Anda di halaman 1dari 15

1

Motivasi Pengunjung ke Kota Wisata Bukittinggi Sumatera Barat


Oleh: Maihendro Dwisaputra
E-mail: maihendrodwisaputra@gmail.com
Pembimbing: Dra. Hj. Syofia Achnes, M.Si
Jurusan IlmuAdministrasi – Program StudiPariwisata
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Riau
Kampus Bina Widya Jl. H.R. Soebrantas Km. 12,5Simp. Baru Pekanbaru 28293 Telp/Fax. 0761-
63277

Penelitian ini untuk mengetahui tentang motivasi pengunjung ke Kota Wisata Bukittinggi
Provinsi Sumatera Barat. Penelitian bertujuan: (1) untuk mengetahui motivasi pengunjung ke
Kota Wisata Bukittinggi Provinsi Sumatera Barat, (2) Untuk mengetahui faktor yang paling
dominan dalam wisatawan berkunjung ke Kota Wisata Bukittinggi Provinsi Sumatera Barat.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif untuk mendeskripsikan masalah dalam
kunjungan wisatawan. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 100 orang.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, diperoleh motivasi kunjungan wisatawan ke
Kota Wisata Bukittinggi Provinsi Sumatera Barat dipengaruhi oleh berbagai motivasi, seperti
motivasi fisik, motivasi fantasi, dan motivasi budaya. Sedangkan motivasi yang paling dominan
dalam kunjungan wisatawan ke Kota Wisata Bukittinggi Provinsi Sumatera Barat adalah
motivasi fisik berupa relaksasi, mencari kenyamanan, berbelanja dan berkuliner, dan bersantai.

Kata kunci : Motivasi, Wisatawan, Kota Wisata Bukittinggi.

PENDAHULUAN nya, kita tidak membicarakan dalam hitungan


Membicarakan tentang pariwisata jutaan tapi miliyaran bahkan triliunan.
dewasa ini kita mengetahui bahwa pariwisata Pariwisata menurut para ahli Koen
sekarang sudah menjadi salah satu dari sektor Meyers (2009), pariwisata adalah aktivitas
bisnis yang menjanjikan, selain memberikan perjalanan yang dilakukan oleh sementara waktu
penghasilan yang besar pada devisa negara dari tempat tinggal semula ke daerah tujuan
pariwisata juga memberikan sumbangan besar dengan alasan bukan  untuk menetap atau
dalam menjaga dan melestarikan budaya yang mencari nafkah melainkan hanya untuk
ada di negara kita tercinta Indonesia ini, memenuhi  rasa ingin tahu, menghabiskan waktu
pariwata identik dengan kunjungan ke objek- senggang atau libur serta tujuan-tujuan lainnya,
objek wisata yang ada tempat rekreasi, kuliner, Kodhyat (1998) pariwisata adalah perjalanan
berkunjung ke laut, gunung, pemandian air dari suatu tempat ketempat lain, bersifat
panas, kebun binatang, tempat-tempat sementara, dilakukan perorangan atau
bersejarah, dan yang lainnya, namun pariwisata kelompok, sebagai usaha mencari keseimbangan
tidak hanya sekedar berjalan-jalan bersenang- atau keserasiaan dan kebahagiaan dengan
senang pariwisata sekarang telah menjadi bisnis lingkungan dalam dimensi sosial, budaya, alam
kompleks yang sangat menggiurkan dan lebih dan ilmu.
tertata dalam mencapai tujuan suatu bisnis yaitu Berdasarkan UU No 10 Tahun 2009,
mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya wisata adalah perjalanan orang ke suatu tujuan
dan mendapatkan uang yang sangat banyak tentu yang dilakukan seseorang atau kelompok.
Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan

JOM FISIP Vol. 4 No. 2 – Oktober 2017 Page 1


2

kepariwisataan yang didukung berbagai fasilitas Motivasi yang berbeda dari wisatawan-
serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, wisatawan yang datang pada suatu tempat ini
pengusaha, dan Pemerintah Daerah. tidak mengurangi tuntutan mereka, yaitu adanya
Sebagai negara yang memiliki beraneka atraksi wisata yang komplementer, maksudnya
ragam suku dan budaya, Indonesia sangat kaya sesuai dengan motivasi mengadakan wisata,
akan kebudayaan daerahnya. Baik itu dari segi memiliki daya tarik, dan disediakannya fasilitas-
adat istiadat maupun tradisi kebudayaan. Selain fasilitas untuk memenuhi kebutuhan hidup
daya tarik yang dapat dipersembahkan olek wisatawan selama ia dalam perjalanan (hotel,
keunikan kebudayaan tersebut, Indonesia adalah restoran, tempat belanja dan lainnya mendukung
negara yang kaya dengan memiliki alam yang mereka dalam berwisata), juga dalam hal ini
sangat indah. Kekayaan alam yang indah perlu diperhatikan mengenai transferabilitas,
membuat bangsa Indonesia menjadikan suatu yaitu kondisi dan sarana untuk bergerak dari
negara yang menyimpan potensi yang sangat tempat kediamannya ke tempat tujuan wisata.
besar dalam bidang kepariwisataan. Sebagai Perlu diupayakan pula oleh perusahaan
negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia pariwisata maupun oleh pemerintah tentang
memiliki banyak sekali pulau, dari pulau besar fasilitas hotel di tempat-tempat wisata sebagai
ke pulau kecil. Dengan keadaan geografis yang upaya untuk memberikan kenyamanan kepada
sangat beragam, maka Indonesia memiliki para wisatawan.
banyak tempat yang bisa dikunjungi sebagai Perkembangan studi kepariwisataan dan
tempat wisata, khususnya wisata alam. banyak literature serta riset mengenai motivasi
Keindahan alam Indonesia ini telah membuat perjalanan memfokuskan pada kesenangan
Indonesia menjadi layak sebagai suatu tempat melakukan perjalanan. Sementara permintaan
tujuan wisata di dunia Internasional. industri kepariwisataan sendiri berasal dari
Wisatawan akan melakukan perjalanan motivasi wisatawan sama seperti pemasaran,
wisata bila terdapat hubungan antara motivasi ciri-ciri tujuan wisata, dan faktor-faktor
melakukan wisata dengan daerah yang dituju. kontingensi seperti uang, kesehatan dan waktu
Motivasi wisata ini ada dalam diri setiap yang berhubungan dengan perilaku memilih
wisatawan yang tidak dapat diketahui secara wisatawan (Morrison, 1989). Sebagaimana
pasti oleh orang lain namun hanya dapat diduga. diketahui bahwa salah satu motivasi orang
Motivasi wisata berdasarkan hasil survey adalah melakukan perjalanan wisata adalah
sebagai berikut (Soekadijo, 1996) : mendapatkan kontribusi yang sesuai dengan apa
1. Motivasi fisik, motivasi yang berhubungan yang telah di korbankan (uang, waktu dan
dengan badaniah, seperti olahraga, istirahat, pekerjaan) guna mematuhi kebutuhan rileksnya
kesehatan, dan sebagainya. saat berwisata.
2. Motivasi budaya, yang diperhatikan disini Wajar rasanya bila motivasi wisatawan
adalah yang bersifat budaya, atraksinya dipelajari kaitannya dengan permintaan industri
berupa pemandangan alam, flora atau fauna. kepariwisataan. Mengelola motivasi merupakan
Wisatawan datang untuk mempelajari atau proses pengenalan dan penyediaan kebutuhan
sekedar untuk mengenal atau memahami wisatawan pada penawaran dalam industri
tata cara dan kebudayaan bangsa atau daerah pariwisata yang akan dicapai. Rencana untuk
lain. memotivasi wisatawan tidak akan berhasil
3. Motivasi interpersonal, berkaitan dengan kecuali hal itu merupakan bagian dari skema
keinginan untuk bertemu dengan keluarga, komprehensif terpadu dan terkini dalam rencan
teman, tetangga atau berjumpa atau sekedar kerja yang matang. Bila sasarannya adalah
dapat melihat tokoh-tokoh terkenal. untuk kompetisi dan mencapai produk dan jasa
4. Motivasi status atau motivasi prestise, hanya pariwisata yang sangat berkualitas, tentu hal ini
ingin mendapat pengakuan oleh orang lain adalah sangat mendasar. Demikian tampak jelas
karena adanya semacam anggapan bahwa bahwa masalah motivasi menjadi urgen karena
mereka yang telah berkunjung ke tempat- pada akhirnya akan menentukan naik turunnya
tempat tertentu mempunyai kedudukan penawaran dalam industri pariwisata.
setingkat lebih tinggi daripada orang lain.

JOM FISIP Vol. 4 No. 2 – Oktober 2017 Page 2


3

Motivasi merupakan hal yang sangat bisa dilanjutkan dengan menggunakan angkutan
mendasar dalam studi tentang wisatawan dan kota ke lokasi Objek Wisata yang dituju.
pariwisata, karena motivasi merupakan trigger Melihat dari banyaknya ragam objek-
dari proses perjalanan wisata, walaupun objek wisata yang ada di Kota Bukittnggi ini
motivasi ini sering tidak disadari oleh wisatawan mempunyai daya tarik yang sangat besar, oleh
itu sendiri (Sharpley, dalam Wahab, 1997). karena itulah Bukittinggi juga dikenal sebagai
Analisis mengenai motivasi semakin penting Kota Wisata dan dijadikan kawasan yang sangat
kalau dikaitkan dengan pariwisata sebagai sentral bagi kehidupan masyarakat ini lebih
fenomena masyarakat modern, dimana prilaku dikembangkan dan dikemas menjadi suatu
masyarakat dipengaruhi oleh berbagai motivasi daerah tujuan objek wisata terkemuka di
yang terjalin secara sangat kompleks, bukan Indonesia terutama bagi Pemerintah Kota
hanya untuk survival sebagaimana motivasi Bukittinggi yang masuk dalam proposal Visit
perjalanan masyarakat sederhana. Indonesia Years dari tahun ke tahun ini.
Selain itu motivasi juga merupakan Terjadinya peningkatan jumlah kunjungan
faktor penting bagi calon wisatawan yang wisatawan ke Kota Bukittinggi oleh wisatawan
didalam mengambil keputusan mengenai daerah mancanegara dan domestik dapat di lihat pada
tujuan wisata yang akan dikunjungi. Calon tabel yang menunjukkan tentang jumlah
wisata akan mempersepsi daerah tujuan wisata kunjungan wisatawan ke Kota Bukittinggi dari
yang memungkinkan, di mana persepsi ini di tahun 2011 sampai dengan tahun 2016.
hasilkan oleh preferensi individual, pengalaman
sebelumnya, dan informasi yang di dapatkannya. Daftar Jumlah Kunjungan Wisatawan ke
Motivasi perjalanan wisata mengalami Kota Bukittinggi Sumatera Barat
perubahan, sejalan dengan perkembangan Tahun Wisatawan Wisatawan Jumlah
pariwisata itu sendiri. Mancanegara Domestik
Tujuan wisatawan di dunia yang ada di
Indonesia salah satunya adalah Sumatera Barat. 2011 26.629 332.246 358.875
Sumatera Barat merupakan sebuah provinsi di
pesisir barat sumatera yang memiliki keindahan 2012 26.802 360.193 386.995
alam yang sangat indah seperti pantai, danau,
2013 32.068 404.145 436.213
lembah, bukit, ngarai, peninggalan monument
bersejarah dan banyak lagi. Sumatera Barat 2014 32.501 400.537 433.038
dengan keindahan alamnya yang berbagai
macam memiliki objek wisata yang banyak 2015 25.970 434.935 460.905
salah satunya adalah Kota Bukittinggi. Kota 2016 27.516 443.244 470.760
Bukittinggi terkenal dengan objek wisatanya
yaitu Jam Gadang yang merupakan landmark Sumber: Dinas Pariwisata, Pemuda dan
dari Kota Bukittinggi. Menara jam ini memiliki Olahraga Kota Bukittinggi 2017
jam dengan ukuran besar di empat sisinya
sehingga dinamakan Jam Gadang, sebutan Berdasarkan Tabel diatas, maka dapat
bahasa Minangkabau yang berarti "jam besar". dilihat terjadinya peningkatan kunjungan
Jam Gadang juga tidak jauh dari beberapa objek wisatawan yang datang ke Kota Bukittinggi
wisata lainnya yang ada di Kota Bukittinggi Propinsi Sumatera Barat. Walaupun demikian,
seperti Kinantan Zoo, Taman Panorama dan Kota Bukittinggi harus tetap menjaga tingkat
Lubang Jepang, Rumah Kelahiran Bung Hatta, kunjungan wisatawan saat ini karena kalau
Jembatan Limpapeh, dan Benteng Fort De Kock. diperhatikan tahun sebelumnya tingkat
Untuk mencapai lokasi beberapa objek wisata di kunjungan wisatawan sempat mengalami
Bukittinggi, para wisatawan dapat menggunakan penurunan terutama wisatawan mancanegara
jalur darat. Dari kota Padang ke Bukittinggi, yang sempat mengalami penurunan pada tahun
perjalanan dapat ditempuh selama lebih kurang 2015. Permasalahan lainnya terutama di
2 jam perjalanan menggunakan angkutan umum. beberapa area objek wisata adalah fasilitas yang
Setelah sampai di kota Bukittinggi, perjalanan

JOM FISIP Vol. 4 No. 2 – Oktober 2017 Page 3


4

masih kurang memadai terutama masalah lahan wisatawan untuk mengunjungi Bukittinggi,
parkir yang sangat terbatas dan jumlah toilet sehingga membuat penulis merasa tertarik untuk
yang tersedia. Untuk hari biasa saja, area di melakukan sebuah penelitian yang bertujuan
Bukittinggi sudah ramai apalagi saaat liburan untuk mengetahui bagaimana motivasi
panjang terutama liburan Hari Raya Idul Fitri wisatawan berkunjung ke Kota Bukittinggi
ataupun Tahun Baru, suasana di Bukittinggi bisa Sumatera Barat. Karena alasan itu penulis
menjad sangat ramai, semrawut dan merusak membuat judul penelitian ini adalah “ Motivasi
kenyamanan wisatawan terutama wisatawan Pengunjung ke Kota Wisata Bukittinggi
mancanegara. Selain itu, perlu diketahui juga Provinsi Sumatera Barat ’’.
perbandingan antara Kota Bukittinggi dengan
salah satu daerah setingkat yaitu Kabupaten 1. RUMUSAN MASALAH
Tanah Datar yang merupakan daerah yang juga      Berdasarkan latar belakang masalah
terkenal sebutan “Kota Budaya” di Provinsi yang telah diuraikan maka dapat di kemukakan
Sumatera Barat. Berdasarkan hal tersebut dapat rumusan masalah sebagai berikut :
dilihat pada table sebagai berikut : 1. Bagaimana motivasi pengunjung ke kota
Perbandingan Jumlah Kunjungan wisata Bukittinggi ?
Wisatawan Kota Bukittinggi dan Kabupaten 2. Motivasi apa yang paling dominan yang
Tanah Datar 2013-2016 menjadi motivasi
Jumlah Jumlah
pengunjung/wisatawan untuk datang ke
Tahun wisatawan ke wisatawan ke
Kota Bukittinggi Kab. Tanah kota wisata Bukittinggi ?
datar
2013 436.213 275.935 2. BATASAN MASALAH
2014 433.038 926.300
Berdasarkan permasalahan yang telah
diuraikan sebelumnya dan juga agar lebih fokus
2015 460.905 984.929 pada topik penelitian, maka perlu adanya
pembatasan masalah dan pembahasan di batasi
2016 470.760 1.189.173 pada ” motivasi pengunjung ke kota wisata
Bukittinggi”.
3. TUJUAN PENELITIAN
Sumber: Dinas Pariwisata, Pemuda dan
Berdasarkan latar belakang dan rumusan
Olahraga Kota Bukittinggi dan Kabupaten masalah di atas, maka tujuan dalam penelitian adalah
Tanah Datar 2017 sebagai berikut.
Dilihat dari data perbandingan, 1. Untuk mengetahui apa yang menjadi
peningkatan jumlah kunjungan wisatawan ke motivasi pengunjung ke kota wisata
Kabupaten Tanah Datar sangat tinggi berbeda Bukittinggi
dengan peningkatan jumlah kunjungan 2. Untuk mengetahui motivasi apa yang paling
wisatawan ke Kota Bukittinggi. Begitu juga dominan yang menyebabkan
dengan adanya dorongan atau motivasi yang pengunjung/wisatawan datang ke kota
membuat mereka mau melakukan perjalanan wisata Bukittinggi
4. MANFAAT PENELITIAN
tersebut, Kota Bukittinggi yang memiliki
berbagai macam variasi tujuan wisata Adapun manfaat dari penelitian tersebut adalah
sebagai berikut.
seharusnya menjadi magnet tersendiri untuk
1. Manfaat Teoritis
memotivasi wisatawan untuk datang - Penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk
berkunjung. Hanya saja, kembali pada memberikan informasi dan pemikiran bagi
wisatawan dan motivasi wisatawan untuk pihak-pihak yang berkepentingan serta
berkunjung ke Kota Bukittinggi. Untuk menambah pengetahuan yang berguna
mengetahui motivasi wisatawan yang datang dalam memperluas khazanah ilmu
terutama wisatawan mancanegara dibutuhkan pengetahuan.
penelitian yang mendalam. Berdasarkan latar 2. Manfaat Praktis
belakang yang diuraikan diatas maka perlunya - Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan
mempelajari dan mengetahui motivasi karya ilmiah dalam upaya mengembangkan

JOM FISIP Vol. 4 No. 2 – Oktober 2017 Page 4


5

kompetensi penulis dan dapat menambah 1. Bahwa motivasi mengawali terjadinya


wawasan tentang Motivasi Pengunjung ke perubahan energy pada diri setiap individu
Kota Wisata Bukittinggi. manusia
- Dapat digunakan sebagai informasi, 2. Motivasi ditandai dengan munculnya rasa
tambahan pengetahuan, bahan perbandingan atau feeling, afeksi seseorang
dan juga referensi bagi mahasiswa/i 3. Motivasi akan dirangsang karena tujuan
khususnya Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Riau yang membutuhkan Menurut Handoko (1985) yang dikutip dari
informasi sesuai dengan penelitian ini. Nuraini (2013:104) motivasi merupakan sebuah
- Sebagai sumber informasi bagi Pemerintah proses psikologis melalui keinginan yang belum
Daerah Kota Bukittinggi dan penelitian ini terpuaskan yang di arahkan ke pencapaian tujuan, hal
diharapkan bisa menjadi bahan masukan ini memperlihatkan motivasi muncul karena adanya
bagi Pemerintah Daerah Kota Bukittinggi kekurangan yang dialami individu. Kekurang itu
yang berupa pemikiran untuk dapat dapat bersifat fisiologis (kebutuhan dasar manusia),
meningkatkan motivasi wisatawan psikologis (kebutuhan akan jiwa manusia), sosiologis
berkunjung ke Kota Bukittinggi. (kebutuhan berinteraksi social). Kebutuhan tersebut
didorong dan diarahkan untuk mengurangi
TINJAUAN PUSTAKA kekurangan akan kebutuhan. Motivasi juga
1. Teori Motivasi merupakan kekuatan pendorong yang akan
Motivasi berasal dari kata motif seringkali di mewujudkan suatu prilaku guna mencapai tujuan
artikan dengan istilah pengaruh-motivasi terhadap kepuasan dirinya.
timbulnya perilaku Pengaruh Motivasi terhadap Menurut Fandelli (1995: 40-41) pada
Timbulnya Perilaku "dorongan”. Dorongan atau umumnya tujuan utama wisatawan untuk berwisata
tenaga tersebut merupakan gerak jiwa dan jasmani adalah mendapatkan kesenangan. Terdapat dua factor
untuk berbuat. Jadi motif tersebut merupakan suatu yang menentukan kepergian untuk berwisata yaitu :
driving force yang menggerakkan manusia untuk a. Faktor pendorong merupakan factor yang
bertingkah-laku, dan di dalam perbuatannya itu mendorong seseorang untuk berwisata
mempunyai tujuan tertentu. Setiap tindakan yang adalah ingin terlepas dari rutinitas,
dilakukan oleh manusia selalu di mulai dengan lingkungan yang tercemar serta hiruk pikuk
motivasi (niat). kota meskipun hanya sejenak.
Motivasi berasal dari kata latin movere yang b. Faktor penarik merupakan factor ini
berarti dorongan, daya penggerak atau kekuatan yang berkaitan dengan adanya atraksi wisata di
menyebabkan suatu tindakan atau perbuatan. Kata daerah atau tempat tujuan wisata. Atraksi
movere, dalam bahasa inggris sering disepadankan wisata ini dapat berupa keindahan akan
dengan motivation yang berarti pemberian motif atau objek ataupun pemandangan yang unik
keadaan yang menimbulkan dorongan (Suwanto dan sehingga banyak diperbincangkan orang.
Priansa, 2014:171). Dorongan dari orang terdekat juga menjadi
Motivasi merupakan factor penting bagi factor penarik orang dalam memutuskan
calon wisatawan di dalam mengambil keputusan melakukan perjalanan.
mengenai daerah tujuan wisata yang akan dikunjungi,
dimana persepsi ini dihasilkan oleh preferensi 2. Jenis-jenis Motivasi
individual, pengalaman sebelumnya dan informasi Jenis-jenis motivasi yang dikemukan para
yang di dapatkanya (Pitana dan Gayatri, 2005:60). ahli berbeda-beda. Adapun menurut Sukmadinata
Kajian motivasi wisatawan mengalami (2003:64) motivasi berdasarkan sifatnya dapat
pergeseran dari memandang sebagai proses singkat dibedakan atas tiga macam, yaitu :
untuk melihat prilaku perjalanan wisata ke arah yang 1. Motivasi takut atau fear motivation, individu
lebih menekankan bagaimana motivasi melakukan sesuatu karena ada rasa takut.
mempengaruhi kebutuhan psikologis dan rencana 2. Motivasi intensif atau intensive motivation,
jangka panjang seseorang (Pitana dan Gayatri, individu melakukan perbuatan untuk
2005:58). mendapatkan suatu intensif.
Menurut Mc. Donald dalam Hadis (2008;29) 3. Sikap atau attitude movation atau self
motivasi adalah perubahan energy dalam diri motivation motivasi ini lebih bersifat
seseorang yang ditandai dengan munculnya feeling instrinsik, muncul dari dalam diri individu,
dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya berbeda dengan kedua motivasi sebelumnya
tujuan. Dari pengertian yang dikemukakan Mc. yang bersifat ekstrinsik dan datang dari luar
Donald ini mengandung tiga elemen penting yaitu: diri.

JOM FISIP Vol. 4 No. 2 – Oktober 2017 Page 5


6

Sedangkan menurut Sardiman (2008:86), sehingga menjadi rileks. Sedangkan menurut


motivasi dapat dilihat dari dasar pembentukannya, Thantawy (1997) relaksasi adalah teknik
yaitu : mengatasi kekhawatiran/kecemasan atau stress
1. Motif-motif bawaan adalah motif yang melalui pengendoran otot-otot dan syaraf, itu
dibawa sejak lahir, jadi motivasi itu ada terjadi atau bersumber pada obyek-obyek
tanpa dipelajari, misalnya dorongan untuk tertentu. Relaksasi merupakan suatu kondisi
makan, dorongan untuk minum, dorongan istirahat pada aspek fisik dan mental manusia,
untuk bekerja, untuk beristirahat, dorongan sementara aspek spirit tetap aktif bekerja. Dalam
untuk mengajar. keadaan relaksasi, seluruh tubuh dalam keadaan
2. Motif-motif yang dipelajari adalah motif- homeostatis atau seimbang, dalam keadaan
motif yang timbul karena dipelajari, tenang tapi tidak tertidur, dan seluruh otot-otot
misalnya dorongan untuk belajar, dan dalam keadaan rileks dengan posisi tubuh yang
dorongan untuk mengajar. nyaman.

3. Motivasi Wisatawan b. Kenyamanan


Motivasi wisatawan merupakan factor Menurut Klocaba (2001) kenyamanan
penting bagi calon wisatawan di dalam mengambil didefinisikan sebagai kondisi yang dialami
keputusan mengenai daerah tujuan wisata yang akan resipien berdasarkan pengukuran kenyamanan,
dikunjungi, dimana persepsi ini dihasilkan oleh Ada tiga tipe kenyamanan (dorongan,
preferensi individual, pengalaman sebelumnya dan ketentraman, transcendence) serta empat konteks
informasi yang di dapatkanya (Pitana dan Gayatri, pengalaman (fisik, psikospiritual, social dan
2005:60). lingkungan) tipe-tipe kenyamanan didefinisikan
Menurut Sharpley 1994, Wahab 1975 sebagai berikut:
(dalam Pitana dan Gayatri 2005:58) motivasi - Dorongan (relief)
merupakan hal sangat mendasar dalam studi tentang Kondisi resipien yang membutuhkan
wisatawan dan pariwisata, karena motivasi penanganan fisik dengan segera
merupakan trigger dari proses perjalanan wisata, - Ketentraman (ease)
walaupun motivasi ini tidak didasari secara penuh Kondisi yang tentram atau kepuasan hati
oleh wisatawan itu sendiri. Menurut Winardi - Transcendence
(2000:137) motivasi berhubungan dengan ide Kondisi dimana individu mampu mengatasi
gerakan dan apabila kita menyatakannya secara amat masalahnya
sederhana, maka sebuah motivasi merupakan sesuatu
hal yang mendorong atau menggerakkan kita untuk c. Berbelanja dan berkuliner
berprilaku dengan cara tertentu. Kuliner dalam bahasa inggris
Menurut Hasibuan (2005:143) Motivasi “culinary” menurut Gunawan K. Adi adalah
adalah pemberian daya penggerak yang menciptakan yang berhubungan dengan dapur atau masakan.
kegairahan kerja seseorang agar mereka mau bekerja Kuliner adalah hasil olahan yang berupa
sama, bekerja efektif, dan terintegrasi dengan segala masakan. Masakan tersebut berupa lauk pauk,
daya upayanya untuk mencapai kepuasan. makanan (penganan), dan minuman. Karena
McIntosh 1977, Murphy 1985 dan Sharpley setiap daerah memiliki cita rasa tersendiri, maka
1994 ( dalam Pitana dan Gayatri 2005:59 ) tak heran jika setiap daerah memiliki berbagai
mengatakan bahwa motivasi tersebut dapat tradisi kuliner yang berbeda-beda.Kuliner
dikelompokkan menjadi empat kelompok besar merupakan sebuah gaya hidup yang tidak dapat
sebagai berikut: dipisahkan.
1. Physical or physiological motivation (motivasi Ada juga wisata kuliner yaitu wisata
yang bersifat fisik atau fisiologis) antara lain yang bertujuan untuk mencoba menikmati hasil
untuk relaksasi, kesehatan, kenyamanan masakan di tempat wisata tersebut. Wisata
berpartisipasi dalam kegiatan olahraga, bersantai kuliner merupakan perpaduan menikmati suatu
dan sebagainya. makanan sambil menikmati suasana jalan-jalan,
Uraian yang berkaitan dengan indicator motivasi bersantai atau sedang berlibur, sehingga
fisik dapat dijelaskan sebagai berikut: memanfaatkan waktu ke tempat-tempat yang
a. Relaksasi menyediakan makanan khas. Dengan kata lain
Menurut Suryani (2000) relaksasi istilah wisata kuliner dapat diuraikan secara
merupakan salah satu cara untuk bebas tanpa menghilangkan makna perpaduan
mengistirahatkan fungsi fisik dan mental antara berwisata sambil mencari makanan khas.

JOM FISIP Vol. 4 No. 2 – Oktober 2017 Page 6


7

d. Bersantai 6) Fantasi Tuntunan : fantasi aktif yang terjadinya


Menurut kamus besar bahasa Indonesia dibawah tuntunan sesuatu misalnya fantasi yang
(KBBI) Bersantai memiliki satu arti yaitu timbul pada saat membaca novel.
melakukan sesuatu dengan tanpa mengalami b. Kepuasan
ketegangan. Bersantai berasal dari kata dasar Menurut Tjiptono dan Chandra
santai. Bersantai memiliki arti dalam kelas mendefinisikan kepuasan sebagai upaya
verba atau kata kerja sehingga bersantai dapat pemenuhan sesuatu atau membuatu memadai.
menyatakan suatu tindakan, keberadaan, Sedangkan menurut Kotler mendefinisikan
pengalaman, atau pengertian dinamis lainnya kepuasan sebagai perasaan senang atau kecewa
dengan tidak adanya ketegangan. seseorang yang dialami setelah membandingkan
antara persepsi kinerja atau hasil produk dengan
2. Fantasy motivation (motivasi karena harapan-harapannya.
fantasi), yaitu adanya fantasi bahwa di c. Mencari status
daerah lain seseorang akan bisa lepas dari
rutinitas keseharian yang menjemukkan dan Dilihat dari kamus besar bahasa Indonesia
ego enchanment yang memberikan kepuasan (KBBI) status diartikan sebagai memperoleh
fisiologis. Disebut juga sebagai status and kedudukan atau posisi seseorang dalam suatu
prestige motivation yaitu berkaitan dengan kelompok. Sedangkan menurut Mc Intosh dan
keinginan seseorang agar dihargai, Goeldner status yaitu motivasi yang dilakukan
dihormati, dan dikagumi dalam rangka untuk pendidikan, ilmu pengetahuan, mendapat
memenuhi ambisi pribadi. pengakuan atau perhatian orang lain.
a. Kata lain untuk fantasi adalah imajinasi,
sedangkan menurut (Yanto Subiyanto, 1980) d. Kebebasan
fantasi adalah kemampuan jiwa untuk Dilihat dari kamus besar bahasa
membentuk tanggapan-tanggapan atau Indonesia (KBBI), kebebasan ini mengandung
bayangan-bayangan baru. Abu Ahmadi arti sebagai memiliki kemampuan untuk
mendefinisikan Fantasi (khayalan, angan- bertindak sesuai keinginannya sendiri.
angan, imajinasi) adalah kekuatan jiwa Menurut Terry (dalam Hasibuan
untuk menciptakan tanggapan baru dalam 2005:145), mengatakan bahwa motivasi adalah
jiwa kita dengan pertolongan tanggapan- keinginan yang terdapat pada diri seseorang
tanggapan yang telah dimiliki. Jadi, dengan individu yang merangsangnya untuk melakukan
kekuatan fantasi manusia dapat melepaskan tindakan-tindakan, motivasi itu tampak dalam
diri dari keadaan yang dihadapinya dan dua segi yang berbeda diantaranya.
mampu menjangkau ke depan keadaan yang Pertama, kalau dilihat dari segi
akan datang. aktif/dinamis, motivasi tampak sebagai suatu
Jenis-jenis fantasi menurut Bimo Walgito usaha positif dalam menggerakkan,
diantaranya adalah: mengerahkan dan mengarahkan daya serta
1) Fantasi disadari : fantasi yang terjadinya disadari potensi tenaga kerja, agar secara produktif
oleh individu. berhasil mencapai dan mewujudkan tujuan yang
Misal: seseorang yang berimajinasi tentang suatu ditetapkan sebelumnya.
kejadian untuk novelnya. Kedua, jika dilihat dari segi pasif/statis,
2) Fantasi yang tidak disadari : fantasi yang motivasi akan tampak sebagai kebutuhan
terjadinya tidak disadari atau tidak disengaja sekaligus juga sebagai perangsang untuk dapat
individu. Fantasi semcam ini terjadi pada anak- menggerakkan, mengerahkan dan mengarahkan
anak, yang kadang-kadang menimbulkan dusta potensi serta daya kerja manusia tersebut kearah
semu pada anak-anak tersebut. yang dinginkan.
3) Fantasi aktif : fantasi yang terjadinya melibatkan 3. Cultural motivation (motivasi budaya), yaitu
secara aktif gejala-gejala jiwa lainnya seperti keinginan untuk mengetahui budaya, adat,
pikiran, kemauan, perasaan, dan seterusnya. tradisi, dan kesenian daerah lainnya. Termasuk
4) Fantasi pasif : fantasi yang terjadinya tidak juga ketertarikan akan berbagai objek tinggalan
melibatkan gejala-gejala jiwa lainnya melainkan budaya (monument bersejarah).
secara pasif. Pada fantasi pasif seolah-olah Uraian yang berkaitan dengan indicator motivasi
kedasaran dibiarkan untuk tempat bermainnya budaya dapat dijelaskan sebagai berikut:
daya fantasi. a. Adat
5) Fantasi mencipta : fantasi aktif yang mampu Secara etimologi, adat berasal dari
menghasilkan karya kreatif. bahasa Arab yang berarti kebiasaan. Jadi secara

JOM FISIP Vol. 4 No. 2 – Oktober 2017 Page 7


8

etimologi adat dapat didefinisikan sebagai Hasan Hanafi (dalam buku Moh Nur
perbuatan yang dilakukan berulang-ulang lalu Hakim, 2003:29) mendefinisikan bahwa tradisi
menjadi kebiasaan yang tetap dan dihormati (Turats) merupakan segala warisan masa lampau
orang, maka kebiasaan itu menjadi adat. Adat yang masa pada kita dan masuk ke dalam
merupakan kebiasaan-kebiasaan yang tumbuh kebudayaan yang sekarang berlaku. Berarti bagi
dan terbentuk dari suatu masyarakat atau daerah pandangan Hanafi bahwa tradisi itu tidak hanya
yang dianggap memiliki nilai dan dijunjung serta peniggalan sejarah, tetapi juga sekaligus
dipatuhi masyarakat pendukungnya. merupakan persoalan zaman kini dengan
Menurut Soekanto (2011) adat berbagai tingkatannya.
mempunyai ikatan dan pengaruh yang kuat c. Kesenian
dalam masyarakat. Kekuatan mengikatnya Menurut Ki Hajar Dewantara seni
tergantung pada masyarakat yang mendukung merupakan hasil dari keindahan yang dapat
adat tersebut berpangkal tolak pada perasaan menggerakkan perasaan seseorang tentang
keadilannya. Sedangkan menurut Koen keindahan bagi yang melihatnya. Oleh
Cakraningrat, adat adalah suatu bentuk karenanya, perbuatan manusia bisa
perwujudan dari kebudayaan. Kemudian, adat mempengaruhi dalam menumbuhkan perasaan
digambarkan sebagai tata kelakuan. Adat yang indah itulah seni. Sedangkan menurut Prof.
merupakan sebuah norma atau aturan yang tiak Drs. Suwaji Bastomi, seni merupakan segala
tertulis, akan tetapi keberadaannya sangat kuat kegiatan batin dengan pengalaman estetika yang
dan mengikat sehingga siapa saja yang menyatakan dalam bentuk yang agung dan
melanggarnya akan dikenakan sanksi yang memiliki daya pembangkit rasa haru dan takjub.
cukup keras. Menurut Drs. Sudarmaji, seni adalah
Berdasarkan pendapat para ahli diatas segala bentuk manifestasi dan pengalaman estetis
dapat disimpulkan bahwa adat merupakan dengan menggunakan berbagai media seperti
kebiasaan-kebiasaan, aturan-aturan yang harus berbagai bidang, tekstur, garis, warna, volume,
dipatuhi oleh masyarakat adat yang memuat dan lain sebagainya. Seni juga bisa berarti
kebiasaan-kebiasaan, nilai-nilai, dan norma- ungkapan perasaan sang pencipta yang
norma hukum lainnya yang saling disampaikan kepada manusia supaya mereka
mempengaruhi dan menjadi suatu system yang bisa merasakan apa yang dirasakan oleh pelukis
hidup dalam suatu masyarakat tertentu. Dengan atau para pencipta seni.
demikian adat merupakan aturan yang berlaku Harry Sulastianto mengemukakan seni
pada suatu masyarakat, agar anggota masyarakat budaya sebagai suatu keahlian dalam
dapat menyesuaikan perbuatannya dengan tata mengekspresikan berbagai macam ide dan
kelakuan yang dibuatnya tersebut. pemikiran estetika, termasuk dalam mewujudkan
b. Tradisi segala kemampuan dan imajinasi pandangan
Secara terminologi perkataan tradisi akan suatu benda dan suasana, atau karya yang
mengandung suatu pengertian yang tersembunyi dapat menumbuhkan rasa indah sehingga mampu
tentang adanya kaitan masa lalu dengan masa menciptakan peradaban yang lebih maju lagi.
kini. Ia menunjuk kepada sesuatu yang d. Budaya
diwariskan oleh masa lalu tetapi masih berwujud Budaya berasal dari bahasa Sangsekerta
dan berfungsi pada masa sekarang. Tradisi yaitu budhayyah, yang merupakan bentuk jamak
memperlihatkan bagaimana anggota masyarakat dari buddhi (budi dan akal) diartikan sebagai hal-
bertingkah laku, baik dalam kehidupan yang hal yang berkaitan dengan budi dan akal
bersifat duniawi maupun terhadap hal gaib atau manusia. Dalam bahasa Inggris, kebudayaan
keagamaan. disebut culture, yang berasal dari kata Latin
Tradisi (Bahasa Latin: tradition, Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa
“diteruskan”) atau kebiasaan, dalam pengertian diartikan juga sebagai mengolah tanah atau
yang paling sederhana adalah sesuatu yang telah bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan
dilakukan untuk sejak lama dan menjadi bagian sebagai “kultur” dalam bahasa Indonesia.
dari kehidupan suatu kelompok masyarakat, Menurut F.B. Taylor, budaya adalah
biasanya dari suatu Negara, kebudayaan, waktu, suatu keseluruhan yang kompleks meliputi
atau agama yang sama. Hal yang paling kepercayaan, kesusilaan, seni, adat istiadat,
mendasar dari tradisi adalah adanya informasi hukum, kesanggupan dan kebiasaan lainnya yang
yang diteruskan dari generasi ke generasi baik sering dipelajari oleh manusia sebagai bagian
tertulis maupun (sering kali) lisan, karena tanpa dari masyarakat. Sedangkan menurut Linton,
adanya ini, suatu tradisi dapat punah. budaya merupakan keseluruhan dari sikap dan

JOM FISIP Vol. 4 No. 2 – Oktober 2017 Page 8


9

pola prilaku serta pengetahuan yang merupakan berkasih sayang, karena hubungan Rahim atau
suatu kebiasaan yang diwariskan dan dimiliki kekerabatan jika dilihat dari KBBI silaturahmi
oleh suatu anggota masyarakat tertentu. dapat diartikan sebagai mempererat hubungan
Soelaiman Soemardie dan Selo persaudaraan dengan cara mengunjungi rumah
Soermadjan menerangkan bahwa suatu sanak saudara.
kebudayaan merupakan buah atau hasil karya d. Ramah
dan rasa masyarakat. Suatu kebudayaan Definisi menurut kamus eka bahasa
memang mempunyai hubungan yang amat erat resmi Bahasa Indonesia definisi dari ramah
dengan perkembangan yang ada di masyarakat. adalah merupakan sifat baik hati dan menarik
Seorang arkeolog, R. Soekmono budi bahasanya, manis tutur kata dan sikapnya,
menerangkan bahwa budaya adalah hasil kerja suka bergaul, dan menyenangkan dalam
atau usaha manusia yang berupa benda maupun pergaulan. Memang menyenangkan bergaul
hasil buah pemikiran manusia dimasa hidupnya. dengan orang yang ramah banyak tawa dan
Sedangkan Effat Al-Syarqawi mendefinisikan banyak bicara.
budaya berdasarkan dari sudut pandang Agama
Islam, ia menjelaskan bahwa budaya adalah 4. Konsep Wisatawan
khazanah sejarah sekelompok masyarakat yang
tercermin didalam kesaksian dan berbagai nilai Menurut pasal 1 ayat 2 Undang-undang
yang menggariskan bahwa suatu kehidupan Nomor 10 tahun 2009, wisatawan adalah orang-orang
harus mempunyai makna dan tujuan rohaniah. yang melakukan kegiatan wisata. Jadi semua orang
4. Social motivation atau interpersonal motivation yang melakukan perjalanan wisata dinamakan
(motivasi yang bersifat social), seperti mengunjungi wisatawan apapun tujuan perjalanannya dan
teman dan keluarga, (Visiting friends and relative), perjalanan tersebut bukan untuk menetap dan tidak
menemui mitra kerja, melakukan hal-hal yang mencari nafkah di tempat yang dikunjunginya.
dianggap mendatangkan gengsi (nilai prestise), Menurut Suwantoro (2004:4) seseorang atau
melakukan ziarah, pelarian dari situasi-situasi yang sekelompok orang yang melakukan suatu perjalanan
membosankan dan seterusnya. Uraian yang berkaitan wisata disebut dengan wisatawan (tourist), jika lama
dengan indicator motivasi social dapat dijelaskan tinggalnya sekurang-kurangnya 24 jam di daerah atau
sebagai berikut: Negara yang dikunjungi. Apabila mereka tinggal di
a. Gengsi daerah atau Negara yang dikunjungi dengan waktu
Goldthorp dan Hope (1972) prestise kurang dari 24 jam maka mereka disebut pelancong
sebagai suatu bentuk simbolik kekuasaan yang (excusionist). IUOTO (the International Union of
terbentuk atas hubungan antara rasa hormat dan Official Travel Organization) menggunakan batasan
penghargaan yang berstruktur. mengenai wisatawan secara umum:
T.H. Marshall (1964) prestise sebagai Pengunjung (visitor) yaitu setiap orang yang
“status social pribadi” karena kurang formal dan datang ke suatu Negara atau tempat tinggal lain dan
melembaga, tetapi lebih dinamis dan berpusat biasanya dengan maksud apapun kecuali untuk
pada orang bukan status. Jika dilihat dari Kamus melakukan pekerjaan yang menerima upah. Jadi ada
Besar Bahasa Indonesia (KBBI), gengsi diartikan dua kategori mengenai sebutan pengunjung, yakni
sebagai sifat yang terlalu membanggakan diri wisatawan (tourist) dan Pelancong (excursionist).
sendiri dengan apa yang diraih atau pun sebuah (Suwantoro, 2004:4)
kehormatan. Menurut Suwantoro (2004:5) Wisatawan
b. Pelarian adalah pengunjung yang tinggal sementara sekurang-
kurangnya 24 jam di suatu Negara. Wisatawan
Pelarian mengandung arti sebagai dengan maksud perjalanan wisata dapat digolongkan
beralih pergi untuk mencari kesibukan atau menjadi :
kegiatan yang lain.
a. Pesiar (leasure), untuk keperluan rekreasi,
c. Silaturahmi
liburan, kesehatan, studi, keagamaan dan
Silaturahmi (shilah ar-rahim dibentuk
olahraga.
dari kata shilah dan ar-rahim). Kata shilah
b. Hubungan dagang, sanak saudara, handai
berasal dari washala-yashilu-waslan
taulan, konferensi, misi dan sebgainya
washilat(an), artinya adalah hubungan. Adapun
ar-rahim atau ar-rahm, jamaknya arham, yakni Wisatawan pada intinya adalah orang yang
Rahim atau kerabat. Asalnya dari ar-rahmah sedang tidak bekerja, atau sedang berlibur dan secara
(kasih saying), ia digunakan untuk menyebut sukarela mengunjungi daerah lain untuk
Rahim atau kerabat karena orang-orang saling

JOM FISIP Vol. 4 No. 2 – Oktober 2017 Page 9


10

mendapatkan sesuatu yang lain (Smith,1977) (Pitana PEMBAHASAN


dan Gayatri, 2005:53) Motivasi Pengunjung ke Kota Wisata
Cohen (1979) di dalam buku Pitana dan Bukittinggi Provinsi Sumatera Barat
Gayatri (2005:55-56), dalam tulisannya yang lain Profil Responden
membedakan wisatawan ke dalam kelompok:
Responden pada penelitian ini adalah
1. Modern Pilgrimage (ziarah Modern)
2. Search for Pleasure ( mencari kesenangan)
wisatawan atau pengunjung yang datang ke
Dalam hal ini Cohen memandang bahwa Objek-objek wisata yang ada di Bukittinggi
centre, dimana orang tersebut mencari “makna”. Sumatera Barat, wisatawan atau pengunjung
Makna ini tidak dapat ditemukan di rumah, yang dipilih oleh penulis sebagai responden
melainkan di dalam perjalanan. adalah wisatawan atau pengunjung yang
merupakan orang yang langsung datang ke objek
METODOLOGI PENELITIAN wisata dan menggunakan fasilitas yang ada di
1. Desain Penelitian Objek Wisata di Bukittinggi Sumatera Barat.
Metode penelitian yang digunakan Rekapitulasi Gambaran Umum Motivasi
dalam penelitian ini adalah metode deskriptif Motivasi Fisik
kuantitatif. Subyek penelitian disini adalah Rekapitulasi Tanggapan Responden pada
wisatawan atau pengunjung dan Objek Sub Variabel Motivasi Fisik di Objek Wisata
Penelitian yaitu Bukittinggi. Bukittinggi
2. Lokasi dan Waktu Penelitian Sumber : Data Olahan Penelitian Lapangan
Adapun penelitian ini di laksanakan di
Kota Bukittinggi Sumatera Barat, Rencana NO
MOTIVASI
SKALA
TOTAL
waktu penelitian ini akan di laksanakan selama SS S R TS STS
empat bulan yaitu bulan Maret 2017 sampai
dengan bulan Juni 2017. 1 Relaksasi 29 63 5 3 - 100
3. Teknik Pengumpulan Data
Kuesioner
2 Kenyamanan 37 55 6 2 - 100
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data
yang dilakukan dengan cara memberi
seperangkat pertanyaan-pertanyaan tertulis 3
Berbelanja &
Berkuliner
25 60 7 5 3 100

kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner


merupakan teknik pengumpulan data yang
4 Bersantai 30 60 3 7 - 100
efisien bila peneliti tahu derngan pasti variable
yang akan diukur dan tahu apa yang harus
diharapkan dari responden (Sugiyono, 2017
2015:142). Berdasarkan table rekapitulasi di atas, dapat
Teknik Observasi dilihat bahwa tanggapan responden terhadap
Merupakan teknik yang menuntut adanya pernyataan pada kuesioner yang disebarkan
pengamatan dari peneliti baik secara langsung penulis pada sub-variabel Motivasi Wisatawan
maupun tidak langsung terhadap objek terbagi menjadi 4 indikator yaitu:
penelitian (Noor, 2012).
Dokumentasi 1. Relaksasi
Menurut Nasution (2003 : 143) dokumentasi Dalam indicator ini relaksasi yang
adalah mengumpulkan data dengan cara diberikan dengan skala Sangat Setuju
mengambil data-data dari catatan, administrasi (SS) sebanyak 29 responden dan Setuju
yang sesuai dengan masalah yang diteliti. Dalam (S) sebanyak 63 responden sedangkan
hal ini dokumen-dokumen atau arsip-arsip dari Ragu-ragu (R) sebanyak 5 responden,
lembaga yang diteliti. Tidak Setuju (TS) sebanyak 3 responden
dan Sangat Tidak Setuju tidak memiliki
skala ini.
2. Kenyamanan
Dalam indicator ini Mencari
Kenyamanan yang diberikan dengan

JOM FISIP Vol. 4 No. 2 – Oktober 2017 Page 10


11

skala Sangat Setuju (SS) sebanyak 37


responden, dan Setuju (S) sebanyak 55
responden, sedangkan Ragu-ragu (R)
sebanyak 6 responden, Tidak Setuju
(TS) sebanyak 2 responden dan Sangat Motivasi Fantasi
Tidak Setuju (STS) tidak memiliki skala Rekapitulasi Tanggapan Responden pada
ini. Sub Variabel Motivasi Fantasi di Objek
3. Berbelanja dan berkuliner Wisata Bukittinggi
Dalam indicator ini Berbelanja dan
Berkuliner yang diberikan dengan skala NO
MOTIVASI SKALA
TOTAL

Sangat Setuju (SS) sebanyak 25 SS S R TS STS


responden, dan Setuju (S) sebanyak 60
responden, sedangkan Ragu-ragu (R) 1
Mencari
12 59 19 9 1 100
Fantasi
sebanyak 7 responden, Tidak Setuju
(TS) sebanyak 5 responden dan Sangat
Menikmati
Tidak Setuju (STS) sebanyak 3 2
Kepuasan
24 62 7 7 - 100

responden.
4. Bersantai 3
Mencari
7 19 33 25 16 100
Status
Dalam indicator ini Bersantai yang
diberikan dengan skala Sangat Setuju Mencari
(SS) sebanyak 30 responden, dan Setuju 4
Kebebasan
15 48 12 18 7 100

(S) sebanyak 60 responden, sedangkan


Ragu-ragu (R) sebanyak 3 responden, Sumber : Data Olahan Penelitian Lapangan
Tidak Setuju (TS) sebanyak 7 responden 2017
dan Sangat Tidak Setuju (STS) tidak Berdasarkan table rekapitulasi di atas,
memiliki skala ini. dapat dilihat bahwa tanggapan responden
Berdasarkan hasil observasi dan penyebaran terhadap pernyataan pada kuesioner yang
kuesioner yang penulis lakukan, dapat disebarkan penulis pada sub-variabel Motivasi
disimpulkan bahwa sampel pada Motivasi Fisik Wisatawan terbagi menjadi 4 indikator yaitu :
sebanyak 100 Responden.
Dalam wawancara yang dilakukan penulis 1. Mencari Fantasi\
terhadap wisatawan yang berkunjung di Objek Dalam indicator ini Mencari Fantasi
Wisata Bukittinggi menyatakan motivasi yang diberikan dengan skala Sangat
bahwa : Setuju (SS) sebanyak 12 responden, dan
“Kebutuhan relaksasi sangatlah menarik Setuju (S) sebanyak 59 responden,
untuk menikmati fenomena alam, dan sedangkan Ragu-ragu (R) sebanyak 19
temperatur udara yang sejuk di Taman responden, Tidak Setuju (TS) sebanyak
Panorama Ngarai Sianok, kemudian mencari 9 responden dan Sangat Tidak Setuju
kenyamanan merupakan hal utama di objek (STS) sebanyak 1 responden.
wisata Bukittinggi seperti kenyamanan di Jam 2. Menikmati Kepuasan
Gadang dan Taman Panorama dari segi Dalam indicator ini Menikmati
kebersihan, sedangkan berbelanja dan berkuliner Kepuasan yang diberikan dengan skala
merupakan daya tarik tersendiri bagi Kota Sangat Setuju (SS) sebanyak 24
Bukittinggi karena disini didukung pusat responden, dan Setuju (S) sebanyak 62
perbelanjaan yang mumpuni dan tertata dengan responden, sedangkan Ragu-ragu (R)
baik maupun tempat-tempat berkuliner khasnya sebanyak 7 responden, Tidak Setuju
dan bersantai disini tidak membosankan karena (TS) sebanyak 7 responden dan Sangat
banyaknya ragam objek wisata di Bukittinggi”. Tidak Setuju (STS) tidak memiliki skala
ini.
3. Mencari Status

JOM FISIP Vol. 4 No. 2 – Oktober 2017 Page 11


12

SKALA TOTAL
Rekapitulasi Tanggapan Responden pada
NO
MOTIVASI
Sub Variabel Motivasi Budaya di Objek
SS S R TS STS Wisata Bukittinggi
Mempelajari
Sumber : Data Olahan Penelitian Lapangan
1
Adat
7 59 18 9 7 100
2017
Berdasarkan table rekapitulasi di atas,
2 Tradisi 13 59 13 13 2 100 dapat dilihat bahwa tanggapan responden
terhadap pernyataan pada kuesioner yang
Melihat
disebarkan penulis pada sub-variabel Motivasi
3 23 59 13 4 1 100
Kesenian Wisatawan terbagi menjadi 4 indikator yaitu :

4
Keingintahua
19 59 17 5 - 100
1. Mempelajari Adat
n Budaya
Dalam indicator ini Mencari
Kenyamanan yang diberikan dengan
Dalam indicator ini Mencari Status yang skala Sangat Setuju (SS) sebanyak 7
diberikan dengan skala Sangat Setuju responden, dan Setuju (S) sebanyak 59
(SS) sebanyak 7 responden, dan Setuju responden, sedangkan Ragu-ragu (R)
(S) sebanyak 19 responden, sedangkan sebanyak 18 responden, Tidak Setuju
Ragu-ragu (R) sebanyak 33 responden, (TS) sebanyak 9 responden dan Sangat
Tidak Setuju (TS) sebanyak 25 Tidak Setuju (STS) sebanyak 7
responden dan Sangat Tidak Setuju responden.
(STS) sebanyak 16 responden. 2. Mengetahui Tradisi
4. Mencari Kebebasan Dalam indicator ini Mencari
Dalam indicator ini Mencari Kebebasan Kenyamanan yang diberikan dengan
yang diberikan dengan skala Sangat skala Sangat Setuju (SS) sebanyak 13
Setuju (SS) sebanyak 15 responden, dan responden, dan Setuju (S) sebanyak 59
Setuju (S) sebanyak 48 responden, responden, sedangkan Ragu-ragu (R)
sedangkan Ragu-ragu (R) sebanyak 12 sebanyak 13 responden, Tidak Setuju
responden, Tidak Setuju (TS) sebanyak (TS) sebanyak 13 responden dan Sangat
18 responden dan Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju (STS) sebanyak 2
(STS) sebanyak 7 responden. responden.
Berdasarkan hasil observasi dan penyebaran 3. Melihat Kesenian
kuesioner yang penulis lakukan, dapat Dalam indicator ini Mencari
disimpulkan bahwa sampel pada Motivasi Kenyamanan yang diberikan dengan
Fantasi sebanyak 100 Responden. skala Sangat Setuju (SS) sebanyak 23
Dalam wawancara yang dilakukan penulis responden, dan Setuju (S) sebanyak 59
terhadap wisatawan yang berkunjung di Objek responden, sedangkan Ragu-ragu (R)
Wisata Bukittinggi menyatakan motivasi sebanyak 13 responden, Tidak Setuju
bahwa : (TS) sebanyak 4 responden dan Sangat
“Mengenai kepuasan kami rasa di Objek Tidak Setuju (STS) sebanyak 1
Wisata Bukittinggi ini sangat puas karena objek responden.
wisata yang kami nikmati menimbulkan kesan 4. Keingintahuan Budaya
tersendiri, selagi kita berada di objek wisata Dalam indicator ini Mencari
Bukittinggi ini kita harus bisa menjaga aktivitas Kenyamanan yang diberikan dengan
kita dan jangan pula sampai menganggu skala Sangat Setuju (SS) sebanyak 19
kesenangan orang lain sehinggga menimbulkan responden, dan Setuju (S) sebanyak 59
keresahan yang mengakibatkan timbulnya responden, sedangkan Ragu-ragu (R)
sesuatu yang tidak dininginkan”. sebanyak 17 responden, Tidak Setuju
Motivasi Budaya (TS) sebanyak 5 responden dan Sangat
Tidak Setuju (STS) tidak memiliki skala
ini.

JOM FISIP Vol. 4 No. 2 – Oktober 2017 Page 12


13

Berdasarkan hasil observasi dan penyebaran penelitian yang menunjukkan penilaian


kuesioner yang penulis lakukan, dapat untuk motivasi fisik mendapatkan penilaian
disimpulkan bahwa sampel pada Motivasi yang sangat tinggi dari responden.
Budaya sebanyak 100 Responden. Tingginya penilaian responden terhadap
Dalam wawancara yang dilakukan penulis motivasi fisik menjelaskan bahwa di Objek
terhadap wisatawan yang berkunjung di Objek Wisata Bukittinggi ini dapat memenuhi
Wisata Bukittinggi menyatakan motivasi kebutuhan akan relaksasi, kenyamanan,
bahwa : berbelanja dan berkuliner serta bersantai
“Mempelajari adat disini munkin hanya bagi pengunjung yang mana di Objek
sekedar sempat dilakukan saja karena disini Wisata Bukittinggi ini memang membuat
lebih difokuskan untuk menikmati objek-objek pengunjung mendapatkan kepuasan
wisata di Bukittinggi saja, Mengetahui tradisi menikmati keindahan alam. Lalu dengan
masyarakat penduduk local munkin sesuatu mengunjungi beberapa Objek Wisata di
yang akan sulit untuk ditemui disini dan hanya Bukittinggi ini juga membuat pengunjung
ada di hari-hari tertentu saja, selama berkunjung dapat menghilangkan penat dan kejenuhan
disini untuk melihat kesenian merupakan akan aktivitas sehari-hari dan juga dengan
sesuatu yang kami sukai walaupun itu sedikit berkunjung ke Objek Wisata di Bukittinggi
tempat yang ada menyediakan tempat dapat memberikan pengalaman yang baru
pertunjukkan kesenian disini”. dan berbeda.

PENUTUP Saran
Kesimpulan Berdasarkan kesimpulan di atas, maka
Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis dapat memberikan saran-saran sebagai
penulis lakukan di Objek Wisata Bukittinggi berikut:
tentang motivasi pengunjung ke kota wisata
Bukittinggi Provinsi Sumatera Barat, maka 1. Agar Pemerintah Kota Bukittinggi melalui
dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : Dinas Pariwisata dan Pemuda Olahraga
memberikan perhatian yang lebih kepada
1. Motivasi setiap masing-masing individu Objek-objek Wisata yang ada di Bukittinggi.
mempunyai motivasi perjalanan yang Selain itu Pemerintah Kota Bukittinggi
berbeda dan tergantung pada keinginan diharapkan dapat memberikan beberapa
wisata yang ingin dicapai. Jika suatu objek bantuan dalam pemeliharaan kebersihan dan
wisata dapat memenuhi kriteria yang fasilitas sarana dan prasarana di Objek-objek
dinginkan oleh pengunjung, maka objek wisata Bukittinggi.
wisata tersebut akan menjadi pilihan, berarti 2. Diharapkan kepada pengelola Objek Wisata
pengunjung mengharapkan bahwa objek di Bukittinggi untuk dapat mengetahui
wisata yang mereka kunjungi dapat tentang motivasi pengunjung ke kota wisata
memenuhi keinginan mereka. Adapun yang Bukittinggi, hal ini sangat penting untuk
menjadi motivasi pada penelitian ini adalah diketahui pengelola Objek Wisata di
motivasi fisik, motivasi fantasi dan motivasi Bukittinggi itu sendiri. Karena dengan
budaya. Hal ini menunjukkan bahwa mengetahui motivasi-motivasi kunjungan,
keinginan berkumpul, bersosialisasi, maka sebagai pengelola untuk dapat lebih
mendapatkan kepuasan psikologis dan mempersiapkan diri dan dapat memberikan
mencoba hal-hal baru memang tinggi. pelayanan yang terbaik sesuai dengan
Tersedianya tempat yang sesuai dengan harapan pengunjung. Jika pengunjung
kebutuhan wisatawan maka tempat tersebut merasa harapan yang ingin dicapai dan
akan menjadi motivasi bagi wisatawan merasa puas, maka besar kemungkinan
untuk dikunjungi. pengunjung tersebut untuk datang kembali
2. Motivasi yang paling dominan diantara ke Objek Wisata di Bukittinggi dan juga
ketiga ketiga motivasi diatas adalah motivasi Objek Wisata di Bukittinggi merupakan
fisik, hal ini dapat kita lihat dari hasil lokasi letaknya yang paling strategis yaitu

JOM FISIP Vol. 4 No. 2 – Oktober 2017 Page 13


14

berada tidak jauh dari kota Padang dan Pitana, I Gede & Putu G, Gayatri. 2005.
merupakan arus lalu lintas beberapa Kota Sosiologi Pariwisata. Andi: Yogyakarta
Besar di Sumatera seperti Medan dan Ridwan. 2002. Skala Pengukuran Variabel-
Pekanbaru. variabel Penelitian. Bandung: Alfabeta.
3. Dengan adanya penelitian tentang motivasi Ridwan, Mohammad. 2012. Perencanaan
pengunjung ini, diharapkan dapat menjadi Pengembangan Pariwisata.
bahan pertimbangan bagi pengelola untuk Medan:PT.Softmedia.
dapat mengembangkan yang lebih Objek Soekadijo. 1996. Anatomi Pariwisata. Jakarta:
Wisata yang ada di Bukittinggi ini untuk PT Gramedia Pustaka Utama.
dapat dijadikan sebagai objek wisata Bakaruddin. 2009. Permasalahan dan
unggulan nasional maupun internasional. Pengembangan Kepariwisataan. Padang
Selain itu untuk Pemerintah Kota :UNP Press.
Bukittinggi agar dapat dengan segera Yoeti, Oka A. 2008. Perencanaan dan
menangani permasalahan apa saja yang Pengembangan Pariwisata. Jakarta: Pradya
perlu dibutuhkan pengelola untuk menata Pariwisata.
berbagai objek yang ada di Bukittinggi. Wahab, Salah. 1996. Manajemen
Kepariwisataan. Jakarta: Pradya Paramitha.
DAFTAR PUSTAKA Hasibuan, Malayu. 2005. Manajemen Sumber
Daya Manusia. Jakarta : Bumi Aksara
Dinas Pariwisata dan Pemuda Olahraga. 2017. Suwantoro, Gamal. 2004. Dasar-dasar
Data Jumlah Kunjungan Wisatawan dan Pariwisata. Yogyakarta; Andi
Data Objek-Objek Wisata Kota Bukittinggi. Suyitno. 2001. Perencanaan Wisata.
Fandeli, Chafid. 1995. Dasar-dasar Yogyakarta: Kanisius.
Manajemen Kepariwisataan Alam. ---------, 2009. Undang-Undang No 10 Tentang
Yogyakarta: Liberty. Kepariwisataan.
Hasibuan, Drs. H. Malayu S.P. 1996, Kusnul Dwinyu Transmitati, 2004. “ Motivasi
Organisasi dan Motivasi. Jakarta : PT Bumi Wisatawan Dalam Mengunjungi Objek
Aksara. Wisata Air Panas Suaman (Pawan) di pasir
Kusmayadi dan Sugiarto, Endar. 2000. pengaraian Kecamatan Rambah Kabupaten
Metodologi Penelitian dalam Bidang Rokan hulu”. Universitas Riau.
Kepariwisataan. Jakarta. PT. Gramedia Spillane, J James. 1987. Ekonomi Pariwisata
Pustaka Utama. sejarah dan Prospeknya. Kanisius.
Mulyadi, 2004. “Motivasi Wisatawan Dalam Yogyakarta.
Mengunjungi Objek Wisata Air terjun Sipiso- Spillane, J James. 1994. Pariwisata Indonesian
piso”. Sumatra utara. Stipar Siasat Ekonomi dan Rekayasa
Kusmayadi. 2004. Statistika Pariwisata Kebudayaan. Kanisius. Yogyakarta.
Deskriptif. Jakarta : Gramedia Pustaka
Utama. http://tabunginfo.blogspot.co.id/2011/06/sejarah
Mill, Robert Christie. 2000, Tourism The -jam-gadang-bukittinggi.html
International Business, terj. Tri Budi https://id.wikipedia.org/wiki/Jam_Gadang
Sastrio, Jakarta: PT Raja Grafindo http://www.kanal.web.id/2015/08/pengertian-
Persada. wisata-belanja.html
Murphy,PE. 1985. A Community Aproach. http://andanfhirdaus.blogspot.co.id/2013/01/p
Routletge. London.
engertian-kuliner-kuliner-adalah-hasil.html
Muhammad, Farouk & H. Djali. 2005.
http://rais-gaffar-
Metodologi Penelitian Sosial Edisi Revisi.
Jakarta: PTIK Press & Restu Agung. 046.blogspot.co.id/2013/07/apa-itu-kuliner-
Pendit, Nyoman S. 2006. Ilmu Pariwisata dan-wisata-kuliner.html
Sebuah Pengantar Perdana. Jakarta: PT https://wisatalengkap.com/tempat-wisata-di-
Pradya Paramitha. bukittinggi-terbaru/2/

JOM FISIP Vol. 4 No. 2 – Oktober 2017 Page 14


15

http://www.kemendagri.go.id/pages/profil-
daerah/kabupaten/id/13/name/sumatera-
barat/detail/1375/kota-bukit-tinggi
http://www.bukittinggikota.go.id/profil/wilayah
http://kunhantio.blogspot.com/2013/01/teori-
motivasi.html
http://siapaaditya.blogspot.com/2013/04/teori-
motivasi.html

JOM FISIP Vol. 4 No. 2 – Oktober 2017 Page 15

Anda mungkin juga menyukai