2017
PERBAIKAN
PERALATAN
LISTRIK
Merawat Peralatan Listrik Menggunakan Pemanas
Modul ini diperuntukkan untuk pegangan guru dan siswa Sekolah Menengah
Kejuruan dengan Kompetensi Keahlian Teknik Instalasi Tenaga Listrik Kelas XII
Semester 5
Arif Hendrawan Suryanto, S.T.
Suryanto.arif13@gmail.com
i
Perbaikan Peralatan Listrik Menggunakan Pemanas
Untuk Kalangan Sendiri
KATA PENGANTAR
Modul ini diterbitkan untuk menjadi bahan ajar pada SMK bidang keahlian teknik
elektro, memenuhi tuntutan pelaksanaan kurikulum SMK Kurikulum 2013 Revisi 2017.
Nilai kegunaan modul ini terletak pada pemakaiannya, karena itu kepada semua
organisasi dan manajemen Pendidikan Menengah Kejuruan, diharapkan dapat
berusahan untuk mengoptimalkan pemakaian modul ini.
Dalam pemakaian modul ini, tetap diharapkan berpegang kepada azas keluwesan,
asas kesesuaian dan asas keterlaksanaan sesuai dengan karakteristik kurikulum SMK
yang disempurnakan.
Kami menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penulisan naskah bahan ajar ini.
ii
Perbaikan Peralatan Listrik Menggunakan Pemanas
DAFTAR ISI
Kata Pengantar........................................................................................................ i
Daftar Isi................................................................................................................... ii
Daftar Gambar ........................................................................................................ iii
Kompetensi Dasar (KD).......................................................................................... 1
Pendahuluan ........................................................................................................... 3
Peta Kedudukan Modul ......................................................................................... 4
Kegiatan Belajar 1 .................................................................................................. 6
A. Perawatan Perawatan Listrik.......................................................................... 1
1. Pengertian dan Tujuan Perawatan .............................................................
2. Jenis Perawatan Peralatan .........................................................................
3. Macam-macam Perawatan Pencegahan.....................................................
4. Alat dan Bahan Keperluan Perawatan.........................................................
5. Prinsip kerja peralatan listrik ...........................................................................
B. Setrika ...............................................................................................................
1. Fungsi dan prinsip kerja ..............................................................................
2. Bagian-bagian utama dan fungsinya ..........................................................
3. Cara perawatan............................................................................................
C. Pemanggan roti................................................................................................
1. Fungsi dan prinsip kerja ...........................................................................
2. Bagian-bagian utama dan fungsinya .......................................................
3. Cara perawatan........................................................................................
D. Pemanggan roti................................................................................................
1. Fungsi dan prinsip kerja ...........................................................................
2. Bagian-bagian utama dan fungsinya .......................................................
3. Cara perawatan........................................................................................
iii
Perbaikan Peralatan Listrik Menggunakan Pemanas
Latihan........................................................................................................... 37
Kesimpulan..........................................................................................................38
Tes Formatif 1..........................................................................................................
Umpan Balik............................................................................................................
Kunci Jawaban........................................................................................................
Daftar Pustaka.........................................................................................................
Glosarium.................................................................................................................
iv
Perbaikan Peralatan Listrik Menggunakan Pemanas
DAFTAR GAMBAR
v
Perbaikan Peralatan Listrik Menggunakan Pemanas
Kompetensi Keahlian : Teknik Instalasi Tenaga Listrik
Program Keahlian : Teknik Ketenagalistrikan
Mata Pelajaran : Perbaikan Peralatan Listrik
Tujuan Pembelajaran
1. Setelah melalui diskusi, peserta didik dapat mengonsepkan prinsip
kerja, bagian-bagian, dan cara perawatan setrika sesuai dengan teori
dengan percaya diri.
2. Setelah melalui diskusi, peserta didik dapat mengonsepkan prinsip
kerja, bagian-bagian, dan cara perawatan penanak nasi sesuai dengan
teori dengan percaya diri.
3. Setelah melalui diskusi, peserta didik dapat mengonsepkan prinsip
kerja, bagian-bagian, dan cara perawatan pemanggang roti sesuai
dengan teori dengan percaya diri.
4. Setelah menyelesaikan praktikum dan pembelajaran, peserta didik
mampu menunjukkan bagian-bagian setrika, sesuai buku manual secara
mandiri.
1
5. Setelah menyelesaikan praktikum dan pembelajaran, peserta didik
mampu menunjukkan bagian-bagian penanak nasi, sesuai buku manual
secara mandiri.
6. Setelah menyelesaikan praktikum dan pembelajaran, peserta didik
mampu menunjukkan bagian-bagian pemanggang roti, sesuai buku
manual secara mandiri.
7. Setelah menyelesaikan praktikum dan pembelajaran, peserta didik
mampu mempraktekkan cara perawatan setrika, sesuai prosedur dengan
jujur.
8. Setelah menyelesaikan praktikum dan pembelajaran, peserta didik
mampu mempraktekkan cara perawatan penanak nasi, sesuai prosedur
dengan jujur.
9. Setelah menyelesaikan praktikum dan pembelajaran, peserta didik
mampu mempraktekkan cara perawatan pemanggang roti, sesuai
prosedur dengan jujur.
2
MODUL
01
PENDAHULUAN
P
ara sobat muda, selamat bertemu kembali di modul pertama untuk mata
pelajaran Perbaikan Peralatan Listrik. Bagaimana perkembangan
belajar kalian sekarang? Tentu baik, bukan? Baiklah para siswa SMK
Bisa!!!, sekarang siapkan diri kalian untuk belajar kembali menambah khasanah
dan wawasan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang Perbaikan Peralatan
Listrik khususnya seputar cara merawat peralatan listrik yang menggunakan
pemanas. Pada modul pertama ini kalian akan diajarkan mengenal lebih dekat
lagi macam-macam peralatan listrik yang ada di sekitar kamu dan mungkin saja
sudah sering kalian pergunakan dalam kehidupan sehari-hari kalian. Tapi
kebanyakan diantara kita tidak mengetahui komponen penyusun didalamnya apa
saja, atau bahkan kita tidak pernah tahu bagaimana cara merawat peralatan
tersebut dengan benar karena cuman sebatas menggunakan saja. Maka dari
kondisi tersebut melalui modul ini kalian akan diajarkan mulai mengenali fungsi,
prinsip kerja, komponen penyusun perlatan listrik yang menggunakan pemanas
bahkan kalian diajarkan bagaimana cara merawat dengan benar agar peralatan
tersebut memiliki usia pakai bisa bertahan lebih lama.
Mengingat begitu banyak jenis produk peratan listrik yang menggunakan
pemanas yang dijual pasaran, pada modul ini dibatasi hanya 4 macam jenis
peralatan listrik yang menggunakan pemanas yaitu: penanak nasi, setrika,
pemanas air, dan pemanggang roti. Asumsi penulis 4 macam inilah merupakan
jenis peralatan yang sering digunakan atau mudah ditemui dalam kehidupan
sehari-hari masyarakat kita.
Untuk menunjang pengetahuan dan ketrampilan kalian dalam mencapai
kompetensi yang diharapkan, maka pada modul 01 ini kalian akan mempelajari :
1. Pengertian dan tujuan perawatan
3
2. Jenis Perawatan Peralatan
3. Alat/Bahan Keperluan Perawatan
4. Fungsi dan prinsip kerja setrika
5. Mengenal bagian-bagian sterika
6. Prosedur perawatan setrika
7. Fungsi dan prinsip kerja penanak nasi
8. Mengenal bagian-bagian penanak nasi
9. Prosedur perawatan penanak nasi
10. Fungsi dan prinsip kerja pemanggan roti
11. Mengenal bagian-bagian pemanggan roti
12. Prosedur perawatan pemanggan roti
Modul ini secara metodik tersusun sedemikian rupa, diharapkan dapat digunakan
sebagai bahan ajar pendukung maupun belajar mandiri diluar kegiatan
pembelajaran disekolah.
Agar Kalian dapat mempelajari Modul 01 dengan baik, ikuti petunjuk belajar
berikut
ini.
(1) Bacalah secermat mungkin setiap kegiatan belajar pada Modul 01 ini
hingga Kalian memahami semua informasi dan pengetahuan yang
disajikan.
(2) Kuatkan pemahaman Kalian dengan mengaitkan pengetahuan sebelumnya
dengan materi yang ada pada modul 01 ini.
(3) Kaitkan dan manfaatkan pengetahuan Kalian dengan pengalaman Kalian
dalam mempelajari pelajaran sebelumnya.
Selain itu, agar konstruksi pengetahuan Kalian terjadi dengan baik, ada baiknya
Kalian cermati bagan materi berikut ini. Setelah Kalian cermati alurnya, coba
Kalian buat pertanyaan kira-kira apa yang perlu Kalian ketahui tentang topik dan
subtopik tersebut. Pada akhir pembahasan materi dalam setiap Kegiatan
Pembelajaran disediakan tes Formatif dan pertanyaan essay, diharapkan untuk
dikerjakan sebagai alat evaluasi untuk untuk mengetahui tingkat penguasaan
kalain terhadap materi pada setiap Kegiatan Belajar.
4
PETA KEDUDUKAN MODUL
Peralatan Listrik
yang
menggunakan
pemanas
5
Kegiatan
Belajar
1
6
a. Untuk memperpanjang usia pakai peralatan
b. Untuk menjamin daya guna dan hasil guna
c. Untuk menjamin kesiapan operasi atau siap pakainya peralatan
d. Untuk menjamin keselamatan orang yang menggunakan peralatan
2. Jenis Perawatan Peralatan
Dalam prakteknya perawatan peralatan dapat dibedakan atas dua jenis, yaitu
pra perawatan dan perawatan pencegahan.
a. Perawatan sebelum dioperasikan (pra-perawatan)
Perawatan peralatan sebelum dioperasikan bertujuan untuk menjamin
peralatan agar dapat beroperasi dengan efektif. Untuk memudahkan
pengecekan maka dibuat rencana perawatannya. Perawatan dapat
berupa jadwal pembersihan, penggantian pelumasan uji coba peralatan
tanpa beban. Peralatan yang baru dihidupkan hendaknya tidak langsung
dibebani. Peralatan dibiarkan hidup beberapa menit, sementara itu
diadakan itu diadakan pengecekan pada bagian- bagian tertentu. Apabila
tidak ada kelainan, barulah peralatan dapat dibebani sedikit demi sedikit
sampai pada beban yang diharapkan.
b. Perawatan Pencegahan.
Telah disebutkan di depan bahwa perawatan pencegahan bertujuan untuk
mencegah terjadinya kerusakan yang lebih serius. Tentu saja tidak
semata- mata mencegah. Terjadinya kerusakan, tetapi perawatan
pencegahan ini justru merupakan kegiatan rutin dalam pelaksanaan
perawatan agar peralatan senantiasa siap pakai.
3. Macam-macam Perawatan Pencegahan
Adapun macam-macam perawatan pencegahan ini meliputi :
1) Perawatan harian
Maksudnya ialah kegiatan perawatan yang dilaksanakan setiap/selama
peralatan dioperasikan. Kegiatan ini umumnya dilaksanakan oleh pemakai
peralatan.
Macam-macam kegiatan perawatan harian :
7
a) Selama peralatan bekerja maka pemakai harus selalu
memeriksa/mengganti situasi kerjanya, bahkan sejak peralatan mulai
bekerja.
Cara memeriksa/mengamati yaitu dengan cara :
Lihat, maksudnya cara kerja peralatan diperhatikan, barangkali ada sesuatu
yang kelihatan tidak semestinya.
Rasa, maksudnya selama mesin bekerja perlu dirasakan barangkali ada
getaran suhu meningkat, bau yang aneh dan sebagainya.
Dengar, maksudnya cara kerja peralatan didengarkan barangkali ada
suara-suara asing yang menkaliankan kelainan.
b) Pencegahan Beban Lebih
Setiap peralatan yang dioperasikan harus dijaga agar beban tidak melebihi
kapasitas/kemampuan yang termasuk beban lebih. Misalnya : Putaran
peralatan terlalu tinggi, muatan terlalu berat, suhu terlalu tinggi, dan
sebagainya.
c) Pelumasan
Semua peralatan yang berputar atau bergerak bergesekan perlu diberi
pelumasan. pelumasan ini berfungsi untuk mengurangi gesekan, mencegah
keausan dan berfungsi mendinginkan. Untuk pelumasan perlu dipilih bahan
pelumas yang cocok dengan komponen yang dilumas.
d) Pendinginan.
Umumnya peralatan yang bekerja pada suhu tinggi dan bergerak
memerlukan pendinginan, dengan pendinginan berarti suhu terkendali
hingga laju kerusakan terkendali pula.
e) Pencegahan Korosi.
Pada umumnya peralatan yang bagian-bagiannya terbuat dari logam/baja
ada kecenderungan berkarat (korosi). Proses korosi akan terjadi bila logam
bereaksi dengan oksigen, air atau bermacam-macam asam. Korosi sangat
merugikan karena cepat merusak peralatan. Oleh sebab itu korosi harus
dicegah. Pencegahan korosi dapat dilakukan dengan cara : Pembersihan,
yaitu menjaga peralatan tetap bersih selalu dibersihkan sehabis dipakai.
Melindungi logam agar tidak terkena zat-zat penyebab korosi antara lain
dengan mengolesi oli, mengecat, melapisi dengan anti karat.
8
2) Perawatan Berkala
Maksudnya ialah perawatan yang dilaksanakan secara berkala sesuai
dengan jadwal yang diprogramkan.
Macam-macam kegiatan perawatan berkala antara lain :
a. Pemeriksaan secara periodik.
Maksudnya ialah memeriksa peralatan terhadap bagian-bagiannya untuk
diadakan perawatan pencegahan. Pemeriksaan dapat dilakukan bulan, 6
bulanan atau tahunan.
b. Peyetelan bagian-bagian/komponen.
Selama peralatan beroperasi, dimungkinkan komponen- komponen
berubah posisi karena adanya getaran, perubahan suhu, keausan dan
sebagainya, sehingga baut-baut kendor atau posisi komponen bergeser.
Untuk itu perlu distel kembali agar kembali seperti semula.
c. Penggantian komponen
Dari hasil inspeksi, mungkin ditemukan ada komponen- komponen yang
perlu diganti karena aus, patah atau bengkok hingga tak dapat berfungsi
dengan baik. Untuk itu perlu penggantian komponen. Dalam melaksanakan
perawatan berkala ini, harus bekerja berdasarkan petunjuk perawatan.
9
Bahan pembersih seperti :detergen, karosen, tinner, alkohol, dan
sebagainya
Bahan pelumas seperti : oli dan grease (gemuk) Bahan pencegah korosi
seperti : lak, cat, dll
Bahan suku cadang, mulai dari peralatan penunjang sampai dengan suku
cadang peralatan utama seperti : mur, baut, self-tapping, selongsong
asbes, kabel, zekering dan sebagainya.
5. Prinsip kerja peralatan listrik
Dalam kehidupan kita sehari-hari banyak peralatan yang
memanfaatkan energi listrik sebagai sumber tenaganya. Jika kita
bicara sekilas tentang kelistrikan maka tak dapat kita pungkiri bahwa
hidup kita sangat tergantung kepada listrik, tanpa listrik banyak peralatan
di rumah kita tidak dapat berjalan. Alat-alat komunikasi seperti televisi,
radio, lampu memerlukan listrik agar dapat berfungsi.
Pada dasarnya peralatan-peralatan tersebut memanfaatkan efek fisika
dari listrik dan mengubahnya menjadi energi yang diperlukan untuk
berfungsi. Alat¬alat tersebut mengubah energi listrik menjadi energi
bentuk lain, sepergi energi gerak atau panas, dan memanfaatkan energi
baru tersebut sesuai fungsinya, misalnya setrika yang mengubah energi
listrik menjadi energi panas, dan panas yang dihasilkan digunakan untuk
memanaskan atau menyetrika pakaian kita.
Berikut ini contoh-contoh peralatan rumah tangga yang
memanfaatkan energi listrik dengan mengubahnya menjadi energi bentuk
lain yaitu :
a. Perubahan Energi Listrik Menjadi Energi Gerak
1. Blender
Blender pertama dibuat pada 1922 oleh Stephen J. Poplawski, seorang
Amerika, untuk membuat milk shakes di rumahnya. Di bawah ini adalah
contoh sebuah blender. Blender biasanya digunakan untuk membuat jus,
masakan atau bumbu masak.
10
Gambar 1. blender listrik
2. Kipas Angin
Kipas angin dipergunakan untuk menghasilkan angin. Fungsi yang umum
adalah untuk pendingin udara, penyegar udara, ventilasi, pengering
(umumnya memakai komponen penghasil panas). Kipas angin juga
ditemukan di mesin penyedot debu dan berbagai ornamen untuk dekorasi
ruangan. dibedakan atas kipas
Kipas angin secara umum dibedakan atas kipas angin tradisional
antaralain kipas angin tangan dan kipas angin listrik yang di gerakkan
menggunakan tenaga listrik.
3. Mesin Cuci
Mesin cuci digunakan untuk mencuci pakaian. Mesin cuci pertama
menggunakan motor listrik untuk menggerakan Tabung cuci dibuat pada
tahun 1906. Pada perkembangan selanjutnya, mesin cuci dibuat
11
otomatis, artinya dapat bekerja sendiri tanpa banyak keterlibatan orang
penggunanya. Mesin cuci otomatis pertain dibuat pada tahun 1937• Pada
waktu tersebut harga sebuah mesin cuci sama dengan harga sebuah
mobil. Namun sesuai perkembangan teknologi, mesin cuci yang murah
dapat dibuat pada tahun 1960.
12
di bagian dalamnya. Air panas kemudian dialirkan melalui sebuah pipa di
bagian atas tangki. Air dingin masuk ke dalam tangki dari pipa di bagian
bawah. Untuk mengontrol suhu di dalam tangki, dipasang sebuah
termostat, pengukur suhu yang dapat mematikan listrik apabila air sudah
terlalu panas.
13
Gambar 5. Skema bel listrik
Lampu listrik terdiri dari bagian kontak pada bagian paling bawah yang
kontak Iangsung dengan listrik. Kemudian ada dua buah kawat yang
berdiri tegak menyangga benang filamen di bagian paling atas di dalam
bola lampu.
B. SETERIKA
14
Pada materi ini kita akan belajar tentang setrika, yaitu salah satu alat
pemanas listrik yang biasa digunakan di rumah tangga. Ada beberapa materi
yang perlu kalian pelajari yaitu kalian akan mempelajari mengenai jenis setrika
listrik, komponen setrika listrik, cara merawat setrika listrik.
1. Fungsi dan Prinsip Kerja
Seterika listrik adalah peralatan listrik rumah tangga yang digolongkan
dalam peralatan pemanas berdaya rendah yang berfungsi untuk merapikan atau
melicinkan permukaan pakaian yang kusut setelah dicuci.
15
aliran listrikya. Demikian siklus kerja otomatis ini berulang.
Berdasarkan penjelasan diatas, seterika listrik jika dilihat dari proses kerjanya
dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu seterika biasa dan seterika otomatis.
Seterika biasa tidak menggunakan pengatur panas, sehingga panasnya akan
meningkat terus menurut waktu tersambungnya pada sumber listrik.
Sementara itu, tidak demikian halnya dengan seterika otomatis. Seterika
otomatis akan terputus dari sumber listrik jika mencapai suhu tertentu menurut
pengaturan yang diinginkan, kemudian tersambung kembali setelah suhunya
berada di bawah setting suhu yang telah ditentukan. Pengaturan panas
seterika otomatis ini dapat diperoleh dengan menggunakan peraba suhu yang
disebut termostat.
2. Bagian – bagian utama setrika listrik dan fungsinya :
Sebenarnya, bagian-bagian pada setrika sangatlah berpariasi tergantung dari
jenis dan merk setrika itu sendiri. Namun pada umumnya, hampir semua
seterika pasti memiliki bagian-bagian penting dibawah ini antara lain :
1. Kabel daya
Kabel daya adalah bagian yang pasti terdapat pada setrika lsitrik yang
menggunakan listrik arus Bolak balik (AC) sebagai energinya.
Kabel daya ini terbuat dari fleksible dengan bagian penghantar (inti)
serabut yang dibungkus dengan menggunakan bahan isolasi kain
sebagai pelindungnya sehingga memudahkan pergerakan Seterika listrik
dan juga menjaga agar kael listrik tetap awet meski sering bergerak
elastis
2. Elemen Pemanas
Elemen pemanas atau sering disebut Heater dalam dunia industri.
Elemen pemanas berfungsi untuk mengubah energi lsitrik menjadi energi
panas sehingga mencul panas pada setrika. Elemen pemanas sendiri
terletak pada bagian antara plat alas setrika dan besi pemberat didalam
setrika
16
kabel
cakra pilih
mekanik guling
lampu
sinyal jepitan untuk me-
ringankan kabel
tutup
belakang
pelat
baut tkalian
jarak
lampu
indikator
elemen
pemanas
pengatur
suhu
plat
3. Alas Setrika
17
Alas setrika ini adalah bagian yang berhubungan langsung dengan kain
yang diaturetika. Alas setrika berfungsi untuk mengkompersikan energi
panas pada heater menjadi pelicin pada kain.
Alas setrika biasa terbuat dari bahan–bahan anti karat seperti stenless
steel dan alumnium. Selain anti karat bahan pada alas setrika diharuskan
tidak lengket dan licin agar proses diaturetika manjadi mudah dan tidak
mengotori kain
4. Penutup setrika
Penutup pada setrika bisa juga disebut sebgai Body Setrika karena
fungsi dari penutup ini adalah sebagai isolasi dan juga sebagai pegangan
tangan. Karena berfungsi sebagai pelindung (isolasi) maka penutup
terbuat dari bahan isolasi seperti plastik. Selain untuk melindungi
manusia dari sengatan listrik, penutup setrika juga dibuat agar tahan
panas, sehingga dapat melindungi manusia dari bahaya panas
5. Pemberat setrika
Fungsi dari pemberat setrika adalah sebagai pemberat setrika (yoi bro).
Maksud dari pemberat tersebut adalah untuk mempermudah penggunaan
setrika. Pemberat setrika biasanya terbuat dari besi
6. Pengatur Suhu
Pengatur suhu adalah alat yang digunakan untuk mengatur panas setrika
itu sendiri, sehingga panas pada setrika dapat disesuaikan dengan jenis
kain yang akan di setrika atau dirapihkan. Pengatur suhu biasanya
menggunkan prinsip bimetal.
7. Lampu Indikator
Lampu indikator adalah lampu yang menkaliani bahwa setrika telah
tersambung dengan sumber tegangan, juga dapat menkaliani keadaan
saklar pada setrika (ON atau OFF).
8. Tangkai pemegang setrika
Tangkai pemegang berfungsi untuk penghubung dan pemegang dan
mengendalikan setrika oleh manusia. Karena berhubungan langsung
dengan manusia, maka Tangkai Pemegang setrika terbuat dari bahan
isolasi seperti pelastik dan kayu. Hal ini menghindarkan manusia dari
bahaya arus bocor.
18
9. Reservoir air
Reservoir air hanya terdapat pada setrika berbasis uap, digunkan sebagai
produksi uap (penghasil uap). Reservoir air dapat diisi air dengan mudah,
dan yang tidak ingin ada sistem uap maka bisa membiarkan kosong
Reservoir air tersebut. Jika sudah dipakai usahakan Reservoir air harus
dalam keadaan kering (tanpa air) supaya terhindar dari korosi
Agar lebih jelas silahkan perhatikan gambar berikut ini :
19
Pengaturan panas pada setrika listrik otomatis memanfaatkan sifat besi yang
memuai ketika terkena panas dan menyusut ketika dingin. Ada lempengan kecil
besi khusus yang sifat pemuaiannya tinggi jika terkena panas (sering disebut
automatic-iron) ditempelkan pada satu bagian penyalur panas di badan setrika.
Lempengan kecil automatic-iron ini terhubung secara fisik dengan sebuah leaf-
switch. Dalam kondisi normal hingga batas suhu tertentu leaf-switch
menyambungkan aliran listrik untuk diberikan kepada elemen pemanas sehingga
proses pemanasan pun terjadi.
Apabila panas pada setrika telah mencapai suhu tertentu tingkat pemuaian
automatic-iron akan mencapai taraf yang mampu untuk menekan leaf-switch
sehingga kontaknya akan berpindah dan memutus aliran listrik ke elemen
pemanas. Karena itu proses pemanasan pun dihentikan dan suhu setrika akan
berangsur-angsur menurun.
Turunnya suhu pada setrika akan membuat automatic-iron kembali menyusut
sehingga tekanan kepada leaf-switch berkurang, pada batas tertentu leaf-switch
akan kembali menyambungkan aliran listrik untuk elemen pemanas. Begitulah
proses otomatisasi pengaturan panas pada setrika listrik.
Derajat panas yang membuat automatic-iron menggerakkan leaf-switch bisa
diatur dengan sebuah penyetel kelenturan lempengan automatic-iron, inilah
pengatur putar suhu yang terdapat pada setrika listrik. Untuk melengkapi
penjelasan, berikut ini disertakan gambar bagian dalam dari sebuah setrika listrik
pada umumnya.
20
Pada gambar 10.(A) diperlihatkan bagian belakang setrika setelah penutupnya
dibuka. Ada tiga terminal sambungan yaitu 1, 2, dan 3.
Terminal 1 adalah terminal untuk menautkan satu kaki elektroda + dari lampu
indikator. Terminal ini juga terhubung ke satu elektroda + elemen pemanas dan
kontak out leaf-switch.
Terminal 2 adalah terminal “common” (umum) untuk menautkan sambungan
common kabel AC dan satu kaki elektroda lampu indikator lainnya. Terminal ini
juga terhubung ke elektroda common dari elemen pemanas.
Terminal 3 adalah terminal untuk menautkan sambungan + dari kabel AC.
Terminal ini juga terhubung ke kontak in leaf-switch.
Pada gambar 10.(B) diperlihatkan bagian atas setrika setelah knob-putar
diangkat/dilepas. Untuk membuka bagian dalam setrika, mur yang terdapat di
lubang baut harus dilepas, setelah itu baut-baut pada terminal 1, 2, dan 3 juga
harus dibuka untuk melepaskan sambungan-sambungan kabel dan lampu
indikator yang tertaut kepadanya. “a” adalah lampu indikator.
Gambar 11. Bagian dalam setrika (C) dan setelan kelenturan automatic-iron (D)
Pada gambar 11.(C) tampak bagian dalam setrika. “b” adalah selongsong
berlekuk elemen pemanas, dan “c” adalah lempengan kecil automatic-iron.
Gambar 11. (D) memperlihatkan setelan kelenturan automatic-iron.
Pada gambar 12 diperlihatkan bagian tumpukan di antara leaf-switch. “e” adalah
kontak leaf-switch yang tersembunyi di bagian bawah.
21
Gambar 12. Bagian tumpukan di antara leaf-switch
Bagian lain yang harus dipelihara adalah kabel penghubung, terminal dan
tusuk kontak. Secara visual sebaiknya selalu diperiksa apakah isolasi kabel
masih baik, terminal hubung dari tusuk kontak apakah masih baik
kondisinya.
Bagian-bagian setrika yang mudah rusak.
a. Elemen Panas
Kerusakan pemanas bila terjadi karena pemakaian yang berlebihan,
misalnya pada setrika tanpa pengatur panas. Atau termostat rusak,
sehingga fungsi kontrolnya tidak bekerja. Ada kemungkinan juga salah
pemakaian tegangan, terutama setrika baru. Kawat elemen rusak atau
putus, isolasi elemen rusak, sehingga terjadi hubung singkat ke badan
setrika.
b. Kabel Penghubung
Kerusakan kabel penghubung terjadi karena salah satu kawat atau
keduanya putus akibat sering terpuntir waktu digunakan atau terlipat-
lipat pada saat menyimpannya. Kabel terlalu kecil sehingga menjadi
22
terlalu panas saat digunakan. Isolasi mudah rusak sehingga mudah
mengakibatkan terjadinya hubung singkat. Kabel sudah tua.
c. Terminal dan tusuk kontak hubung.
Kerusakan terminal hubung kabel baik yang dapat dilepas atau yang
tidak terjadi karena kontak yang melonggar, sehingga saat hubung-
lepas menimbulkan bunga api dan meninggalkan arang. Juga karena
panas yang berlebihan atau porselin tusuk kontak hubung pecah,
pegas penjepit hangus atau merenggang.
d. Termostat
Kerusakan termostat terjadi akibat pemakai tidak mematuhi petunjuk
pengaturan pemakaiannya. Atau setrika pernah/sering jatuh, sehingga
mengubah susunan mekanis dari termostat.
23
saklar on-off-nya adalah tombol pengatur suhunya. Tombol pengatur suhu
pada seterika otomatis, berfungsi sebagai pengatur jarak kontak antara lidah-
lidah kontak bimetal yang bersesuaian langsung dengan kuantitas suhu kerja
putus-kontaknya seterika terhadap sumber listrik yang mensupleinya.
Dengan demikian tombol pengatur suhu tersebut dapat dianggap sebagai
pengatur kerja saklar on-off.
(3) Tusukkan ‘tusuk kontak’ dengan benar pada stop kontak sumber listrik AC
tegangan 220 ~ 230 volt, 50 ~ 60 Hz. Perhatian! Besaran ini tidak boleh
dilanggar. Pelanggaran terhadap besaran listrik ini dapat menyebabkan
kerusakan fatal pada seterika. Pegang dengan baik ujung tusuk kontak
(bukan kabel penghantarnya) saat menusukkan dan melepaskan tusuk
kontak ke dan dari stop kontak.
(4) Perhatian! Bodi seterika tidak boleh dicuci. Di dalam bodi seterika terdapat
rangkaian kelistrikan seterika. Pencucian bodi seterika akan membasahi
rangkaian kelistrikan seterika. Hal ini dapat mengakibatkan rangkaian
kelistrikan seterika terhubung singkat (korsleting). Dampak selanjutnya
rangkaian kelistrikan dan elemen seterika akan terbakar ketika dihubungkan
pada sumber listrik.
24
4. Berdasarkan hasil pemeriksaan ini kemudian dibuat laporan hasil
pemeriksaan dan kerja sebagai bukti bahwa telah dilakukan pengujian
terhadap kinerja seterika. Disamping itu, harus dilaporkan pula tentang
jenis kerusakan, bagian/komponen yang diperbaiki dan atau diganti.
Laporan ini sangat diperlukan pada perawatan berikutnya, yaitu bila alat
yang sama mengalami kerusakan lagi.
25
C. PEMANGGANG ROTI
26
panel
panel belakang terminal pelindung
pemantul daya terminal
panel
elemen samping
pemanas atas
motor
elemen
pemanas sakelar
bawah rak oven kontrol
keadaan
pegas lampu
pengunci indikator
pintu termostat
tombol
kontrol suhu
Dudukan Roti
Dudukan roti dibuat sedemikian rupa, sehingga dapat dinaik/turunkan.
Menurunnya dilakukan dengan cara ditekan (secara manual),
sedangkan gerakan naik kembalinya terjadi secara otomatis menurut
panas dan lamanya waktu pemanggangan yang ditentukan (diset).
Pengatur Panas dan Timer
Pada peralatan pemanggang roti biasanya dilengkapi dengan pengatur
panas dengan bimetal atau dengan pengatur lamanya waktu
pemanggangan (timer). Baik pengaturan pemanggangan dengan
menggunakan pengatur panas dengan bimetal ataupun pengatur
27
waktu (timer), pengaturannya dilakukan dengan cara memutar tombol,
dengan kedudukan light, medium dan dark atau dengan kedudukan 1,
2 dan 3.
Perlengkapan Mekanik Lainnya
Selain bagian-bagian yang disebutkan di atas, pemanggang roti juga
dilengkapi dengan bagian-bagian mekanik lainnya seperti pengangkat
roti ke atas, bila roti telah cukup panas/waktu pemanggangannya. ada
jenis lain pemanggang roti seperti yang terlihat gambar 16. Pada
prinsi0nya sama dengan pemanggang lainnya.
Keterangan :
A. Handle
B. Browning selector dial
C. “Stop” Button
28
a. Terminal daya di dalam pemanggang roti mengumpulkan lemak dan
kotoran, dan ini dapat menyebabkan gangguan. Setiap tahun sekali,
bongkarlah oven dan bersihkan terminal-terminalnya; lepaskan setiap
terminal dan bersihkan kontak logam dengan steel wool yang baik.
Perbaikilah kontak-kontak listrik pada terminal. Gunakan kain lembut yang
dibasahi dengan larutan air dan detergen RT untuk membersihkan lemak
dari unit. Untuk menjaga reflektor di dalam oven cucilah; bersihkan secara
baik untuk menjaga efisiensi pemanasan dan pemasakan. Bersihkan sisa-
sisa pada baki logam sekali sebulan untuk menjaga pemanggang roti agar
bebas dari kotoran.
b. Pintu pemanggang roti dapat menyebabkan permasalahan jika tidak
mengunci secara baik; oven tidak akan beroperasi dengan pintu terbuka.
Jika pintu tidak dapat mengunci secara pas, problem mungkin terletak
pada rakitan kunci dan pegas. Jika pegas telah keluar dari lubangnya,
masukkan kembali. Jika pegas sudah longgar atau hancur, gantilah
dengan yang baru yang sejenis; keluarkan pegas yang lama dan
masukkan yang baru pada tempatnya. Jika kunci dan pengangkat kunci
terjepit atau tidak mengunci, bersihkan ia sampai tuntas; kemudian
lumasilah kunci dan pengangkat kunci dengan pelumas tahan panas, yang
dibuat untuk pesawat2 yang menghasilkan panas. Jika pintu sampai tidak
ngunci secara baik, gantilah pengunci dengan yang baru yang sejenis.
Ikatkan pada engsel pintu atau gantilah dengan yang baru. Bila perlu,
gantilah pintu oven masuk dengan yang baru yang sejenis.
c. Sakelar kontrol pada oven mempunyai beberapa kedudukan; jika oven
tidak panas, permasalahan mungkin disebabkan oleh sakelar ini. Angkat
papan kontrol dan cek terminal-terminal sakelar; jika kotor atau korosi,
bersihkan dengan steel wool yang baik. Jika oven sampai tidak panas,
sakelar mungkin rusak. Tes sakelar dengan AVO. Tempelkan probe tester
pada salah satu terminal sakelar, dan set meter pada skala Rx1. Kemudian
sentuh setiap terminal yang lain pada putaran probe AVO yang lain. Jika
sakelar kontrol bekerja secara baik, AVO harus terbaca nol pada setiap
kedudukan sakelar; jika meter terbaca lebih tinggi dari nol pada beberapa
kedudukan, sakelar rusak, dan harus diganti. Gantilah sakelar yang rusak
29
dengan sakelar baru yang sejenis. Putuskan ujung-ujung kawat ke sakelar
lama, kembalikan beberapa sekrup pengencang sakelar ke rumah oven,
dan keluarkan sakelar lama. Tempatkan sakelar baru pada unit dan
sambungkan dengan cara yang sama seperti sakelar lama.
d. Sebuah termostat bimetal bilah kecil, diatur oleh tombol kontrol,
mengontrol kuantitas panas yang dihasilkan oleh elemen pemanas oven.
Jika elemen pemanas tidak panas, dan sakelar kontrol berfungsi, ceklah
titik kontrol pada termostat; jika kotor atau terkorosi, bersihkan dengan
kertas amplas dan kain yang lembut. Jika elemen sampai tidak panas,
termostat rusak. Tes termostat dengan AVO. Keluarkan ujung-ujung kawat
dari terminalnya dan set sakelar kontrol ke posisi tinggi; tempelkan probe
tester ke terminal termostat, dan set meter pada skala Rx1. Jika meter
terbaca nol, termostat kerja, jika meter terbaca lebih dari nol, termostat
rusak, dan harus diganti. Gantilah termostat yang rusak dengan yang baru
yang sejenis. Keluarkan sekrup pengencang termostat ke rumah oven dan
bawa ke luar. Tempatkan termostat baru dan pasangkan dengan cara yang
sama seperti termostat lama, pertama sekrupkan ke rumah oven dan
kemudian sambungkan ke terminal.
e. Beberapa pemanggang roti mempunyai sebuah timer disambungkan ke
termostat dan mengontrol hidup matinya elemen pemanas secara otomatis
tepat pada waktunya. Jika oven bekerja terlalu panas, itu mungkin sebab
timer tidak mematikannya ketika itu tidak diperhitungkan; jika oven tidak
mengambil panas yang cukup, timer dapat mematikan oven secara cepat.
Timer ditempatkan pada panel kontrol; tarik (lepaskan) tombol timer dan
tombol yang lain dan kontrol dan keluarkan panel kontrol untuk
mendapatkannya. Cek terminal-terminal timer; jika terminal-terminal kawat
hangus, kotor, atau terkorosi, lepaskan ujung-ujung dan bersihkan dengan
kertas amplas dan kain pembersih. Kemudian gantilah ujung-ujung dan
kencangkan semua sambungan. Jika timer sampai tidak bekerja dengan
baik, kemungkinan rusak. Keluarkan timer dan bawa ke servis profesional
untuk dites; jangan mencoba mengetes sendiri. Buat diagram sambungan
timer sehingga Kalian dapat menyambungkannya secara benar; kemudian
putuskan ujung-ujung kawat ke timer. Keluarkan sekrup atau munculkan
30
kekang pegas yang memegang timer ke rumah oven, dankeluarkan timer.
Jika timer rusak, gantilah dengan yang baru yang sejenis. Sambungkan
timer baru dengan cara yang sama seperti pada sambungan timer yang
lama.
f. Jika pemanggang roti mempunyai alat panggang (rotisserie), dan itu tidak
berputar, juga gearnya tersumbat atau motornya mati. Bersihkan beberapa
sisa2 yang mungkin mengganggu gerakan gear, dan mencoba putaran
setiap gear dengan tangan. Jika putaran gear sangat mudah, motor
kemungkinan rusak; jika gear tidak dapat berputar atau sangat sulit untuk
berputar, gear mungkin tertahan atau patah. Dalam hal ini, gear harus
diganti. Pada beberapa pemanggang roti gear dan motor adalah satu
rakitan; jika rakitan masuk gear rusak — gear dan rakitan — harus diganti.
Ganti gear atau rakitan dengan gear yang baru atau rakitan gear-motor
yang sejenis. Keluarkan gear dengan melepas bantalan sekrup yang
memegang kotak gear atau rakitan gear-motor masuk pada tempatnya;
yakinkan bahwa gear menarik poros motor. Kemudian amankan sekrup
yang memegang rakitan pada tempatnya. Jika gear tidak rusak, teslah
motor dengan AVO. Putuskan terminal-terminal motor dan jepitkan probe
AVO ke ujung-ujung motor. Set meter pada skala Rx1. Jika meter
membaca antara 40-100, motor masih berfungsi dengan baik; jika meter
membaca lebih tinggi dari 100, motor rusak, dan harus diganti. Gantilah
motor dengan yang baru yang sejenis. Keluarkan sekrup yang memegang
motor ke bodi oven, dan keluarkan motor lama. Set motor baru di
tempatnya seperti posisi motor yang lama, dan gantilah sekrup yang
memegang motor ke bodi. Sambungkan ujung-ujung motor dengan cara
yang sama seperti ujung-ujung kawat motor yang lama disambungkan.
g. Elemen pemanas oven mungkin terdiri dari lilitan kawat tahanan atau
sebuah elemen yang kaku; elemen dimasukkan atau disekrup masuk pada
terminalnya. Jika elemen tidak panas, pertama cek hubungan dan
yakinkan bahwa elemen ditempatkan secara baik atau dimasukkan;
kencangkan sekrup atau colok elemen ke dalam pemegangnya. Jika
sambungan baik tetapi elemen sampai tidak panas, mungkin rusak. Teslah
elemen pemanas dengan AVO. Lepaskan steker atau sekrup elemen dari
31
terminalnya; dalam beberapa pemanggang roti, Kalian mungkin harus
membongkar unit untuk mengerjakan ini. Tempelkan probe AVO ke
elemen, dan set meter pada skala Rx1. Jika AVO terbaca dari 10-20,
elemen masih siap kerja; jika terbaca lebih dari 20, elemen rusak, dan
harus diganti. Gantilah elemen yang rusak dengan yang baru yang sejenis;
pasangkan elemen baru dengan cara yang sama seperti pada elemen
lama.
h. Pemanggang roti kadang-kadang mempunyai sebuah lampu indikator,
yang menyala jika oven hidup. Jika lampu indikator tidak menyala, lampu
mungkin mati. Bongkar oven seperlunya untuk mendapatkan lampu
indikator, dan ambil bola lampu. Ganti bola lampu yang telah mati dengan
yang baru yang sejenis dan mempunyai data kelistrikan yang sama, untuk
digunakan pada pesawat2 yang menghasilkan panas. Sambungkan bola
lampu baru dengan cara yang sama seperti pada sambungan bola lampu
yang lama.
32
roti sambil digoyang-goyangkan dengan hati-hati. Ulangi langkah ini jika
perlu.
6. Selanjutnya, bersihkan bagian luar pemanggang. Kalian dapat
menggunakan larutan cairan pembersih dan air hangat yang dituangkan
sedikit pada kain bersih. Lalu, seka seluruh permukaan bagian luar hingga
bersih. Gunakan sikat gigi atau kuas untuk membersihkan bagian yang
sulit terjangkau kain. Pastikan untuk membersihkan bagian sisi, atas, dan
bawah pemanggang hingga bersih.
7. Pemanggang Kalian pun bersih dan siap digunakan kembali. Namun, perlu
Kalian ingat dalam membersihkan pemanggang roti, ada beberapa hal
yang wajib Kalian perhatikan, yaitu :
Jangan membersihkan pemanggang roti ketika panas karena dapat
membahayakan Kalian. Sabar dan tunggulah sampai benar-benar
dingin.
Pastikan tempat roti dan logam pemanas pada pemangang roti
Kalian tidak terkena air.
Jika Kalian cukup sering menggunakan alat pemanggang, aturlah
jadwal untuk membersihkannya secara rutin. Dengan perawatan
yang teratur, pemanggang roti Kalian pun akan tetap bersih, terlihat
baru, dan tahan lama.
33
D. PENANAK NASI
34
1. Pan bagian dalam, untuk menempatkan beras yang akan ditanak,
terbuat dari logam/ alluminiumnya yang dilapisi bahan anti lengket.
2. Elemen pemanas
Pada rice cooker tertentu pemanas ini dililitkan pada bagian samping pan
bagian dalam. Untuk jenis seperti ini, apabila elemen rusak dapat
diperbaiki. Namun pada kebanyakan rice cooker yang diperdagangkan
sekarang (seperti contoh gambar 16) elemen pemanas ditempatkan
dalam bagian/pipa yang solid/permanen, sehingga bila rusak sukar
diperbaiki. Rumah bagian luar (out case) sebagai pelindung dari pan
bagian dalam dan elemen. Pada bagian ini biasanya terdapat saklar dan
terminal untuk kabel tenaga. Saklar umumnya mempunyai 2 kedudukan
yaitu kedudukan cooking dan warm.
3. Kabel tenaga
Kabel ini biasanya terdiri dari tusuk kontak untuk ke sumber listrik dan
kontra steker untuk keterminal pada peralatan. Bila peralatan tidak
dipakai, kabel dapat dilepas dan disimpan terpisah.
4. Tutup
Kebanyakan rice cooker mempunyai dua buah tutup yaitu satu tutup
untuk pan bagian dalam dan satu lagi tutup bagian atas yang dilengkapi
dengan klem. Gambar bagian-bagian dari rice cooker secara lengkap
ditunjukkan pada gambar 16
35
Gambar 16 Bagian-bagian dari rice cooker
Panci rice cooker merupakan suatu bagian dari rice cooker yang cukup krusial
untuk dibahas. Pada umumnya, panci rice cooker terbuat dari campuran bahan
teflon. Sebagian lagi mulai berinovasi membuat panci rice cooker dari
bahan stainless steel yang memiliki kualitas lebih bagus dan dikenal lebih tahan
lama. Panci rice cooker ini memiliki nilai yang penting sebagai bagian rice cooker
dan fungsinya sebagai tempat menanak nasi dan beragam menu lainnya. Untuk
menjaga kinerjanya tetap optimal, maka panci rice cooker harus digunakan dan
dirawat sesuai dengan ketentuan.
Masalah yang sering kali meresahkan ibu rumah tangga yang menggunakan rice
cooker ialah panci rice cooker yang berkerak, tergores, mengelupas dan
sebagainya. Masalah semacam itu sebenarnya hadir oleh masalah kecil yang
dibiarkan membesar, yakni panci kotor yang dibiarkan begitu saja. Kotoran pada
panci rice cooker tidak lain ialah sisa kerak nasi atau makanan lainnya.
Alat dan Bahan Perawatan :
Alat dan bahan yang diperlukan untuk membersihkan panci rice cooker antara
lain:
36
1. Spons lembut
2. Sikat gigi bekas, bersihkan terlebih dulu
3. Cairan pencuci piring
4. Air hangat dan air bersih secukupnya
Pastikan sambungan listrik dengan rice cooker telah tercabut dengan sempurna.
Buka penutupnya, ambil nasi yang masih tersisa. Kemudian diamkan rice cooker
hingga panci rice cooker menjadi dingin. Membersihkan panci rice cooker dalam
keadaan panas berpotensi merusak lapisan permukaannya sehingga mudah
mengelupas. Oleh sebab itu, bersihkan panci rice cooker jika telah dingin.
Ada 2 cara pembersihan panci rice cooker yang bisa Kalian terapkan, yakni cara
manual dan cara cepat. Berikut penjelasan keduanya.
Perawatan Cara Manual
Cara manual ini bisa juga disebut dengan cara tradisional atau yang biasa
diterapkan oleh masyarakat pada umumnya. Cara membersihkan panci rice
cooker dengan cara manual yaitu dimulai dengan merendamnya di dalam air
dingin atau hangat hingga kerak nasi yang menempel terkelupas secara
menyeluruh. Lalu gosokkan dengan spons lembut yang telah dicelupkan pada
campuran air dan larutan cairan pencuci piring. Bila kerak masih menempel,
gunakan sikat gigi bekas untuk menyikatnya. Sikat secara perlahan dan jangan
terlalu keras.
Setelah itu, bilas dengan air bersih sampai seluruh busanya larut dan kesat. Lalu
diamkan hingga kering.
Perawatan Cara Cepat
Seperti namanya, cara cepat ini akan menghemat waktu dan tenaga kalian
dalam membersihkan panci rice cooker. Bahkan bisa dibilang lebih ampuh
sebagai cara membersihkan kerak rice cooker yang sering kali menjadi masalah
bagi ibu rumah tangga. Pada cara cepat ini, setelah seluruh sisa nasi
dikeluarkan, masukkan air secukupnya ke dalam rice cooker. Kemudian
sambungkan kembali listrik pada rice cooker dan tekan tombol cook.
Perhatikanlah apakah kerak nasi yang menempel tersebut mengelupas secara
perlahan atau tidak. Kalian juga bisa mempercepat proses ini dengan mengeruk
kerak nasi tersebut dengan menggunakan sendok kayu atau sejenisnya. Setelah
semua kerak terkelupas sebelum air mendidih, matikan rice cooker. Diamkan
37
beberapa saat hingga dingin lalu cucilah secara manual panci rice cooker agar
lebih bersih. Itulah dua cara membersihkan panci rice cooker yang perlu Kalian
ketahui.
38
yang perlu dilakukan ialah menghilangkan jamur-jamur tersebut dari permukaan
rice cooker.
Jamur bisa hilang jika dipanaskan dengan suhu tertentu, jadi rendamlah panci
rice cooker dalam air hangat kurang lebih 30 menit hingga jamur-jamurnya
mengelupas dengan sendirinya. Jangan gunakan air yang terlalu panas atau
merendamnya terlalu lama karena bisa menyebabkan lapisan panci rice cooker
mengelupas.
Setelah itu, rendam kembali panci rice cooker ke dalam air dingin yang telah
dicampur dengan cairan pencuci piring selama kurang lebih 10 menit.
Selanjutnya gunakan busa spons lembut atau sikat halus berukuran kecil yang
telah diolesi cairan pencuci piring untuk membersihkan seluruh lapisan panci rice
cooker. Gosok secara perlahan dan menyeluruh. Kemudian bilas dengan air
bersih beberapa kali.
Keringkan panci rice cooker dengan cara mendiamkannya di atas lap kain
lembut. Panci rice cooker siap digunakan.
Sementara itu, cara membersihkan rice cooker bagian tubuh baik luar maupun
dalam tidak sesulit yang Kalian bayangkan. Mulanya, bersihkan dulu kotoran
kering yang melekat dengan sikat halus berukuran kecil. Kalian juga bisa
menggunakan sikat gigi bekas. Balik tubuh rice cooker agar seluruh kotoran di
dalamnya dapat dikeluarkan.
Selanjutnya, gunakan lap kain halus yang telah dibasahi dengan air bersih dan
cairan pencuci piring untuk membersihkan permukaan rice cooker luar maupun
dalam. Gosokkan perlahan dan merata. Ulangi cara ini hingga seluruh noda
terangkat.
Setelah semua bagian dibersihkan selanjutnya gunakan lap kain halus yang baru
untuk membilas rice cooker tersebut. Caranya, basahi dengan air bersih dan
usapkan pada permukaan rice cooker hingga mengkilap. Jangan gunakan terlalu
banyak air, melainkan secukupnya saja agar tidak ada air yang masuk ke dalam
mesin rice cooker.
Sedangkan untuk mengeringkannya, usapkan dengan lap kain halus yang kering
dengan cara mengusapkannya. Diamkan sejenak hingga rice cooker benar-
benar kering. Rice cooker siap digunakan.
39
Cara Membersihkan Rice Cooker Berdasarkan Komponennya
1. Panci Rice Cooker
Bagian yang satu ini merupakan bagian rice cooker yang paling mudah
dibersihkan, caranya yaitu:
Cabutlah sambungan listrik terhadap rice cooker
Keluarkan seluruh sisa nasi yang masih melekat pada panci rice cooker.
Pisahkan dan isilah panci rice cooker dengan air panas dan sabun
pencuci piring. Diamkan hingga lapisan keraknya mengelupas bersama air di
dalamnya. Lalu buanglah seluruh air tersebut.
Gunakan spons lembut dan sabun pencuci piring untuk membersihkan
panci rice cooker.
Lalu bilas dengan air bersih dan diamkan hingga kering.
Gunakan panci rice cooker saat sudah benar-benar kering.
2. Bagian Dalam Rice Cooker
Bagian dalam rice cooker ialah bagian bersusun tempat meletakkan panci rice
cooker, yang terbuat dari bahan besi atau semacamnya. Cara membersihkannya
yaitu:
Basahi spons atau kain yang bertekstur lembut dengan air bersih dan
sedikit (1-2 tetes) cairan pencuci piring. Usapkan pada permukaan bagian
dalam rice cooker. Untuk celah-celah kecil, Kalian bisa menggunakan sikat
gigi bekas atau kuas kecil untuk menjangkaunya.
Cuci spons atau kain lembut tersebut hingga bersih, lalu gunakan kembali
untuk menghilangkan sisa busa yang masih menempel.
Kemudian keringkan dengan kain lembut yang baru dan kering.
Diamkan hingga benar-benar kering dan siap digunakan.
3. Tabung Penyimpanan Uap Air
Tabung penyimpanan uap air perlu dibersihkan secara rutin agar tidak
menimbulkan bau yang tidak sedap.
Buang air yang terdapat di dalamnya, lalu rendam tabung penyimpanan
uap air ke dalam air panas.
Bersihkan dengan spons lembut dan cairan pencuci piring.
Bilas dengan air bersih, lalu keringkan.
4. Bagian Tutup Rice Cooker
40
Bagian tutup rice cooker harus dibersihkan secara teratur bila tidak ingin berbau
dan rusak. Terutama pada lempengan plastiknya.
Lepaskan lempengan pada penutup rice cooker. Tidak semua jenis rice
cooker bisa dilepaskan pada bagian ini.
Bersihkan seperti halnya dengan cara membersihkan bagian dalam rice
cooker.
Pasang kembali semua komponennya setelah benar-benar kering.
LATIHAN
Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di
kerjakan latihan berikut ini.
(1) Coba kalian amati disekililing kamu bisa di rumah kalian, saudara atau
kerabat. Sebutkan peralatan listrik rumah tangga yang ada! Dari peralatan
tersebut, sebutkkan peralatan listrik rumah tangga yang mengguakan prinsip
kerja pemanas? Jelaskan fungsi dan prinsip kerjanya? Dari pemgamatan
kalian identifikasilah bagaimana kondisinya?Butuh perawatan ataukah
perbaikan? Kalau butuh perawatan, jelaskan bagaiman cara perawatannya !
41
KESIMPULAN
42
TES FORMATIF 1
Pilihlah jawaban yang paling tepat dari pernyataan di bawah ini dengan memberi
tanda silang (X) pilihan jawaban a, b, c, atau d pada lembar jawaban.
43
c. bimetal
d. timer
8. Gerakan naik kembali dudukan roti pada pemanggang roti berdasarkan kerja
…
a. thermostat
b. pegas mekanik
c. bimetal
d. tombol pengatur
44
d. 300 ohm
11. Pernyataan berikut ini adalah penyebab kerusakan pemanggang roti pada
umumnya, kecuali …
a. pemakaian yang kuntinyu
b. kotor karena lemak dan sisa pembakaran
c. elemen pemanas putus
d. Kesalahan pemakaian
12. Cara merawat pemanggang roti yang paling efektif dan ekonomis adalah
dengan cara ….
a. Pemakaian yang sekali-sekali saja
b. Membersihkan setiap selesai dipakai
c. Menyimpan di dalam kotak tertutup
d. Mengganti komponen yang sudah aus
14. Agar penanakan nasi hasilnya baik, rice cooker disebut juga sebagai slow
cooker dengan alasan ….
45
a. waktu pemanasan terlalu lama
b. panas awal yang dihasilkan cukup lama
c. panas setelah penanakan bertahan lama
d. waktu penanakan cukup lama
15. Pada rice cooker yang mempunyai dua posisi saklar warm dan cooking,
apabila pada posisi warm berarti ….
UMPAN BALIK
Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif pada akhir
modul. Hitunglah jawaban Anda yang benar, kemudian gunakan rumus di bawah ini
untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 1 ini.
Rumus
Jumlah jawaban Anda yang benar
Tingkat penguasaan = --------------------------------------- X 100%
10
46
KUNCI JAWABAN TES FORMATIF 1
No
1.C 9. A
2.A 10.A
3.B 11.B
4.C 12.B
5.C 13.C
6.D 14.D
7.B 15.A
8.B
47
DAFTAR PUSTAKA
48
GLOSARIUM
Bimetal : Logam yang terdiri dari dua jenis logam yang berbeda
koefisien muai panjangnya. Digunakan sebagai
pendeteksi / pengatur panas pada seterika listrik.
49
50