Penelitian ini untuk mengetahui tentang motivasi pengunjung ke Kota Wisata Bukittinggi
Provinsi Sumatera Barat. Penelitian bertujuan: (1) untuk mengetahui motivasi pengunjung ke
Kota Wisata Bukittinggi Provinsi Sumatera Barat, (2) Untuk mengetahui faktor yang paling
dominan dalam wisatawan berkunjung ke Kota Wisata Bukittinggi Provinsi Sumatera Barat.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif untuk mendeskripsikan masalah dalam
kunjungan wisatawan. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 100 orang.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, diperoleh motivasi kunjungan wisatawan ke
Kota Wisata Bukittinggi Provinsi Sumatera Barat dipengaruhi oleh berbagai motivasi, seperti
motivasi fisik, motivasi fantasi, dan motivasi budaya. Sedangkan motivasi yang paling dominan
dalam kunjungan wisatawan ke Kota Wisata Bukittinggi Provinsi Sumatera Barat adalah
motivasi fisik berupa relaksasi, mencari kenyamanan, berbelanja dan berkuliner, dan bersantai.
kepariwisataan yang didukung berbagai fasilitas Motivasi yang berbeda dari wisatawan-
serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, wisatawan yang datang pada suatu tempat ini
pengusaha, dan Pemerintah Daerah. tidak mengurangi tuntutan mereka, yaitu adanya
Sebagai negara yang memiliki beraneka atraksi wisata yang komplementer, maksudnya
ragam suku dan budaya, Indonesia sangat kaya sesuai dengan motivasi mengadakan wisata,
akan kebudayaan daerahnya. Baik itu dari segi memiliki daya tarik, dan disediakannya fasilitas-
adat istiadat maupun tradisi kebudayaan. Selain fasilitas untuk memenuhi kebutuhan hidup
daya tarik yang dapat dipersembahkan olek wisatawan selama ia dalam perjalanan (hotel,
keunikan kebudayaan tersebut, Indonesia adalah restoran, tempat belanja dan lainnya mendukung
negara yang kaya dengan memiliki alam yang mereka dalam berwisata), juga dalam hal ini
sangat indah. Kekayaan alam yang indah perlu diperhatikan mengenai transferabilitas,
membuat bangsa Indonesia menjadikan suatu yaitu kondisi dan sarana untuk bergerak dari
negara yang menyimpan potensi yang sangat tempat kediamannya ke tempat tujuan wisata.
besar dalam bidang kepariwisataan. Sebagai Perlu diupayakan pula oleh perusahaan
negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia pariwisata maupun oleh pemerintah tentang
memiliki banyak sekali pulau, dari pulau besar fasilitas hotel di tempat-tempat wisata sebagai
ke pulau kecil. Dengan keadaan geografis yang upaya untuk memberikan kenyamanan kepada
sangat beragam, maka Indonesia memiliki para wisatawan.
banyak tempat yang bisa dikunjungi sebagai Perkembangan studi kepariwisataan dan
tempat wisata, khususnya wisata alam. banyak literature serta riset mengenai motivasi
Keindahan alam Indonesia ini telah membuat perjalanan memfokuskan pada kesenangan
Indonesia menjadi layak sebagai suatu tempat melakukan perjalanan. Sementara permintaan
tujuan wisata di dunia Internasional. industri kepariwisataan sendiri berasal dari
Wisatawan akan melakukan perjalanan motivasi wisatawan sama seperti pemasaran,
wisata bila terdapat hubungan antara motivasi ciri-ciri tujuan wisata, dan faktor-faktor
melakukan wisata dengan daerah yang dituju. kontingensi seperti uang, kesehatan dan waktu
Motivasi wisata ini ada dalam diri setiap yang berhubungan dengan perilaku memilih
wisatawan yang tidak dapat diketahui secara wisatawan (Morrison, 1989). Sebagaimana
pasti oleh orang lain namun hanya dapat diduga. diketahui bahwa salah satu motivasi orang
Motivasi wisata berdasarkan hasil survey adalah melakukan perjalanan wisata adalah
sebagai berikut (Soekadijo, 1996) : mendapatkan kontribusi yang sesuai dengan apa
1. Motivasi fisik, motivasi yang berhubungan yang telah di korbankan (uang, waktu dan
dengan badaniah, seperti olahraga, istirahat, pekerjaan) guna mematuhi kebutuhan rileksnya
kesehatan, dan sebagainya. saat berwisata.
2. Motivasi budaya, yang diperhatikan disini Wajar rasanya bila motivasi wisatawan
adalah yang bersifat budaya, atraksinya dipelajari kaitannya dengan permintaan industri
berupa pemandangan alam, flora atau fauna. kepariwisataan. Mengelola motivasi merupakan
Wisatawan datang untuk mempelajari atau proses pengenalan dan penyediaan kebutuhan
sekedar untuk mengenal atau memahami wisatawan pada penawaran dalam industri
tata cara dan kebudayaan bangsa atau daerah pariwisata yang akan dicapai. Rencana untuk
lain. memotivasi wisatawan tidak akan berhasil
3. Motivasi interpersonal, berkaitan dengan kecuali hal itu merupakan bagian dari skema
keinginan untuk bertemu dengan keluarga, komprehensif terpadu dan terkini dalam rencan
teman, tetangga atau berjumpa atau sekedar kerja yang matang. Bila sasarannya adalah
dapat melihat tokoh-tokoh terkenal. untuk kompetisi dan mencapai produk dan jasa
4. Motivasi status atau motivasi prestise, hanya pariwisata yang sangat berkualitas, tentu hal ini
ingin mendapat pengakuan oleh orang lain adalah sangat mendasar. Demikian tampak jelas
karena adanya semacam anggapan bahwa bahwa masalah motivasi menjadi urgen karena
mereka yang telah berkunjung ke tempat- pada akhirnya akan menentukan naik turunnya
tempat tertentu mempunyai kedudukan penawaran dalam industri pariwisata.
setingkat lebih tinggi daripada orang lain.
Motivasi merupakan hal yang sangat bisa dilanjutkan dengan menggunakan angkutan
mendasar dalam studi tentang wisatawan dan kota ke lokasi Objek Wisata yang dituju.
pariwisata, karena motivasi merupakan trigger Melihat dari banyaknya ragam objek-
dari proses perjalanan wisata, walaupun objek wisata yang ada di Kota Bukittnggi ini
motivasi ini sering tidak disadari oleh wisatawan mempunyai daya tarik yang sangat besar, oleh
itu sendiri (Sharpley, dalam Wahab, 1997). karena itulah Bukittinggi juga dikenal sebagai
Analisis mengenai motivasi semakin penting Kota Wisata dan dijadikan kawasan yang sangat
kalau dikaitkan dengan pariwisata sebagai sentral bagi kehidupan masyarakat ini lebih
fenomena masyarakat modern, dimana prilaku dikembangkan dan dikemas menjadi suatu
masyarakat dipengaruhi oleh berbagai motivasi daerah tujuan objek wisata terkemuka di
yang terjalin secara sangat kompleks, bukan Indonesia terutama bagi Pemerintah Kota
hanya untuk survival sebagaimana motivasi Bukittinggi yang masuk dalam proposal Visit
perjalanan masyarakat sederhana. Indonesia Years dari tahun ke tahun ini.
Selain itu motivasi juga merupakan Terjadinya peningkatan jumlah kunjungan
faktor penting bagi calon wisatawan yang wisatawan ke Kota Bukittinggi oleh wisatawan
didalam mengambil keputusan mengenai daerah mancanegara dan domestik dapat di lihat pada
tujuan wisata yang akan dikunjungi. Calon tabel yang menunjukkan tentang jumlah
wisata akan mempersepsi daerah tujuan wisata kunjungan wisatawan ke Kota Bukittinggi dari
yang memungkinkan, di mana persepsi ini di tahun 2011 sampai dengan tahun 2016.
hasilkan oleh preferensi individual, pengalaman
sebelumnya, dan informasi yang di dapatkannya. Daftar Jumlah Kunjungan Wisatawan ke
Motivasi perjalanan wisata mengalami Kota Bukittinggi Sumatera Barat
perubahan, sejalan dengan perkembangan Tahun Wisatawan Wisatawan Jumlah
pariwisata itu sendiri. Mancanegara Domestik
Tujuan wisatawan di dunia yang ada di
Indonesia salah satunya adalah Sumatera Barat. 2011 26.629 332.246 358.875
Sumatera Barat merupakan sebuah provinsi di
pesisir barat sumatera yang memiliki keindahan 2012 26.802 360.193 386.995
alam yang sangat indah seperti pantai, danau,
2013 32.068 404.145 436.213
lembah, bukit, ngarai, peninggalan monument
bersejarah dan banyak lagi. Sumatera Barat 2014 32.501 400.537 433.038
dengan keindahan alamnya yang berbagai
macam memiliki objek wisata yang banyak 2015 25.970 434.935 460.905
salah satunya adalah Kota Bukittinggi. Kota 2016 27.516 443.244 470.760
Bukittinggi terkenal dengan objek wisatanya
yaitu Jam Gadang yang merupakan landmark Sumber: Dinas Pariwisata, Pemuda dan
dari Kota Bukittinggi. Menara jam ini memiliki Olahraga Kota Bukittinggi 2017
jam dengan ukuran besar di empat sisinya
sehingga dinamakan Jam Gadang, sebutan Berdasarkan Tabel diatas, maka dapat
bahasa Minangkabau yang berarti "jam besar". dilihat terjadinya peningkatan kunjungan
Jam Gadang juga tidak jauh dari beberapa objek wisatawan yang datang ke Kota Bukittinggi
wisata lainnya yang ada di Kota Bukittinggi Propinsi Sumatera Barat. Walaupun demikian,
seperti Kinantan Zoo, Taman Panorama dan Kota Bukittinggi harus tetap menjaga tingkat
Lubang Jepang, Rumah Kelahiran Bung Hatta, kunjungan wisatawan saat ini karena kalau
Jembatan Limpapeh, dan Benteng Fort De Kock. diperhatikan tahun sebelumnya tingkat
Untuk mencapai lokasi beberapa objek wisata di kunjungan wisatawan sempat mengalami
Bukittinggi, para wisatawan dapat menggunakan penurunan terutama wisatawan mancanegara
jalur darat. Dari kota Padang ke Bukittinggi, yang sempat mengalami penurunan pada tahun
perjalanan dapat ditempuh selama lebih kurang 2015. Permasalahan lainnya terutama di
2 jam perjalanan menggunakan angkutan umum. beberapa area objek wisata adalah fasilitas yang
Setelah sampai di kota Bukittinggi, perjalanan
masih kurang memadai terutama masalah lahan wisatawan untuk mengunjungi Bukittinggi,
parkir yang sangat terbatas dan jumlah toilet sehingga membuat penulis merasa tertarik untuk
yang tersedia. Untuk hari biasa saja, area di melakukan sebuah penelitian yang bertujuan
Bukittinggi sudah ramai apalagi saaat liburan untuk mengetahui bagaimana motivasi
panjang terutama liburan Hari Raya Idul Fitri wisatawan berkunjung ke Kota Bukittinggi
ataupun Tahun Baru, suasana di Bukittinggi bisa Sumatera Barat. Karena alasan itu penulis
menjad sangat ramai, semrawut dan merusak membuat judul penelitian ini adalah “ Motivasi
kenyamanan wisatawan terutama wisatawan Pengunjung ke Kota Wisata Bukittinggi
mancanegara. Selain itu, perlu diketahui juga Provinsi Sumatera Barat ’’.
perbandingan antara Kota Bukittinggi dengan
salah satu daerah setingkat yaitu Kabupaten 1. RUMUSAN MASALAH
Tanah Datar yang merupakan daerah yang juga Berdasarkan latar belakang masalah
terkenal sebutan “Kota Budaya” di Provinsi yang telah diuraikan maka dapat di kemukakan
Sumatera Barat. Berdasarkan hal tersebut dapat rumusan masalah sebagai berikut :
dilihat pada table sebagai berikut : 1. Bagaimana motivasi pengunjung ke kota
Perbandingan Jumlah Kunjungan wisata Bukittinggi ?
Wisatawan Kota Bukittinggi dan Kabupaten 2. Motivasi apa yang paling dominan yang
Tanah Datar 2013-2016 menjadi motivasi
Jumlah Jumlah
pengunjung/wisatawan untuk datang ke
Tahun wisatawan ke wisatawan ke
Kota Bukittinggi Kab. Tanah kota wisata Bukittinggi ?
datar
2013 436.213 275.935 2. BATASAN MASALAH
2014 433.038 926.300
Berdasarkan permasalahan yang telah
diuraikan sebelumnya dan juga agar lebih fokus
2015 460.905 984.929 pada topik penelitian, maka perlu adanya
pembatasan masalah dan pembahasan di batasi
2016 470.760 1.189.173 pada ” motivasi pengunjung ke kota wisata
Bukittinggi”.
3. TUJUAN PENELITIAN
Sumber: Dinas Pariwisata, Pemuda dan
Berdasarkan latar belakang dan rumusan
Olahraga Kota Bukittinggi dan Kabupaten masalah di atas, maka tujuan dalam penelitian adalah
Tanah Datar 2017 sebagai berikut.
Dilihat dari data perbandingan, 1. Untuk mengetahui apa yang menjadi
peningkatan jumlah kunjungan wisatawan ke motivasi pengunjung ke kota wisata
Kabupaten Tanah Datar sangat tinggi berbeda Bukittinggi
dengan peningkatan jumlah kunjungan 2. Untuk mengetahui motivasi apa yang paling
wisatawan ke Kota Bukittinggi. Begitu juga dominan yang menyebabkan
dengan adanya dorongan atau motivasi yang pengunjung/wisatawan datang ke kota
membuat mereka mau melakukan perjalanan wisata Bukittinggi
4. MANFAAT PENELITIAN
tersebut, Kota Bukittinggi yang memiliki
berbagai macam variasi tujuan wisata Adapun manfaat dari penelitian tersebut adalah
sebagai berikut.
seharusnya menjadi magnet tersendiri untuk
1. Manfaat Teoritis
memotivasi wisatawan untuk datang - Penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk
berkunjung. Hanya saja, kembali pada memberikan informasi dan pemikiran bagi
wisatawan dan motivasi wisatawan untuk pihak-pihak yang berkepentingan serta
berkunjung ke Kota Bukittinggi. Untuk menambah pengetahuan yang berguna
mengetahui motivasi wisatawan yang datang dalam memperluas khazanah ilmu
terutama wisatawan mancanegara dibutuhkan pengetahuan.
penelitian yang mendalam. Berdasarkan latar 2. Manfaat Praktis
belakang yang diuraikan diatas maka perlunya - Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan
mempelajari dan mengetahui motivasi karya ilmiah dalam upaya mengembangkan
etimologi adat dapat didefinisikan sebagai Hasan Hanafi (dalam buku Moh Nur
perbuatan yang dilakukan berulang-ulang lalu Hakim, 2003:29) mendefinisikan bahwa tradisi
menjadi kebiasaan yang tetap dan dihormati (Turats) merupakan segala warisan masa lampau
orang, maka kebiasaan itu menjadi adat. Adat yang masa pada kita dan masuk ke dalam
merupakan kebiasaan-kebiasaan yang tumbuh kebudayaan yang sekarang berlaku. Berarti bagi
dan terbentuk dari suatu masyarakat atau daerah pandangan Hanafi bahwa tradisi itu tidak hanya
yang dianggap memiliki nilai dan dijunjung serta peniggalan sejarah, tetapi juga sekaligus
dipatuhi masyarakat pendukungnya. merupakan persoalan zaman kini dengan
Menurut Soekanto (2011) adat berbagai tingkatannya.
mempunyai ikatan dan pengaruh yang kuat c. Kesenian
dalam masyarakat. Kekuatan mengikatnya Menurut Ki Hajar Dewantara seni
tergantung pada masyarakat yang mendukung merupakan hasil dari keindahan yang dapat
adat tersebut berpangkal tolak pada perasaan menggerakkan perasaan seseorang tentang
keadilannya. Sedangkan menurut Koen keindahan bagi yang melihatnya. Oleh
Cakraningrat, adat adalah suatu bentuk karenanya, perbuatan manusia bisa
perwujudan dari kebudayaan. Kemudian, adat mempengaruhi dalam menumbuhkan perasaan
digambarkan sebagai tata kelakuan. Adat yang indah itulah seni. Sedangkan menurut Prof.
merupakan sebuah norma atau aturan yang tiak Drs. Suwaji Bastomi, seni merupakan segala
tertulis, akan tetapi keberadaannya sangat kuat kegiatan batin dengan pengalaman estetika yang
dan mengikat sehingga siapa saja yang menyatakan dalam bentuk yang agung dan
melanggarnya akan dikenakan sanksi yang memiliki daya pembangkit rasa haru dan takjub.
cukup keras. Menurut Drs. Sudarmaji, seni adalah
Berdasarkan pendapat para ahli diatas segala bentuk manifestasi dan pengalaman estetis
dapat disimpulkan bahwa adat merupakan dengan menggunakan berbagai media seperti
kebiasaan-kebiasaan, aturan-aturan yang harus berbagai bidang, tekstur, garis, warna, volume,
dipatuhi oleh masyarakat adat yang memuat dan lain sebagainya. Seni juga bisa berarti
kebiasaan-kebiasaan, nilai-nilai, dan norma- ungkapan perasaan sang pencipta yang
norma hukum lainnya yang saling disampaikan kepada manusia supaya mereka
mempengaruhi dan menjadi suatu system yang bisa merasakan apa yang dirasakan oleh pelukis
hidup dalam suatu masyarakat tertentu. Dengan atau para pencipta seni.
demikian adat merupakan aturan yang berlaku Harry Sulastianto mengemukakan seni
pada suatu masyarakat, agar anggota masyarakat budaya sebagai suatu keahlian dalam
dapat menyesuaikan perbuatannya dengan tata mengekspresikan berbagai macam ide dan
kelakuan yang dibuatnya tersebut. pemikiran estetika, termasuk dalam mewujudkan
b. Tradisi segala kemampuan dan imajinasi pandangan
Secara terminologi perkataan tradisi akan suatu benda dan suasana, atau karya yang
mengandung suatu pengertian yang tersembunyi dapat menumbuhkan rasa indah sehingga mampu
tentang adanya kaitan masa lalu dengan masa menciptakan peradaban yang lebih maju lagi.
kini. Ia menunjuk kepada sesuatu yang d. Budaya
diwariskan oleh masa lalu tetapi masih berwujud Budaya berasal dari bahasa Sangsekerta
dan berfungsi pada masa sekarang. Tradisi yaitu budhayyah, yang merupakan bentuk jamak
memperlihatkan bagaimana anggota masyarakat dari buddhi (budi dan akal) diartikan sebagai hal-
bertingkah laku, baik dalam kehidupan yang hal yang berkaitan dengan budi dan akal
bersifat duniawi maupun terhadap hal gaib atau manusia. Dalam bahasa Inggris, kebudayaan
keagamaan. disebut culture, yang berasal dari kata Latin
Tradisi (Bahasa Latin: tradition, Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa
“diteruskan”) atau kebiasaan, dalam pengertian diartikan juga sebagai mengolah tanah atau
yang paling sederhana adalah sesuatu yang telah bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan
dilakukan untuk sejak lama dan menjadi bagian sebagai “kultur” dalam bahasa Indonesia.
dari kehidupan suatu kelompok masyarakat, Menurut F.B. Taylor, budaya adalah
biasanya dari suatu Negara, kebudayaan, waktu, suatu keseluruhan yang kompleks meliputi
atau agama yang sama. Hal yang paling kepercayaan, kesusilaan, seni, adat istiadat,
mendasar dari tradisi adalah adanya informasi hukum, kesanggupan dan kebiasaan lainnya yang
yang diteruskan dari generasi ke generasi baik sering dipelajari oleh manusia sebagai bagian
tertulis maupun (sering kali) lisan, karena tanpa dari masyarakat. Sedangkan menurut Linton,
adanya ini, suatu tradisi dapat punah. budaya merupakan keseluruhan dari sikap dan
pola prilaku serta pengetahuan yang merupakan berkasih sayang, karena hubungan Rahim atau
suatu kebiasaan yang diwariskan dan dimiliki kekerabatan jika dilihat dari KBBI silaturahmi
oleh suatu anggota masyarakat tertentu. dapat diartikan sebagai mempererat hubungan
Soelaiman Soemardie dan Selo persaudaraan dengan cara mengunjungi rumah
Soermadjan menerangkan bahwa suatu sanak saudara.
kebudayaan merupakan buah atau hasil karya d. Ramah
dan rasa masyarakat. Suatu kebudayaan Definisi menurut kamus eka bahasa
memang mempunyai hubungan yang amat erat resmi Bahasa Indonesia definisi dari ramah
dengan perkembangan yang ada di masyarakat. adalah merupakan sifat baik hati dan menarik
Seorang arkeolog, R. Soekmono budi bahasanya, manis tutur kata dan sikapnya,
menerangkan bahwa budaya adalah hasil kerja suka bergaul, dan menyenangkan dalam
atau usaha manusia yang berupa benda maupun pergaulan. Memang menyenangkan bergaul
hasil buah pemikiran manusia dimasa hidupnya. dengan orang yang ramah banyak tawa dan
Sedangkan Effat Al-Syarqawi mendefinisikan banyak bicara.
budaya berdasarkan dari sudut pandang Agama
Islam, ia menjelaskan bahwa budaya adalah 4. Konsep Wisatawan
khazanah sejarah sekelompok masyarakat yang
tercermin didalam kesaksian dan berbagai nilai Menurut pasal 1 ayat 2 Undang-undang
yang menggariskan bahwa suatu kehidupan Nomor 10 tahun 2009, wisatawan adalah orang-orang
harus mempunyai makna dan tujuan rohaniah. yang melakukan kegiatan wisata. Jadi semua orang
4. Social motivation atau interpersonal motivation yang melakukan perjalanan wisata dinamakan
(motivasi yang bersifat social), seperti mengunjungi wisatawan apapun tujuan perjalanannya dan
teman dan keluarga, (Visiting friends and relative), perjalanan tersebut bukan untuk menetap dan tidak
menemui mitra kerja, melakukan hal-hal yang mencari nafkah di tempat yang dikunjunginya.
dianggap mendatangkan gengsi (nilai prestise), Menurut Suwantoro (2004:4) seseorang atau
melakukan ziarah, pelarian dari situasi-situasi yang sekelompok orang yang melakukan suatu perjalanan
membosankan dan seterusnya. Uraian yang berkaitan wisata disebut dengan wisatawan (tourist), jika lama
dengan indicator motivasi social dapat dijelaskan tinggalnya sekurang-kurangnya 24 jam di daerah atau
sebagai berikut: Negara yang dikunjungi. Apabila mereka tinggal di
a. Gengsi daerah atau Negara yang dikunjungi dengan waktu
Goldthorp dan Hope (1972) prestise kurang dari 24 jam maka mereka disebut pelancong
sebagai suatu bentuk simbolik kekuasaan yang (excusionist). IUOTO (the International Union of
terbentuk atas hubungan antara rasa hormat dan Official Travel Organization) menggunakan batasan
penghargaan yang berstruktur. mengenai wisatawan secara umum:
T.H. Marshall (1964) prestise sebagai Pengunjung (visitor) yaitu setiap orang yang
“status social pribadi” karena kurang formal dan datang ke suatu Negara atau tempat tinggal lain dan
melembaga, tetapi lebih dinamis dan berpusat biasanya dengan maksud apapun kecuali untuk
pada orang bukan status. Jika dilihat dari Kamus melakukan pekerjaan yang menerima upah. Jadi ada
Besar Bahasa Indonesia (KBBI), gengsi diartikan dua kategori mengenai sebutan pengunjung, yakni
sebagai sifat yang terlalu membanggakan diri wisatawan (tourist) dan Pelancong (excursionist).
sendiri dengan apa yang diraih atau pun sebuah (Suwantoro, 2004:4)
kehormatan. Menurut Suwantoro (2004:5) Wisatawan
b. Pelarian adalah pengunjung yang tinggal sementara sekurang-
kurangnya 24 jam di suatu Negara. Wisatawan
Pelarian mengandung arti sebagai dengan maksud perjalanan wisata dapat digolongkan
beralih pergi untuk mencari kesibukan atau menjadi :
kegiatan yang lain.
a. Pesiar (leasure), untuk keperluan rekreasi,
c. Silaturahmi
liburan, kesehatan, studi, keagamaan dan
Silaturahmi (shilah ar-rahim dibentuk
olahraga.
dari kata shilah dan ar-rahim). Kata shilah
b. Hubungan dagang, sanak saudara, handai
berasal dari washala-yashilu-waslan
taulan, konferensi, misi dan sebgainya
washilat(an), artinya adalah hubungan. Adapun
ar-rahim atau ar-rahm, jamaknya arham, yakni Wisatawan pada intinya adalah orang yang
Rahim atau kerabat. Asalnya dari ar-rahmah sedang tidak bekerja, atau sedang berlibur dan secara
(kasih saying), ia digunakan untuk menyebut sukarela mengunjungi daerah lain untuk
Rahim atau kerabat karena orang-orang saling
responden.
4. Bersantai 3
Mencari
7 19 33 25 16 100
Status
Dalam indicator ini Bersantai yang
diberikan dengan skala Sangat Setuju Mencari
(SS) sebanyak 30 responden, dan Setuju 4
Kebebasan
15 48 12 18 7 100
SKALA TOTAL
Rekapitulasi Tanggapan Responden pada
NO
MOTIVASI
Sub Variabel Motivasi Budaya di Objek
SS S R TS STS Wisata Bukittinggi
Mempelajari
Sumber : Data Olahan Penelitian Lapangan
1
Adat
7 59 18 9 7 100
2017
Berdasarkan table rekapitulasi di atas,
2 Tradisi 13 59 13 13 2 100 dapat dilihat bahwa tanggapan responden
terhadap pernyataan pada kuesioner yang
Melihat
disebarkan penulis pada sub-variabel Motivasi
3 23 59 13 4 1 100
Kesenian Wisatawan terbagi menjadi 4 indikator yaitu :
4
Keingintahua
19 59 17 5 - 100
1. Mempelajari Adat
n Budaya
Dalam indicator ini Mencari
Kenyamanan yang diberikan dengan
Dalam indicator ini Mencari Status yang skala Sangat Setuju (SS) sebanyak 7
diberikan dengan skala Sangat Setuju responden, dan Setuju (S) sebanyak 59
(SS) sebanyak 7 responden, dan Setuju responden, sedangkan Ragu-ragu (R)
(S) sebanyak 19 responden, sedangkan sebanyak 18 responden, Tidak Setuju
Ragu-ragu (R) sebanyak 33 responden, (TS) sebanyak 9 responden dan Sangat
Tidak Setuju (TS) sebanyak 25 Tidak Setuju (STS) sebanyak 7
responden dan Sangat Tidak Setuju responden.
(STS) sebanyak 16 responden. 2. Mengetahui Tradisi
4. Mencari Kebebasan Dalam indicator ini Mencari
Dalam indicator ini Mencari Kebebasan Kenyamanan yang diberikan dengan
yang diberikan dengan skala Sangat skala Sangat Setuju (SS) sebanyak 13
Setuju (SS) sebanyak 15 responden, dan responden, dan Setuju (S) sebanyak 59
Setuju (S) sebanyak 48 responden, responden, sedangkan Ragu-ragu (R)
sedangkan Ragu-ragu (R) sebanyak 12 sebanyak 13 responden, Tidak Setuju
responden, Tidak Setuju (TS) sebanyak (TS) sebanyak 13 responden dan Sangat
18 responden dan Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju (STS) sebanyak 2
(STS) sebanyak 7 responden. responden.
Berdasarkan hasil observasi dan penyebaran 3. Melihat Kesenian
kuesioner yang penulis lakukan, dapat Dalam indicator ini Mencari
disimpulkan bahwa sampel pada Motivasi Kenyamanan yang diberikan dengan
Fantasi sebanyak 100 Responden. skala Sangat Setuju (SS) sebanyak 23
Dalam wawancara yang dilakukan penulis responden, dan Setuju (S) sebanyak 59
terhadap wisatawan yang berkunjung di Objek responden, sedangkan Ragu-ragu (R)
Wisata Bukittinggi menyatakan motivasi sebanyak 13 responden, Tidak Setuju
bahwa : (TS) sebanyak 4 responden dan Sangat
“Mengenai kepuasan kami rasa di Objek Tidak Setuju (STS) sebanyak 1
Wisata Bukittinggi ini sangat puas karena objek responden.
wisata yang kami nikmati menimbulkan kesan 4. Keingintahuan Budaya
tersendiri, selagi kita berada di objek wisata Dalam indicator ini Mencari
Bukittinggi ini kita harus bisa menjaga aktivitas Kenyamanan yang diberikan dengan
kita dan jangan pula sampai menganggu skala Sangat Setuju (SS) sebanyak 19
kesenangan orang lain sehinggga menimbulkan responden, dan Setuju (S) sebanyak 59
keresahan yang mengakibatkan timbulnya responden, sedangkan Ragu-ragu (R)
sesuatu yang tidak dininginkan”. sebanyak 17 responden, Tidak Setuju
Motivasi Budaya (TS) sebanyak 5 responden dan Sangat
Tidak Setuju (STS) tidak memiliki skala
ini.
PENUTUP Saran
Kesimpulan Berdasarkan kesimpulan di atas, maka
Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis dapat memberikan saran-saran sebagai
penulis lakukan di Objek Wisata Bukittinggi berikut:
tentang motivasi pengunjung ke kota wisata
Bukittinggi Provinsi Sumatera Barat, maka 1. Agar Pemerintah Kota Bukittinggi melalui
dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : Dinas Pariwisata dan Pemuda Olahraga
memberikan perhatian yang lebih kepada
1. Motivasi setiap masing-masing individu Objek-objek Wisata yang ada di Bukittinggi.
mempunyai motivasi perjalanan yang Selain itu Pemerintah Kota Bukittinggi
berbeda dan tergantung pada keinginan diharapkan dapat memberikan beberapa
wisata yang ingin dicapai. Jika suatu objek bantuan dalam pemeliharaan kebersihan dan
wisata dapat memenuhi kriteria yang fasilitas sarana dan prasarana di Objek-objek
dinginkan oleh pengunjung, maka objek wisata Bukittinggi.
wisata tersebut akan menjadi pilihan, berarti 2. Diharapkan kepada pengelola Objek Wisata
pengunjung mengharapkan bahwa objek di Bukittinggi untuk dapat mengetahui
wisata yang mereka kunjungi dapat tentang motivasi pengunjung ke kota wisata
memenuhi keinginan mereka. Adapun yang Bukittinggi, hal ini sangat penting untuk
menjadi motivasi pada penelitian ini adalah diketahui pengelola Objek Wisata di
motivasi fisik, motivasi fantasi dan motivasi Bukittinggi itu sendiri. Karena dengan
budaya. Hal ini menunjukkan bahwa mengetahui motivasi-motivasi kunjungan,
keinginan berkumpul, bersosialisasi, maka sebagai pengelola untuk dapat lebih
mendapatkan kepuasan psikologis dan mempersiapkan diri dan dapat memberikan
mencoba hal-hal baru memang tinggi. pelayanan yang terbaik sesuai dengan
Tersedianya tempat yang sesuai dengan harapan pengunjung. Jika pengunjung
kebutuhan wisatawan maka tempat tersebut merasa harapan yang ingin dicapai dan
akan menjadi motivasi bagi wisatawan merasa puas, maka besar kemungkinan
untuk dikunjungi. pengunjung tersebut untuk datang kembali
2. Motivasi yang paling dominan diantara ke Objek Wisata di Bukittinggi dan juga
ketiga ketiga motivasi diatas adalah motivasi Objek Wisata di Bukittinggi merupakan
fisik, hal ini dapat kita lihat dari hasil lokasi letaknya yang paling strategis yaitu
berada tidak jauh dari kota Padang dan Pitana, I Gede & Putu G, Gayatri. 2005.
merupakan arus lalu lintas beberapa Kota Sosiologi Pariwisata. Andi: Yogyakarta
Besar di Sumatera seperti Medan dan Ridwan. 2002. Skala Pengukuran Variabel-
Pekanbaru. variabel Penelitian. Bandung: Alfabeta.
3. Dengan adanya penelitian tentang motivasi Ridwan, Mohammad. 2012. Perencanaan
pengunjung ini, diharapkan dapat menjadi Pengembangan Pariwisata.
bahan pertimbangan bagi pengelola untuk Medan:PT.Softmedia.
dapat mengembangkan yang lebih Objek Soekadijo. 1996. Anatomi Pariwisata. Jakarta:
Wisata yang ada di Bukittinggi ini untuk PT Gramedia Pustaka Utama.
dapat dijadikan sebagai objek wisata Bakaruddin. 2009. Permasalahan dan
unggulan nasional maupun internasional. Pengembangan Kepariwisataan. Padang
Selain itu untuk Pemerintah Kota :UNP Press.
Bukittinggi agar dapat dengan segera Yoeti, Oka A. 2008. Perencanaan dan
menangani permasalahan apa saja yang Pengembangan Pariwisata. Jakarta: Pradya
perlu dibutuhkan pengelola untuk menata Pariwisata.
berbagai objek yang ada di Bukittinggi. Wahab, Salah. 1996. Manajemen
Kepariwisataan. Jakarta: Pradya Paramitha.
DAFTAR PUSTAKA Hasibuan, Malayu. 2005. Manajemen Sumber
Daya Manusia. Jakarta : Bumi Aksara
Dinas Pariwisata dan Pemuda Olahraga. 2017. Suwantoro, Gamal. 2004. Dasar-dasar
Data Jumlah Kunjungan Wisatawan dan Pariwisata. Yogyakarta; Andi
Data Objek-Objek Wisata Kota Bukittinggi. Suyitno. 2001. Perencanaan Wisata.
Fandeli, Chafid. 1995. Dasar-dasar Yogyakarta: Kanisius.
Manajemen Kepariwisataan Alam. ---------, 2009. Undang-Undang No 10 Tentang
Yogyakarta: Liberty. Kepariwisataan.
Hasibuan, Drs. H. Malayu S.P. 1996, Kusnul Dwinyu Transmitati, 2004. “ Motivasi
Organisasi dan Motivasi. Jakarta : PT Bumi Wisatawan Dalam Mengunjungi Objek
Aksara. Wisata Air Panas Suaman (Pawan) di pasir
Kusmayadi dan Sugiarto, Endar. 2000. pengaraian Kecamatan Rambah Kabupaten
Metodologi Penelitian dalam Bidang Rokan hulu”. Universitas Riau.
Kepariwisataan. Jakarta. PT. Gramedia Spillane, J James. 1987. Ekonomi Pariwisata
Pustaka Utama. sejarah dan Prospeknya. Kanisius.
Mulyadi, 2004. “Motivasi Wisatawan Dalam Yogyakarta.
Mengunjungi Objek Wisata Air terjun Sipiso- Spillane, J James. 1994. Pariwisata Indonesian
piso”. Sumatra utara. Stipar Siasat Ekonomi dan Rekayasa
Kusmayadi. 2004. Statistika Pariwisata Kebudayaan. Kanisius. Yogyakarta.
Deskriptif. Jakarta : Gramedia Pustaka
Utama. http://tabunginfo.blogspot.co.id/2011/06/sejarah
Mill, Robert Christie. 2000, Tourism The -jam-gadang-bukittinggi.html
International Business, terj. Tri Budi https://id.wikipedia.org/wiki/Jam_Gadang
Sastrio, Jakarta: PT Raja Grafindo http://www.kanal.web.id/2015/08/pengertian-
Persada. wisata-belanja.html
Murphy,PE. 1985. A Community Aproach. http://andanfhirdaus.blogspot.co.id/2013/01/p
Routletge. London.
engertian-kuliner-kuliner-adalah-hasil.html
Muhammad, Farouk & H. Djali. 2005.
http://rais-gaffar-
Metodologi Penelitian Sosial Edisi Revisi.
Jakarta: PTIK Press & Restu Agung. 046.blogspot.co.id/2013/07/apa-itu-kuliner-
Pendit, Nyoman S. 2006. Ilmu Pariwisata dan-wisata-kuliner.html
Sebuah Pengantar Perdana. Jakarta: PT https://wisatalengkap.com/tempat-wisata-di-
Pradya Paramitha. bukittinggi-terbaru/2/
http://www.kemendagri.go.id/pages/profil-
daerah/kabupaten/id/13/name/sumatera-
barat/detail/1375/kota-bukit-tinggi
http://www.bukittinggikota.go.id/profil/wilayah
http://kunhantio.blogspot.com/2013/01/teori-
motivasi.html
http://siapaaditya.blogspot.com/2013/04/teori-
motivasi.html