Anda di halaman 1dari 17

DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang................................................................................................1

1.2 Perumusan Masalah............................................................................................3

1.3 Tujuan Penelitian..............................................................................................3

1.3.1 Tujuan Umum...............................................................................................3

1.3.2 Tujuan Khusus...............................................................................................3

1.4 Manfaat...............................................................................................................3

I.4.1 Akademik.......................................................................................................3

1.4.1 Instasi Pendidikan.........................................................................................3

1.4.2 Bagi Penelitian selanjutnya...........................................................................3

1.4.1.3 Mahasiswa..................................................................................................4

1.4.2 Masyarakat....................................................................................................4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Post Partum..........................................................................................................5

2.1.1  Definisi Postpartum......................................................................................5

2.1.2 Tujuan Asuhan Postpartum (Masa Nifas).....................................................5

2.2 Asi........................................................................................................................7

2.2.1 Definisi ASI Eksklusif.................................................................................7

2.2.2 Kandungan ASI.............................................................................................7

2.2.3 Manfaat Pemberian ASI.............................................................................10

2.3 Perawatan Payudara...........................................................................................13

i
2.3.1 Pengertian Perawatan Payudara..................................................................13

2.3.2 Manfaat Perawatan Payudara................................................................14

2.3.3 Cara Perawatan Payudara......................................................................14

2.3.4 Akibat yang timbul jika tidak melakukan perawatan payudara.................15

BAB 3 PEMBAHASAN

3.1 Profil Penelitian............................................................................................16

3.2 Deskripsi penelitian......................................................................................17

3.3 Variabel internal...............................................................................................18

3.4 Variabel eksternal..............................................................................................19

BAB 4 PENUTUP

4.1 Kesimpulan........................................................................................................20

4.2 Saran..................................................................................................................20

Daftar Pustaka............................................................................................................22

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Diare merupakan salah satu penyebab utama dari morbiditas dan mortalitas di
negara yang sedang berkembang dengan kondisi sanitasi lingkungan yang buruk,
persediaan air yang tidak adekuat, kemiskinan, dan pendidikan yang terbatas (WHO,
2013). Setiap tahun di dunia terdapat 1 dari 5 anak meninggal akibat diare (UNICEF,
2009). Pada tahun 2012 di dunia sebanyak 2.195 anak meninggal setiap hari akibat
diare (CDC, 2012). Berdasarkan pada Riskesdas tahun 2013 di Indonesia period
prevalence diare adalah sebanyak 3,5% lebih kecil dibanding Riskesdas tahun 2007
sebanyak 9%. Penurunan prevalensi ini diasumsikan pada tahun 2007 pengumpulan
data tidak dilakukan secara serentak, sementara tahun 2013 pengumpulan data
dilakukan secara serentak (Riskesdas, 2013). Prevalensi diare di Indonesia pada usia
>15 tahun adalah sebanyak 30,1%, sedangkan prevalensi diare pada usia <15 tahun
sebanyak 21,9% (Riskesdas, 2013).
Berdasarkan pada Riskesdas tahun 2013 bahwa Propinsi Jawa Timur
menduduki posisi ke 11 jumlah prevalensi diare terbanyak dari 33 propinsi yang ada
di Indonesia (Riskesdas, 2013). Salah satu Kabupaten di Jawa Timur yang wilayah
kecamatannya ditetapkan KLB (kejadian luar biasa) adalah Kejadian diare di
Kabupaten Bondowoso sampai dengan bulan September tahun 2015 sebanyak 22.791
penderita diare. Kabupaten Bondowoso Kejadian diare di Kabupaten Bondowoso
terbanyak terjadi di Kecamatan Tlogosari, Kecamatan Cermee, dan Kecamatan
Wonosari. Penderita diare sampai bulan September tahun 2015 di Kecamatan Cermee
sebanyak 1.741 penderita diare dengan cakupan terbanyak berada di Desa Solor. Pada
tahun 2013 di Kecamatan Cermee ditetapkan sebagai kejadian luar biasa (KLB) diare.

1
Banyak faktor resiko yang diduga menyebabkan terjadinya penyakit diare.
Salah satu faktor antara lain adalah sanitasi lingkungan yang kurang baik, persediaan
air yang tidak hiegienis, dan kurangnya pengetahuan (WHO, 2013). Selain itu, faktor
hygiene perorangan yang kurang baik dapat menyebabkan terjadinya diare (Primona
dkk, 2013; Azwinsyah dkk, 2014), kepemilikan jamban yang tidak ada dapat
menyebabkan diare (Azwinsyah dkk, 2014). Tingginya angka kejadian diare, peneliti
tertarik untuk meneliti lebih jauh tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan
kejadian diare, terutama dalam menganalisis adanya hubungan dengan faktor
ketersediaan air bersih, faktor sanitasi lingkungan, faktor ketersediaan jamban, faktor
hygiene perorangan, faktor perilaku buang tinja, dan faktor sanitasi makanan.
Pemilihan di Desa Solor, Kecamatan Cermee sebagai tempat penelitian didasarkan
pada angka prevalensi yang tinggi dan juga pernah di tetapkan sebagai daerah dengan
KLB (kejadian luar biasa) diare di Kabupaten Bondowoso, serta belum pernah
dilakukan penelitian tentang faktorfaktor yang berhubungan dengan kejadian diare di
Desa Solor, Kecamatan Cermee setelah dijadikan daerah KLB diare.

1.2 Perumusan Masalah

Apakah terdapat Faktor-faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian Diare Di Desa

Solor Kecamatan Cermee Bondowoso ?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan umum dari penulisan ini adalah untuk mengetahui Faktor-faktor yang

Berhubungan Dengan Kejadian Diare Di Desa Solor Kecamatan Cermee Bondowoso.

1.3.2 Tujuan Khusus

2
Adapun tujuan khusus dalam penulisan ini adalah:

Untuk mengidentifikasi Faktor-faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian Diare Di

Desa Solor Kecamatan Cermee Bondowoso

1.4 Manfaat

I.4.1 Akademik

1.4.1 Instasi Pendidikan.

Sebagai gambaran bagi instansi untuk mengetahui Faktor-faktor yang Berhubungan

Dengan Kejadian Diare Di Desa Solor Kecamatan Cermee Bondowoso.

1.4.2 Bagi Penelitian selanjutnya.

Penelitian ini diharapkan menjadi bahan kajian atau data awal untuk melakukan

penelitian lebih lanjut terhadap Faktor-faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian

Diare Di Desa Solor Kecamatan Cermee Bondowoso

1.4.1.3 Mahasiswa.

Untuk memperluas wawasan dan pandangan mahasiswa/i tentang Faktor-faktor yang

Berhubungan Dengan Kejadian Diare Di Desa Solor Kecamatan Cermee Bondowoso.

1.4.2 Masyarakat

Memberikan pemahaman yang dianggap tepat kepada masyarakat agar memahami

hubungan Faktor-faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian Diare Di Desa Solor

Kecamatan Cermee Bondowoso.

3
BAB 2

TINJAUN PUSTAKA

2.1 Post Partum

2.1.1  Definisi Postpartum
Diare merupakan penyakit yang ditandai dengan frekuensi yang melebihi dari biasa
(>3 kali/hari) disertai dengan perubahan kosistensi tinja (menjadi cair) dengan atau
tanpa darah dan lendir Surawicz, (C.M., & Ochoa, B. 2007).
2.1.2 Macam-macam penyakit diare
Diare terbagi dua berdasarkan mula dan lamanya yaitu :
1) Diare akut
Diare akut adalah diare yang awalnya mendadak dan berlangsung singkat,
dalam beberapa jam sampai 7 atau 14 hari.
Etiologi
Infeksi merupakan penyebab utama diare akut, baik oleh bakteri, parasit maupun
virus. Penyebab lain yang dapat menimbulkan diare akut adalah toksin dan obat,
nutrisi eteral diikuti puasa yang berlangsung lama, kemoterapi, impaksi tekal
(overflow diarrhea) atau berbagai kondisi lain.
a. Patogenesis
Diare akibat infeksi terutama ditularkan secara fekal oral. Hal ini disebabkan
masukan minuman atau makanan yang terkontaminasi tinja ditambah dengan
ekresiyang buruk, makanan yang tidak matang, bahkan yang disajikan tanpa dimasak.
Penularannya adalah transmisi orang ke orang melalui aeorosolisasi (Morwalk,
Rotavirus), tangan yang terkontaminasi (Clostridium diffecile), atau melalui aktivitas
seksual. Faktor penentu terjadinya diare akut adalah faktror penyebab (agent) dan
faktor penjamu (host). Faktor penjamu adalah kemampuan pertahanan tubuh terhadap

4
organisme, yaitu faktor daya tahan tubuh atau lingkungan lumen saluran cerna,
seperti keasaman lambung, motilitas lambung, imunitas, juga mencakup lingkongan
mikroflora usus. Faktor penyebab yang mempengaruhi patogenesis antara lain daya
penetrasi yang merusak sel mukosa, kemampuan memproduksi toksin yang
mempengaruhi sekresi cairan di usus, serta daya lekat kuman-kuman tersebut
membentuk koloni-koloni yang dapat menginduksi diare.
Patogenesis diare yang disebabkan infeksi bakteri terbagi dua, yaitu:
1. Bakteri noninvasit (enterotoksigenik)
Toksin yang diproduksi bakteri akan terikat pada mukosa usus halus, namun tidak
merusak mukosa. Toksin meningkat kadar siklik AMP di dalam sel, menyebabkan
sekresi aktif anion klorida ke dalam lumen usus yang diikuti air, ion karbonat, kation
natrium, dam kalium.
2. Bakteri enteroinvasif
Diare menyebabkan kerusakan dinding usus berupa nekrosis dan ulserasi, dan bersifat
sekretorik eksudatif. Cairan diare dapat bercampur lendir dan darah. Bakteri yang
termasuk dalam golongan ini adalah Enteroinvasive E. Coli (EIEC). S. Paratyphi B,
S. Typhimurium, S. enteriditis, S. choleraesuis, Shigela, Yersinia, dan C. Pertringens
tipe C. penyebab diare lainnya seperti parasit menyebabkan kerusakan berupa ulkus
besar (E. histolytica), kerusakan vilia yang penting untuk penyerapan air, elektrolit,
dan zat makanan (G. Lambdia)

1) Diare kronik
Diare kronik ditetapkan berdasarkan kesepakatan, yaitu diare yang berlangsung lebih
dari tiga minggu. Ketentuan ini berlaku bagi orang dewasa, sedangkan pada bayi dan
anak ditetapkan batas waktu dua minggu.
a. Etiologi
Diare kronik memiliki penyebab yang bervariasi dan tidak seluruhnya diketahui.
b. Patofisiologi

5
Proses terjadinya diare dipengaruhi dua hal pokok, yaitu konsistensi feses dan
motilitas usus, umumnya terjadi akibat pengaruh keduanya. Gangguan proses
mekanik dan ensimatik, disertai gangguan mukosa, akan mempengaruhi pertukaran
air dan elektrolit, sehingga mempengaruhi konsistensi feses yang terbentuk.
Diare kronik dibagi tiga yaitu :
1. Diare osmotik
Dijelaskan dengan adanya faktor malabsorpsi akobat adanya gangguan absorpsi
karbohidrat, lemak atau protein, danb tersering adanya malabsorpsi lemak. Teses
berbentuk steatore.
2. Diare sekretorik
Terdapat gangguan tranpor akibat adanya perbedaan osmotif intralumen dengan
mukosa yang besar sehungga terjadi penarikan cairan dan alektrolit ke dalam lumen
usus dalam jumlah besar. Teses akan seperti air. Diare sekresi terbagi dua
berdasarkan pengaruh puasa terhadap diare :
1. Diare sekresi yang dipengaruhi keadaan puasa berhubungan
dengan proses intralumen, dan diakibatkan oleh bahan-bahan yang
tidak dapat diabsorpsi, malabsorpsi karbohidrat, letesiensi laktosa
yang mengakibatkan intolerassi laktosa.
2. Diare cair yang tidak dipengaruhi keadaan puasa terdapat pada
sidrom korsinoid, VIP (Vasoactive Inkestinal Polypeptida) oma,
karsinoma tiroid medular, adenoma vilosa, dan diare diabetik.
3. Diare inflamasi
Diare dengan kerusakan kematian enterosit disertai peradangan. Fese berdarah.
Klompok ini paling sering ditemukan. Trbagi dua yaitu nonspesitik dan spesitik.
c. Penatalaksanaan
a. Simtomatis
1. Rehidrasi
2. Antipasmodik, antikolinergik
3. Obat anti diare

6
a. Obat antimotilitas dan sekresi usus : Laperamid, ditenoksilat,
kodein fosfat.
b. Aktreotid (sadratatin)
c. Obat anti diare yang mengeraskan tinja dan absorpsi zat toksin
yaitu Arang, campura kaolin dan mortin.
4. Antiemetik (metoklopromid, proklorprazin, domperidon).
5. Vitamin dan mineral, tergantung kebutuhan, yaitu:
a. Vitamin Bie, asam, vitamin A, vitamin K
b. Preparat besi, zinc,dan lain-lain.
6. Obat ekstrak enzim pankreas.
7. Aluminium hidroksida, memiliki efek konstifasi, dan mengikat
asam empedu.
8. Fenotiazin dan asam nikotinat, menghambat sekresi anion usus.
b. Kausal
Pengobatan kausal diberikan pada infeksi maupun non infeksi Pada diare kronik
dengan penyebab infeksi, obat diberikan berdasarkan etiologinya.

2.1.3 Manifestasi klinis


Secara klinis diare karena infeksi akut dibagi menjadi dua golongan yaitu :
1) Koleriform, dengan diare yang terutama terdiri atas cairan saja
2) Disentriform, pada diare di dapat lendir kental dan kadang-kadang
darah.
3) Berak encer, biasanya 3X atau lebih dalam sehari, kadang-kadang
disertai :
4) Muntah
5) Badan lesu dan lemah
6) Tidak mau makan
7) Panas

7
2.1.4 Penatalaksanaan
Pada orang dewasa, penatalaksanaan diare akut akibat infeksi terdiri dari :
1. Rehidrasi sebagai prioritas utama pengobatan
Empat hal penting yang perlu diperhatikan adalah :
1) Jenis cairan
2) Jumlah cairan
3) Jalan masuk atau cara pemberian cairan
4) Jadwal pemberian cairan.
2. Identifikasi penyebab diare akut karena infeksi
3. Terapi simtomatik
4. Terapi defenitif
2.1.5 Cara Pencegahan Penyakit Diare
1. Pemberian ASI
Dapat mencegah Diare karena terjamin kebersihannya serta dapat meningkatkan daya
tahan tubuh baalita.
2. Pemberian makanan
Berilah anak balita makanan yang bersih dan bergizi.
3. Pemakaian air besih
Gunakan air bersih untuk membersihkan makanan dan minuman bayi.
4. Berak pada tempatnya
Biasakanlah anak anda buang kotoran pada jamban (kakus)
5. Kebersihan perorangan
Biasakanlah mencuci tangan sebelum makam serta sesudah buang kotoran.
6. Kebersihan makanan dan minuman
Perhatikan kebersihan makanan dan miniman meulai daor cara-cara mencuci,
memasak, menhhidangkan dan cara menyimpan makanan.

8
BAB 3

PEMBAHASAN

3.1 Profil Penelitian

a. Judul Penelitian : Hubungan Perawat Payudara Pada Ibu Postpartum

dengan Kelancaran Pengeluaran Asi Di Desa Karang Duren Kecamatan

Tengaran Kabuten Semarang.

b. Pengarang : Nur Sholichah

c. Sumber : Jurnal komunikasi kesehatan (edisi.,2012_e-jouenal)

Akbid.purworejo

d. Kata Kunci : Perawatan payudara kelancaran ASI

e. Abstrak :

Perawatan payudara adalah suatu tindakan perawatan payudara yang

dilaksanakan, baik oleh ibu post partum maupun di bantu oleh orang lain

yang dilaksanakan mulai hari pertama atau kedua setelah melahirkan.

Kelancaran ASI dan kecantikan payudara pasca menyusui juga tergantung

perawatanya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui

hubungan antara perawatan payudara pada ibu post partum dengan

kelancaran pengeluaran ASI di Desa Karangduren Kecamatan Tengaran

Kabupaten Semarang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini

adalah deskripsi korelasi, populasi dalam penelitian ini adalah semua Ibu

post-partum pada hari ketiga sampai enam minggu pada bulan Februari-

9
Maret 2011 sebanyak 31 ibu postpartum. Pengambilan sampel dilakukan

dengan teknik total Sampling dengan sampel 31 ibu post partum pada hari

3-6 minggu. Analisa data menggunakan analisis Chi-Square. Hasil

penelitian sebagian besar responden (51,6 %) mempunyai perawatan

payudara pada masa nifas yang kurang baik. Ibu post partum di Desa

Karangduren Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang sebagian besar

(51,6 %) mempunyai kelancaran pengeluaran ASI yang lancar. Ada

hubungan antara perawatan payudara pada ibu post partum dengan

kelancaran pengeluaran ASI di Desa Karangduren Kecamatan Tengaran

Kabupaten Semarang dengan p = 0,007.

f. Tanggal Publikasi : Vol 2 nomor 02 (2001)

3.2 Deskripsi penelitian

a. Tujuan penelitian :

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara

perawatan payudara pada ibu post partum dengan kelancaran pengeluaran ASI

di Desa Karangduren Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang

b. Desain Penelitian :

Deskripsi Korelasi adalah suatu penelitian untuk mengetahui hubungan dan

tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih tanpa ada upaya untuk

mempengaruhi variabel tersebut sehingga tidak terdapat manipulasi variabel

(Faenkel dan Wallen, 2008:328)

10
c. Populasi/sampel: Populasi adalah merupakan wilayah generalisasi yang terdiri

dari obyek/subyek yang memiliki kuantitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Populasi pada penelitian ini adalah Ibu post-partum sebanyak 31 orang.

Sampel adalah Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang

dimiliki oleh populasi tersebut, ataupun bagian kecil dari anggota populasi

yang diambil menurut prosedur tertentu sehingga dapat mewakili populasinya.

Sampel Ibu post-partum adalah sebanyak 15 orang.

d. Outcome :

Hasil penelitian sebagian besar responden (51,6 %) mempunyai perawatan

payudara pada masa nifas yang kurang baik. Ibu post partum di Desa

Karangduren Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang sebagian besar (51,6

%) mempunyai kelancaran pengeluaran ASI yang lancar. Ada hubungan

antara perawatan payudara pada ibu post partum dengan kelancaran

pengeluaran ASI di Desa Karangduren Kecamatan Tengaran Kabupaten

Semarang dengan p = 0,007.

3.3 Variabel internal

penelitian ini dilakukan pada semua ibu dalam masa 3 hari – 6 minggu post

partum pada bulan Maret 2011 sebanyak 31 ibu post partum di Desa

Karangduren Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang. Cara pengambilan

data yang dilakukan dengan melakukan survei, wawancara atau dengan

11
menyebarkan kuesioner pada responden penelitian. reliable sehingga jurnal ini

dapat aplikasikan.

3.4 Variabel eksternal

Pada penelitian ini dilakukan di desa karang duren kecamatan tanggrang

kabupaten semarang dengan menggunakan deskripsi korelasi dengan uji

statistic chi square dengan menentukan kriteria inklusi dan ekslusi . sehingga

sehingga jurnal ini dapat aplikasikan.

12
BAB 4

PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Ibu post partum yang perawatan payudara pada masa nifas kurang baik di Desa

Karangduren Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang dari 31 responden

sebanyak 16 responden (51,6 %).

Ibu post partum kelancaran pengeluaran ASI yang lancar di Desa Karangduren

Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang sebanyak 16 responden (51,6 %).

Ada hubungan yang bermakna antara perawatan payudara ibu post partum

dengan kelancaran pengeluaran ASI di Desa Karangduren Kecamatan Tengaran

Kabupaten Semarang dengan ρ = 0,007.

4.2 Saran
1. Bagi Masyarakat

Kepada masyarakat terutama ibu menyusui hendaknya melakukan perawatan

payudara untuk meningkatkan kelancaran pengeluaran ASI dan mengikuti

penyuluhan serta anjuran dari tenaga kesehatan.

2. Bagi Tenaga Kesehatan

Untuk mempersiapkan ibu nifas pada saat menyusui diperlukan suatu usaha

yang baik, diharapkan bidan desa dan tenaga kesehatan lainya diharapkan

agar ikut serta meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya

13
perawatan payudara bagi ibu menyusui dengan cara memberikan motivasi

melalui penyuluhan kepada ibu nifas saat hamil sampai masa nifas.

3. Bagi Peneliti

Perlunya meneliti faktorfaktor lain yang belum diteliti oleh peneliti berkaitan

dengan kelancaran pengeluaran ASI seperti makanan dan gizi ibu saat

menyusui, kondisi psikis, faktor istirahat, faktor isapan anak sehingga dapat

lebih terbukti serta perlu diadakan penelitian di tempat yang berbeda dengan

judul yang sama

14
DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati dan Wulandari. 2008. Asuhan Kebidanan Nifas. Jogjakarta: Mitra


Cendekia Press.

Anggraini, Yetti. 2010. Asuhan Kebidanan Masa Nifas. Yogyakarta: Pustaka Rihana.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:


Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:


Rineka Cipta.

Depkes RI. 2005. Manajemen Laktasi Buku Paduan Bagi Petugas Kesehatan di
Puskesmas. Jakarta: Direktorat Gizi Masyarakat.

Hidayat, A. Aziz Alimul. 2007. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis.
Jakarta : Salemba Medika.

Indiarti, M. T. 2007. Paduan Lengkap Kehamilan, Persalinan dan Perawatan Bayi.


Yogjakarta : Diglossis Media.

Jenny, Sr. 2006. Perawatan Masa Nifas Ibu dan Bayi. Yogjakarta: Sahabat Setia.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2002. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Prasetyono, Dwi Sunar. 2009. Buku Pintar ASI eksklusif pengenalan, praktik, dan
pemanfaatannya. Jogjakarta: Diva Press.

Proverawati dan Rahmawati. 2010. Kapita Selekta ASI dan Menyusui. Yogjakarta:
Nuha Medika.

Pusdiknakes. 2001. Perawatan Payudara Pasca Melahirkan: Jakarta: Depkes RI.

Saryono dan Pramitasari. 2008. Perawatan Payudara Dilengkapi dengan Deteksi Dini
Terhadap Penyakit Payudara. Jogjakarta: Mitra Cendekia Press.

15

Anda mungkin juga menyukai