Anda di halaman 1dari 2

Gara gara CORONA.......

Oleh : Fransiska Olivia Dewanti

Sekolah yang asri, damai, dan selalu di penuhi keramaian anak-anak bermain bersama dengan penuh
kegembiraan. Itulah julukan yang kuberikan untuk sekolah SMP Xaverius 4. Disitulah ku
mengabdikan diri untuk belajar mendidik calon penerus bangsa. Sukacita,keakraban persaudaraan
dan kebersamaan selalu ada disetap lembaran hari-hari kami.

Namun.............
Gara-gara Corona, seakan cerita keseharianku hilang
Bak ditelan bumi
Sekarang sekolahku sepi suara teriakan kegembiraan anak-anak
Kemanakah mereka?Kemankah kebersamaan ini?

Ada jarak diantara kita,tidak ada jabat tangan, tidak ada kebersamaan, semua dituntut untuk
dirumah saja, masker yang harus selalu dipakai untuk menutupi sebagian wajah ini, itulah gambaran
kehidupanku saat ini.
Sedih......
Seperti mimpi, namun inilah kenyataan....
Libur akhir semester yang menjadi penantian panjang kami, bak hilang, karena semua angka di
tanggalan menjadi merah dicat oleh corona.

Namun Ada banyak hal yang bisa aku ambil dari peristiwa ini, khususnya saya sebagai guru,
Pertama, saya dituntut untuk terus belajar menguasai teknologi informasi, yang awalnya saya tidak
mengerti apa itu zoom,apa itu google drive, apa itu google formulir sekarang saya tau bagaimana
memfungsikan itu semua,karena mau tidak mau guru harus melayani pembelajaran jarak jauh secara
online, selain itu saya juga dituntut untuk mengembangkan kreatifitas model pembelajan agar
pembelajaran tidak membosankan dan menyenangkan untuk mereka walaupun tidak tatap muka.

Kedua, peserta didik dituntut untuk tetap disiplin menggunakan waktu sebaik-baiknya untuk dapat
mengikuti pembelajaran online, peserta didik juga dilatih untuk dapat lebih mandiri dan
bertanggungjawab dalam menyelesaikan tiap tugas-tugasnya selain itu mereka juga terlatih untuk
memiliki budaya hidup sehat dan bersih dengan adanya himbauan pemerintah untuk sering mencuci
tangan dan menjaga kebersihan. Mereka juga memiliki banyak waktu untuk bersama-sama dengan
orangtuanya sehingga keakraban dapat bertambah didalam kehidupan keluarga mereka. Selama ini
banyak waktu mereka habiskan disekolah, dari pagi sampai sore, namun dengan keadaan ini waktu
berkumpul anak dengan orangtua menjadi lebih banyak.

Ketiga, saya sebagai ibu muda yang baru merasakan bagaimana rasanya memiliki anak namun tidak
banyak waktu untuknya, karena korona ini saya menjadi memiliki banyak waktu bersama putra saya,
sehingga kami bisa lebih akrab, bercanda, dan bermain bersama-sama untuk dapat lebih
mempererat hubungan antara anak dan orangtua. Begitu juga pastinya dengan mereka orangtua
lainnya bisa melakukan tugasnya untuk membimbing, mendidik, mengajar, dan mendampingi putra-
putrinya dalam mengikuti pembelajaran online serta dalam mengerjakan tugas-tugas yang diberikan
oleh guru, sehingga dapat mengetahui perkembangan pendidikan dan pengetahuan yang sudah
diperoleh oleh putra putrinya selama ini.

Oleh karena itu dibalik adanya pandemi ini, mari kita pikirkan hikmah yang dapat kita refleksikan
bersama. Jangan sampai kita tidak melihat hikmah ini, karena terjebak dengan kekhawatiran yang
hanya membuat kita semakin resah. Bahkan kekhawatiran yang tidak dapat menambah sedetikpun
hidup kita. Melainkan serahkan kekhawatiran kita kepada Sang Penguasa Hidup. Terutama bagi kita
pelaku pendidikan baik guru,murid dan orangtua, tetap semangat dalam melakukan bagian masing-
masing kita, gunakan kesempatan ini untuk senantiasa belajar. Semoga pandemi ini segera usai.
Namun kita juga harus sabar dan disiplin mengikuti anjuran-anjuran pemerintah untuk tetap
bekerja, belajar dan berdoa dirumah.

Setelah semua ini berakhir, mari kita berpesta bersama merayakan kemenangan dan kebersamaan
yang telah hilang.

Anda mungkin juga menyukai