1093 1685 1 PB PDF
1093 1685 1 PB PDF
Abstrak
Mola hidatidosa atau “hamil anggur” merupakan bentuk pre-malignan dari penyakit trofoblastik gestasional. Kehamilan
mola biasanya terjadi pada kebanyakan wanita Asia dan Afrika. Angka kejadian mola di rumah sakit besar di Indonesia
sekitar 1 : 80 kehamilan. Seorang wanita G2P1A0 berusia 30 tahun datang dengan keluhan keluar darah lewat kemaluan
sejak 1 hari yang lalu. Darah berwarna merah segar, gelembung seperti mata ikan (+) namun gumpalan darah (-). Keluhan
disertai nyeri perut (+) tanpa nyeri kelamin. Pasien dinyatakan hamil oleh bidan. Riwayat trauma (-), infeksi (-), riwayat
persalinan sebelumnya dengan jarak ±8 bulan, cukup bulan, spontan disertai sisa plasenta dan telah dikuretase.
Pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran kompos mentis, TD 120/80 mmHg, nadi 86x/menit, pernafasan 24x/menit, suhu
0
36,7 C. Pemeriksaan obstetrik abdomen sedikit cembung, lemas, striae (+), nyeri tekan (+), uterus setinggi umbilikus, DJJ (-).
Pada pemeriksaan inspekulo ditemukan portio livid, orifium uterus eksternum tertutup, fluksus (+) darah tidak aktif.
Pemeriksaan laboratorium didapatkan Hb 10,7 gr/dl, T3 0,7 nmol/l, T4 20 nmol/l, TSH <0,05 uIU/L dan tes kehamilan positif.
USG menunjukkan vesicular pattern dan kista lutein berukuran 5x6cm. Pasien ini didiagnosa dengan mola hidatidosa
komplit. Terapi berupa kuretase, tes β hCG serta terapi farmakologis. Kesimpulan pemeriksaan untuk diagnose pasien
masih kurang tepat namun terapi yang diberikan cukup.
Korespondensi : Farahdiba Citra Olivia, alamat JL Pangeran Antasari, Perumahan Bukit Kencana Blok J24, Bandar Lampung,
HP 08117247772, e-mail farahdiba.ardian@yahoo.com
gestasional seperti mola hidatidosa, mola namun kista lutein jarang muncul.
invasif, koriokarsinoma, dapat pula kelainan Berdasarkan hasil dari USG yang dilakukan
eksternal seperti vaginitis, servisitis dll.11 menunjukkan terdapatnya gambaran vesicular
Berdasarkan anamnesa penyakit kehamilan pattern dan disertai dengan adanya kista
ektopik dapat disingkirkan dengan tidak lutein yang menguatkan diagnosa mola
ditemukannya anemia dan nyeri akut hidatidosa komplit.
abdomen.12 Abortus komplit maupun Pemeriksaan histologis dari sampel
inkomplit dapat pula disingkirkan karena pada konsepsi adalah gold standard dari mola
abortus tidak ada keluhan keluar bentuk hidatidosa. Pemeriksaan histologis yang
gelembung seperti mata ikan, yang dilakukan pada pasien suspek mola hidatidosa
merupakan ciri khas dari mola hidatidosa. akan meningkatkan kualitas dari manajemen
Pada pemeriksaan fisik, kesadaran penyakit ini.17 Pemeriksaan histologis ini
compos mentis dan tanda vital stabil. Hasil biasanya dilakukan bersamaan dengan
pemeriksaan status obstetrik, didapatkan pemeriksaan β-hCG.18 Pemeriksaan ini sendiri
pada pemeriksaan luar berupa perut sedikit dapat digunakan bukan hanya untuk diagnosis
cembung, palpasi nyeri tekan (+), uterus dan manajemen, namun juga untuk
setinggi umbilikus, denyut jantung janin (-). menentukan prognosis pasien.3 Hal ini sesuai
Pada pemeriksaan dalam berupa inspekulo dengan hasil penelitian oleh Soheila (2014)
tampak portio livid, orifium uterus eksternum yang mengatakan bahwa pemeriksaan β hCG
tertutup (-), fluksus (+), darah tidak aktif, flour serum dapat digunakan sebagai indikator kuat
(-), erosi/laserasi/polip (-), serta cavum untuk mengidentifikasi pasien pada stadium
douglas yang tidak menonjol. awal.19 Pada pasien ini sendiri pemeriksaan β
Berdasarkan temuan-temuan tersebut hCG belum dilakukan karena tidak tersedianya
dugaan terjadinya infeksi pada genitalia sediaan dan waktu pemeriksaan yang cukup
eksterna dapat disingkirkan. Pada pasien lama.
didapatkan beberapa hal yaitu adanya Beta hCG merupakan hormon yang ada
gelembung berbentuk mata ikan (+), uterus pada kehamilan yang dihasilkan oleh sel
yang membesar tidak sesuai (lebih besar) sinsitiotrofoblas. Pada kehamilan normal, β
dengan usia kehamilan yang ditandai dengan hCG akan meningkat sejak minggu ke 2.
tinggi uterus yang setinggi pusat yang Hormon ini berfungsi untuk diagnosis dimana
seharusnya 3 jari di atas simfisis pubis.10 pada mola hidatidosa komplit, kadar serum β
Sehingga dapat dikatakan bahwa penyakit ini hCG ≥100.000 IU/L. Sementara itu pada mola
termasuk penyakit trofoblastik gestasional hidatidosa parsial, kadar β hCG biasanya sama
yang meliputi mola hidatidosa.1,4,9,13 dengan kehamilan normal dan biasanya lebih
Kehamilan mola sendiri dibagi menjadi baik diperiksa dengan pemeriksaan
2 yaitu mola parsial dan mola komplit.14 Untuk 20
histologis. Selain itu, kadar β hCG ini dapat
membedakan kedua hal ini perlu dilakukan digunakan untuk mendiagnosa penyakit
pemeriksaan ultrasonografi (USG), trofoblastik gestasional post mola hidatidosa
pemeriksaan kadar β-hCG dan dapat pula yang menunjukkan keganasan yaitu :
dilakukan dengan melalui pengambilan a. Kadar β hCG plateau untuk 4 pengukuran
sampel vilus korionik, amniosintesis, atau selama periode 3 minggu atau lebih,
darah fetus.15 untuk hari ke 1,7,14 dan 21.
Melalui pemeriksaan USG, mola b. Peningkatan dari kadar β hCG untuk 3
hidatidosa resiko tinggi dapat didiagnosa pemeriksaan berturut-turut atau lebih
secara akurat pada minggu pertama ketika lama selama periode sedikitnya 2 minggu
pemeriksaan β-hCG tidak dapat membantu. 16 atau lebih, pada hari ke 1,7 dan 14.
Melalui pemeriksaan USG, untuk mola c. Diagnosis histologik dari koriokarsinoma
hidatidosa komplit biasanya ditemukan d. Peningkatan kadar β hCG untuk 6 bulan
gambaran snowstorm, vesicular pattern yang atau lebih setelah terapi.
biasanya muncul pada trimester kedua
kehamilan dari isi uterus dan kista lutein fokal. Walaupun begitu kadar β hCG juga
Sementara itu untuk pasien dengan mola dapat negatif pada wanita dengan kehamilan
hidatidosa parsial sering didiagnosa missed ektopik molar untuk waktu yang lebih lama
abortion biasanya terdapat gambaran janin, dibandingkan kehamilan ektopik tanpa mola.21
Penyakit ini biasanya diakibatkan oleh perdarahan. Obat yang diberikan adalah asam
banyak faktor diantaranya baik usia, jarak traneksamat dengan dosis 1 gr/hari dengan
antara kehamilan, riwayat abortus pemberian 2 kali dalam 1 hari.25 Untuk terapi
sebelumnya, sosial ekonomi, riwayat mola cairan yang diberikan telah cukup karena
sebelumnya. Pada pasien ini ada beberapa perdarahan tidak banyak maka diberikan
yang mungkin menyebabkan riwayat cairan maintenance dengan jumlah cairan 40–
persalinan sebelumnya yang disertai dengan 50 ml/kgBB. Dimana kebutuhan pasien antara
adanya sisa plasenta, jarak antarkehamilan 1800 cc–2250 cc. Cairan yang tepat pada
yang pendek. Malek et al. (2015) pasien adalah gtt xxv/menit. Pada kasus ini
menunjukkan pasien dengan penyakit hanya diberikan xx tetes per menit sehingga
trofoblas berasal dari kelas sosial ekonomi kebutuhan cairan masih perlu ditambahkan.
tingkat bawah.16 Namun, kebutuhan ini sendiri dapat
Pada pasien juga dilakukan pemeriksaan ditambahkan melalui intake cairan per oral.
hormone tiroid dengan hasil sebagai berikut: Selain hal tersebut, maka perlu
T3= 0,7 nmol/l, T4= 20 nmol/l dan TSH= <0,05 ditentukan kriteria FIGO yang dapat digunakan
µIU/ml. Pemeriksaan ini dilakukan mengingat untuk menentukan prognosis dan malignansi
β hCG merupakan analog reseptor dari pasien tersebut. Berdasarkan kriteria FIGO
thyrotrophic hormone (TSH), dimana kadar β pasien dibagi menjadi resiko tinggi dan resiko
hCG yang tinggi dapat menginduksi hipertiroid rendah. Hal ini dapat dilihat dari beberapa hal
sekunder. Dimana bila hipertiroid ini terjadi yaitu usia, kehamilan sebelumnya, jarak
maka tingkat prognosis akan berkurang.22 kehamilan, β hCG, metastasis, ukuran tumor,
Tatalaksana pada pasien dilakukan pada dan riwayat kemoterapi. Bila skor FIGO <7
pasien adalah tindakan kuretase.3,4 Kuretase berarti rendah dan ≥7 berarti resiko tinggi.
dilakukan bila kondisi yang mempengaruhi Berdasarkan hal tersebut pada pasien
keadaan pasien telah dapat diatasi. Kondisi tersebut belum dapat dinilai secara FIGO
seperti anemia, syok atau bahkan sehingga masih perlu dilengkapi kembali.26
preeklampsia dan tirotoksikosis. Teknik Sementara itu melihat diagnosa pasien
kuretase yang dilakukan adalah kuretase maka angka kemungkinan timbul keganasan
hisap. Tindakan ini dilakukan dengan pada pasien cukup tinggi namun karena masih
persiapan servikal sebelumnya, obat oksitosin, bentuk jinak sehingga prognosis pasien secara
dan kuret tajam serta obat – obatan lainnya. umum yaitu dubia ad bonam.
Bila pada pasien ditemukan gejala
dimana β hCG yang plateau atau meningkat Simpulan
post kuretase, perdarahan yang hebat, hasil Pasien ini didiagnosis mola hidatidosa
histologis yang mengarah ke koriokarsinoma, komplit dengan ditemukan adanya
metastasis, serum β hCG ≥20.000 IU/L selama perdarahan pada kehamilan muda, disertai
>4 minggu maka dapat diberikan terapi dengan adanya gelembung seperti mata ikan
kemoterapi pada pasien.3,23 Namun, pada (+). Pemeriksaan fisik didapatkan adanya
pasien tersebut mengingat angka pembesaran uterus melebihi usia kehamilan
kemungkinan keganasan yang tinggi maka yang seharusnya, serta DJJ (-).
perlu dilakukan pemberian obat kemoterapi Pemeriksaan penunjang yang dilakukan
profilaksis untuk mengurangi atau berupa pemeriksaan USG yang menunjukkan
menghambat proliferasi sel trofoblastik gambaran snowstorm, vesicular pattern, dan
menjadi ganas.5 ditemukan kista lutein. Namun, pemeriksaan
Pada pasien diberikan terapi lainnya ini belum tepat karena masih perlu dilakukan
berupa antibiotik, antifibrinolitik, serta terapi pemeriksaan β hCG untuk diagnosanya.
cairan. Pemberian obat antibiotik pada pasien Pemeriksaan fungsi tiroid perlu dilakukan
diberikan pada pasien berperan baik sebagai untuk mengetahui kemungkinan komplikasi
profilaksis maupun terapi post kuretase. Hal yang mungkin timbul.
ini digunakan untuk mencegah infeksi Terapi yang diberikan adalah kuretase
nosokomial dari tindakan. Obat yang diberikan dan terapi farmakologis. Tatalaksana pasien
ceftriakson dengan dosis 2x1 gr dan dosis ini sudah cukup baik hanya saja mungkin perlu
sudah cukup dan sesuai.24 Penggunaan obat ditambahkan jumlah cairan untuk kebutuhan
antifibrinolitik diberikan untuk mencegah maintenancenya.
20. Van Trommel NE, Sweep FCGJ, Schijf CPT, chemoresistant and quiescent gestational
Massuger LF, Thomas CMG. Diagnosis of trophoblastic disease. Curr Obstet
hydatidiform mole and persistent Gynecol Rep [Internet]. 2014 [diakses
trophoblastic disease: Diagnosis accuracy tanggal 7 Juli 2015]; 3(1):84–90. Tersedia
of total human chorionic gonadotropin dari:
(hCG), free hCG-and-subunits, and their http://link.springer.com/10.1007/s13669
ratios. Eur J Endocrinol. 2005; -013-0071-6
153(4):565–75. 24. Mehrdad A, Ali RM. Letters to the editor
21. Tasha I, Kroi E, Karameta a, Shahinaj R, prophylactic antibiotic therapy in
Manoku N. Prevalence of gestational gynecologic obstetric procedures:
trophoblastic disease in ectopic Experience from three. Indian J Med Sci.
pregnancy. J Prenat Med [Internet]. 2010 2006; 60(6):71345.
[diakses tanggal 7 Juli 2015]; 4(2):26–9. 25. Shakur H, Elbourne D, Gülmezoglu M,
Tersedia dari: Alfirevic Z, Ronsmans C, Allen E, et al. The
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/2 woman trial (world maternal
2439057 antifibrinolytic trial): tranexamic acid for
22. Almeida CED De, Curi EF, Almeida CRD the treatment of postpartum
De, Vieira DF. Crise Tireot??xica haemorrhage: an international
Associada ?? Doen??a Trofobl??stica randomised, double blind placebo
Gestacional. Rev Bras Anestesiol controlled trial. Trials. 2010; 11:40.
[Internet]. 2011 [diakses tanggal 7 Juli 26. Kohorn E. The new FIGO 2000 staging and
2015]; 61(5):604–9. Tersedia dari: risk factor scoring system for gestational
http://dx.doi.org/10.1016/S0034- trophoblastic disease Description and
7094(11)70071-X critical assessment. Int J Gynecol Cancer.
23. Ngu S-F, Chan KKL. Management of 2001; 11:73–7.