Anda di halaman 1dari 27

ASUHAN KEPERAWATAN PADA An.

M DENGAN
PNEUMONIA DI RUANG ANGGREK B
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
TARAKAN

OLEH :
MIRA ASTUTI
NPM : 1740702027

JURUSAN KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN
2020
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Menurut Undang Undang Republik Indonesia tentang kesehatan (Nomor 36


tahun 2009), adalah suatu keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual
maupun secara sosial yang memungkinkan setiap individu untuk hidup secara
produktif, sosial dan ekonomis. Sehat adalah suatu keadaan sejahtera yang
meliputi fisik, mental dan sosial yang tidak hanya bebas dari penyakit atau
kecacatan Word Health Organization (WHO, 2015). Salah satu masalah kesehatan
yang masih sering terjadi yaitu pneumonia.
Pneumonia adalah salah satu penyakit infeksi saluran pernapasan bawah
akut dengan gejala batuk disertai dengan sesak napas yang disebabkan oleh agen
infeksius seperti virus, bakteri, mycoplasma (fungi), maupun aspirasi substansi
benda asing, yang berupa radang paru-paru disertai eksudasi dan konsulidasi
(Nurarif, 2015).
Pneumonia adalah infeksi akut yang mengenai jaringan paru-paru ( alveoli )
yang dapat disebabkan oleh berbagai mikroorganisme seperti virus, bakteri, jamur,
dan pajanan bahan kimia. Bakteri yang biasa menyebabkan pneumonia adalah
Streptococcus pneumoniae dan Mycoplasma pneumoniae, sedangkan virus yang
menyebabkan pneumonia adalah virus Sitomegali, Influenza Virus, serta
Respratory Syncytial Virus ( RSV ). Gejala penyakit pneumonia yaitu menggigil,
demam, sakit kepala, batuk, mengeluarkan dahak, dan sesak napas (Kemenkes RI,
2017).
Pneumonia merupakan peradangan paru yang menyebabkan nyeri saat
bernafas, batuk, demam, pusing, kehilangan nafsu makan dan keterbatasan intake
oksigen. Pneumonia dapat disebarkan dengan berbagai cara antara lain pada saat
batuk dan bersin (WHO, 2014). Pneumonia adalah penumpukan sputum pada
saluran pernapasan, pasien dapat memproduksi banyak mukus dan pengentalan
cairan alveolar, peningkatan produksi sputum ini yang akan menyebabkan
gangguan kebersihan jalan napas. Apabila kebersihan jalan napas terganggu maka
menghambat pemenuhan suplai oksigen ke otak dan sel-sel diseluruh tubuh, jika
dibiarkan dalam waktu yang lama akan menyebabkan hipoksemia lalu
berkembang menjadi hipoksia berat dan penurunan kesadaran (Purnama, 2016).
Pneumonia merupakan penyakit yang banyak terjadi yang menginfeksi kira-
kira 450 jiwa orang pertahun dan terjadi di seluruh penjuru dunia. Penyakit ini
merupakan penyebab utama kematian pada semua kelompok yang menyababkan
jutaan kematian (7% dari kematian total dunia) setiap tahun. Angka ini paling
besar terjadi pada anak-anak yang berusia kurang dari lima tahun, dan dewasa
yang berusia lebih dari 75 tahun (Langke, dkk, 2016). Menurut WHO (World
Health Organization) angka kematian balita pada tahun 2013 masih tinggi
mencapai 6,3 Juta jiwa. Kematian balita tertinggi terjadi di negara berkembang
sebanyak 92% atau 29.000 balita/hari, Terlihat dari rendahnya pelaporan kasus
pneumonia di daerah baik dari puskesmas maupun rumah sakit (Rahman dkk,
2014).
Kematian balita sebagian besar disebabkan oleh penyakit menular seperti
pneumonia (15%), diare( 9%), dan malaria (7%) (WHO, 2013). Menurut data
United Nation’s Chlidren’s Fund (UNICEF, 2018) Indonesia menduduki
peringkat ke 6 dalam kasus pneumonia yaitu sebanyak 19.000 kasus. Seharusnya
tenaga kesehatan mampu melakukan deteksi dini dan penanganan kasus
pneumonia. Untuk pencegahannya bisa dilakukan dengan mengetahui faktor
risikonya, di antaranya gizi buruk pada balita, pemberian imunisasi yang tidak
lengkap, kekurangan vitamin A, bayi dengan berat badan lahir rendah dan faktor
lingkungan seperti polusi udara. Dengan faktor risiko seperti itu akan sangat
rentan terkena pneumonia karena daya tahan tubuhnya tidak kuat. Di Indonesia
sendiri belum bisa mengeliminasi pneumonia karena rendahnya pengendalian
faktor risiko dan masih minimnya laporan angka kejadian pneumonia di fasilitas
kesehatan. Pada tahun 2018 terdapat 19.000 kasus balita yang terkena pneumonia,
dan untuk wilayah Kalimantan Utara pada tahun 2018 terdapat 2.599 kasus untuk
pneumonia (profil kesehatan indonesia 2018). Untuk wilayah kota Tarakan pada
tahun 2015 ditemukan ada 1.857 kasus atau 80,13% (Dinas Kesehatan, 2015).
Berdasarkan uraian data-data tersebut, maka penulis berkeinginan untuk
menyusun laporan tugas akhir tentang Pneumonia untuk memberikan asuhan
keperawatan komprehensif kepada An. M agar tidak terjadi komplikasi lebih
lanjut, serta mengetahui secara nyata pelaksanaan asuhan keperawatan pada An.
M dengan Pneumonia di Ruang Anggrek B Rumah Sakit Umum Daerah Tarakan.
1.2. Tujuan Penulisan
1.2.1. Tujuan umum
Melakukan asuhan keperawatan secara komprehensif pada An. M dengan
diagnosa Pneumonia sesuai dengan keadaan pasien yang dirawat di Ruang
Anggrek B Rumah Sakit Umum Tarakan.
1.2.2. Tujuan khusus
Tujuan khusus dari penulisan Laporan Tugas Akhir, yaitu:
1) Melaksanakan proses keperawatan pada An. M dengan diagnosa
Pneumonia.
2) Membahas kesenjangan antara teori dan praktik asuhan keperawatan
pada An. M dengan diagnosa Pneumonia.
3) Mengidentifikasi faktor pendukung dan penghambat dalam
melaksanakan proses keperawatan pada An. M dengan diagnosa
Pneumonia.
4) Melaksanakan pemecahan masalah pada klien An. M dengan diagnosa
Pneumonia.
1.3. Metode Penulisan
Penulis laporan tugas akhir ini menggunakan metode deskriptif studi kasus
dengan pendekatan proses keperawatan dan studi kepustakaan dengan tahapan
pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi dan evaluasi.
1) Metode wawancara. Penulis melakukan wawancara kepada keluarga klien,
dokter serta perawat yang bertanggung jawab dalam perawatan An.M.
2) Observasi. Dalam pengumpulan data ini penulis mengadakan pengamatan
dengan cara observasi secara langsung kepada keluarga An.M sebagai data
untuk menegakkan diagnosa keperawatan
3) Pemeriksaan fisik. Melakukan pemeriksaan keadaan umum klien dengan
teknik ataupun cara sebagai berikut: inspeksi, palpasi, perkusi,dan auskultasi
4) Dokumentasi. Untuk mengumpulkan data data yang berhubungan dengan
materi pembahasan seperti rekapitulasi kasus data dari riskesdas
5) Studi Kepustakaan. Dalam penulisan ini penulis mengambil informasi dari
buku-buku dan jurnal-jurnal sebagai sumber dan pedoman untuk
memperoleh materi penyakit pneumonia.
1.4. Sistematika Penulisan
Pada penulisan laporan tugas akhir ini, sistematika yang digunakan adalah
sebagai berikut :
Bab satu, yaitu pendahuluan yang menguraikan tentang latar belakang
masalah, tujuan penulisan, metode penulisan, sistematika penulisan. Bab dua,
yaitu landasan teori yang menguraikan tentang konsep dasar penyakit terdiri dari
pengertian, etiologi, patofisiologi, penatalaksanaan, komplikasi, penyimpangan
KDM teori, dan konsep dasar asuhan keperawatan yang terdiri dari pengkajian,
diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi, dan evaluasi. Bab tiga, yaitu
laporan kasus yang menguraikan tentang pelaksanaan asuhan keperawatan pada
An. M dengan Pneumonia di Ruang Anggrek B Rumah Sakit Umum Tarakan dan
penyimpangan konsep dasar medis sesuai kasus. Pelaksanaan tersebut meliputi
pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi dan evaluasi. Bab
empat, yaitu pembahasan yang menguraikan tentang kesenjangan antara asuhan
keperawatan pada An. M di Ruang Anggrek B Rumah Sakit Umum Tarakan
dalam praktik nyata dengan konsep asuhan keperawatan pada klien dengan
Pneumonia secara teoritis. Pembahasan tersebut meliputi pengkajian, diagnosa
keperawatan, perencanaan, implementasi dan evaluasi. Kemudian bab lima, yaitu
penutup yang menguraikan tentang kesimpulan dan saran.
BAB 3
TINJAUAN KASUS

Dalam bab ini penulis akan menguraikan tentang hasil dari pelaksanaan asuhan
keperawatan pada An. M dengan Pneumonia yang dirawat diruang Perawatan
Anak Anggrek B Rumah Sakit Umum Daerah Tarakan selama tiga hari dimulai
tanggal 28 sampai 30 Mei 2019. Pelaksanaan dari asuhan keperawatan ini
dilakukan tahap demi tahap yang diawali dengan pengkajian, perumusan diagnosa
keperawatan, perencanaan dan pelaksanaan serta evaluasi.
3.1 Pengkajian
Pengkajian yang dilakukan pada tanggal 28 Mei 2019 pada klien An.M
dengan diagnosa Pneumonia yang dirawat diruang perawatan Anak Anggrek B
Rumah Sakit Umum Daerah Tarakan, diperoleh data-data sebagai berikut :
3.1.1. Identitas Klien
Nama klien An.M berumur 1 tahun 3 bulan dengan jenis kelamin
perempuan, no rekam medik 318xxx, beragama islam. Alamat klien di daerah
Sebengkok Pelayaran RT.14 No.87. Klien masuk rumah sakit pada tanggal 25
Mei 2019 dengan diagnosa Pneumonia.
3.1.2. Riwayat Kesehatan
3.1.2.1. Keluhan utama
1) Saat masuk : Ibu klien mengatakan klien masuk rumah sakit dengan keluhan
sesak napas.
2) Saat mengkaji : Ibu klien mengatakan klien batuk berdahak.
3.1.2.2. Riwayat kesehatan sekarang
Ibu klien mengatakan sejak tanggal 20 Mei 2019 klien mengalami sesak napas
disertai dengan batuk berdahak dan demam. Sebelumnya ibu klien memeriksakan
klien ke Klinik Karsa sebanyak 5 kali tetapi tidak kunjung sembuh, karena
keadaan klien semakin memburuk ibu klien membawa klien ke rumah sakit pada
tanggal 25 Mei 2019. Pasien datang ke IGD kemudian dilakukan pemeriksaan
dokter, kemudian klien di diagnosa pneumonia. Lalu dokter menganjurkan untuk
melakukan perawatan yang lebih lanjut diruangan perawatan Anggrek B pada
pukul 19:50 di bawah oleh perawat IGD dengan diagnosa medis pneumonia. Pada
saat pengkajian tanggal 28 Mei 2019, ibu klien mengatakan klien mengeluh sesak
napas, klien terlihat sesak, disertai batuk berdahak. Saat dikaji dalam keadaan
sadar (composmentis), nadi 110x/menit, pernafasan, 28x/menit, suhu 36,3,sesak
bertambah bila beraktivitas dan berkurang saat beristirahat. Ibu klien mengatakan
batuknya lebih sering pada malam hari. Ibu klien mengatakan klien sulit
mengeluarkan dahak. Klien terlihat batuk berdahak. Klien nampak lemah. Klien
nampak gelisah. Klien terpasang nasal kanul 3 liter. Ibu klien mengatakan selera
makan klien menurun. Ibu klien mengatakan porsi yang dihabiskan 2-3 sendok.
Klien terlihat sulit makan. Porsi makan tidak dihabiskan.
3.1.2.3. Riwayat kesehatan dahulu
1) Prenatal
Ibu klien mengatakan melakukan pemeriksaan kehamilan pada usia 6 bulan,
ibu klien memeriksa kehamilan di puskesmas Gunung Lingkas tetapi jarang,
dikarenakan jarak yang cukup jauh dan suami sibuk berkerja. Ibu klien mengalami
demam, disertai batuk pilek, ibu klien mengalami kenaikan berat badan ± 10 kg.
G3 P3 A0. Klien anak ke 3 dari 3 bersaudara. Ibu klien mengatakan melakukan
imunisasi TT 3 kali, golongan darah ibu O sedangkan ayah B.
2) Natal
Ibu klien mengatakan melahirkan di Puskesmas Gunung Lingkas secara
spontan dengan bantuan bidan, ada pemberian obat perangsang melalui drips. Ibu
klien mengatakan tidak mengalami komplikasi.
3) Post natal
Ibu klien mengatakan saat lahir berat badan anaknya 2.700 gram dengan
panjang badan 50 cm, kondisi anaknya pada saat lahir sehat, dan tidak mengalami
penyakit yang lain saat melahirkan, tidak pernah memberikan obat bebas untuk
dikonsumsi klien, dan klien pernah jatuh pada saat bermain, serta perkembangan
klien lambat dibandingkan dengan saudara-saudaranya.
4) Riwayat berhubungan dengan cacat bawaan/penyakit/alergi/kecelakaan
Ibu klien mengatakan klien tidak ada cacat bawaan. Klien pernah
mengalami batuk pilek, demam dan sesak. Ibu klien mengatakan klien alergi
terhadap ayam, telur, susu sapi.
5) Riwayat penyakit yang pernah diderita
Ibu klien mengatakan sebelumnya klien pernah mengalami penyakit demam,
asma, batuk dan pilek.
6) Riwayat hospitalisasi
Ibu klien mengatakan sebelumnya klien belum pernah dirawat di rumah sakit.
3.1.2.4. Riwayat kesehatan keluarga
Ibu klien mengatakan dalam keluarganya tidak memiliki penyakit menular
seperti TBC dan Hepatitis, keluarga tidak memiliki penyakit jantung, HIV dan
stroke. Ibu klien mengatakan kakek klien memiliki riwayat penyakit asma.
Penyakit yang pernah dialami keluarga adalah demam,sakit perut dan sakit gigi.
Genogram

60 63

? 38 ? 28 ? ?

9 8 1

Bagan 3.1 Genogram keluarga An.M


Keterangan:

: laki-laki X : Meninggal | : Garis keturunan

? : Umur Tidak tahu : Klien ---- : Tinggal satu rumah

: Perempuan - : Garis perkawinan


Penjelasan :

G1 : Orang tua dari ibu dan ayah klien ( ayah ) sudah meninggal
G2 : Ayah klien anak ke 2 dari 3 bersaudara dan semua saudara ayah klien sehat,
sedangkan ibu klien anak pertama dri 3 bersaudara.
G3 : Klien bersaudara 3 orang dan klien anak ke 3 kondisi klien sekarang sedang
sakit dan dirawat di Rumah Sakit dan kondisi saudara klien sehat.
3.1.3. Riwayat imunisasi

Tabel 3.1 Riwayat pemberian imunisasi pada An.M

Reaksi pasca
No. Jenis Imunisasi Waktu Pemberian
Imunisasi
1 BCG 2 bulan Demam
2 DPT ( I, II, III) 2 bln, 3 bln, 4 bln Tidak ada
3 Polio (I, II, III, IV) 0 bln, 2 bln, 4 bln, 6 bln Tidak ada
4 Hepatitis 2 bln, 3 bln, 4 bln Tidak ada
5 Campak 9 bln Tidak ada

3.1.4. Riwayat tumbuh kembang


Pertumbuhan fisik klien dengan berat badan 6,8Kg, tinggi badan 70 cm, dan
waktu tumbuh gigi pada usia 9 bulan. Perkembangan tiap tahap pada klien dimulai
dari usia 8 bulan berguling, 9 bulan sudah mulai duduk, 9 bulan dapat merangkap,
1 tahun berdiri, 1 tahun mulai berjalan. Klien senyum pertama kali kepada orang
lain setelah 1 minggu setalah lahir, dapat berbicara pertama kali usia 1 tahun dan
sekarang usia klien sudah 1 tahun 3 bulan. Ibu klien mengatakan klien berpakaian
masih dengan bantuan.
Sesuai dengan riwayat tumbuh kembang pada usia 15 bulan atau 1 tahun 3
bulan klien sudah dapat menunjuk bagian tubuh seperti “ hidung” dan “ mata”
3.1.5. Riwayat Nutrisi
Ibu klien mengatakan klien pertama kali diberi ASI setelah lahir, cara
pemberian setiap kali menangis, pemberian ASI masih diberikan sampai sekarang
didampingi dengan MPASI yaitu nasi dan sayur. Ibu klien mengatakan klien tidak
suka dengan susu formula.
3.1.6. Riwayat Psikososial
Ibu klien mengatakan klien tinggal bersama kedua orang tua nya serta
dengan 2 saudara kandungnya, tempat tinggal berada di area sekitar kota, anak
tidur bersama dengan kedua orang tuanya, jarak antara rumah, anak biasa bermain
diarea depan rumah dengan pengawasan keluarga, ibu klien mengatakan tidak ada
anak tangga yang berbahaya di luar maupun didalam rumah, hubungan antar
anggota keluarga terjalin dengan baik dan harmonis, ibu klien mengatakan yang
menjadi pengasuh klien adalah ibu dan ayahnya sendiri tanpa bantuan baby sister
ataupun orang lain.
3.1.7. Riwayat Spiritual
Ibu klien mengatakan biasanya anggota keluarga beribadah dengan cara
sholat dan mengaji, serta mengatakan sudah mengajarkan klien doa makan dan
tidur.
3.1.8. Riwayat Hospitalisasi
Ibu klien membawa klien kerumah sakit karena sesak napas, batuk
berdahak dan demam. Ibu klien mengatakan membawah An.M kerumah sakit
karena keluarga juga tidak tahu apa yang harus dilakukan dan hanya berharap
anak dapat tertolong bila dibawah ke fasilitas kesehatan, dokter juga menceritakan
kepada orangtua tentang kondisi anaknya saat ini, perasaan keluarga saat ini
merasa sedih dan khawatir dan hanya berharap anak dapat sembuh, orangtua juga
terlihat selalu menemani dan terkadang ibu dan ayah klien bergantian untuk
menjaga klien. Keluarga membawa anak kerumah sakit sebab anak dalam kodisi
yang lemah, menurut dokter penyebab dari gejala tersebut adalah An.M adalah
anak yang hiperaktif dan anak seusianya masih gemar bermain karena itu An. M
masih perlu pengawasan yang cukup dalam beraktivias, ditambah lagi menurut
cerita dari orangtua An.M adalah anak yag sangat sulit untuk makan dan termasuk
anak yang cerewet dalam pemilihan makanan sehingga ini berdampak pada
menurunnya energi dan hambatan dalam tumbuh kembang. Sejauh ini anak masih
terlihat gembira, selalu tersenyum saat ada yang datang dan terkadang ada jadwal
bermain yang telah disiapkan khusus di ruangan.
3.1.9. Aktivitas Sehari-hari
3.1.9.1. Nutrisi
Sebelum sakit, ibu klien mengatakan selera makan klien baik. Ibu klien
mengatakan klien biasanya makan bubur dan sayur 3 kali sehari pagi, sore, dan
malam. Ibu klien mengatakan klien memiliki makanan pantangan ayam, telur dan
susu sapi, karena jika klien mengkonsumsi ayam, telur dan susu sapi akan
mengalami gatal-gatal pada area tubuh. Ibu klien mengatakan klien disuap dan
berdoa sebelum makan. Saat sakit, ibu klien mengatakan selera makan klien
kurang. Klien tampak makan bubur disuap oleh ibunya, dan klien makan roti,
klien dapat memegang sendiri tetapi didampingi ibunya. Ibu klien mengatakan
porsi yang dihabiskan 2-3 sendok, ibu klien mangatakan klien tetap makan bubur
3 kali sehari.
3.1.9.2. Cairan
Sebelum sakit, ibu klien mengatakan klien sering mengkonsumsi air putih
sebanyak ± 6 kali sehari dengan menghabiskan 600 ml per hari. Ibu klien
mengatakan klien mengkonsumsi ASI 4 sampai 5 kali dalam sehari. Saat sakit, ibu
klien mengatakan klien tetap mengkonsumsi air putih sebanyak ± 5 kali sehari

dengan menghabiskan 600 ml perhari. Klien terpasang infus D5 Ns dengan 15


tpm (mikro) 350cc per 24.
3.1.9.3. Eliminasi
Sebelum sakit, ibu klien mengatakan klien BAB 2 hari sekali dengan
konsistensi semi padat, tidak ada kesulitan. BAK ± 3 kali sehari dengan warna
kuning jernih, berbau khas dan tidak ada kesulitan. Saat sakit, ibu klien
mengatakan klien BAB 2 hari sekali dengan konsistensi semi padat, tidak ada
kesulitan. BAK 4 kali sehari dengan warna kuning jernih, berbau khas tidak ada
kesulitan. Klien BAB dan BAK di pampers terkadang di WC.
3.1.9.4. Istirahat tidur
Sebelum sakit, ibu klien mengatakan klien tidur siang dari jam 15.00-17.00,
tidur malam dari jam 20.00-06.00. Kebiasaan sebelum tidur klien berdoa. Pola
tidur klien baik dan tidak ada kesulitan. Saat sakit, ibu klien mengatakan klien
tidur siang dari jam 15.00-16.00, tidur malam 22.00-05.30. Kebiasaan sebelum
tidur klien berdoa. Pola tidur klien terganggu karena sering terbangun akibat batuk
berdahak.
3.1.9.5. Olahraga
Sebelum sakit, ibu klien mengatakan klien bermain bersama saudaranya,
berjalan dan tidak menggunakan alat bantu untuk beraktivitas. Ibu klien
mengatakan tidak ada kesulitan untuk menggerakkan tubuhnya. Saat sakit klien
hanya berbaring di tempat tidur.
3.1.9.6. Personal Hygiene
Sebelum sakit, ibu klien mengatakan klien mandi 2 kali sehari di saat pagi
dan sore hari, klien mandi dengan bantuan ibunya, alat mandi yang di gunakan
sabun dan shampoo serta handuk. Ibu klien mengatakan klien keramas 3 kali
sehari setiap mandi, klien menggunting kuku 1 minggu sekali dan gosok gigi
setiap kali mandi. Saat sakit, ibu klien mengatakan klien hanya di seka-seka
dengan bantuan ibunya 2 hari sekali, klien di seka menggunakan sabun dan
handuk, menggunakan air hangat. Ibu klien mengatakan klien keramas, klien
menggunting kuku 1 minggu sekali dan gosok gigi setelah makan dengan cara
berkumur.
3.1.9.7. Aktivitas Mobilitas Fisik
Sebelum sakit, ibu klien mengatakan klien bermain bersama saudaranya,
berjalan dan tidak menggunakan alat bantu untuk beraktivita serta serta tidak ada
kesulitan pergerakan tubuh. Saat sakit, ibu klien mengatakan klien hanya baring,
ditempat tidur, duduk melihat video lagu anak-anak di Handphone ibunya dan
terkadang jalan-jalan di sekitar ruangan Anggrek B serta tidak ada kesulitan
pergerakan tubuh.
3.1.9.8. Rekreasi
Ibu klien mengatakan waktu luang diisi dengan bermain dengan teman-
teman (tetangga), menonton televisi bersama orang tua dan saudaranya serta jalan
jalan.
3.1.10. Pemeriksaan Fisik
3.1.10.1. Keadaan Umum
Klien terlihat lemah dengan kesadaran composmentis dengan GCS 15,
E4M6V5. Tinggi badan 70 cm, berat badan 6,8 kg, lingkar lengan atas 13 cm,
lingkar kepala 38 cm, lingkar dada 44 cm, lingkar perut 46 cm. Berat badan ideal
10,6 Kg (normal 7,6-12,4 Kg).
1) Tanda-tanda Vital
Suhu : 36,3 ˚C
: 110
Nadi
x/menit
Pernapasan : 28 x/menit
: Tidak
Tekanan Darah diukur
2) Sistem Pernapasan
Lubang hidung simetris kanan dan kiri, terdapat pernapasan cuping hidung,
tidak terdapat sekret, tidak ada polip dan epistaksis, tidak ada pembesaran kelenjar
tiroid maupun tumor.
Dada
Inspeksi : bentuk dada normo chest, gerakan dinding dada simetris kanan
dan kiri, tidak terdapat lesi pada dada, tidak terdapat retraksi
dinding dada.

Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan, massa dan benjolan.


Perkusi
: terdengar sonor di seluruh lapang paru kecuali di daerah paru
kanan bagian bawah terdengar redup.

Auskultasi : terdengar vesikuler di seluruh lapang paru, terdapat suara napas


tambahan ronchi pada paru kanan bagian bawah.
3) Sistem Cardiovaskuler
Inspeksi : konjungtiva kemerahan, bibir kering, arteri carotis teraba kuat,
tekanan vena jugularis tidak meninggi.
Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan, massa dan benjolan.
Perkusi : terdengar pekak di ICS 3 dan 4 sebelah kiri
Auskultasi : terdengar suara SI “Lup” dan S2 “Dup”
4) Sistem Pencernaan
Sklera tidak ikterik, mukosa bibir kering, tidak ada stonatitis, tidak ada
palatoakizis, kemampuan menelan baik.
Abdomen
Inspeksi : tidak terdapat lesi
Auskultasi : terdengar bising usus 10 x/menit
Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan, massa dan benjolan
Perkusi : terdengar bunyi timpani
5) Sistem Indera
(1) Mata klien simetris kiri dan kanan. Kelopak mata simetris kanan dan kiri,
menutup dan membuka sempurna, konjungtiva klien tidak anemis, sklera
klien tidak ikterik, pupil klien isokor, penyebaran bulu mata lebat dan merata,
alis panjang dan merata.
(2) Hidung lubang hidung klien simetris antara kiri dan kanan, tidak terdapat
sekret pada hidung, tidak terdapat polip dan tidak ada kemerahan pada
hidung.
(3) Telinga klien simetris antara kiri dan kanan, tidak terdapat serumen pada
telinga klien, fungsi pendengaran klien baik dengan cara mampu mendegar
ketika namanya disebut.
6) Sistem Saraf tidak dapat dilakukan pengkajian karena klien menangis dan
tidak kooperatif.
7) Sistem Muskuloskletal, bentuk kepala klien normo cephal, wajah tidak
pucat dan tidak ada edema. Kulit kepala bersih dan tidak terdapat ketombe,
tidak ada luka, tidak ada lesi dan tidak ada pembengkakan. Tidak ada
kelainan tulang belakang, tidak ada kesulitan untuk bergerak. Tidak ada
pembengkakan, tidak ada kaku dan gerakan aktif pada lutut, kaki dan

tangan. Tangan kanan terpasang infus D5 Ns 15 tpm.


8) Sistem Integumen, Warna rambut klien hitam, gelombang, pendek,
penyebaran rambut merata dan tidak mudah rontok. Warna kulit sawo
matang, tidak terdapat lesi dan bekas luka di kulit klien, tekstur kulit klien
lembab, akral teraba hangat, temperatur suhu 36,3°C. Warna kuku merah
muda, bersih, permukaan datar, CRT < 2 detik.
9) Sistem Endokrin tidak terdapat pembesaran kelenjar tiroid, tidak terdapat
nyeri tekan, massa atau benjolan, tidak ada riwayat keringat berlebih, tidak
ada ekresi urine berlebihan.
10) Sistem Perkemihan, tidak terdapat edema palpebra, tidak edema anasarka,
dan moonface tidak terdapat nyeri tekan, massa atau benjolan.
11) Sistem Reproduksi, tidak dilakukan pengkajian karena tidak kooperatif.
12) Sistem Imun ibu klien mengatakan klien alergi terhadap ayam, telur, dan
susu sapi.
3.1.11. Pemeriksaan tingkat perkembangan
1) Motorik kasar : Klien dapat duduk tanpa pegangan, pada saat diberikan bola
klien dapat melempar bola, klien dapat berdiri tanpa pegangan. Pada saat
diajak jalan klien dapat berjalan.
2) Motorik halus : Pada saat klien diarahkan untuk memegang bola klien dapat
meraihnya. Pada saat diarahkan untuk menggerakkan jarinya klien dapat
mengikutinya.
3) Bahasa : Pada saat diajak bicara klien tertawa, pada saat diarahkan untuk
memanggil mama dan bapak klien dapat memanggil dengan “ma” dan “pa”.
4) Kemampuan sosial : Pada saat di panggil klien dapat menatap muka
pemeriksa, saat diberikan senyuman klien dapat membalas senyum
pemeriksa, pada saat diberikan arahan untuk tepuk tangan klien dapat
mengikutinya.
3.1.12. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan darah lengkap pada tanggal 25 Mei 2019 (15:51)
Hematologi Lengkap Hasil Nilai Normal
Hemoglobin 10,0 g/dL 9,9-14,5
Leukosit 10,30 × 103/ μL 5,00-15,00
Eritrosit 4,86 × 106/ μL 4,00-5,50
Hematokrit 32,5 % 37,0-43,0
Trombosit 293 × 103/ μL 150-450
Indeks Eritrosit
MCV 66,9 fl 82,0-96,0
MCH 20,6 pg 27,0-31,0
MCHC 30,8 g/L 32,0-37,0
Hitung jenis
Neutrofil 47,7 % 32-52
Limfosit 41,4 % 20,0-40,0

3.1.13. Pelaksanaan Therapy


Therapy pada An.M sebagai berikut :

WIDA D5 Ns 15 tpm
Ampicilin 200 mg / 6 jam
Nebu Ventolin 1 ampul + Ns 0,9 % 2 cc /12 jam
Salbutamol 3 × 0,6 mg
Paracetamol drip 4 × 0,7 cc
Asam folat 1 × 1mg
Ampicilin 200 mg / 6 jam
Gentamicin 50 mg /24 jam
Sanbeplex drip 1 × 0,6 cc
Ondencentron 1 mg/8 jam
3.1.14. Data Fokus
3.1.14.1 Data subjektif
1) Ibu klien mengatakan klien sesak napas
2) Ibu klien mengatakan klien batuk berdahak
3) Ibu klien mengatakan klien sulit mengeluarkan dahak
4) Ibu klien mengatakan selera makan menurun
5) Ibu klien mengatakan porsi yang dihabiskan klien 2-3 sendok.
6) Ibu klien mengatakan klien sering batuk pada malam hari.
3.1.14.2 Data objektif
1) Klien terlihat batuk berdahak.
2) Klien terlihat lemah.
3) Klien terlihat gelisah.
4) Klien terlihat sesak.
5) Klien terpasang nasal kanul 3 lpm.
6) Klien terlihat sulit makan.
7) Porsi makan tidak dihabiskan.
8) Terdapat pernapasan cuping hidung.
9) Nadi : 110 ×/menit
10) Pernapasan : 26 ×/menit
11) Mukosa bibir kering.
3.1.15. Analisa Data
3.1.15.1 Analisa data 1 ( tanggal 28 Mei 2019 )
Data Subjektif :
1) Ibu klien mengatakan klien batuk berdahak
2) Ibu klien mengatakan klien sulit mengeluarkan dahak
3) Ibu klien mengatakan batuknya lebih sering pada malam hari.
Data Objektif :
1) Klien terlihat batuk berdahak.
2) Klien nampak lemah.
Masalah Keperawatan : Bersihan jalan napas tidak efektif
Penyebab : Sekret yang tertahan
3.1.15.2. Analisa data 2 ( tanggal 28 Mei 2019 )
Data Subjektif :
1) Ibu klien juga mengatakan klien sesak napas.
Data Objektif :
1) Klien terlihat sesak.
2) Klien terpasang nasal kanul 3 Lpm

3) Klien terlihat gelisah


4) RR 26×/menit
5) Terdapat pernapasan cuping
hidung

Masalah Keperawatan : Ketidakefektifan pola napas


Penyebab : Hambatan jalan napas
3.1.16.3. Analisa data 3 ( tanggal 28 Mei 2019 )
Data Subjektif :
1) Ibu klien mengatakan selera makan klien menurun.
2) Ibu klien mengatakan porsi yang dihabiskan klien 2-3 sendok.
Data Objektif :
3) Klien terlihat sulit makan.
4) Porsi makan tidak dihabiskan.
5) Mukosa bibir kering
Masalah Keperawatan : Resiko defisit nutrisi
Penyebab : Intake yang tidak adekuat
3.2. Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan pengkajian data diatas, maka penulis menegakkan diagnosis
keperawatan sesuai dengan urutan prioritas:
1) Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan sekret yang tertahan
2) Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan hambatan jalan napas
3) Resiko defisit nutrisi berhubungan dengan intake yang tidak adekuat
3.3. Perencanaan
3.3.1. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan sekret yang tertahan
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam,
diharapkan bersihan jalan nafas efektif, dengan kriteria hasil :
1) Batuk berdahak berkurang
2) TTV dalam rentang normal
T = 36,5 - 37,5 ºC
N = 80 - 130 ×/menit
Pernapasan = 18-24 ×/menit
3) Ibu klien memahami anjuran yang diberikan
4) Klien tidak menangis saat diberikan tindakan nebulizer
Intervensi :
1) Kaji tanda-tanda vital
2) Anjurkan pemberian air hangat pada klien
3) Lakukan kolaborasi pemberian nebulizer
4) Kolaborasi pemberian obat sesuai indikasi
5) Lakukan fisioterapi dada pada klien
6) Lakukan auskultasi suara napas tambahan
3.3.2. Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan hambatan jalan napas
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam,
diharapkan pola nafas efektif, dengan kriteria hasil :
1) Klien tidak mengalami sesak
2) Klien terlihat tenang
3) TTV dalam rentang normal
T = 36,5-37,5 ºC
N = 80-130 ×/menit
Pernapasan = 18-24 ×/menit
Intervensi :
1) Kaji pola napas klien
2) Kaji tanda-tanda vital
3) Beri posisi semi fowler pada klien
4) Lakukan pemberian oksigen sesuai indikasi
5) Kolaborasi pemberian obat bronkodilator
3.3.3. Resiko defisit nutrisi berhubungan dengan intake yang tidak adekuat
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam,
diharapkan defisit nutrisi tidak terjadi, dengan kriteria hasil :
1) Selera makan klien meningkat
2) BB tidak mengalami penurunan
3) Ibu memahami anjuran yang diberikan
4) Klien tidak muntah
Intervensi :
1) Kaji intake nutrisi.
2) Kaji penyebab selera makan klien menurun.
3) Anjurkan ibu klien untuk memberi makan sedikit tapi sering
4) Timbang BB setiap hari
5) Kolaborasi pemberian obat suplemen sesuai indikasi
3.4. Implementasi
3.4.1. Implementasi Keperawatan hari pertama, tanggal 28 Mei 2019
1) Diagnosa ke 1 : Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan
sekret yang tertahan
(1) Pukul 08.05 : Mengkaji tanda-tanda vital
Hasil : Suhu 36,3ºC, nadi 110 x/menit, frekuensi pernapasan 28
x/menit
(2) Pukul 08.10 : Melakukan auskultasi suara napas tambahan
Hasil: Terdengar suara napas tambahan ronchi pada paru kanan bagian
bawah
(3) Pukul 08.15 : Melakukan kolaborasi pemberian nebulizer ventolin 1
ampul + NaCL0,9%
Hasil : Klien terlihat menangis saat dilakukan tindakan nebulizer,
dan setelah selesai di lakukan nebulizer klien terlihat nyaman
(4) Pukul 08.40 : Melakukan auskultasi suara napas tambahan
Hasil: Terdengar suara napas tambahan ronchi pada paru kanan bagian
bawah
(5) Pukul 08.55 : Menganjurkan ibu klien untuk memberikan air hangat
pada klien
Hasil : Ibu klien mengatakan memahami anjuran yang diberikan, ibu
klien terlihat memberikan air hangat dengan menggunakan
sendok
(6) Pukul 12.00 : Mengkolaborasi pemberian obat sesuai indikasi
ampicilin 200 mg dan Ondencentron 1 mg intravena
Hasil : Obat telah habis diberikan, klien terlihat meringis, klien tidak
alergi
(7) Pukul 14.00 : Mengkolaborasi pemberian obat sesuai indikasi obat
oral PCT drop 0,7 cc
Hasil: Klien tidak muntah
2) Diagnosa ke 2 : Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan
hambatan jalan napas
(1) Pukul 09.20 : Mengkaji pola napas klien
Hasil : Terdapat pernapasan cuping hidung
(2) Pukul 09.25 : Melakukan pemberian oksigen Klien diberikan oksigen
nasal kanul 3 Lpm
Hasil : Klien terlihat tenang
(3) Pukul 09.35 : Memberikan posisi semi fowler pada klien
Hasil : Klien terlihat nyaman dengan posisi semifowler
(4) Pukul 12.40 : Mengkolaborasi pemberian obat oral salbutamol 0,6 mg
Hasil: Klien tidak muntah, klien tenang
(5) Pukul 13.55 : Mengkaji tanda-tanda vital
Hasil : Suhu 36,7ºC, nadi 120x/menit, frekuensi pernapasan 27x/menit
3) Diagnosa ke 3 : Resiko defisit nutrisi berhubungan dengan intake yang
tidak adekuat
(1) Pukul 10.30 : Mengkaji intake nutrisi
Hasil : Ibu klien mengatakan selera makan klien menurun, klien
terlihat menangis dan sulit makan, porsi makan tidak
dihabiskan.
(2) Pukul 10.35 : Mengkaji penyebab selera makan klien menurun
Hasil : Ibu klien mengatakan selera makan klien menurun karena
terdapat sekret ditenggorokannya
(3) Pukul 10.55 : Menimbang BB
Hasil : 6,8 Kg
(4) Pukul 11.05 : Menganjurkan ibu klien untuk memberi makan klien
sedikit tapi sering
Hasil : Ibu klien mengatakan memahami anjuran yang diberikan, ibu
klien terlihat memberikan klien makan bubur jumlah yang
sedikit tetapi sering.
(5) Pukul 13.00 : Mengkolaborasi pemberian obat suplemen sesuai
indikasi
Hasil : Telah diberikan obat oral sanbeflex drop 0,6 cc, klien tidak
muntah
3.4.2. Implementasi Keperawatan Hari Kedua, Tanggal 29 Mei 2019
1) Diagnosa ke 1 : Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan
sekret yang tertahan
(1) Pukul 08.00 : Mengkaji tanda-tanda vital
Hasil : Suhu 36ºC, nadi 80 x/menit, frekuensi pernapasan 25 x/menit
(2) Pukul 08.10 : Melakukan auskultasi suara napas tambahan
Hasil: Terdengar suara napas tambahan ronchi berkurang pada paru
kanan bagian bawah
(3) Pukul 08.15 : Melakukan fisioterapi dada pada klien
Hasil: Klien terlihat batuk berdahak, klien menangis
(4) Pukul 08.55 : Melakukan auskultasi suara napas tambahan
Hasil: Terdengar suara napas tambahan ronchi berkurang pada paru
kanan bagian bawah
(5) Pukul 09.05 : Menganjurkan ibu klien untuk memberikan air hangat
pada klien
Hasil : Ibu klien mengatakan setelah klien sering minum air hangat,
klien terlihat nyaman dan batuk berkurang
(6) Pukul 10.05 : Mengkolaborasi pemberian obat sesuai indikasi
Salbutamol 3 × 0,6 mg
Hasil : Klien terlihat menangis, klien tidak muntah
(7) Pukul 12.00 : Melakukan kolaborasi pemberian nebulizer ventolin 1
ampul + NaCL0,9%
Hasil : Klien tidak terlihat menangis saat dilakukan tindakan
nebulizer, dan setelah selesai di lakukan nebulizer klien terlihat
nyaman
2) Diagnosa ke 2 : Ketidakefktifan pola napas berhubungan dengan hambatan
jalan napas
(1) Pukul 09.10 : Mengkaji pola napas klien
Hasil : Gerakan dada cepat, terdapat pernapasan cuping hidung
(2) Pukul 09.20 : Memberikan posisi semi fowler pada klien
Hasil : Klien terlihat nyaman dengan posisi semi fowler
(3) Pukul 09.40 : Melakukan pemberian oksigen nasal kanul 2 Lpm
Hasil : Klien terlihat tenang
(4) Pukul 12.00 : Mengkaji tanda-tanda vital
Hasil : Suhu 36ºC, nadi 98 x/menit, frekuensi pernapasan 25 x/menit
(5) Pukul 14.00 : Memberikan obat oral salbutamol 0,6 mg
Hasil : klien tenang, klien tidak muntah
3) Diagnosa ke 3 : Resiko defisit nutrisi berhubungan dengan intake yang
tidak adekuat
(1) Pukul 08.55 : Timbang BB
Hasil: BB 6,8 Kg
(2) Pukul 09:30 : Mengkaji intake nutrisi
Hasil : Ibu klien mengatakan selera makan klien mulai membaik dan,
ibu klien mengatakan klien juga makan roti
(3) Pukul 10.40 : Mengkaji penyebab selera makan klien menurun
Hasil : Ibu klien mengatakan klien menurun selera makannya karena
klien masih batuk dan sulit untuk makan karena terdapat sekret
(4) Pukul 11.05 : Mengevaluasi pemahaman ibu klien tentang anjuran
untuk memberi makan klien sedikit tapi sering
Hasil : Ibu klien mengatakan memahami anjuran yang diberikan, ibu
klien terlihat memberikan klien makan bubur jumlah yang
sedikit tetapi sering dan klien juga makan roti.
(5) Pukul 13.00 : Mengkolaborasi pemberian obat oral sanbeflex drop 0,6
cc
Hasil: klien tenang, klien tidak menangis
(6) Pukul 13.55 : Mengkaji intake nutrisi
Hasil : Ibu klien mengatakan selera makan klien mulai membaik dan,
ibu klien mengatakan klien juga senang makan roti
3.4.3. Implementasi Keperawatan Hari Ketiga, Tanggal 30 Mei 2019
1) Diagnosa ke 1 : Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan
sekret yang tertahan
(1) Pukul 14.00 : Mengkaji tanda-tanda vital
Hasil : Suhu 36,2ºC, nadi 102x/menit, frekuensi pernapasan 22
x/menit
(2) Pukul 14.20 : Melakukan auskultasi suara napas tambahan
Hasil: Terdengar suara napas tambahan ronchi berkurang pada paru
kanan bagian bawah, klien tenang dan ibu klien mengatakan
batuk berdahak berkurang
(3) Pukul 14. 30 : Mengkolaborasi pemberian nebulizer ventolin 1 ampul
+ NaCL0,9%
Hasil : Klien terlihat tenang, klien terlihat batuk berdahak
(4) Pukul 14.53 : Menganjurkan ibu klien untuk memberikan air hangat
pada klien
Hasil : Ibu klien mengatakan setelah klien sering minum air hangat,
klien terlihat nyaman
(5) Pukul 15.05 : Mengkolaborasi pemberian obat sesuai indikasi
Gentamicin 50 mg /24 jam dan
Hasil : Klien telihat meringis, klien tidak alergi
(6) Pukul 16.00 : Melakukan fisioterapi dada
Hasil: klien terlihat batuk berdahak
(7) Pukul 16.20 : Melakukan asukultasi suara napas tambahan
Hasil: Terdengar suara napas tambahan ronchi berkurang pada paru
kanan bagian bawah
2) Diagnosa ke 2 : Pola napas tidak efektif berhubungan dengan hambatan
jalan napas
(1) Pukul 14.20 : Mengkaji pola napas
Hasil : Gerakan dada teratur, tidak terdapat pernapasan cuping
hidung
(2) Pukul 18.00 : Mengkaji tanda-tanda vital
Hasil : Suhu 36,1ºC, nadi 98x/menit, frekuensi pernapasan 20x/menit
(3) Pukul 14.25 : Memberikan posisi semi fowler
Hasil : Klien terlihat nyaman
(4) Pukul 14.30 : Melakukan pemberian oksigen sesuai indikasi
Hasil : Sesuai dengan indikasi Oksigen klien telah dilepas
(5) Pukul 16.30 : Mengkolaborasi pemberian obat oral salbutamol 0,6 mg
Hasil : klien tenang, klien tidak muntah
3) Diagnosa ke 3 : Resiko defisit nutrisi berhubungan dengan intake yang
tidak adekuat
(1) Pukul 15.00 : Mengkaji intake nutrisi
Hasil : Ibu klien mengatakan selera makan klien mulai membaik,
dengan porsi 5-6 sendok , dan diselingi dengan klien makan
roti
(2) Pukul 15.10 : Mengkaji penyebab selera makan klien menurun
Hasil : Ibu klien mengatakan selera makan klien sudah mulai
membaik, dikarenakan klien tidak batuk
(3) Pukul 15.25 : Mengevaluasi pemahaman ibu klien tentang anjuran
untuk memberi makan klien sedikit tapi sering
Hasil : Ibu klien mengatakan memahami anjuran yang diberikan, ibu
klien terlihat memberikan klien makan bubur dengan jumlah
yang sedikit tetapi sering.
(4) Pukul 16.50 : Menimbang BB
Hasil: 6,8 Kg
(5) Pukul 16.55 : Mengkolaborasi pemberian obat oral sanbeflex drop 0,6
cc
Hasil: Klien tenang, klien tidak muntah
3.5. Evaluasi
Kamis, 30 Mei 2019 16.25
1) Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan sekret yang
tertahan
S : Ibu klien mengatakan batuk berdahak klien berkurang
O : Klien terlihat nyaman dan tidak batuk
TTV dalam rentang normal
T = 36,2 ºC
N = 102 x/menit
Pernapasan = 22 x/menit
Ibu klien memahami anjuran yang diberikan
A : Bersihan jalan napas tidak efektif teratasi
P : Intervensi dihentikan, pasien pulang
Discharge Planning
1) Evaluasi kesiapan untuk pulang
2) Memberikan intruksi pemulangan kepada orang tua
3) Orangtua dapat memberikan perawatan yang diperlukan
Kamis, 30 Mei 2019 18.00
2) Pola napas tidak efektif berhubungan dengan hambatan jalan napas
S : Ibu klien mengatakan klien tidak sesak lagi
O : Klien terlihat tenang
TTV dalam rentang normal
T = 36,2 ºC
N = 102 x/menit
RR = 22 x/menit
A : ketidakefektifan pola napas teratasi
P : Intervensi dihentikan, pasien pulang
Kamis, 30 Mei 2019 16.55
3) Resiko defisit nutrisi berhubungan dengan intake yang tidak adekuat
S : Ibu klien mengatakan memahami anjuran yang diberikan, ibu klien
mengatakan selera makan klien sudah mulai membaik,
O : Ibu klien terlihat memberikan klien makan bubur dengan jumlah yang
sedikit tetapi sering BB klien tidak mengalami penurunan yaitu 6,8 Kg
A : Resiko defisit nutrisi teratasi
P : Intervensi dihentikan, pasien pulang
1) Anjurkan ibu klien untuk memberikan makan sedikit tapi sering
2) Timbang BB setiap hari
3) Kolaborasi pemberian obat suplemen sesuai indikasi

Anda mungkin juga menyukai