Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM di RPH

BAPAK DIDIK

Dosen Pembimbing: Drh. Heru Suripta,M.P

LAPORAN PENELITIAN

Oleh :

1. Riki Waahyu Adi (192161)


2. Agung Dwi Santoso (192094)
3. Adi Saputra (192127)
4. Nurvika Rudianto (192086)

JURUSAN PRODUKSI TERNAK


AKADEMI PETERNAKAN KARANGANYAR
TAHUN 2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayat-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah akhir praktikum mata
kuliah Parasitologi ini tanpa halangan apapun.
Kami mengucapkan banyak terimakasih kepada dosen mata kuliah
Parasitologi yang telah mmberikan bimbingan dan pengajaran. Terima kasih
kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam proses penyelesaian laporan
penellitian ini.
Kemampuan maksimal dan usaha yang keras telah dicurahkan dalam
menyelesaikan makalah laporan ini. Semoga usaha yang telah dilakukan tidak sia-
sia dan mendapatkan hasil yang baik.
Kami menyadari bahwa laporan akhir yang telah disusun ini masih jauh
dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun baik
lisan maupun tulisan sangat diharapkan.

ii
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PRAKTIKUM di RPH BAPAK DIDIK

di BEKONANG

Telah disetujui oleh pembimbing :

Pada tanggal :

2 Desember 2019

Pembibing akademik Pembibing Lapangan

Drh. Heru Suripta,M.P Sutardi

iii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................ii

HALAMAN PENGESAHAN..................................................................................iii

DAFTAR ISI............................................................................................................. iv

PENDAHULUAN.....................................................................................................1
A. Latar Belakang........................................................................................1
B. Tujuan.....................................................................................................1
C. Manfaat...................................................................................................2

TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................................3

A. Rumah Pemotongan Hewan(RPH)..........................................................3


B. Fungsi RPH..............................................................................................3
C. Tipe Tempat Pemotongan Hewan............................................................4

MATERI METODE.................................................................................................5

A. Waktu dan Tempat Pemotongan Hewan..................................................5


B. Instrumen Penelitian.................................................................................5
C. Metode Penelitian.....................................................................................5
D. Tahapan Pelaksanaan Penelitian..............................................................5
E. Teknik Pengumpulan Data.......................................................................6

HASIL DAN PEMBAHASAN................................................................................7

A. Hasil.........................................................................................................7
B. Pembahasan..............................................................................................7
1. Pengertian fasciola hepatica.............................................................7
2. Penyebab Penyakit fasciola hepatica.................................................7
3. Pencegahan Penyakit fasciola hepatica.............................................8
4. Pengobatan Hewan yang terkena fasciola hepatica...........................8

KESIMPULAN & SARAN......................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................10

LAMPIRAN..............................................................................................................11

iv
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Rumah Potong Hewan adalah (RPH) adalah suatu bangunan atau komplek
bangunan dengan desain dan konstruksi khusus yang memenuhi persyaratan
teknis dan higienis tertentu serta digunakan sebagai tempat pemotongan hewan
(Permeneg Lingkungan Hidup, 2006). Rumah Potong Hewan yang telah dibangun
merupakan salah satu dari beberapa RPH yang ada di Kabupaten Sukoharjo
sehingga keberadaannya sangat dibutuhkan oleh masyarakat dalam pengelolaan
dan penyediaan daging yang aman, sehat, utuh dan halal bagi kebutuhan
penduduk sekitarnya.
Pemotongan sapi dilakukan di RPH karena untuk menstandarisasi daging
yang akan dikonsumsi. Dengan proses pemesiksaan kesehatan ternak sebelum
dipotong dan pemberian cap bahwa daging telah melewati pemotongan di RPH.
Proses pemotongan sapi di RPH dilakukan oleh petugas yang sudah ahli sehingga
mampu memotong lebih dari satu sapi.
Rumah Potong Hewan sebagai tempat usaha pemotongan hewan dalam
penyediaan daging sehat seharusnya memperhatikan faktor-faktor yang
berhubungan dengan sanitasi baik dalam lingkungan RPH maupun lingkungan
disekitarnya. Selain menghasilkan daging, RPH juga menghasilkan produk
samping yang masih bisa dimanfaatkan dan limbah Permasalahan Bangunan
Rumah Potong Hewan (RPH) ternak sapi berada di dekat kecamatan Bekonang
dan sudah dilengkapi dengan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL), namun
sampai saat ini RPH tersebut masih menimbulkan pencemaran terhadap
lingkungan sekitarnya.

B. Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis cacinng apa saja yang ada
di dalam hati sapi yang dipotong di RPH. Untuk mengetahui bagaimana sapi-sapi
ini bisa terserang cacing hati dan juga supaya kami tau cara mengobati atau
pencegahan agar sapi tidak terserang cacing hati.

1
C. Manfaat

Kami menjadi mengetahui jenis cacing apa saja yang ada didalam hati
seekor sapi dan mengetahui penyebab sapi bisa terserang cacing hati. Kami juga
jadi mengetahui cara pencegahan dan pengobatan agar sapi tidak terkena cacing
hati.

2
TINJAUAN PUSTAKA

A. Rumah Pemotongan Hewan(RPH)

Menurut Keputusan Menteri Pertanian Nomor 555/Kpts/TN.240/9/1986


tentang syarat syarat Rumah Pemotongan Hewan dan ijin Usaha Pemotongan
Hewan,Rumah Pemotongan Hewan adalah suatu bangunan atau Kompleks
bangunan dengan desain tertentu yang digunakan sebagai tempat pemotongan
hewan selain unggas bagi konsumsi masyarakat luas.
Usaha Pemotongan Hewan adalah kegiatan kegiatan yang dilakukan oleh
perorangan atau badan hukum yang melaksanakan pemotongan hewan selain
unggas di rumah pemotongan hewan milik sendiri atau milik pihak lain,atau
menjual pemotongan hewan.

Menurut Darsono (2006). Perbedaan antara RPH dan TPH dapat


dikategorikan dalam beberapa tipe. Pertama. Rata rata TPH adalah milik
swasta,sementara RPH dimiliki oleh pemerintah negeri. Perbedaan yang
signifikan adalah RPH mempunyai laboratorium bersama dengan bangunan
RPH,sementara TPH memiliki laboratorium pada kandang atau
feedlot.laboratorium RPH untuk menguji kesehatan ternak dan kesehatan daging
saat akan di distribusikan.TPH sendiri dapat digolongkan menjadi 2 yaitu modern
dan tradisional.

Hal tersebut diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 1983


tentang kesehatan masyarakat Veteriner yang pada prinsipnya telah mengatur hal
hal sebagai berikut:

1. Setiap hewan potong yang akan dipotong harus sehat dan telah diperiksa
kesehatanya oleh petugas pemeriksa yang berwenang.
2. Pemotongan hewan harus dilaksanakan di RPH atau tempat pemotongan
hewan lainya yang ditunjuk oleh pejabat yang berwenang.

B. Fungsi TPH/RPH

Tempat Pemotongan Hewan merupakan unit/sarana pelayanan masyarakat


dalam penyediaan daging sehat mempunyai funfsi sebagai berikut:

3
1. Tempat dilaksanakanya pemotongan hewan secara benar
2. Tempat dilaksanakanya pemeriksaan hewan sebelum dipotong (ante
mortem) dan pemeriksaan daging (post mortem) untuk mencegah
penularan penyakit hewan ke mananusia
3. Tempat untuk mendeteksi dan memonitor penyakit hewan yang
ditemukan pada pemeriksaan ante mortem dan post mortem guna
pencegahan dan pemberantasan penyakit hewan menular didaerah asal
hewan.
4. Melaksanakan seleksi dan pengendalian pemotongan hewan besar betina
bertanduk dan masih produktif (SNI 01-6159-1999).

C. Tipe Tempat Pemotongan Hewan

Pelaksanaan pemotongan hewan atau penyembelihan hewan ternak


ruminasia besar seperti ternak sapi dan kerbau,dapat dilakukan oleh siapa dan
dimana saja,tetapi harus memenuhi beberapa persyaratan tertentu,dan
menggunakan fasilitas atau peralatan khusus sehingga karkas atau daging yang
dihasilkan layak dan aman dikomsumsi oleh manusia.
Tempat pemotongan hewan terbuka yang sederhana umumnya terdapat di
daerah pedesaan yang belum maju dan fasilitas yang dipergunakan masih relatif
sederhana berupa penggantung penggantung berkerak sederhana yang dibuat dari
bahan kayu atau pipa baja .
Industri Rumah Potong Hewan umum (RPH) sudah menggunakan fasilitas
dan menggunakan peralatan modern dan mempunyai beberapa ruangan khusus
untuk pelaksanaan pemotongan ternak,pendingin dan penyimpanan karkas.(SNI
01-6159-1999)
Menurut Manual Kesmavet (1993) RPH/TPH ini harus memenuhi syarat yang
secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi syarat
lokasi,kelengkapan,bangunan,komponen bangunan utama dan kelengkapan
RPH/TPH:

1. lokasi RPH/TPH
2. kelengkapan bangunan
3. komponen bangunan utama
4. kelengkapan RPH/TPH

4
MATERI METODE

A. Waktu dan Tempat Pemotongan Hewan

Penyembelihan hewan dilaksanakan pada pukul 01.00 WIB sampai


dengan pukul 05.00 WIB di RPH milik pak Didik didaerah Bekonang,Sukoharjo.

B. Instrumen Penelitian

1. Alat
- Pisau
- Sarung tangan
- Alat tulis
2. Bahan
- Hati sapi yang masih segar

C. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini kami melakukan penelitian di RPH untuk meneliti


sapi yang terdapat cacing hati (Fasciola hepatika). Dan dalam penelitian ini kami
meneliti jenis cacing apa saja yang ada di dalam hati sapi. Tetapi kami tidak bisa
meneliti banyak karena di RPH ini hanya memotong sekitar 4-6 ekor sapi dalam
sehari.

D. Tahapan Pelaksanan Penelitian

pelaksaan penelitian ini melalui beberapa tahap:

Mengurus ijin ke pemilik RPH

Datang ke RPH pukul 00.30 WIB sampai pukul 04.30


WIB

Melakukan pengamatan dan penelitian di hati sapi

Mengumpulkan data

5
     Membuat Laporan penelitian

E. Teknik Pengumpulan Data

Datang ke RPH setiap hari selama 4 hari dan mencatat sebagian besar
kegiatan di RPH. Mencatat ada berapa ekor sapi yang disembelih pada hari itu.
Langkah kedua mencatat ada berapa ekor hewan yang mengidap penyakit cacing
hati. Mengambil dokumentasi dan membuat rekapan data dari hari pertama
sampai hari terakhir.

HASIL DAN PEMBAHASAN

6
A. Hasil

Pada hasil penelitian ini kami mengetahui jenis cacing yang ada dalam hati
sapi dan kami mengetahui berapa presentasi sapi yang terdapat cacing hati
(Fasciola hepatika).

Tabel 4.1 tentang presentase hewan yang terkena cacing hati

Hari/tanggal Jumlah hewan yang Presentase hewan yang


dipotong terkena cacing hati
Rabu,4 Desember 2019 4 ekor Sapi 75%
Kamis,5 Desenber 2019 5 ekor Sapi 80%
Jumat,6 Desember 2019 3 Ekor sapi 100%
Sabtu,7 Desember 2019 5 Ekor sapi 80%

Dalam tabel diatas dijelaskan bahwa di hari pertama presentase hewan


terkena cacing adalah 75% artinya 3 dari 4 hewan tersebut yang terkena cacing
hati (fasciola hepatica).dihari kedua presentase hewan terkena cacing adalah 80%
artinya 4 dari 5 ekor sapi terserang cacing hati (fasciolla hepatica). Hari ketiga
presentase hewan yang terkena cacing adalah 100% artinya ketiga hewan tersebut
terserang cacing hati semua (fasciolla hepatica).Hari terakhir presentase hewan
terkena cacing adalah 80% artinya 4 dari 5 ekor sapi terserang cacing hati
(fasciolla hepatica).

B. Pembahasan

1. Pengertian fasciola hepatica

Fasciola hepatica merupakan trematoda hati yang sering menginfeksi


sapi. Infeksi dengan Fasciola hepatica disebut fasciolisis yang tersebar luas di
berbagai daerah diseluruh dunia termasuk di Indonesia. Fasciolosis
mengakibatkan suatu penyakit hepatitis parenkimatosa akut dan suatu
kholangitiskronis. Setelah menyerang hati tahap selanjutnya cacing ini dapat
mengakibatkan gangguan metabolism lemak, protein dan karbohidrat,
sehingga dapat mengganggu pertumbuhan, menurunkan bobot hidup,anemia
dan dapat menyebabkan kematian.
Dari hasil penelitian tersebut, mengindikasikan bahwa ternak sapi yang
berada di rumah potong hewan milik Bapak Didik tidak semuanya dalam
keadaan sehat atau terbebas dari infeksi parasit (cacing hati).Sebagian besar
malah banyak yang terserang penyakit cacing hati(Fasciolla hepatica).

7
2. Penyebab Penyakit Cacing Hati (fasciola hepatica)

penyakit cacing hati menyerang ternak sapi karena pakan yang diberikan
ke ternak adalah jerami dan tumbuhan hujau. Jerami dan tumbuhan hijau
sangat berpotensi menimbulkan penyakit hati pada ternak sapi. Jerami dan
tumbuhan hijau memiliki kandungan memiliki senyawa sekunder atau yang
biasa disebut zat antinutrisi yang dapat menimbulkan sapi terserang cacing
hati. Zat anti nutrisi yang dominan pada jerami salah satunya adalah mimosin,
tanin, Saponin dan indospicine. Zat nutrisi tersebut memiliki pengaruh yang
signifikan pada ternak apabila masuk dalam tubuh pada kadar yang tinggi
yakni timbulnya penyakit non infeksius. Zat antinutrisi bisa tertular ke jerami
dan tumbuhan hijau disebabkan oleh cacing Fasciola hepatica sp (cacing hati),
ditularkan melalui siput air (Lymnea rubiginosa) yang mengeluarkan tetasan
telur cacing hingga calon cacing menempel pada rumput atau jerami basah.

3. Pencegahan Penyakit Cacing Hati (fasciola hepatica)

 Jaga kebersihan ternak, kandang dan lingkungan sekitar,


 Pemberian pakan berkualitas baik, jika diberi pakan jerami diharapkan
dikeringkan dahulu atau diproses fermentasi / amoniasi sehingga
mengurangi penularan,
 Jika hewan sakit segera diobatkan supaya tidak berkelanjutan,
 Pemberian vitamin dan obat cacing secara rutin,
 Hindari menggembalakan ternak pada pagi-pagi atau terlalu pagi saat
rumput masih basah atau tertempeli embun pagi, usahakan
menggembalakan ternak setelah rumput mulai tidak basah lagi setelah
terkena sinar matahari.

4. Pengobatan Sapi Yang Terserang Penyakit Cacing Hati

Pada ternak yang terinfeksi, penanganan yang dapat dilakukan antara lain:

 Pemberian obat cacing yang dapat membasmi cacing hati, seperti


Wormectin Plus/ Wormectin Plus-B

 Pemberian multivitamin seperti ADE-Plex Inj/ Injeksi Vitamin B


Kompleks untuk meningkatkan daya tahan tubuh dan mempercepat
penyembuhan

 Melakukan sanitasi kandang dan peralatan peternakan dengan


membersihkan, mencuci dan menyemprot dengan desinfektan (Neo
Antisep, Medisep) setiap hari

8
9
KESIMPULAN & SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah di laksanakan pada tanggal 4-7


Desember 2019 tentang penelitian Cacing Hati (Fasciola hepatica) pada Hati Sapi
di Rumah Potong Hewan Bapak Didik Kecamatan Bekonang Kabupaten
Sukoharo. Terdapat cacing hati (fasciola hepatica) di dalam hati sapi yang
disembelih di RPH bapak didik. Dan dalam penyembelihan hewan sapi di RPH
Bapak Didik hewan yang terdapat cacing hati 80% hewan yang terdapat cacing
hati.

B. SARAN
1. Penelitian ini diharpakan menjadi sumber informasi ilmiah terkait prevalensi
cacing Fasciola hepatica pada hati sapi di Rumah Potong Hewan Bapak
Didik Kecamatan Bekonang Kabupaten Sukoharjo.
2. Diharapkan menjadi pedoman masyarakat dalam memilih daging sapi yang
berkualitas khususnya hati sapi sebagai kebutuhan nutrisi bagi tubuh.
3. Bagi penelitian selanjutnya disarankan untuk mengambil sampel lebih banyak
dan mengambil sampel di pasar tradisional.

10
DAFTAR PUSTAKA

Keputusan Menteri Pertanian Nomor 555/Kpts/TN.240/9/1986 tentang syarat


syarat Rumah Pemotongan Hewan dan ijin Usaha Pemotongan Hewan

Darsono. 2006. Pengaruh Proses Pelayuan Terhadap Kualitas Daging. Disertasi


Program Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor. Bogor

Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 1983 tentang kesehatan masyarakat


Veteriner yang pada prinsipnya

Irianto, K. 2009. Parasitologi. Yrama Widya: Bandung

https://www.kompasiana.com/lia09029/5d93781e097f36221a549c12/kemarau-
perhatikan-hijauan-pakan-ternak-anda?page=all

Standar Nasional Indonesia.1999. Rumah Pemotongan Hewan. Badan


Standarisasi Nasional: Jakarta.

https://ternakdanburung.blogspot.com/2016/10/cara-mencegah-penyakit-cacing-
hati-pada.html

https://www.medion.co.id/id/atasi-penyakit-cacing-hati/

11
LAMPIRAN

Gambar 6. 1

Gambar 6. 2

12
Gambar 6. 3

Gambar 6. 4

13

Anda mungkin juga menyukai