Anda di halaman 1dari 9

75

SIKAP NASIONALISME PESERTA DIDIK PADA SMA NEGERI 1 BANGKALA


KECAMATAN BANGKALA KABUPATEN JENEPONTO

Oleh
SUHARNI
Mahasiswa Jurusan PPKn Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Makassar
MUSTARI
Dosen Jurusan PPKn Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Makassar

ABSTRAK: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Bagaimana gambaran umum
sikap nasionalisme peserta didik pada SMA Negeri 1 Bangkala Kecamatan Bangkala
Kabupaten Jeneponto. (2) Faktor apa yang mempengaruhi sikap nasionalisme peserta didik
pada SMA Negeri 1 Bangkala Kecamatan Bangkala Kabupaten Jeneponto. (3) Bagaimana
strategi guru PKn untuk meningkatkan sikap nasionalisme di kalangan peserta didik pada
SMA Negeri 1 Bangkala Kecamatan Bangkala Kabupaten Jeneponto. Penelitian ini
merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan sampel sebanyak 40 peserta didik,
dilakukan dengan tehnik sampel acak secara proporsional dan stratifikasi. Teknik
pengumpulan data menggunakan angket, wawancara, dan dokumen. Teknik analisis data
menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1)
Gambaran umum sikap nasionalisme peserta didik melalui indikator cinta tanah air,
patriotisme dan loyalitas berada dalam kategori tinggi. (2) Faktor yang mempengaruhi sikap
nasionalisme peserta didik melalui faktor internal dan faktor eksternal masing-masing berada
dalam kategori sangat tinggi. (3) Strategi guru PKn untuk meningkatkan sikap nasionalisme
peserta didik. (a) Guru PKn menyampaikan materi dengan memperluas konsep, mengaitkan
masalah aktual, serta dipadukan dengan motivasi, menggunakan metode ceramah yang
dikolaborasi dengan metode lain, media dibuat menarik/bervariasi, sumber materi berupa
buku paket, artikel, koran dan internet, evaluasi berupa tes tertulis atau tes lisan, dan evaluasi
non tes untuk menilai sikap dan perilaku. (b) Strategi guru meningkatkan sikap nasionalisme
peserta didik luar kelas yakni melalui pembiasaan dan keteladanan. (c) Hambatan yang
dihadapi seperti dampak negatif kemajuan teknologi informasi (internet), serta faktor
lingkungan keluarga dan masyarakat. (d) Upaya guru PKn untuk peningkatan sikap
nasionalisme peserta didik adalah menjadi orang tua bagi peserta didik, memberikan kasih
sayang, membimbing dan mengarahkan anak didiknya.

KATA KUNCI : Sikap, Nasionalisme, Peserta Didik


76

PENDAHULUAN komponen cognitive, affective dan behavior. (3) D.


Sikap (attitude) pertama kali digunakan Krech and RS.Grutchfield: Sikap adalah organisasi
oleh Herbert Spencer (1862), yang menggunakan yang tetap dari proses motivasi, emosi, persepsi
kata ini untuk menunjuk suatu status mental atau pengamatan atas suatu aspek dari kehidupan
seseorang. Kemudian pada tahun 1888 Lange individu.
menggunakan konsep ini dalam suatu eksperimen TINJAUAN PUSTAKA
laboratorium. Kemudian konsep sikap secara SIKAP NASIONALISME
populer digunakan oleh para ahli sosiologi dan Komponen/struktur Sikap
psikologi. Bagi para ahli psikologi, perhatian Bimo Walgito menyatakan bahwa sikap
terhadap sikap berakar pada alasan perbedaan memiliki 3 (tiga) komponen yang membentuk
individual, sedang bagi para ahli sosiologi sikap struktur sikap yaitu: (1) Komponen kognitif
memiliki arti lebih besar untuk menerangkan (komponen konseptual), yaitu komponen yang
perubahan sosial dan kebudayaan. Jadi sikap ialah berkaitan dengan pengetahuan, pandangan,
suatu hal yang menentukan sifat, hakikat, baik keyakinan, yaitu hal-hal yang berhubungan dengan
perbuatan sekarang maupun yang akan datang.1 bagaimana orang mempersepsi terhadap objek
Fattah Hanurawan memiliki pendapat yang sikap. (2) Komponen afektif (komponen
menganggap bahwa: Sikap adalah tendensi untuk emosional), yaitu komponen yang berhubungan
bereaksi dalam cara suka atau tidak suka terhadap dengan rasa senang atau tidak senang terhadap
suatu objek. Sikap merupakan emosi atau afek objek sikap. Rasa senang merupakan hal yang
yang di arahkan oleh seseorang kepada orang lain, positif, sedangkan rasa tidak senang merupakan hal
benda, atau peristiwa sebagai objek sasaran sikap. yang negative. Komponen ini menunjukkan arah
Sikap melibatkan kecenderungan respons yang sikap, yaitu positif dan negatif. (3) Komponen
bersifat preferensial.2 konatif (komponen perilaku, atau action
Sarlito W. Sarwono dalam bukunya component), yaitu komponen yang berhubungan
Pengantar Psikologi Umum berpendapat bahwa dengan kecenderungan bertindak terhadap objek
sikap adalah: “Sikap (attitude) adalah istilah yang sikap. Komponen ini menunjukkan intensitas
mencerminkan rasa senang, tidak senang, atau sikap, yaitu menunjukkan besar kecilnya
perasaan biasa-biasa saja (netral) dari seseorang kecenderungan bertindak atau berperilaku
terhadap sesuatu. “sesuatu” itu bisa benda, seseorang terhadap objek sikap.5
kejadian, situasi, orang-orang atau kelompok. Pembentukan Sikap
Kalau yang timbul terhadap sesuatu itu adalah Sarlito W. Sarwono, Sikap terbentuk
perasaan senang, maka disebut sikap positif, melalui 4 macam cara sebagai berikut: (1) Adopsi:
sedangkan kalau perasaan tidak senang, sikap kejadian-kejadian dan peristiwa-peristiwa yang
negatif, kalau tidak timbul perasaan apa-apa, terjadi berulang-ulang dan terus-menerus lama
berarti sikapnya netral.3 kelamaan secara bertahap diserap ke dalam diri
Beberapa definisi tentang sikap individu dan memengaruhi terbentuknya suatu
dikemukaka oleh beberapa tokoh Abu Ahmadi. 4 sikap. (2) Diferensiasi: dengan berkembangnya
(1) L.L Thursione (1946): Sikap sebagai tingkatan inteligensi, bertambahnya pengalaman, sejalan
kecenderungan yang bersifat positif atau negatif dengan bertambahnya usia, maka ada hal-hal yang
yang berhubungan dengan objek psikologi. Objek tadinya dianggap sejenis, sekarang dipandnag
psikologi di sini meliputi : symbol, kata-kata, tersendiri lepas dari jenisnya. (3) Integrasi:
slogan, orang, lembaga, ide, dan sebagainya. (2) pembentukan sikap di sini terjadi secara bertahap,
Zimbardo dan Ebbesen: Sikap adalah suatu dimulai dengan berbagai pengalaman yang
predisposisi (keadaan mudah terpengaruh) terhadap berhubungan dengan satu hal tertentu sehingga
seseorang, idea tau objek yang berisi komponen- akhirnya terbentuk sikap mengenai hal tersebut. (4)
Trauma: trauma adalah pengalaman yang tiba-tiba,
mengejutkan, yang meninggalkan kesan mendalam
1
Drs. H.Abu Ahmadi.2009.Psikologi Sosial.Jakarta:Rineka pada jiwa orang yang bersangkutan. Pengalaman-
Cipta.Hlm.148
2
Dr.Fattah Hanurawan. 2010. Psikologi Sosial Suatu
Pengantar. Bandung:PT Remaja Rusdakarya.Hlm.64
3
Sarlito W.Sarwono.2013.Pengantar Psikologi
5
Umum.Jakarta:Rajawali Pers. Hlm.201 Prof. Dr. Bimo Walgito.1990.Psikologi Sosial Suatu
4
Abu Ahmadi. Op. Cit.Hlm.15 Pengantar edisi revisi.Yogyakarta:Andi Hlm.127-128
77

pengalaman yang traumatis dapat juga keduanya karena tingkah laku itu sendiri bisa
6
menyebabkan terbentuknya sikap. menjadi bagian dari ideologi”.11
Nasionalisme Hans Kohn berpendapat bahwa:
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia “Nasionalisme adalah suatu paham yang
menyatakan bahwa: “Nasionalisme adalah paham menyatakan bahwa kesetiaan individu diserahkan
(ajaran) untuk mencintai bangsa dan negara sendiri kepada negara kebangsaan. Sebelumnya paham
atau kesadaran keanggotaan dalam suatu bangsa kebangsaan lahir, kesetiaan individu diserahkan
yang secara potensial atau aktual bersama-sama kepada raja. Sementara itu, pada abad pertengahan
mencapai, mempertahankan dan mengabdikan kesetiaan individu diserahkan kepada gereja.
identitas, integritas, kemakmuran, dan kekuatan Nasionalisme juga dapat diartikan perasaan
bangsa itu semangat kebangsaan.”7 kebangsaan atau semangat kebangsaan, yaitu
Nasionalisme berasal dari kata nation yang perasaan cinta kepada bangsa dan negaranya
berarti negara atau bangsa, di tambah akhiran isme melebihi apapun juga”.12
berarti: Suatu sikap ingin mendirikan negara bagi Anthony Smith berbagi pandangan tentang
bangsanya sesuai dengan paham/ideologinya. nasionalisme secara garis besar dapat
Suatu sikap ingin membela tanah air/negara dari dikelompokkan ke dalam dua aliran besar. Yakni:
penguasaan dan penjajahan bangsa asing.8 Aliran pertama (instrumentalis modernis) berpijak
Jiwa nasionalisme ke-Indonesiaan telah pada asumsi bahwa etnisitas adalah sesuatu yang
lama ditelusuri dan direfleksikan para Founding plastis dan liat, yang menurut Hobsbaum disebut
Fathers. Soekarno, misalnya, telah menjelaskan the invented tradition (Hobsbawm, 1983:7).
bahwa: “Nasioanlisme itu ialah suatu itikad; suatu Sebuah instrument yang dipergunakan, khusus oleh
keinsyafan rakyat bahwa rakyat itu satu golongan, para elit politik, untuk meraih tujuan-tujuan politik.
satu “bangsa”!. Bangsa itu adalah suatu persatuan Ia memandang nation dan nasionalisme sebagai
perangai yang terjadi dari persatuan hal ikhwal sesuatu yang baru, produk dari suatu syarat-syarat
yang telah dijalani oleh rakyat itu.”9 kemodernan, seperti negara modern, birokrasi,
Hakikat pemikiran senada seperti Mahatma sekularisme, dan kapitalisme. Dalam konteks inilah
Gandhi, Sun Yat Sen, dan Bipin Chandra Pal. Ernest Geller memandang bahwa nation dan
Mereka mencerminkan rasa tidak senang terhadap nasionalisme diperlukan ketika masyarakat sudah
sistem kolonialisme dan imperialisme yang mulai maju pada tataran industri. Jadi nasionalisme
menginjak-injak harkat dan martabat bangsa yang adalah produk masyarakat industri yang memang
dijajah, memandang rendah bangsa lain, dan sedang memerlukan rasa kebersamaan dalam
memandang hanya bangsa Barat yang unggul keberagaman (Gellner, 1994:56)
dalam segala hal. Pemikiran ini lahir, disebabkan Aliran kedua, cenderung menganggap
oleh nasib bangsa mereka yang tertekan dan bangsa sebagai sesuatu yang primordial, sebuah
ditindas oleh bangsa penjajah.10 kodrat manusia yang terberi (something given).
Sedangkan nasionalisme menurut Ubed Aliran ini memandang nation sebagai sesuatu yang
Abdillah S, dalam bukunya yang berjudul “Politik menyejarah, namun sering kali tidak tergali dari
identitas etnis pergulatan tanda tanpa batas” ingatan. Negara, birokrasi dan partai poltik
mengungkapkan: “Nasionalisme adalah sebuah dipandang, terutama oleh ekspresi publik dari
ideologi sekaligus merupakan satu bentuk dari pembagian etnik dan identitas kultural yang telah
tingkah laku (behaviour). Sulit membedakan ada sebelumnya (Smith,1996: 446).13
Bentuk-bentuk Nasionalisme
Nasionalisme yang ada di dunia ini terdiri
atas berbagai bentuk, di antaranya sebagai berikut:
(1) Nasionalisme kewarganegaraan (nasionalisme
6
Sarlito W. Sarwono.Op. Cit.Hlm 203-204
7
KBBI.2007.Jakarta:Balai Pustaka.Hlm.775-776
8 11
Drs. H. Kabul Budiyanto, M.Si.2007.Nilai-nilai Ubed Abdillah S.2002.Politik Identitas Etnis Pergulatan
Kepribadian Bangsa Indonesia. Bandung: Alfabeta. Hlm 208 Tanda Tanpa Identitas.Magelang:Indonesia Tera.Hlm.85-86
9 12
Muh.Umar Syadat Hasibuan.2008.Revolusi Politik Kaum Drs. Prawoto, M.pd.2006.Seri IPS Sejarah 2 SMP Kelas
Muda.Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.hlm 285 VIII.Jakarta:Yudhistira Quadra.Hlm.49
10 13
Retno Listyarti dan Setiadi.2008. Pendidikan Ali Maschan Mocsa.2007. Nasionalisme KIAI Konstruksi
Kewarganegaraan Untuk SMK dan MAK kelas X Jakarta : Sosial Berbasis Agama. Yogyakarta : PT.LkiS Pelangi
Erlangga. Hlm.33 Aksara.Hlm.239
78

sipil), adalah nasionalisme yang terbentuk karena dapat mempercepat timbulnya pergerakan nasional
negara memperoleh kebenaran politik dari itu, antara lain sebagai berikut: (a) Adanya paham
partisipasi aktif rakyatnya. Keanggotaan suatu baru, yaitu liberalisme dan human rights, akibat
bangsa bersifat sukarela. Bentuk nasionalisme ini dari perang kemerdekaan Amerika (1774-1783)
mula-mula dibangun oleh Jean-Jacques Rousseau. dan revolusi Perancis (1789) yang sudah mulai
(2) Nasionalisme etnis atau etnonasionalisme, dikenal oleh para elit intelektual. (b)
adalah nasionalisme yang terbentuk karena negara Diterapkannya sistem pendidikan Barat dalam
memperoleh kebenaran politik dari budaya asal pelaksanaan Politik Etis (1902), yang
atau etnis sebuah masyarakat. Keanggotaan suatu menimbulkan wawasan secara luas bagi para
bangsa bersifat turun-temurun. (3) Nasionalisme pelajar Indonesia, walaupun jumlahnya masih
romantik ( disebut pula nasionalisme organik, sangat sedikit (sudiyo, 2004:15). (c) Kemenangan
nasionalisme identitas), adalah nasionalisme etnis perang Jepang terhadap Rusiathn 1905, yang
yang terbentuk karena negara memperoleh membangkitkan rasa percaya diri bagi rakyat Asi-
kebenaran politik sebagai suatu yang alamiah Afrika dan bangkit melawan bangsa penjajah
(organik) dan merupakan ekspresi dari bangsa atau (bangsa berkulit putih). (d) Gerakan Turki Muda
ras.nasionalisme romantik menitikberatkan pada (1896 – 1918), yang bertujuan menanamkan dan
budaya etnis yang sesuai dengan idealisme mengembangkan nasionalisme Turki, sehingga
romantik. (4) Nasionalisme budaya, adalah terbentuk Negara kebangsaan yang bulat, dengan
nasionalisme yang terbentuk karena negara ikatan satu Negara, satu bangsa, satu bahasa, ialah
memperoleh kebenaran politik dari budaya Turki. (e) Gerakan Pan – Islamisme, yang
bersama dan tidak bersifat turun temurun seperti ditumbuhkan oleh Djamaluddin al-Afgani
warna kulit (ras) atau bahasa. (5) Nasionalisme bertujuan mematahkan dan melenyapkan
kenegaraan, merupakan variasi nasionalisme imperialisme Barat untuk membentuk persatuan
kewarganegaraan yang sering dikombinasikan semua umat islam di bawah satu pemerintahan
dengan nasionalisme etnis. Dalam nasionalisme islam pusat. Gerakan ini menimbulkan
kenegaraan, bangs aadalah suatu komunitas yang nasionalisme di negara terjajah dan anti-
memberikan kontribusi terhadap pemeliharaan imperialisme. (f) Pergerakan nasional di Asia,
kekuatan negara. (6) Nasionalisme agama, adalah seperti gerakan nasionalisme di India, Tiongkok,
nasionalisme yang terbnetuk karena negara dan Philipina.15
memperoleh legitimasi politik dari persamaan Sejarah Kebangkitan Nasional (Nasionalisme di
agama. Misalnya nasionalisme di Irlandia Indonesia)
bersumber dari persamaan agama mereka yaitu Kebangkitan nasional di Indonesia dapat
katolik, nasionalisme di India seprti dianut oleh dibagi menjadi 3 periode. Adapun tiga periode
pengikut partai BJP bersumber dari agama tersebut, sebagai berikut: (1) Perjuangan mencapai
Hindu.14 kemerdekaan (1990 – 19450). Di awali dengan
Nasionalisme di Indonesia adanya kesadaran nasional yang pernah di cetuskan
Munculnya pergerakan nasional di oleh R.A Kartini, karena Kartini telah memasukkan
Indonesia, disebabkan oleh 2 faktor berikut: (1) angan-angannya national bewustzjin (kesadaran
Faktor dalam negeri (internal). Adapun factor- bangsa). Oleh karena itu periode Kartini ini lebih
faktor yang timbul dari dalam negeri dan bersifat tepat disebut “Awal kesadaran”. Sedangkan
nasional itu antara lain sebagai berikut: (1) Adanya berdirinya Budi Utomo dapat disebut “Awal
tekanan dan penderitaan yang terus menerus, Pergerakan Nasional”. Kartini masih bergerak
sehingga rakyat Indonesia harus bangkit melawan secara individu, sedangkan Budi Utomo bergerak
penjajah. (a) Adanya rasa senasib sepenanggungan secara organisasi pergerakan nasional. Yang
yang hidup dalam cengkeraman penjajah, sehingga selanjutnya diikuti oleh organisasi lain yang
timbul semangat bersatu membentu negara. (b) bersifat nasional pula. Melalui pergerakan nasional
Adanya rasa kesadaran nasional dan harga diri, inilah, akhirnya tercapai “Proklamasi
menyebabkan kehendak untuk memiliki tanah air Kemerdekaan Indonesia” tanggal 17 Agustus 1945.
dan hak menentukan nasib sendiri. (2) Faktor luar Dengan demikan Proklamasi itu disebut puncak-
negeri (eksternal). Faktor-faktor luar negeri yang
15
Sudiyo.2004.Pergerakan Nasionalisme Mencapai dan
Mempertahankan Kemerdekaan.Jakarta: PT Rineka Cipta.
14
Retno Listyarti dan Setiadi.Op.Cit.hlm 34-35 Hlm.14-15
79

puncak pergerakan nasional. (2) Perjuangan bimbingan untuk mengaktualisasikannya agar


mempertahankan kemerdekaan (1945 – 1950) dapat menjadi manusia yang sempurna.
Proklamasi kemerdekaan yang telah di cetuskan Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003
pada tanggal 17 Agustus 1945 itu masih perlu tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 1 ayat 4
dipertahankan. Hal ini disebabkan, karena pihak peserta didik adalah anggota masyarakat yang
Belanda atau Sekutu akan datang kembali ke berusaha mengembangkan dirinya melalui proses
Indonesia, mengingat Belanda maupun Sekutu pendidikan pada jalur jenjang dan jenis pendidikan
merasa seabagi pemenang perang dalam Perang tertentu.18
Dunia II. Mereka ini tidak mau mengakui METODE PENELITIAN
perjuangan bangsa Indonesia yang telah berhasil Variabel dalam penelitian ini hanya terdiri
melawan Jepang dan memproklamasikan dari satu variabel yang di sebut variabel tunggal
kemerdekaan atas usaha bangsa Indonesia sendiri. yaitu sikap nasionalisme peserta didik pada SMA
Oleh karena itu, kedatangan mereka harus kita Negeri 1 Bangkala Kecamatan Bangkala
sambut dengan tanggung jawab, yaitu melaui Kabupaten Jeneponto. Desain penelitian deskriptif
perjuangan fisik maupun perjuangan diplomasi, kualitatif dengan populasi yaitu keseluruhan
sehingga kemerdekaan Indonesia merupakan jumlah peserta didik kelas X dan XI. Pengambilan
merdeka penuh untuk mendapat pengakuan “dunia sampel ditujukan kepada peserta didik kelas X dan
internasional”. (3) Perjuangan mengisi XI yang dengan tehnik sampel acak secara
kemerdekaan (1950 – sekarang). Dengan proporsional menurut stratifikasi.
kembalinya kita ke Negara Kesatuan Republik Teknik pengumpulan data adalah : 1).
Indonesia, sebenarnya bangsa Indonesia terus Observasi yang dilakukan pada SMA Negeri 1
melakukan perjuangan untuk mengisi Bangkala 2).Wawancara dilakukan terhadap Guru
kemerdekaan. Namun mengingat masih banyaknya PKn, dan peserta didik pada SMA Negeri 1
kendala dan hambatan, terutama datang dari dalam, Bangkala 3). Angket di tujukan kepada peserta
maka perjuangan untuk mengisi kemerdekaan itu didik pada SMA Negeri 1 Bangkala yang menjadi
belum dapat berjalan. Sebagai syarat utama untuk responden. 4). Dokumen dalam penelitian ini yaitu
dapat membangun adalah terciptanya “stabilitas berupa daftar peserta didik. Tekhnik analisis data
nasional”. Sedangkan pada saat itu, stabilitas yang digunakan yaitu analisis deskriptif kualitatif.
nasional belum dapat diciptakan mengingat masih HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
banyaknya rongrongan yang timbul dari golongan Gambaran Umum Sikap Nasionalisme Peserta
tertentu, yaitu dari sayap kiri (komunis) maupun Didik pada SMA Negeri 1 Bangkala Kecamatan
sayap kanan (golongan agama yang ingin Bangkala Kabupaten Jeneponto
mendirikan Negara Islam Indonesia). Dengan Berdasarkan data angket yang dihasilkan
memakan waktu yang cukup panjang, rongrongan melalui penelitian, diperoleh gambaran tingkat
itu akhirnya dapat terselesaikan.16 nasionalisme peserta didik pada SMA Negeri 1
Peserta Didik Bangkala yang meliputi tentang: (1) Cinta tanah
Menurut Sukring,17 Peserta didik air. (2) patriotisme. (3) loyalitas
merupakan salah satu komponen manusia yang Cinta tanah air
menempati posisi sentral dalam proses pendidikan. Sikap cinta tanah air dapat dikembangkan
Di pandang dari segi kedudukannya peserta didik melalui jalur pendidikan, hal ini tercantum dalam
adalah makhluk yang sedang berada dalam proses Undang-Undang (UU) Nomor 20 tahun 2003
perkembangan dan pertumbuhan menurut fitrahnya tentang Sistem Pendidikan Nasional. Sistem
masing-masing. Dalam perspektif pedagogis, Pendidikan Nasional di Indonesia bertujuan
peserta didik di artikan sebagai makhluk homo mencerdaskan kehidupan bangsa dan
educandum, makhluk yang menghajatkan mengembangkan manusia lndonesia seutuhnya,
pendidikan. Dengan pengertian ini, peserta didik yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa kepada
dipandang sebagai manusia yang memiliki potensi- Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur,
potensi, sehingga memerlukan binaan dan memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan
jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan

16 18
Sudiyo.Op.Cit.Hlm.17-19 UU Sisdiknas & PP No.32 Tahun 2013 tentang perubahan
17
Dr. Sukring, M.Pd.I.2013.Pendidik dan Peserta Didik PP No.19 Tahun 2005 tentang standar pendidikan
dalam Pendidikan Islam. Yogyakarta:GrahaIlmu. Hlm.89 nasional.Tim Permata Press
80

mandiri, serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan mengetahui tanggapan peserta didik tentang
dan kebangsaan. kewajiban pelajar membela serta mempertahankan
Dari tujuan diatas, nampak jelas bahwa bangsa dan negaranya, berikut dipaparkan data
target dan sasaran yang ingin dicapai adalah selengkapnya :
terbinanya anak didik yang memiliki rasa Untuk mengukur tingkat nasionalisme
kebangsaan yang tinggi sehingga bisa peserta didik melalui indikator patriotisme berikut
mengamalkannya ke dalam sikap dan perilaku tabel rata-rata nilai berdasarkan pembobotan opsi
sehari-hari. Untuk mencapai sasaran tersebut maka jawaban dari tiap item dimana jumlah item
untuk mengukur tingkat nasionalisme peserta didik pernyataan terdiri dari 10 pernyataan setiap item
dari indikator cinta tanah air yang kemudian diberi skor tertinggi 4 dan skor terendah 1 dengan
dikembangkan menjadi beberapa item pernyataan demikian skor tertinggi setiap item pertanyaan
dalam bentuk angket. adalah sebanyak 40 x 4 = 160 sehingga skor ideal
Selanjutnya untuk mengukur tingkat keseluruhan adalah 10 x 160 = 1600. Untuk lebih
nasionalisme peserta didik melalui indikator cinta jelasnya dapat dilihat pada tabel 2.
tanah air berikut tabel rata-rata nilai berdasarkan Berdasarkan data sebagaimana yang
pembobotan opsi jawaban dari tiap item pernyataan tampak pada tabel 2, maka dapat ditarik
dimana jumlah item pernyataan terdiri dari 10 kesimpulan bahwa tingkat nasionalisme peserta
pernyataan, setiap item diberi skor tertinggi 4 dan didik dari indikator patriotisme berada dalam
skor terendah 1 dengan demikian skor tertinggi kategori tinggi dengan persentase sebesar 75%. Hal
(skor ideal) setiap item adalah sebanyak 40 x 4 = ini terlihat dari tanggapan terhadap pernyataan
160 sehingga skor ideal secara keseluruhan adalah kewajiban bela negara indonesia, tanggapan
10 x 160 = 1600. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat terhadap bentuk Negara Kesatuan Republik
pada tabel 1. Indonesia (NKRI), tanggapan terhadap dasar
Berdasarkan data sebagaimana yang negara indonesia mendapat respon jawaban positif
tampak pada tabel 1, maka dapat ditarik paling banyak.
kesimpulan bahwa tingkat nasionalisme peserta Loyalitas
didik dari indikator cinta tanah air berada dalam Loyalitas adalah kepatuhan, kesetiaan,
kategori sangat tinggi dengan persentase sebesar ketaatan, komitmen dan pengorbanan yang
81%. Hal ini terlihat dari tanggapan terhadap didasarkan pada nilai-nilai kejujuran karena
penghormatan simbol-simbol negara, tanggapan didukung oleh moral, budaya dan etika yang kuat,
terhadap bangga berbahasa Indonesia, tanggapan serta kesadaran warga negara termasuk pelajar
terhadap memperingati hari-hari besar yang yang tinggi. Sehingga untuk mencapai sasaran
bersejarah, dan penghargaan terhadap jasa para tersebut maka untuk mengukur tingkat
pahlawan mendapat respon jawaban positif paling nasionalisme peserta didik dari indikator loyalitas
banyak. yang dikembangkan menjadi beberapa item
Patriotisme pernyataan dalam bentuk angket. Sebagai wujud
Sistem pendidikan juga harus kecintaan terhadap tanah air dapat diwujudkan
menumbuhkan jiwa patriotik dan mempertebal rasa melalui perilaku kepatuhan terhadap peraturan
cinta tanah air, meningkatkan semangat yang ada sebagaimana data yang dipaparkan
kebangsaan dan kesetiakawanan sosial, dan sikap berikut ini :
menghargai jasa para pahlawan serta berkeinginan Untuk mengukur tingkat nasionalisme
untuk maju. Iklim belajar mengajar yang dapat peserta didik melalui indikator loyalitas berikut
menumbuhkan rasa percaya diri sendiri dan budaya tabel rata-rata nilai berdasarkan pembobotan opsi
belajar di kalangan masyarakat khususnya di jawaban dari tiap item pernyataan dimana jumlah
kalangan pelajar terus dikembangkan agar tumbuh item pernyataan terdiri dari 10 pernyataan dimana
sikap dan perilaku yang kreatif, inovatif, dan setiap item diberi skor tertinggi 4 dan skor terendah
berorientasi ke masa depan. 1 dengan demikian skor tertinggi (skor ideal) untuk
Dalam rangka mencapai sasaran tersebut setiap item pertanyaan adalah sebanyak 40 x 4 =
sehingga untuk mengukur tingkat nasionalisme 160. Sehingga skor ideal secara keseluruhan adalah
peserta didik dari indikator patriotisme lalu 10 x 160 = 1600.
dikembangkan menjadi beberapa item pernyataan Berdasarkan data sebagaimana yang
dalam bentuk angket. Selanjutnya untuk tampak pada tabel 3, maka dapat ditarik
81

kesimpulan bahwa tingkat nasionalisme peserta penulis dengan 4 poin pertanyaan yang ditujukan
didik dari indikator loyalitas berada dalam kategori kepada guru PKn SMA Negeri 1 Bangkala serta 3
sangat tinggi dengan persentase sebesar 78% hal poin pertanyaan untuk 6 orang peserta didik
ini berdasarkan tanggapan terhadap kepatuhan dirumuskan dalam beberapa pertanyaan sebagai
terhadap aturan yang berlaku di negara Indonesia, berikut: (1) Macam-macam strategi guru PKn
tanggapan terhadap UUD NRI 1945 sebagai untuk meningkatkan sikap nasionalisme peserta
pedoman, dan sumber tertib hukum, tanggapan didik pada SMA Negeri 1 Bangkala di dalam kelas:
terhadap pelajar harus menjadi subjek hukum yang (a) Bagaimana penyampaian materi yang
baik, serta tanggapan terhadap hukum mengatur diterapkan oleh guru Pkn dalam meningkatkan
serta menentukan hak dan kewajiban serta Nasionalisme peserta didik? (b) Bagaimana metode
melindungi kepentingan individu dan kepentingan yang diterapkan oleh guru PKn dalam
sosial mendapat respon jawaban positif paling meningkatkan Nasionalisme peserta didik? (c)
besar. Bagaimana media yang digunakan oleh guru PKn
Faktor Yang Mempengaruhi Sikap dalam meningkatkan Nasionalisme peserta didik?
Nasionalisme Peserta Didik pada SMA Negeri 1 (d) Sumber apa yang digunakan oleh guru PKn
Bangkala Kecamatan Bangkala Kabupaten dalam meningkatkan Nasionalisme peserta didik?
Jeneponto (e) Bagaimana evaluasi yang digunakan oleh guru
Faktor Internal Yang Berasal Dari Dalam Diri PKn dalam meningkatkan Nasionalisme peserta
Peserta Didik didik? (2) Bagaimana strategi guru untuk
Faktor internal adalah faktor-faktor yang meningkatkan sikap nasionalisme peserta didik
berasal dari dalam diri individu atau dari dalam diri pada SMA Negeri 1 Bangkala diluar kelas? (3)
peserta didik. Adapun data yang dihasilkan dalam Hambatan-hambatan apa yang dihadapi oleh guru
angket di gambarkan pada tabel 4. Berdasarkan PKn dalam meningkatkan sikap nasionalisme
data sebagaimana yang tampak pada tabel 4 peserta didik pada SMA Negeri 1 Bangkala? (4)
menunjukkan bahwa peserta didik telah memiliki Bagaimana upaya guru PKn untuk mengatasi
kesadaran bangga terhadap negara. hambatan yang dihadapi dalam hal peningkatan
Faktor Eksternal Yang Berasal Dari sikap nasionalisme peserta didik pada SMA Negeri
Lingkungan Sekolah 1 Bangkala?
Faktor eksternal adalah faktor-faktor yang PENUTUP
berasal dari luar diri individu atau dari luar diri Berdasarkan hasil penelitian dan analisis
peserta didik. Adapun data yang dihasilkan dalam sesuai permasalahan penelitian maka, disimpulkan
angket di gambarkan sebagai tampak pada tabel 5. bahwa (1). Sikap nasionalisme peserta didik dilihat
Berdasarkan data sebagaimana yang dari indikator cinta tanah air, patriotisme dan
tampak pada tabel 5, maka dapat ditarik indikator loyalitas menunjukkan sikap
kesimpulan bahwa tingkat nasionalisme peserta nasionalisme peserta didik tinggi. (2). Faktor yang
didik melalui faktor yang berasal dari lingkungan mempengaruhi sikap nasionalisme peserta didik
sekolah berada dalam kategori sangat tinggi pada SMA Negeri 1 Bangkala berdasarkan faktor
dengan persentase sebesar 89%. Hal ini karena internal dan faktor eksternal yang berasal dari
tanggapan terhadap setiap sekolah di haruskan lingkungan sekolah cukup menunjang nasionalisme
memperingati hari bersejarah, tanggapan terhadap peserta didik. (3). Strategi guru PKn berdasarkan
disetiap kelas perlu ada gambar garuda pancasila hasil wawancara dan observasi menunjukkan
dan bendera merah putih, presiden dan wakil bahwa guru PKn telah memiliki kemampuan dalam
presiden RI, serta gambar pahlawan nasional, mengolah kelas cukup baik.
mendapat respon jawaban positif paling banyak. Bagi sekolah kiranya dapat memberi
Strategi Guru untuk Meningkatkan Sikap reword atau hadiah kepada peserta didik yang
Nasionalisme di Kalangan Peserta Didik pada sikap nasionalismenya baik, sekolah juga harus
SMA Negeri 1 Bangkala Kecamatan Bangkala menyiapkan media pembelajaran seperti film
Kabupaten Jeneponto bernuansa nasionalisme seperti janur kuning, Budi
Strategi guru dalam meningkatkan sikap Utomo, dan lain-lain. Bagi peneliti lain dengan
nasionalisme di kalangan peserta didik pada SMA judul yang sama agar lebih mengkaji lebih dalam
Negeri 1 Bangkala Kecamatan Bangkala tentang penanaman sikap nasionalisme sehingga
Kabupaten Jeneponto sesuai hasil wawancara
82

dapa diketahui sikap kebangsaan yang harus Tinggi


dipertahankan dan dikembangkan di sekolah. 5. 139 160 86% Sangat
DAFTAR PUSTAKA Tinggi
Abdillah, S Ubed S. 2002. Politik Identitas Etnis 6. 108 160 67% Tinggi
Pergulatan Tanda Tanpa Identitas. 7. 119 160 74% Tinggi
Magelang: Indonesia Tera. 8. 143 160 89% Sangat
Ahmadi,Abu. 2009. Psikologi Sosial. Jakarta: Tinggi
Rineka Cipta. 9. 116 160 72% Tinggi
Budiyanto, Kabul. 2007. Nilai-nilai Kepribadian 10 128 160 80% Sangat
Bangsa Indonesia. Bandung: Alfabeta Tinggi
Hanurawan, Fattah. 2010. Psikologi Sosial Suatu Jumlah 1296 1600 81% Sangat
Pengantar.Bandung: PT Remaja Tinggi
Rusdakarya. Sumber : Hasil Pengolahan Angket No. 1-10, (Juli
Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2007. Jakarta: 2014)
Balai Pustaka
Listyarti, Retno dan Setiadi. 2008. Pendidikan Tabel 2. Rata-rata nilai berdasarkan pembobotan
Kewarganegaraan Untuk SMA/MA dan opsi jawaban tiap item pernyataan dalam
SMK Kelas X. Jakarta: Erlangga angket tentang sikap nasionalisme peserta
Mocsa, Ali Maschan. 2007. Nasionalisme KIAI didik melalui indikator patriotisme
Konstruksi Sosial Berbasis Agama. No. Skor Skor n: N x Kategori
Yogyakarta: PT. LkiS Pelangi Aksara. Angket (n) Ideal 100 %
Prawoto. 2006. Seri IPS Sejarah 2 SMP Kelas VIII. (N)
Jakarta: Yudhistira Quadra. 11. 132 160 82% Sangat
Sarlito W. Sarwono. 2013. Pengantar Psikologi Tinggi
Umum. Jakarta: Rajawali Pers.
12. 106 160 66% Tinggi
Sudiyo.2004. Pergerakan Nasional Mencapai dan
13. 108 160 67% Tinggi
Mempertahankan Kemerdekaan.
14. 142 160 88% Sangat
Jakarta: PT Rineka Cipta.
Tinggi
Sukring. 2013. Pendidik dan Peserta Didik dalam
15. 106 160 66% Tinggi
Pendidikan Islam. Yogyakarta: Graha
Ilmu 16. 121 160 75% Tinggi
Walgito, Bimo .1990. Psikologi Sosial (suatu 17. 114 160 71% Sangat
pengantar) edisi revisi. Yogyakarta: Tinggi
Andi 18. 121 160 75% Tinggi
Hasibuan, M. Umar Syadat. 2008. Revolusi Politik 19. 154 160 96% Sangat
Kaum Muda.Jakarta: Yayasan Obor Tinggi
Indonesia 20. 109 160 68% Tinggi
Jumlah 1.213 1.600 75% Tinggi
Tabel 11. Rata-rata nilai berdasarkan pembobotan Sumber : Hasil Pengolahan Angket No. 11-20,
opsi jawaban tiap item pernyataan dalam (Juli 2014)
angket tentang sikap nasionalisme
peserta didik melalui indikator cinta Tabel 3. Rata-rata nilai berdasarkan
tanah air pembobotan opsi jawaban tiap item
No. Skor pernyataan dalam angket tentang sikap
Skor n: N x nasionalisme peserta didik melalui
Angket Ideal Kategori
(n) 100 % indikator loyalitas
(N)
1. 119 160 74% Tinggi No. Skor Skor n: N x Kategori
2. 152 160 95% Sangat Angket (n) Ideal 100 %
Tinggi (N)
3. 142 160 88% Sangat 21. 140 160 87% Sangat
Tinggi Tinggi
4. 130 160 81% Sangat 22. 139 160 86% Sangat
83

Tinggi 36. 138 160 86% Sangat


23. 131 160 81% Sangat tinggi
Tinggi 37. 141 160 88% Sangat
24. 133 160 83% Sangat tinggi
Tinggi 38. 152 160 95% Sangat
25. 135 160 84% Sangat tinggi
Tinggi Jumlah 431 480 89% Sangat
26. 120 160 75% Tinggi tinggi
27. 141 160 88% Tinggi Sumber: Hasil Pengolahan Angket No. 36 - 38,
28. 121 160 75% Tinggi (Juli 2014)
29. 102 160 63% Tinggi
30 135 160 84% Sangat
Tinggi
Jumlah 1297 1600 81% Sangat
tinggi
Sumber: Hasil Pengolahan Angket No. 21-30, (Juli
2014)

Tabel 4. Rata-rata nilai berdasarkan pembobotan


opsi jawaban tiap item pernyataan dalam
angket tentang sikap nasionalisme peserta
didik melalui indikator berdasarkan Faktor
yang berasal dari dalam diri peserta didik
No. Skor Skor n: N x Kategori
Angket (n) Ideal 100 %
(N)
31. 152 160 95% Sangat
tinggi
32. 145 160 90% Sangat
tinggi
33. 144 160 90% Sangat
tinggi
34. 130 160 81% Sangat
tinggi
35. 145 160 90% Sangat
tinggi
Jumlah 716 800 89% Sangat
tinggi
Sumber: Hasil Pengolahan Angket No. 31-35, (Juli
2014)

Tabel 5. Rata-rata nilai berdasarkan


pembobotan opsi jawaban tiap item
pernyataan dalam angket tentang sikap
nasionalisme peserta didik melalui
indikator berdasarkan faktor yang
berasal dari dalam Luar lingkungan
sekolah
No. Skor Skor n: N x Kategori
Angket (n) Ideal 100 %
(N)

Anda mungkin juga menyukai