Anda di halaman 1dari 6

ROSALINA

1710095027
DESAIN PRODUK

lenovo

LAPORAN
EKSKURSI
Mata Kuliah Desain Taman
Widodo Santosa adalah seniman yang juga seorang pengusaha asal Yogyakarta. Widodo
Santosa menyelesaikan studinya di Institute Seni Indonesia Yogyakarta pada Tahun 1989 Jurusan
Seni Murni Patung Fakultas Seni Rupa. Sepuluh tahun kemudian, beliau mendirikan Oksa pada tahun
1998. Awal dari berdirinya Oksa, kerajinan keramik menjadi fokus utamanya. Sampai seiring
berjalannya waktu karena kondisi berubah, PT Oksa yang awalnya berfokus pada keramik beralih
dengan material baru, yaitu JFC atau semen.

Alasan perubahan tersebut dikarenakan market keramik turun dan buyer banyak yang
complain produknya pecah. Selain itu dari segi produksi, material tanah untuk keramik di Yogyakarta
kurang standart, bakarannya kurang tinggi, prosesnya terlalu panjang dan juga resiko saat pembakaran
mudah pecah membuat Widodo Santoso yakin akan perubahan focus perusahaannya. Beliau
mengakui bahwa sebenarnya, keramik juga menjanjikan jika masalah-masalah tersebut dapat diatasi,
terlebih keramik lebih ramah lingkungan dan nilai jualnya tinggi. Penjual keramik banyak
bermunculan terutama di Kasongan pada tahun 2004, bahkan hampir semua desa di Kasongan
memiliki usaha keramik. Namun masa kejayaan tersebut berakhir tahun 2006 dan 2007. Perubahan
yang terjadi di PT Oksa membuahkan hasil yang manis karena nyatanya material semen dapat
diterima dan cocok untuk outdoor maupun indoor serta mampu bertahan saat terkena panas dan hujan.

Pada saat mulai merintis usahanya, PT Oksa menginduk pada Perusahaan lain. Mereka
menawarkan supply yang dibutuhkan perusahaan lain. Karena mereka menyadari awal dari sebuah
karir terkadang tidak bisa langsung melejit. PT oksa pada awal karirnya, menyiapkan ide-ide bagus
yang di pasar belum banyak, mereka menuangkan dan menawarkan produk mereka ke perusahaan
yang sudah menggeluti pasar ekspor. Awal dari PT Oksa, buyer yang datang hanya satu dua orang
akan tetapi semakin lama grafik dari penjualan PT Oksa semakin stabil hingga produksi yang
dilakukan PT Oksa dilakukan setiap hari. Dari buyer yang kecil hingga besar. Pemilik PT Oksa lebih
mementingkan kestabilan penjualan mereka daripada ambisi yang ditakutkan dapat menjadi bom
waktu untuk mereka.

Selama 22 tahun berdirinya Oksa, desain produk dari Oksa selain sarana pendukung taman,
kebanyakan adalah patung yang memiliki nilai sejarah seperti patung Budha atau shaolin. Pasar dari
patung shaolin dan Budha tidak hanya untuk orang yang beragama Hindu dan Budha, namun
kebanyakan konsumen melihat patung tersebut dari sudut pandang budaya. Patung tersebut dianggap
sebagai budaya timur yang menjadi
peninggalan pada jaman dahulu dan
diambil sebagai refrensi sebagai
acuan produk dari Oksa.

Pasar dari Patung tersebut marketnya lebih panjang daripada market dari patung yang bergaya
modern. Desain dari produk yang bergaya modern cenderung cepat berubah, tidak seperti produk
yang memiliki nilai sejarah yang dianggap sebagai produk antik yang awet. Keuntungan yang dimiliki
PT Oksa dari fokusnya pada produk-produk seperti ini adalah desain yang mereka buat sekali akan
terus terpakai bertahun-tahun dan lebih dapat bertahan di market. Kelemahan dari produk bergaya pop
atau produk yang trend adalah cepatnya market berubah.. Produk-produk trend seperti itu akan mudah
hilang dan desain akan cepat berganti. Maka dari itu PT Oksa membuat desain yang mementingkan
basic acuannya adalah yang memiliki nilai sejarah walaupun ditambah dengan penyederhaan atau
penambahan nilai modern. Dengan konsistensinya fokus pada desain produk yang bersejarah, dalam
22 tahun karirnya, Oksa tetap stabil dengan bisnisnya.

Terkadang PT Oksa melayani pembuatan produknya untuk hotel, garden, tempat wisata
fantasi seperti ancol, saloka. Adapun projek yang berhubungan dengan pertamanan kebanyakan
pembuatan pot untuk garden. PT Oksa berkeinginan untuk membuat pot untuk local dan ekspor.
Import terbanyak untuk PT oksa adalah Amerika dan Australia. Market Amerika dan Australia
menggembari patung-patung budha dan hindhu yang dilihat dari nilai sejarahnya. Market Amerika
dan Australia melihat patung-patung tersebut bukan dari nilai agama, namun dari nilai sejarah.

PT Oksa biasanya mendapatkan proyek custom atau apa yang diinginkan konsumen.
Biasanya buyer akan mengirimkan foto, proses awalnya, pekerja dari oksa akan menvisualkan dari
foto 2D ke 3D, lalu membuat cetakan yang dibuat dari resin, CRC, atau teracota, tergantung apa yang
diminta buyer. Selain itu Oksa juga akan mencari material lain yang sedang trend atau digemari dan
dapat diaplikasikan ke produk mereka melalui market. Contoh dari riset dari Oksa dalam hal material
baru yang sedang trend adalah kayu erosi. Oksa mengikuti trend tersebut dengan membuat pot dari
kayu erosi dan patung erosi. PT Oksa akan terus mengimbangi apa yang trend saat ini dan terus
berinovasi agar tidak tertinggal oleh market dan tetap pada basic mereka.
Proses produksi berawal dari membuat desain, membuat molding, produksi percetakan, finishing
sampai yang terakhir adalah packing dan semua prosesnya terletak pada lokasi yang sama. Produksi
yang

dilakukan PT Oksa dilakukan setiap hari.

Dalam perjalanan karirnya PT Oksa tentunya pernah mengalami kenaikan dan penurunan.
Salah satu faktor turun adalah market global. Jika faktor penurunan terjadi karena market global,
maka penurunan tidak hanya dialami oleh PT Oksa. Namun juga perusahaan lain di bidang yang sama
dan wajar saat
market
berubah. Saat
hal ini
terjadi,
tidak
banyak yang
bisa
dilakukan.
Berbeda jika
ada faktor penurunan lain seperti persaingan dan internal perusahaan sedang bermasalah. Jika hal
tersebut terjadi, Oksa akan berusaha memperbaikinya dan terus berinovasi hingga kestabilan
perusahaan kembali.

Untuk menjadi seorang desainer yang ingin terjun ke dunia bisnis, kita harus percaya diri
terlebih dahulu. Kita harus yakin bahwa kita memiliki skill dan selalu berinovasi serta selalu memiliki
keyakinan untuk merintis usaha. Tidak hanya sekedar desain, ada proses yang harus dipahami.
Banyak faktor lain yang harus dipahami untuk dapat melewati faktor-faktor yang mengancam bisnis
seperti faktor global. Memperbanyak skill juga menjadi saran untuk kami sebagai mahasiswa dan
tidak boleh berpuas diri dan hanya terpaku pada desain saja.

Anda mungkin juga menyukai