Pasal 164
mengatur soal sanksi tambahan bagi orang yang dimaksud dalam pasal 162. Sanksi
tambahan itu berupa perampasan barang yang digunakan dalam melakukan tindak pidana,
perampasan keuntungan yang diperoleh dari tindak pidana, dan/atau kewajiban membayar
biaya timbul akibat tindak pidana.
Dihapusnya pasal 165 UU Minerba Lama
Pasal 165 dalam UU Minerba lama memuat sanksi pidana bagi pejabat yang korupsi Izin
Usaha Pertambangan (IUP), Izin Pertambangan Rakyat (IPR), dan Izin Usaha
Pertambangan Khusus (IUPK).
Pasal ini menyebut “setiap orang yang mengeluarkan IUP, IPR, atau IUPK yang
bertentangan dengan undang – undang ini dan menyalahgunakan kewenangan diberi
sanksi pidana paling lama 2 (dua) tahun penjara dan denda paling banyak RP.200.000.000
(dua ratus juta).”
Pasal 169A
Pasal ini mengatur tentang perpanjangan Kontrak Karya (KK) dan perjanjian Karya
Pengusahaan Pertambangan Batu Bara (PKP2PB) tanpa melalui lelang. KK dan PKP2PB
diberi jaminan Otomatis 2X10 tahun tanpa harus mengurang perluasan wilayahnya.
Pasal 169B ayat (5)
Pemegang KK dan PKP2PB dalam mengajukan permohonan IUPK sebagai kelanjutan
Operasi Produksi Kontrak/Perjanjian dapat mengajukan permohonan wilayah di luar WIUPK
untuk tahap kegiatan operasi produksi kepada menteri untuk menunjang kegiatan usaha
pertambangan.
Hal ini tentu sangat berbahaya dan dalam konteks Kalimantan Timur kehadiran UU MINERBA
baru ini akan memperpanjang krisis yang terjadi. Masyarakat Kalimantan Timur telah banyak
kehilangan mata pencaharian akibat aktivitas pertambangan, lahan produktif diubah menjadi tambang
batubara, maraknya pertambangan ilegal, Banjir, longsor, banyaknya lubang tambang yang tidak
ditutup oleh pemilik perusahaan dan hingga 2020 telah menewaskan 37 anak dan masyarakat
Kalimantan Timur justru hidup dalam kemiskinan di tengah sumber daya alam yang melimpah yang
tiap hari dikeruk.
Pertanyaan besar bagi masyarakat Kalimantan Timur? Kemana dana jaminan reklamasi dan
pasca tambang untuk menutup lubang tambang? tambang ilegal yang harusnya diberantas mengapa
terus beroprasi? Perusahaan yang tidak menjalankan aturan mengapa tidak diberikan sanksi?
Perusaahan PKP2B yang selama ini mengeruk sumber daya alam Kalimantan Timur mengapa justru
masyarakatnya dalam belenggu kemiskinan, lalu apa kontibusinya?
Maka dari itu Kami dari Mahasiswa Kalimantan Timur Menggugat (MAHAKAM) yang
Organisasi yang tergabung :
HMI, GMNI, PMII, IMM, KAMMI, GMKI, LMND,PMKRI, BEM FISIP UNMUL, BEM
HUKUM UWGM
tergabung dari beberapa organisasi menuntut :
Narahubung :
Yani : 0895410310904
Welli : 081350403238