Anda di halaman 1dari 10

BAB IV

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil studi kasus asuhan keperawatan yang dilakukan pada

“Tn.A.M” dengan Gangguan Sistem Endokrin : Ulkus Diabetikum di ruang

perawatan bedah RSUD Ajjappange Soppeng selama 3 hari dari tanggal 16 sampai 18

Juni 2014. Maka dalam Bab ini akan membahas mengenai kesenjangan antara teori

dan kenyataan yang ditemukan sebagai hasil studi kasus.

Dalam pelakasanaan asuhan keperawatan terhadap klien “ Tn.A.M.” penulis

merencanakan asuhan keperawatan yang meliputi 5 tahap yaitu :

A. Pengkajian

Menurut teori dalam pengkajian terdapat gejala : Lemah, letih, susah

bergerak/susah berjalan, kram otot, tonus otot menurun, gangguan istirahat/tidur.

tachikardia, hipertensi, bola mata cekung, ansietas, poliuria, nokturia, ISK

baru/berulang, diare, poliuri, urine berkabut, hilang nafsu makan, mual/muntah,

penurunan berat badan, haus, nyeri (sedang/berat), wajah meringis, batuk, kulit

kering, gatal, ulkus kulit, kulit rusak, lesi/ulserasi, menurunnya kekuatan

umum/rentang gerak, kada gula tinggi. Sedangkan menurut pengkajian pada

kasus Tn.”A.M” ditemukan gejala seperti nyeri, porsi makan tidak

dihabiskan ,nafsu makan menurun, ansietas, nutrisi , kerusakan integritas

jaringan dan peningkatan kadar gula dalam darah.

121
Apabila dibandingkan data yang pada teori dan kasus ditemukan adanya

kesenjangan yaitu pada kasus tidak ditemukan adanya gejala, kram otot, tonus

otot menurun, tachikardia, hipertensi, bola mata cekung, poliuria, nokturia, ISK

baru/berulang, diare, poliuri, urine berkabut, mual/muntah, haus, batuk, kulit

kering, gatal, menurunnya kekuatan umum/rentang gerak. Hal ini disebabkan

karena respon masing-masing orang berbeda-beda terhadap stimulasi, sifat unik

yang dimiliki manusia tergantung dari dari daya tahan tubuh seseorang, dapat

juga dipengaruhi oleh pengobatan sebelumnya.

B. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa Keperawatan menurut teori dan data yang didapat pada kasus

“Tn.A.M” dengan gangguan sistem endokrin : Ulkus Diabetikum di ruang

perawatan bedah RSUD Ajjappange adalah sebagai berikut :

1. Gangguan perfusi jaringan.

2. Gangguan integritas jaringan.

3. Gangguan rasa nyaman ( nyeri ).

4. Keterbatasan mobilitas fisik.

5. Gangguan pemenuhan nutrisi ( kurang dari).

6. Potensial terjadinya penyebaran infeksi ( sepsis ).

7. Cemas.

8. Kurang pengetahuan tentang proses penyakit, diet, perawatan dan

pengobatan.

9. Gangguan gambaran diri.

122
10. Gangguan pola tidur.

Diagnosa keperawatan yang ada dalam teori tetapi tidak terdapat dalam kasus

adalah :

1. Gangguan perfusi jaringan. Diagnosa ini tidak diangkat dalam kasus karena

tidak ada data yang menunjang untuk diangkat. Diagnosa tersebut dibuktikan

oleh masih seringnya ada darah yang keluar dari luka pasien.

2. Gangguan integritas jaringan. Diagnosa ini tidak diangkat dalam kasus karena

tidak ada data yang menunjang untuk diangkat. Diagnosa tersebut dibuktikan

oleh masih banyaknya jaringan yang bagus sekitar luka.

3. Potensial terjadinya penyebaran infeksi ( sepsis). Diagnosa ini tidak diangkat

dalam kasus karena tidak ada data yang menunjang untuk diangkat. Diagnosa

ini dibuktikan oleh tidak adanya tanda-tanda infeksi.

4. Kurang pengetahuan tentang proses penyakitnya, diet, perawatan dan

pengobatan. Diagnosa ini tidak diangkat dalam kasus karena tidak ada data

yang menunjang untuk diangkat. Diagnosa ini dibuktikan oleh pasien dan

keluarga mengerti tentang pengobatan yang diberikan.

5. Gangguan gambaran diri. Diagnosa ini tidak diangkat dalam kasus karena

tidak ada data yang menunjang untuk diangkat. Diagnosa ini dibuktikan oleh

pasien yang tidak mengeluh tentang luka di kakinya.

6. Keterbatasan mobilitas fisik. Diagnosa ini tidak diangkat dalam kasus karena

tidak ada data yang menunjang untuk diangkat. Diagnosa ini tidak di angkat

karena kebutuhan sehari-hari klien masih dapat dilakukan sendiri.

123
Diagnosa keperawatan yang ada dalam kasus :

1. Kerusakan integritas jaringan.

2. Nyeri

3. Cemas

4. Nutrisi kurang dari kebutuhan.

5. Gangguan pola tidur

Diagnosa keperawatan yang ada dalam kasus tetapi tidak ada dalam teori adalah :

Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan peningkatan kadar gula darah.

Diagnosa ini diangkat dalam kasus karena pemeriksaan gula darah menunjukkan

di atas batas normal ( >200 ).

C. Perencanaan

Perencanaan diagnosa yang ada pada kasus pada dasarnya berpedoman pada

perencanaan teori. Adapun rencana yang ditetapkan pada diagnosa keperawatan di

kasus sesuai rencana di teori adalah :

Cemas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang penyakitnya.

Intervensi :

a. Kaji tingkat kecemasan yang dialami pasien.

b. Beri kesempatan pada pasien untuk mengungkapkan rasa cemasnya.

c. Gunakan komunikasi terapeutik.

d. Beri informasi yang akurat tentang proses penyakitnya dan anjurkan pasien

untuk ikut serta dalam tindakan keperawatan.

124
e. Berikan keyakinan pada pasien bahwa perawat, dokter, dan tim kesehatan

lain selalu meberikan pertolongan yang terbaik dn seoptimal mungkin.

f. Berikan kesempatan kepada keluarga untuk mendampingi pasien secara

bergantian.

g. Ciptakan lingkungan yang tenang dan nyaman.

Dari kesenjangan yang terjadi pada kasus asuhan keperawatan yang dilakukan

pada “Tn.A.M” maka untuk menetapkan perencanaan pada kasus yangsesuai

dengan perencanaan yang ada pada teori memerlukan waktu yang lama dan

fasilitas, juga kondisi klien yang mendukung untuk ditetapkannya rencana

tersebut. Dimana menurut teori tidak semuanya diterapkan dalam intervensi pada

kasus disebabkan situasi dan kondisi pasien yang tidak memungkinkan, juga

mendapatkan program pengobatan dan juga perencanaan pada kasus tidak

semuanya dilakukan karena diantara intrvensi ada yang efektif dan mudah dalam

meningkatkan kenyamanan.

D. Pelaksanaan

Implementasi dilakukan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan pada intervensi

dalam kasus, akan tetapi dalam pelaksanaannya ditemukan beberapa faktor

pendukung dan penghambat antara lain :

1. Faktor pendukung

a. Keterlibatan keluarga dan pasien dalam memberikan informasi.

b. Adanya partisipasi CI lahan, CI institusi dan pembimbing serta

mahasiswa dalam pengambilan kasus.

125
c. Motivasi perawat dalam memberikan perawatan pada pasien dan adanya

kerjasama yang baik dalam penyelesaian kasus.

d. Adanya kerjasama antara tim medis dengan perawat yang baik sehingga

masalah keperawatan dapat teratasi.

2. Faktor penghambat

a. Keterbatasan waktu dalam mengkaji kondisi klien.

b. Ketidaktahuan pasien dan keluarga terhadap proses perawatan.

E. Evaluasi

Evaluasi merupakan langkah terakhir dalam pelaksanaan asuhan keperawatan.

Tahap inilah yang menunjukkan tingkat keberhasilan dalam mengatasi masalah

yang dihadapi pasien.

Setelah melakukan asuhan keperawatan selama 3 hari mulai tanggal 16

sampai 18 Juni 2014, hasil evaluasi menunjukkan bahwa dari 5 diagnosa

keperawatan yang ditemukan dan hanya diagnosa cemas teratasi . Hal ini karena

waktu perawatan pasien yang dilakukan sangat singkat. Sedangkan dalam

pamberian asuhan keperawatan membutuhkan waktu dan kesinambungan dalam

pemberian asuhan keperawatan.

Evaluasi keperawatan ini didasarkan pada tujuan yang telah ditetapkan yaitu :

1. Nyeri teratasi

2. Nutrisi pasien terpenuhi.

3. Kerusakan integritas kulit teratasi.

4. Gangguan pola tidur teratasi.

126
5. Cemas teratasi.

Untuk perawatan selanjutnya penulis mendelegasikan pada perawat yang ada

diruangan untuk melanjutkan. Hal ini perlu dilakukan mengingat masalah yang

dihadapi oleh pasien perlu penanganan secara intensif dan membutuhkan waktu

yang lama dalam memberikan perawatan.

127
BAB V

PENUTUP

Setelah penulis membahas tentang asuhan keperawatan pada pasien “ Tn.A.M”

dengan kasus Gangguan Sistem Endokrin : Ulkus Diabetikum di ruang perawatan

bedah RSUD Ajjappange Soppeng, maka bab ini penulis mencoba untuk menarik

kesimpulan dan mengajukan saran-saran sebagai berikut :

A. Kesimpulan

1. Pada pengkajian klien “Tn.A.M” dengan kasus Ulkus

Diabetikum ditemukan adanya kesenjangan antara teori dan kasus, di mana

ada data yang terdapat pada teori dan tidak ditemukan pada kasus dan begitu

pula ada data pada kasus tetapi tidak ada pada teori.

2. Pada diagnosa keperawatan yang lazim ditemukan

terjadi kesenjangan. Pada teori di temukan 10 diagnosa sedangkan pada kasus

“Tn.A.M” yaitu 5 diagnosa keperawatan. Namun ada diagnosa keperawatan

yang ditemukan pada kasus tidak ada pada teori. Ini berarti terdapat

kesenjangan antara teori dan kasus.

3. Pada rencana keperawatan terhadap “Tn.A.M” pada

dasarnya disesuaikan dengan teori, namun ada beberapa rencana tindakan

pada teori yang tidak disususun pada kasus karena tidak sesuai dengan kondisi

klien. Hal ini berarti terdapat kesenjangan antara teori dan kasus.

4. Pada tindakan keperawatan terhadap “Tn.A.M” semua

intervensi atau yang direncanakan sebelumnya dapat dilakukan.

128
5. Pada saat melakukan evaluasi pada klien “Tn.A.M”,

hanya satu masalah yang dapat teratasi yaitu ansietas pada tanggal 18 Juni

2014.

B. Saran

1. Pengakajian keperawatan hendaknya secara konprehensif melalui pendekatan

interpersonal terhadap pasien dan keluarga sehingga memudahkan

menjabarkan rencana asuhan keperawatan.

2. Perawat hendaknya mengenal lebih banyak lagi masalah-masalah pada pasien

melalui pendekatan proses keperawatan sehingga dapat menentukan cara

pemenuhan secara tepat untuk memperoleh askep yang sempurna.

3. Dalam pelaksanaan keperawatan pasien dengan ulkus diabetikum sangat

diharapkan keterlibatan pasien dan keluarga pasien untuk berpartisipasi aktif

dan melakukan kerjasama baik dengan petugas kesehatan dalam membantu

proses penyembuhan.

4. Evaluasi keperawatan hendaknya dapat dilakukan secara baik agar

memudahkan dalam memberikan penilaian yang lebih efektif.

5. Untuk mencegah kemungkinan hambatan-hambatan yang akan terjadi pada

proses keperawatan ke dalam praktik hendaknya perawat lebih

meningkatkan pengetahuan dan keterampilan khusus tentang teori asuhan

keperawatan pad kasus ulkus diabetikum.

129
6. Diharapkan dapat menambah pengetahuan, wawasan dan keterampilan dalam

melaksanakan asuhan keperawatan pada gangguan sistem endokrin: Ulkus

Diabetikum.

130

Anda mungkin juga menyukai