Anda di halaman 1dari 8

UTILITAS II

RESUME

SISTEM TRANSPORTASI VERTIKAL

DOSEN PENGAMPU :
NI WAYAN MEIDAYANTI MUSTIKA, S.T. M.T

OLEH :
KOMANG WAHYU BRAMASTHA GINA
1862122027
ARSITEKTUR REG B
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS WARMADEWA TAHUN AJARAN 2019/2020
Sistem Transportasi Vertikal

1. Transportasi Vertikal

adalah metoda transportasi digunakan untuk mengangkut suatu benda atau manusia dari
bawah ke atas ataupun sebaliknya. Pada suatu gedung atau bangunan transportasi vertical
atalah suatu utilitas yang berfungsi sebagai lalulintas para pengguna didalamnya untuk
berpindah dari lantai satu ke lantai lainya. Penggunaanya biasanya pada banguna lebih
dari 3 lantai. Pada trasportasi vertical dibagi menjadi dua yaitu Tansfortasi Mekanis dan
Non Mekanis

1. Transportasi Non Mekanis


 Tangga
Adalah sebuah konstruksi yang dirancang untuk menghubungkan dua tingkat
vertical yang memiliki jarak satu sama lain.

2. Transportasi Mekanis
 Elevator
Adalah jenis yang paling banyak dipakai, satu car memiliki satu cabin dan satu
motor penggerak, serta pada umunya terletak di dalam shaft yang tertutup
 Double deck elevator
Adalah jenis elevator yang hamper sama dengan elevator konvensional, hanya
pada setiap unit car memiliki dua cabin dan daya angkutnya menjadi lebih besar.

 Observation car elevator

Adalah jenis elevator yang merupakan pengembangan dari lift penumpang yang
bergerak pada rel yang terletak ditepi suatu dinding core.

 Slant elevator

Adalah jenis elevator yang merupakan pengembangan dari jenis lift konvensional
yang tidak bergerak vertical penuh tetapi mempunyai sudut kemiringan tertentu.
2. Elevator

adalah alat untuk menaikan dan menurunkan muatan diantara tingkatan pada
sebuah Gedung, pada dasarnya elevator atau lift adalah kotak logam dalam
berbagai bentuk yang terhubung ke tali logam yang sangat kuat.cara kerja
elevator dibagi menjadi 2 yaitu, Hridraulis yang digerakan dengan mesin hidrolik,
kemudian ada traksi yang digerakan dengan kabel baja .
Jenis-jenis elevator :
1. Lift Penumpang
2. Observation elevator
3. Service lift
4. Lift barang
5. Automobile elevator
6. Bed elevator
7. Dumb waiter

3. Eskalator

adalah salah satu transportasi vertical untuk mengangkut orang, yang terdiri dari
tangga terpisah yang dapat bergerak ke atas dan kebawah. Escalator umum nya
digunakan pada bangunan komersil seperti mall atau perkntoran escalator
dibedakan menjadi 2 :

1. Eskalator jalur tunggal

Untuk bangunan perkantoran dan pusat perbelanjaan dengan luas lantai 10.000
meter2
2. Eskalator jalur ganda
Untuk bangunan perkantoran dan pusat perbelanjaan dengan luas lantai 20.000
meter2

4. Travelator

adalah sistem transportasi vertical di dalam bangunan untuk memindahkan orang/


barang dari satu lantai ke lantai berikutnya, travellator diprioritaskan untuk
transportasi orang dengan barang yang didalam trolley. Travelator mudah dijumpai
pada bandara. Travolator terdiri dari beberapa komponen, diantaranya rangka
konstruksi, exterior panel, mesin penggerak, dan lain-lain.

5. Tangga darurat dan ramp

Tangga

adalah jalur yang mempunyai undak – undak yang menghubungkan satu lantai dengan
lantai diatasnya dan mempunyai fungsi sebagai jalan untuk naik dan turun antar lantai
tingkat. Seiring perkembangan jaman bentuk tangga pun menjadi bervariasi dan
menjadi estetika bagi bangunan.
Bentuk tangga yang umum dipakai :

1. Tangga siku
2. Tangga lurus
3. Tangga miring
4. Tangga lingkar
5. Tangga lengkung

Ramp

adalah bidang miring yang menghubungkan perbedaan ketinggian lantai, ramp memiliki
tingkat kemiringan tertentu yang dapat dilalui dengan nyaman oleh manusia pada saat
menggunakan ramp.

a. Ramp rendah (kemiringan 00-50)


b. Ramp sedang (kemiringan 50-100)
c. Ramp curam (kemiringan 100-200)

6. Core bangunan dan letak inti bangunan

Core adalah suatu tempat untuk meletakan transportasi vertical dan distribusikan
energi, core adalah tempat untuk memuat sistem-sistem transportasi mekanis dan
vertical serta menambah kekakuan bangunan.
Letak core Menurut Juwana (2005), letak inti bangunan tinggi yang berbentuk menara(
tower) berbeda dengan bangunan yang berbentuk memanjang (slab) yaitu : Inti pada
bangunan bentuk bujur sangkar. Ada berbagai macam bentuk inti atau core dari
bangunan, tergantung daru bentuk bangunan tersebut. Jikam bagunan berbentuk
segitiga maka inti dari bangunan tersebut membentuk segitiga, adapun jika bentuk
banguna acak maka terletak di luar titik berat massa bangunan dan ditempatkan
secara acak kurang menguntungkan bagi perencanaan bangunan tahan gempa.

1. Macam core berdasarkan bentuk inti :


 Inti terbuka (N)
 Inti tertutup (B)
 Inti tunggal dengan kombinasi linier (A)

2. Macam core berdasarkan jumlah inti :


 Inti tunggal
 Inti jamak

3. Macam core berdasarkan letak inti :


 Inti di dalam (C)
 Inti di sekeliling(J)
 Inti di luar (M)
4. Macam core berdasarkan susunan inti :
 Inti simetris (F)
 Inti asimetris (J)

5. Macam core berdasarkan geometri sebagai penentu bentuk :


 Langsung (K)
 Tidak Langsung (P)

Lubang utilitas (SHAFT) dan jalur utilitas

Penempatan inti bangunan akan berdampak pada kemungkinan penempatan jalur


distribusi jaringan utilitas, baik pada arah vertical yang berdampak pada rancangan
denah bangunan maupun pada arah horizontal yang berdampak pada potongan
banguna tersebut
Ringkasan “Manual Desain Bangunan Aksesibel”

Prinsip disain bangunan aksesibel ini bertujuan untuk menjadi acuan bagi kegiatan pembangunan, yang
meliputi perancangan teknis dan pelaksanaan teknis dan konstruksi serta pemanfaatan gedung dan
lingkungan sehingga tercipta lingkungan yang ramah bagi semua orang, termasuk penyandang cacat
atau lansia
Aksesibilitas adalah kemudahan yang disediakan bagi penyandang cacat guna mewujudkan kesamaan
kesempat dalam segala aspek kehidupan dan penghidupan. Aksesibilitas memiliki asas yaitu
Keselamatan, Kemudahan, Kegunaan, dan Kemandirian

Prinsip desain bangunan aksesibel


o Ukuran Dasar Ruang
o Rute & Pintu Masuk Aksesibel
o Jalur Pedestrian
Persyaratan:
 Permukaan jalan harus stabil
 Kemiringan maksimum 7” dan setiap jarak 0m terdapat pemberhentian
 Area istirahat terutama digunakan untuk membantu pengguna jalan
penyandang cacat
 Perawatan dibutuhkan untuk mengurangi kemungkinan terjadinya kecelakaan
o Jalur Pemandu
Persyaratan :
 Tekstur ubin pengarah bermotif garis garis menunjukan arah perjalanan
 Terkstur ubin peringatan memberi peringatan terhadap adanya perbuhan
situasi di sekitarnya
 Untuk memberikan perbedaan warna antara ubin pemandu dengan ubin lainnya,
maka pada ubin pemandu dapat diberi warna kuning atau jingga
o Area Parkir
Persyaratan :
 Tempat parkir penyandang cacat terletak pada rute terdekat menuju bangunan/
fasilitas yang dituju, dengan jarak maksimum 60m.
 Jika tempat parkir tidak berhubungan langsung dengan bangunan, misalnya pada
parkiran taman dan tempat terbuka lainnya, maka tempat perkir harus diletakan
sedekat mungkin dengan pintu gerbang masuk dan jalur pedestrian
o Pintu
Persyaratan :
 Pintu pagar ke tapak bangunan harus mudah dibuka dan ditutup oleh
penyangdang cacat.
 Pintu keluar/masuk utama memiliki lebar bukaan minimal 90 cm, dan pintu pintu
yang kurang penting memiliki lebar bukaan minimal 80cm.
 Di daerah sekitar pintu masuk sedapat mungkin dihindari adanya ramp atau
perbedaan ketinggian lantai.
o Ramp
 Kemiringan suatu ramp di dalam bangunan tidak boleh melebihi 7º,
perhitungan kemiringan tersebut tidak termasuk awalan atau akhiran ramp
sedangkan kemiringan suatu ramp yang ada diluar bangunan maksimal 6 º
 Panjang mendapat dari suatu ramp tidak boleh lebih dari 900cm
 Lebar minimum dari ramp adalah 95cm tanpa tepi pengaman, dan 120 cm
dengan tepi pengaman untuk ramp yang juga digunakan sekaligus untuk pejalan
kaki dan pelayanan angkutan barang harus dipertimbangkan secara seksama
lebarnya.
o Tangga
 Harus memiliki dimensi pijakan dan tanjakan yang berukuran seragam
 Harus memiliki kemiringna tangga kurang dari 60 º
 Tidak terdapat tanjakan yang berlubang yang dapat membahayakan pengguna
tangga.
 Lift
Persyaratan :
 Untuk bangunan lebih dari 5 lantai palign tadak satu buah lift yang aksesibel harus
terdapat pada jalur aksesibel dan memenuhistandar teknis yang berlaku.
 Toleransi perbedaan muka lantai bangunan dengan muka lantai ruang lift
maksimum 1,25 mm
o Toilet
 Toilet umum yang aksesibel harus dilengkapi dengan tampilan rambu
“penyandang cacat” pada bagian luarnya.
 Toilet umum harus memiliki ruang gerak yang cukup untuk masuk dan keluar
pengguna kursi roda.
 Ketinggian tempat duduk kloset harus sesuai dengan ketinggian pengguna
kursi roda
o Pancuran
 Bilik pancuran harus memiliki tempat duduk yang lebar dengan ketinggian
disesuaikan dengan cara-cara perilaku memindahkan badan pengguna kursi roda
 Bilik pancuran harus memiliki pegangan rambat pada posisi yang memudahkan
pengguna kursi roda bertumpu
 Bilik pancuran dilengkapi dengan tombol alaram atau alat pemberi tanda lain yang
bisa dijangkau pada waktu keadaan darurat.
o Wastafel
 Wastafel harus dipasang sedemikian sehingga tinggi permukaannya dan lebar
depannya dapat dimanfaatkan oleh pengguna kursi roda dengan baik
 Ruang gerak bebas yang cukup harus disediakan di depan wastafel
 Wastafel harus memiliki ruang gerak dibawahnya sehingga tidak menghalangi lutut
dan kaki pengguna kursi roda
o Telfon
 Telepon umum disarankan menggunakan tombol tekan, harus terletak pada
lantai yang aksesibel bagi semua orang
 Ruang gerak yang cukup harus disediakan didepan telpon umum sehingga
memudahkan penyandang cacat untuk mendekati dan menggunakan telepon
 Ketinggian telepon dipertimbangkan terhadap keterjangkauan gagang telpon
terhadap pengguna kursi roda 80-100 cm
o Perlengkapan dan peralatan kontrol
 Harus tersedia peralatan peringatan yang terdiri dari sistem peringatan suara,
sistem peringatan bergetar, dan berbagai petunjuk serta penandaan untuk
melarikan diri pada situasi darurat.
 Stop kontak harus dipasang dekat tempat tidur untuk mempermudah
pengoperasian sistem alarm, termasuk peralatan bergetar dibawah bantal.
Semua pengontrol peralatan listrik harus dapat dioperasikan dengan satu
tangan dan tidak memerlukan pegangan yang sangat kencang atau sampai
dengan memutar lengan

Anda mungkin juga menyukai