diagnosis cepat

Jadwal prosesing manual


Jadwal pada tabel 6.4 bisa diadaptasi untuk blok besar dan padat. Waktu perlu
diperbanyak untuk setiap kontainer atau lebih banyak kontainer yang ditambahkan
ke jadwal.

Tabel 6.4 Prosesing manual jaringan untuk biopsi kecil

19
`

Langkah Waktu
Formalin 10% 10 mnt
Alkohol 95% 10 mnt
Alkohol 100% 10 mnt
Xylene 10 mnt
Parafin 10 mnt

1. Tempatkan jaringan pada kaset. Celupkan kaset dalam larutan formalin


10%. Kontainer formalin diletakkan pada under warm tap water
2. Pindahkan kaset jaringan dari formalin dan tempatkan pada kontainer
berisi alkohol 95%, dalam piring adukan dengan tongkat pengaduk
3. Lanjutkan dengan alcohol 100% dan xylene menggunakan piring adukan
dan tongkat pengaduk
4. Tempatkan kaset jaringan pada lelehan parafin
5. Embed seperti biasa

ALTERNATIF MEDIA EMBEDDING


Ada beberapa situasi dimana parafin tidak cocok sebagai media embedding untuk
beberapa tipe pemotongan yang diperlukan, termasuk:
 Reagen prosesing menghilangkan atau memindahkan komponen jaringan,
obyek dari penyelidikan
 Potongan yang diperlukan lebih tipis
 Penggunaan panas bisa mempengaruhi jaringan
 Infiltrasi media tidak terlalu keras untuk mendukung jaringan
Resin
Resin digunakan secara eksklusif sebagai media embedding untuk mikroskop
elektron (lihat bab 30), potongan ultra tipis untuk resolusi tinggi dan untuk tulang
yang tidak terkalsifikasi (lihat bab 18 dan 29).

Agar

20
`

Gel agar sendiri tidak menghasilkan dukungan yang memadai untuk potongan
jaringan. Kegunaan utamanya yakni sebagai agen kohesi untuk bagian kecil
jaringan yang rapuh setelah fiksasi. Fragmen jaringan diembedding menggunakan
lelehan agar, sehingga jaringan mengeras dan dipotong untuk prosesing rutin.
Salah satu metode untuk menghasilkan hasil yang superior adalah sebagai berikut:
saring bahan fiksatif bersama fragmen jaringan melalui filter Milipore
menggunakan suction, letakkan secara perlahan lelehan Agar ke dalam tabung,
sehingga Agar mengeras, dan diikuti dengan prosesing rutin dan embedding
dengan parafiin.

Gelatin
Gelatin umumnya digunakan pada produksi potongan seluruh organ pada teknik
Gough-Wentworth dan pada frozen section.

Celloidin
Penggunaan celloidin atau LVN (Low Viscosity Nitracellulose/ Nitraselulosa
Viskositas Rendah) kurang diminati karena membutuhkan keperluan khusus untuk
penyimpanan reagen prosesing dan penggunaan terbatas dari tipe potongan ini di
bidang neuropatologi. Hal ini disertakakan pula dalam bahasan untuk tujuan
riwayat semata.

Restorasi dari jaringan kering dalam prosesing


Walaupun telah dilakukan tindakan pencegahan sebelum prosesing, tetapi
malfungsi teknis dan mekanis bisa saja terjadi, sehingga menghasilkan jaringan
yang terlalu kering untuk dilakukan impregnasi parafin. Jaringan tidak akan bisa
kembali seperti semula tetapi berikut merupakan cara penanganan untuk
membantu menghasilkan preparat yang berkualitas untuk diagnostik

Restorasi jaringan
70% Ethanol 70 ml

21
`

Gliserol 30 ml
Dithionite 1g

Jaringan direndam dalam larutan ini selama beberapa jam sampai semalaman.
Prosesing dimulai dengan menggunakan larutan dehidrasi dan dilanjutkan hingga
tahap penyelesaian, Jaringan bisa menjadi sulit untuk dipotong, pelapisan atau
plus slides harus digunakan.

Ringkasan
Kemajuan teknologi telah terjadi dalam instrumentasi dari prosesor jaringan,
sebagai bagian dari peningkata beban kerja, permintaan untuk waktu perputaran
yang lebih cepat untuk sampel diagnostik, dan pengurangan dalam kekuatan kerja.
Penambahan mikroprosesor, microwaves, dan kimia yang ramah lingkungan
adalah beberapa kemajuan yang pada akhirnya merevolusi prosesing jaringan.

22

Anda mungkin juga menyukai