Oleh:
SYATIRAH RIZKY ANANDA
111 2018 2030
PENDAHULUAN
Infeksi ini dapat mengenai laki – laki maupun perempuan dari semua
umur pada anak, remaja, dewasa ataupun umur lanjut. Data penelitian
epidemologi klinik melaporkan hampir 25 – 35 % semua perempuan dewasa
pernah mengalami infeksi saluran kemih.2
Infeksi saluran kemih merupakan salah satu penyakit infeksi yang sering
ditemukan di praktik umum. Walaupun bermacam – macam antibiotika sudah
tersedia luas di pasaran. Mikroorganisme paling sering menyebabkan infeksi
sauran kemih adalah jenis bakteri aerob. Saluran kemih normal tidak dihuni oleh
bakteri atau mikroba lain. 3
Infeksi saluran kemih dibedakan atas infeksi saluran kemih atas (seperti
pielonefritis) dan infeksi saluran kemih bawah (seperti sistitis atau uretritis).
Sistitis akut (infeksi vesika urinaria) dan pielonefritis (infeksi pelvis dan
interstisium ginjal) adalah infeksi yang paling berperan dalam menimbulkan
morbiditas, tetapi jarang berakhir sebagai gagal ginjal progresif.4
A. Identitas Pasien
1. Nama : Nn. R
2. Umur : 14 tahun
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Tanggal Lahir : 1 Juni 2005
5. Agama : Islam
6. Alamat : Jl. Rudal 4 B18/11
7. Bangsa Suku : Bugis
8. No. RM : 463
9. Tanggal Masuk : 1 Juli 2019/Pukul 11.00 WITA
B. Status Umum
1. Keluhan Utama:
Nyeri perut bawah
2. Anamnesis Terpimpin:
Pasien perempuan 14 tahun datang ke puskesmas ditemani ibunya
dengan keluhan nyeri perut bagian bawah ± 1 minggu yang lalu. BAK
terasa nyeri. BAK ada darah (-), berpasir (-), batu (-). Mual (-), muntah (-),
BAB normal. Riwayat penyakit yang sama tidak ada, riwayat kebiasaan
mandi 1x sehari, riwayat keluarga tidak ada, riwayat konsumsi obat tidak
ada.
Riwayat Penyakit Sebelumnya:
Diketahui bahwa pasien belum pernah memiliki riwayat penyakit
yang sama sebelumnya.
Riwayat Penyakit Keluarga:
Dari Anggota keluarga, tidak ada yang memiliki riwayat penyakit
yang sama sebelumnya.
C. Penilaian Status Gizi
Umur : 14 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Ukuran Tubuh
BB : 47 kg
PB : 151 cm
IMT : 20,6 kg/m2 (normal)
D. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum
Sakit ringan/Gizi baik/GCS E4M6V5
2. Tanda Vital
Tekanan Darah : 120/80 mmHg
Nadi : 94 kali / menit
Pernapasan : 26 kali / menit
Suhu : 36,7oC
3. Kulit
Warna kulit : Kuning langsat
Turgor : baik
Sianosis : Tidak ada
4. Kepala
Kepala
o Ukuran : Normocephal
o Rambut : Hitam, tidak mudah dicabut
Wajah
o Bentuk : Simetris
o Edema : Tidak ada
Mata
o Mata cekung : Tidak ada
o Konjunctiva pucat : Tidak ada
o Sklera ikterik : Tidak ada
o Pupil : Isokor (+/+), Refleks Cahaya (+/+)
Hidung
o Deformitas : Tidak ada
o Sekret : Tidak ada
o Napas cuping hidung : Tidak ada
Telinga
o Deformitas : Tidak ada
o Tanda infeksi : Tidak ada
o Sekret : Tidak ada
Mulut
o Trismus : Tidak ada
o Bibir Membiru : Tidak ada
o Bibir kering : Tidak ada
o Lidah kotor : Tidak ada
o Perdarahan gusi : Tidak ada
o Mukosa pipi : Tidak ada kelainan
o Selaput lidah : Tidak ada kelainan
Tenggorokan
o Uvula : Ditengah
o Faring : Tidak Hiperemis
o Tonsil : T1 – T1 tidak Hiperemis
5. Leher
Kaku kuduk : Tidak ada
6. Thorax
Inspeksi : Normochest, Pengembangan dada kiri =
kanan, Gerakan simetris kiri = kanan,
Retraksi (-). Iga gambang ada
Palpasi : Fremitus raba kiri = kanan, nyeri tekan(-),
massa (-)
Perkusi : Sonor kiri = kanan
Auskultasi
Bunyi pernafasan : Vesikuler
Bunyi tambahan :Wheezing (-/-), Rhonki (-/-)
7. Cor
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
Palpasi : Ictus cordis tidak teraba
Thrill tidak teraba
Perkusi : Batas atas: ICS 2 linea parasternalis sinistra
Batas kiri:ICS 5 midclavicula sinistra
Batas kanan: ICS 4 linea parasternalis dextra
Auskultasi : BJ I/II murni-regular, murmur (-).
8. Abdomen
Inspeksi : Datar. Ikut gerak napas
Auskultasi : Peristaltik (+) Kesan: Normal
Perkusi : Tympani (+)
Palpasi : Dinding perut rileks, Nyeri tekan (+) suprapubik,
Tidak teraba massa tumor, lien/hepar tidak teraba.
Acites tidak ada.
9. Ekstremitas
Akral hangat, edema (-), deformitas (-)
E. Pemeriksaan Penunjang
Darah Rutin (01/7/2019)
Sedimen Urine
Leukosit: 2-4 / Lpb
Eritrosit: 2-4 / Lpb
Epitel sel: positif
F. Resume Pasien
Pasien perempuan 14 tahun datang ke puskesmas ditemani ibunya dengan
keluhan nyeri perut bagian bawah ± 1 minggu yang lalu. BAK terasa nyeri.
BAK ada darah (-), berpasir (-), batu (-). Mual (-), muntah (-), BAB normal.
Riwayat penyakit yang sama tidak ada, riwayat kebiasaan mandi 1x sehari,
riwayat keluarga tidak ada, riwayat konsumsi obat tidak ada.
Dari hasil pemeriksaan tanda vital didapatkan keadaan umum pasien :
Sakit ringan/Gizi baik/GCS E4M6V5. Status vitalis didapatkan Tekanan
darah 120/80 mmHg, nadi 94 kali/menit, pernafasan 26 kali/menit, suhu
36,7oC. Hasil pemeriksaan fisik didapatkan nyeri tekan suprapubic.
G. Diagnosis Kerja:
Infeksi Saluran Kemih
H. Tatalaksana
Non Farmakoterapi
1. Jaga kebersihan dan hiegenitas
2. Membersihkan kemaluan dari depan ke belakang
3. Banyak minum air putih
4. Sering mengganti pembalut jika sedang haid
Farmakoterapi
1. Cefadroksil 500mg 1 dd 1
2. Paracetamol 500mg 3 dd 1
3. Vit. BCom 2 dd 1
BAB III
PEMBAHASAN
A. Definisi
- ISK complicated (rumit), yaitu infeksi saluran kemih yang terjadi pada
pasien yang menderita kelainan anatomis/ struktur saluran kemih , atau
adanya penyakit sistemik. Kelainan ini menyulitkan pemberantasan
kuman oleh antibiotika.
1. Anatomi
Perempuan
Laki – laki
b. ISK atas
Penyebab terbanyak adalah bakteri gram-negatif termasuk bakteri yang biasanya menghuni usus kemudia naik ke sistem saluran
kemih. Dari gram negatif tersebut, Escherichia coli menduduki tempat teratas kemudian diikuti oleh :2
1. Eschrichia coli 50 – 90
2. Klebsiela atau enterobacter 10 – 40
3. Proteus sp 5 – 10
4. Pseuomonas aeroginosa 2 – 10
5. Staphylococcus epidermidis 2 – 10
6. Enterococci 1–2
Jenis kokus gram positif lebih jarang sebagai penyebab ISK sedangkan
Enterococci dan staphylococcus aureus sering ditemukan pada pasien dengan
batu saluran kemih. Lelaki usia lanjut dengan hiperplasia prostat atau pada
pasien yang menggunakan kateter urin. Demikian juga dengan pseudomonas
aeroginosa dapat mnginfeksi saluran kemih melalui jalur hematogen pada kira –
kira 25% pasien demam tifoid dapat diisolasi salmonella dalam urin.
D. Patogenesis
Saluran kemih atau urin bebas dari mikroorganisme atau steril. Infeksi
saluran kemih terjadi pada saat mikroorganisme masuk ke dalam saluran kemih
dan berkembang biak di dalam media urin. Mikroorganisme memasuki saluran
kemih melalui 4 cara, yaitu :7
1. Asending
2. Hematogen
3. Limfogen
Dua jalur utama terjadinya ISK adalah hematogen dan ascending, etapi
dari kedua cara ini ascending-lah yang paling sering terjadi :
1. Hematogen
2. Infeksi
a. Faktor host
E. Diagnosis
1) Gambaran klinis
Gambaran klinis infeksi saluran kemih sangat bervariasi mulai dari tanpa
gejala hingga menunjukkan gejala yang sangat berat. Gejala yang sering
timbul ialah disuria, polakisuria, dan terdesak kencing yang biasanya
terjadi bersamaan, disertai nyeri suprapubik dan daerah pelvis. Gejala
klinis ISK sesuai dengan bagian saluran kemih yang terinfeksi, yaitu :
a. Pada ISK bagian bawah, keluhan pasien biasanya berupa nyeri supra
pubik, disuria, frekuensi, hematuri, dan urgensi,
b. Pada ISK bagian atas, dapat ditemukan gejala demam, kram, nyeri
punggung, muntah
2) Pemeriksaan Penunjang
a. Laboratorium1,2
1. Urinalisis
- Eritrosit
- Piuria
- Mikroskopis
b. Radiologi
F. Penatalaksanaan
- Flurokuinolon
G. Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi pada infeksi saluran kemih antara lain batu
saluran kemih, obstruksi salran kemih, sepsis, infeksi kuman yang
multisitem, gangguan fungsi ginjal.
DAFTAR PUSTAKA
1. Corwin EJ. Infeksi saluran kemih. In buku saku patofisiologi edisi 3. Jakarta :
penerbit buku kedokteran.
4. Gardjito W. Puruhito, Iwan A et all. Saluran Kemih dan Alat Kelamin lelaki.
In Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 2. Jakarta : Penerbit EGC;2005
7. Purnomo BB. Dasar – Dasar Urologi. Edisi 2. Jakarta : Sagung Seto 2003
8. Liza. Buku Saku Ilmu Penyakit Dalam. Edisi I. Jakarta : FKUI; 2006\
http://www.emedicinehealth.com/urinary_tract_infection/article_em.htm
%23Urinary%2520Tract%2520Infection%2520Overview.htm. Pada tanggal
24 agustus 2008. Perbaruan erakhir (januari 2009)