NIM : 1900007001
Model Taba merupakan modifikasi dari model Tyler, yang menekankan pada pemusatan perhatian
guru. Teori Taba mempercayai bahwa guru merupakan faktor utama dalam usaha pengembangan
kurikulum.
Karakteristik Model Kurikulum Taba yaitu pengembangan Kurikulum dilakukan guru dan
memposisikan guru sebagai inovator dalam pengembangan kurikulum.
Kelemahan Model Taba yaitu model induktif Taba mungkin tidak menarik bagi pengembang
kurikulum yang lebih memilih mempertimbangkan aspek-aspek yang lebih global dari kurikulum
sebelum melanjutkan ke spesifik.
EVALUASI KURIKULUM
Evaluasi Kurikulum adalah proses penerapan prosedur ilmiah untuk mengumpulkan data yang valid
dan reliabel untuk membuat keputusan tentang kurikulum yang sedang berjalan atau telah
dijalankan. Dimaksudkan untuk memeriksa kinerja kurikulum secara keseluruhan ditinjau dari
berbagai kriteria efektivitas, relevansi, efisiensi, dan fleksibility program.
KONSEP PEMBELAJARAN
Konsep Belajar ialah proses memperoleh ilmu yang berkenaan dengan disposisi atau kapabilitas
individu, melalui latihan-latihan yang dilakukan, ruang lingkup belajar pun tak terbatas bisa belajar
dari pengalaman dan interaksi dengan lingkungan.
Konsep Mengajar diantaranya yaitu upaya guru untuk membangkitkan atau mendorong seseorang
untuk belajar, menciptakan lingkungan untuk proses belajar, usaha untuk membuat siswa untuk
terjadinya perubahan tingkah laku, dan pekerjaan yang berorientasi layanan yang berarti guru
memiliki kewajiban utama terhadap siswa.
Kaitan Kurikulum dengan proses belajar dan mengajar Dengan kurikulum tersebut para siswa
melakukan berbagai kegiatan belajar, sehingga terjadi perubahan dan perkembangan tingkah laku
siswa, sesuai dengan tujuan pendidikan dan pembelajaran. Kurikulum juga melibatkan pengajar
untuk mengimplementasikan program pendidikan yang ada dalam kurikulum. Dari sini lah terjadi
proses belajar mengajar atau transfer ilmu dari pengajar ke pelajar dengan tujuan untuk memenuhi
tujuan pendidikan dan pembelajaran yang terdapat pada kurikulum.
HAKEKAT : Anak sebagai subjek dan objek, perubahan, serta guru sebagai fasilitator.
Ciri-Ciri : Memiliki Tujuan, ada prosedur, desain materi, aktivitas anak (KBM), disiplin, dan ada Batas
waktu.
Proses belajar mengajar adalah proses mengatur, mengorganisir lingkungan yg ada di sekitar siswa
sehingga dapat menumbuhkan dan mendorong siswa melakukun proses belajar. Pada tahap
berikutnya belajar mengajar adalah proses memberikan bimbingan bantuan kpd siswa dalam
melakukan proses belajar.
Goals adalah tujuan yang diharapkan dicapai setelah melalui satu periode pembelajaran.
Tujuan pembelajaran haruslah memenuhi tujuan pembelajaran harus operasional, harus dapat
diukur ketercapaiannya, dan harus mencakup domain kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Kriteria Pengembangan Tujuan pembelajaran meliputi; berorientasi pada siswa, berisikan hasil
pembelajaran (learning outcomes) , jelas, dan dapat diobservasi.
SMARTER meliputi; specific, measurable, acceptable, realistic, time frame, extending, dan
rewarding.
Pengembangan Bahan Ajar; TERPILIH yaitu bahan pelajaran dipilih sesuai dengan tujuan, tingkat
perkembangan mental intelektual, dan didasarkan atas asas kebermanfaatan dan kebermaknaan.
TERORGANISASI yaitu membagi dan menyusun sesuatu dalam bagian secara teratur serta melihat
keterhubungan satu terhadap yang lain. Seperti mempersiapkan materi pembelajaran yang akan
disampaikan sebelum, selama, dan setelah mengajar.
Strategi pembelajaran; suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar
tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Bagiannya yaitu Exposition-discovery
learning dan Group-individual learning.
Teknik pembelajaran dapat diatikan sebagai cara yang dilakukan seseorang dalam
mengimplementasikan suatu metode secara spesifik.
Taktik pembelajaran merupakan gaya seseorang dalam melaksanakan metode atau teknik
pembelajaran tertentu yang sifatnya individual.
Model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal
sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru.
MENDIAGNOSA SISWA & TINDAKLANJUT (Masa Pandemi)
COVID-19 (masih) menerpa dunia
Menurut UNESCO(2020), Sekitar setngah populasi siswa dunia sekarang tidak bersekolah
karena pandemi COVID-19 dan 940 juta siswa di 195 negara tidak sekolah karena Corona.
Indonesia pun terdampak juga, menurut Kemdikbud, Kemenag(2019) jumlah siswa
sekolah/madrasah sebesar 35,3 juta, mahasiswa sebanyak 8,1 juta, dengan total
siswa/mahasiswa sebesar 43,4 juta.
Beragamnya kondisi sosial ekonomi, akses teknologi, dan sebaran covid-19 menyebabkan
proses belajar & capaian belajar siswa sangat bervariasi. Pada tahun ajaran baru, sebelum
pembahasan materi baru, perlu diawali dengan asesmen untuk mengdiagnosa pengaruh
belajar di rumah (BDR) pada capaian belajar siswa. Belajar di rumah, dalam beberapa kasus
menyebabkan terjadinya defisit capaian belajar.
5. New Normal.
ASESMEN DIAGNOSIS
Proses sistematis untuk mengumpulkan data siswa yang berfungsi untuk melihat kemampuan
dan kesulitan yang dihadapi dalam belajar. Berdasarkan informasi tersebut guru akan dapat
menyusun program pembelajaran yang bersifat realitas sesuai dengan kenyataan objektif.
Sebuah bentuk pra-penilaian yang memungkinkan guru untuk menentukan individu siswa
kekuatan, kelemahan, pengetahuan, dan keterampilan sebelum instruksi. Hal ini terutama
digunakan untuk mendiagnosis siswa kesulitan dan membimbing pelajaran serta Perencanaan
kurikulum.
ASESMEN AWAL :
1) untuk mengetahui kesulitan belajar yang dihadapi peserta didik, termasuk kesalahan
pemahaman konsep, saat Belajar di Rumah (BDR)
2) Untuk mengidentifikasi kelemahan peserta didik sebagai dasar interpretasi dalam
memberikan tindak lanjut.
TAHAPAN ASESMEN DIAGNOSTIK -Masa Pandemi (salah satu opsi)
Antara kelas sebelumnya, interpretasi dan tindaklanjut, serta kelas tahun ajaran baru saling
berkaitan. Lalu setelah itu terjadi proses entry behavior, process of intruction, dan intended
goal.
Dari materi di atas dapat saya serap bahwa pembelajaran di Era New Normal ini tidak lah
mudah. Karena terjadi setelah pandemi Covid-19 menyerang jadi kurikulum atau kebijakan-
kebijakan tentang prosedur pembelajaranpun terjadi modifikasi. Seperti diawali dengan
Asesmen Diagnostik, pembelajaran dengan protokol kesehatan, serta pembelajaranpun
menjadi daring dan Blanded.
Diawali dengan Asesmen Diagnostik, hal ini berarti dibutuhkan kemampuan untuk membuat
plan pembelajaran yang efisien yang haruslah tersusun secara sistematis sesuai dengan
keadaan realatias sekarang ini.
Pembelajaran dengan protokol kesehatan, hal ini berarti prosedur pembelajaran harus
mengikuti protokol tersebut. Yang mana siswa harus selalu menjaga kebersihan agar tidak
terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
Pembelajaran daring dan blanded, pembelajaran di era new normal ini tidak sama dengan
pembelajaran seperti biasa dan tidak sama pula dengan pembelajaran pada saat pandemi.
Pemebelajaran akan berlangsung dengan mengkombinasikan antara daring dan tatap muka.
Jika pembelajaran benar-benar membutuhkan agar siswa bertatap muka langsung dengan
guru aka hal tersebut boleh dilaksanakaan dengan catatan harus sesuai dengan protokol
kesehatan yang sudah berlaku.