Anda di halaman 1dari 27

Presentasi Kasus


NOICE INDUCED
HEARING LOSS
Raudina Fisabila Martadipura
1102015191

Pembimbing:
Dr. Arroyan Wardhana Sp.THT-KL
Identitas Pasien
Nama : Tn. M
Umur : 21 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Bekasi
Pendidikan Terakhir : SMA
Pekerjaan : TNI
Agama : Islam
Status pernikahan : Belum Menikah
Tanggal Pemeriksaan : 13 Maret 2020

2
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien laki-laki usia 21 tahun datang
dengan keluhan pendengaran telinga
berkurang sejak 6 bulan yang lalu.
Keluhan ini menetap, terus menerus Tidak ada keluhan lain seperti
hingga sekarang. pendengaran berdengung, kepala
pusing berputar, nyeri pada telinga.
Kurangnya pendengaran pada telinga
kiri membuat pasien kesulitan untuk
menangkap percakapan pada tempat
Riwayat trauma kepala, ataupun
ramai, namun tidak terganggu apabila
penggunaan obat-obatan yang
ditempat sepi.
diduga mengganggu pendengaran
Tidak ada hal membuat keluhan disangkal.
berkurang.

3
Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien belum pernah mengalami keluhan yang sama sebelumnya
Riwayat sakit telinga sebelumnya (-)
Riwayat darah tinggi (-)
Riwayat kencing manis (-)

Riwayat Pekerjaan dan sosial Ekonomi


Pasien merupakan seorang TNI

Riwayat Kebiasaan
● Pasien rutin mengikuti latihan senapan sejak 6 bulan yang lalu
● Saat melakukan latihan pasien tidak menggunakan pelindung telinga
untuk menghindari pajanan bising.

4
STATUS GENERALIS
Keadaan Umum : Tampak Sakit Ringan
Kesadaran : Compos mentis (E4M6V5)
Tensi : 120/77 mmHg
Nadi : 74x/menit, teraba kuat, teratur dan ekuvalen
Suhu : 37,1˚C
Pernapasan : 20x/menit, takipneu(-), Kussmaul(-)
SpO2 : 98%
Tinggi Badan : 165 cm
Berat Badan : 51 kg

5
BAGIAN KELAINAN KANAN KIRI
Kongenital - -
Radang - -
PREAURIKULER Tumor - -
Trauma - -
Nyeri tekan - -
tragus

AURIKULER
Kongenital
Radang
Tumor
-
-

-
-
-

-
STATUS TELINGA
Trauma - -
Edema - -
Nyeri tekan - - TES PENDENGARAN KANAN KIRI
RETRO Hiperemis - - TES RINNE + +
Sikatriks - - TES WEBBER Lateralisasi ke kanan
AURIKULER Fistula - - TES SWABACH
Fluktuasi - - Memendek Memendek
CANALIS Kongenital - - Kesan : Tuli sensorineural
AUDIOTORIUS Kulit - -
EXTERNA Sekret - -
Serumen - -
Edema - -
Jar. Granulasi - -
Massa - -
MEMB. TIMPANI Warna Putih perak Putih perak
Intak MT Intak MT Intak
Refleks Cahaya + +

6
STATUS HIDUNG
Status HIdung KELAINAN KANAN KIRI
Keadaan luar Bentuk & Bentuk normal Bentuk normal
ukuran asimetri (-) asimetri (-)
deviasi (-) deviasi (-)
deformitas (-) deformitas (-)
Edema (-) (-)
Hematom (-) (-)
Nyeri tekan (-) (-)
Krepitasi (-) (-)
Kel. Kongenital (-) (-)
Radang (-) (-)
Trauma (-) (-)
Tumor (-) (-)
Rhinoskopi Cavum nasi Lapang (+), Lapang (+),
anterior Sekret (-) Sekret (-)
Hiperemis (-) Hiperemis (-)
Konka inferior Eutrofi Eutrofi
Meatus nasi Sekret (-) Sekret (-)
Septum Lurus normal, Lurus normal,
deviasi (-) deviasi (-)
Kelainan lain Tumor (-), Tumor (-),
korpus alienum (-), korpus alienum (-),
adhesi konka dengan adhesi konka dengan
septum (-) septum (-)
Pasase udara Positif Positif
7
STATUS TENGGOROK
BAGIAN KETERANGAN

MUKOSA Warna merah muda


LIDAH
GIGI GELIGI
Normal, pseudomembran (-)
Gigi geligi lengkap, carries (-), berlubang (-)
STATUS LEHER
UVULA Letak di tengah
PILAR Simetris, hiperemis (-), pergerakan palatum (+) BAGIAN KETERANGAN
HILATOSIS (-) LEHER
TONSIL
Hiperemis (-) •Bentuk
•Mukosa T1 /T1 (Tenang) Tidak Melebar Normal, Simetris kanan dan kiri, Deformitas (-).
•Besar -/-
Edema (-), Pembesaran kelenjar tiroid dan KGB (-)
•Kripta -/- •Massa
Tidak ditemukan adanya massa
•Detritus -

•Perlengketan
FARING
Berwarna merah muda
•Mukosa
(-)
•Granula
(-)
•Post Nasal Drip

8
Resume
Pasien laki-laki usia 21 tahun datang dengan keluhan penurunan pendengaran
bilateral menetap sejak 6 bulan yang lalu. Tinitus (-) Cocktail party deafness
(+). Riwayat pekerjaan sebagai TNI dengan kebiasaan terpapar bising dari
latihan senapan rutin tanpa menggunakan ear plug/ear muff.

Riwayat penyakit telinga sebelumnya (-), trauma (-), konsumsi obat ototoksik (-)

Pada pemeriksaan telinga tidak ditemukan kelainan. MT intak (+). Pada


pemeriksaan garpu tala didapatkan kesan tuli sensorineural.

9
Diagnosis Kerja Initial Plan
Susp Noice Induced Initial Plan Diagnositic. Initial Plan terapi
Hearing Loss Audiometri Nada Murni
Timpanometri

Diagnosis Banding Komplikasi


Acoustic Trauma Tuli Bilateral total

Edukasi Prognosis

• Menggunakan pelindung telinga bila ● Quo Ad Vitam : Dubia


terpapar bising ad Bonam
• Membatasi durasi dan frekuensi pajanan ● Quo Ad Functionam: Dubia
bising
● Quo Ad Sanationam: Dubia

10
Tinjauan Pustaka
Noice Induced Hearing Loss
Telinga Dalam
Definisi Noise Induced Hearing Loss
NIHL adalah gangguan pendengaran yang disebabkan
akibat terpajan oleh bising yang cukup keras dalam
jangka waktu yang cukup lama dan biasanya diakibatkan
oleh bising lingkungan kerja

Kerusakan iireversibel pada sel-sel


rambut di dalam koklea telinga
bagian dalam akibat terpapar à
Tuli Sensorineural
kebisingan baik total maupun parsial Koklea
dan berat-ringannya tergantung dari
durasi dan intensitas kebisingan.

14
Etiologi NIHL
Menurut WHO (1995), bahaya bising
tergantung faktor:
• Intensitas à Semakin tinggi, semakin Terjadinya NIHL pada tiap-tiap
berbahaya orang dengan paparan kebisingan
yang sama ternyata berbeda
• Frekuensi à Pada intensitas yang sama, satu dengan yang lainnya, hal ini
frekuensi yang > kemudian dikaitkan dengan
tinggi > berbahaya beberapa factor:
1. Usia
• Durasi à Berkaitan dengan jumlah total
2. Riwayat penggunaan obat-
energi suara yang
obat yang bersifat ototoksik
masuk ke telinga dalam à Semakin lama,
(streptomisin, kanamisin,
semakin bahaya
garamisin, kina, asetosal, dll)
• Sifat bunyi à stabil, fluktuatif, intermiten, 3. substansi radikal bebas
impulsif
Patofisiologi
Bising intensitas ≥ 85 dB dapat
mengakibatkan kerusakan pada reseptor
pendengaran organ korti berfrekuensi
3000 – 6000 Hz

16
Reaksi terhadap bising
Reaksi Adaptasi à Peningkatan Ambang à Peningkatan Ambang
dengar Sementara dengar Permanen
Respons fisiologis
kelelahan akibat ● Pajanan bising Pajanan bising intensitas
rangsangan bunyi dengan intensitas sangat lama atau
cukup tinggi dengan intensitas sangat
intensitas ± 70 dB
menyebabkan tinggi berlangsung
peningkatan ambang singkat (explosive)
dengar sementara menyebebakan
● Pemulihan terjadi kerusakan pada bergai
dalam beberapa struktrur di koklea
menit sampai jam.
17
Gejala NIHL
● Kurang pendengaran
Pengaruh bising pada
disertai tinitus atau tidak
pekerja
● Pada kondisi berat sukar
1. Pengaruh auditorial
menangkap percakapan
berupa NIHL
dengan kekerasan biasa,
bila sudah lebih berat pun 2. Pengaruh nonauditorial
sulit menangkap ● Gangguan komunikasi
percakapan lebih keras
● Gelisah
● Khas tuli sensorineural
● Rasa tidak nyaman
koklea = cocktail party
deafness ● Gangguan tidur

18
Diagnosis
NIHL

19
Diagnosis
NIHL

20
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan otoskop tidak ditemukan kelainan.
Pemeriksaan audiolofi tes penala didapatkan kesan tuli
sensorineural
• Rinne :+
• Webber : Lateralisasi ke telinga yang
pendengaran lebih baik
• Schwabach : Memendek
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan Audiometri:

Penurunan pendengaran pada


frekuensi 3, 4, atau 6 kHz
à Normal kembali pada frekuensi
8000 Hz

à Patognomonik : notch pada


4000 Hz
Pemeriksaan penunjang lain
• Audiologi Khusus
• SISI (Short increment Sensitivity
Index)
• ABLB (Alternate Binaural Loudness Tuli sensorineural koklea
Balance) Khas = rekrutmen
• MLB (Monoaural Loudness Balance) Telinga tuli lebih sensitive terhadap
• Audiometri Bekesy kenaikan intensitas bunyi yang kecil
• Audiometri Tutur pada frekuensi tertentu setelah
melampaui ambang dengar
Diagnosis Banding
Acoustic Trauma
Presbiaskusis
23
Tatalaksana
• Edukasi, pencegahan pajanan bising
berlanjut dengan penggunaan alat
pelindung telinga
Pemilihan alat pelindung telinga :
1. Earplug bila bising antara 85 – 200
dBA
2. Earmuff bila bising s/d lebih dari
40- 50 dB frekuensi 100 – 8000
Hz.
3. Kemudahan pemakaian, biaya,
kemudahan membersihkan dan
kenyamanan
24
Tatalaksana
• Bila gangguan pendengan menimbulkan kesulitan berkomunkasi
dengan volume percakapan biasa maka dapat dicoba pemasangan
ABD
• Latihan pendengaran (audiotory training) dan lip reading
• Bila pemasangan ABD tidak adekuat perlu dilakukan psikoterapi
• Pemasangan cochlear implant pada tuli total bilateral

25
Prognosis Pencegahan
Tuli sensorineural koklea ● Bising pada
akibat pajanan bising lingkungan kerja
bersifat menetap, tidak dapat dicegah dengan
dapat diobati dengan meredam sumber
obat ataupun bunyi serta
pembedahan maka penggunaan alat
prognosis kurang baik pelindung telinga
● Program Konservasi
Pendengaran

26
Terimakasih

27

Anda mungkin juga menyukai